Dengan sampainya kita pada akhir bulan Ramadhan, banyak dari kita yang mengatakan bahwa semuanya telah berakhir, ini adalah sebuah ungkapan yang salah dalam memahami 30 hari bulan Ramadhan ini, padahal tidak ada yang berakhir dari 30 hari ini, malah sebaliknya semuanya baru dimulai selepas 30 hari bulan Ramadhan ini.
Hujjatul Islam Abul Fadhl Ismaili mengatakan bahwa sebelum mengenal lebih jauh pola kehidupan mahdawi, terlebih dulu kita harus mengetahui defenisinya. Jika seseorang bertanya kepadaku tentang kehidupan mahdawi itu apa? Menurutku kehidupan mahdawi ialah ketika sebuah kehidupan yang terjadi saat ini yakni saat masa gaibnya Imam Zaman afs serupa dengan kehidupan pada masa kemunculan Imam afs.
Paling baiknya waktu dan kondisi untuk kehidupan mahdawi ialah kesempatan yang ada pada bulan Ramadhan. Dengan sampainya kita pada akhir bulan Ramadhan, banyak dari kita yang mengatakan bahwa semuanya telah berakhir, ini adalah sebuah ungkapan yang salah dalam memahami 30 hari bulan Ramadhan ini, padahal tidak ada yang berakhir dari 30 hari ini, malah sebaliknya semuanya baru dimulai selepas 30 hari bulan Ramadhan ini. Selama 30 hari di bulan Ramadhan ini kita telah banyak belajar dana telah melalui tahapan pelajaran “penghambaan dan kehidupan” sehingga dalam 11 bulan ke depan kita bisa terus melanjutkan pola kehidupan seperti ini.
Jika di bulan Ramadhan dalam sebulan penuh itu kita mengkhatamkan Al-Qur’an, merenung dan meresapi maknanya maka seterusnya kita akan melakukannya dan jika kita sebulan penuh bangun di tengah malam maka di hari-hari berikutnya kita akan melanjutkannya, dan jika hubungan kita dengan Allah swt semakin bertambah maka hal ini juga akan kita dapati. Jadi anggapan yang mengatakan bahwa dengan berakhirnya bulan Ramadhan maka semuanya juga akan berakhir dan akan kita tinggalkan, ujar Hujjatul Islam Ismaili.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email