Pesan Rahbar

Home » » Tunanetra Yang Telah Mendidik 800 Hafiz

Tunanetra Yang Telah Mendidik 800 Hafiz

Written By Unknown on Tuesday, 2 August 2016 | 22:30:00


Syaikh Hamid Mustafa al-Khouli adalah hafiz tunanetara seluruh Al-Quran asal Mesir, dimana sampai sekarang 800 orang telah berhasil menghafal kalam wahyu Ilahi secara lengkap, dengan hadir di kelas-kelasnya.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari al-Youm al-Sabi; Syaikh Hamid Mustafa al-Khouli, hafiz tunanetra seluruh Al-Quran asal Mesir yang sampai sekarang 400 tunanetra dan 400 pelajar laki-laki dan perempuan dewasa dengan hadir di kelas-kelasnya, telah berhasil menghafal seluruh Al-Quran.

Ia kehilangan penglihatannya sedari umur 7 tahun karena penyakit infeksi mata dan pengobatan tidak tepat oleh seorang dokter tradisional dan kedua orang tuanya, namun insiden ini merupakan kelahiran baru baginya, sampai-sampai ia dapat menghafal seluruh Al-Quran hanya dalam waktu tiga tahun.

Syaikh al-Khouli lahir dalam keluarga tidak mampu di desa Maniyyah Athiyya, kota Damanhur propinsi Buhaira Mesir, sampai-sampai ayahnya bekerja ke para petani besar guna menjamin apa yang dibutuhkan oleh tujuh orang keluarganya.

Setelah kehilangan penglihatannya di usia tujuh tahun, tunanetra ini antusias mendengarkan ayat-ayat Al-Quran dan mempelajari kitab Ilahi ini dan ia berhasil menghafal seluruh Al-Quran sebelum genap sepuluh tahun dan menguasai penuh pokok dan kaidah-kaidah tajwid.


Kisah Mirip Beografi Thaha Husein

Syaikh Hamid Mustafa al-Khouli, dengan upaya dan mengharap kepada Allah akhirnya mampu menghafal seluruh Al-Quran dan berhasil mendapatkan ijazah S1 dalam jurusan Ushuluddin dan sekarang ini merupakan imam dan khotib pensiunan kementerian wakaf dan urusan Islam Mesir dan aktif sebagai pengajar adukasi hafalan Al-Quran. Sejatinya kisah kehidupannya hampir mirip dengan kisah kehidupan Thaha Husein, penulis, penceramah tunanetra Mesir dan termasuk pelopor bidang kesusastraan Arab.

Hafiz tunanetra Mesir ini berbicara tentang kehidupannya, saya kehilangan penglihatanku di usia tujuh tahun, aku pergi ke madrasah tradisional edukasi Al-Quran terdekat untuk menimba hafalan Al-Quran di desa al-Hijnaya, untuk hal ini saya harus pergi ke sebuah desa bernama Abul Fadhl dan menyeberang jalan pertanian Kairo ke Iskandariah supaya sampai ke madrasah ini, yang jaraknya sekitar empat kilo dari kampung kami.

Lebih lanjut ia menambahkan, madrasah ini dimulai dari terbitnya matahari dan terus berlanjut sampai shalat Ashar. Saya dan anak-anak desa lainnya menghafal ayat-ayat Al-Quran dalam waktu yang singkat, meski saya tunanetra, namun dengan pertolongan Allah saya dapat menghafal Al-Quran dalam waktu tiga tahun.

Syaikh Hamid al-Khouli mengungkapkan, supaya saya dapat membayar biaya kuliah, saya bekerja di sebuah sekolah dasar sebagai pengurus penyelenggara kegiatan-kegiatan agama dan dengan cara ini saya dapat membaya biaya kuliah dan setelah lulus dari fakultas Ushuluddin, saya bekerja sebagai imam dan khotib di kementerian wakaf Mesir dan sekarang ini menjadi pengajar edukasi hafalan Al-Quran kepada anak-anak dan orang dewasa.

"Al-Hamdulillah sampai sekarang sudah ada 400 pelajar dewasa, laki-laki dan perempuan dan 400 anak-anak dengan hadir di kelas-kelas Al-Quran saya, telah berhasil menghafal seluruh Al-Quran dan sekarang ini saya memiliki kesiapan untuk mengajarkan Al-Quran kepada para generasi baru,” tegasnya.


Satu-satunya Harapan Saya adalah Menunaikan Haji

Syaikh Hamid menegaskan, satu-satunya harapan saya adalah pergi menunaikan ibadah haji bersama istri saya dan membayar hutang-hutang saya; karena Allah mengampuni semua dosa-dosa manusia kecuali hutang, karena di situ adalah hak para hamba-hamba-Nya dan Allah Swt pembagi rezeki para hamba, sebagaimana yang telah disabdakan dalam surah Hud ayat 6, "Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”

Di penghujung ia mengatakan, saya sangat gelisah karena hutang 20 ribu Pound ini dan semoga saya dapat melunasinya sebelum ajal tiba, karena dalam riwayat dengan tetasan darah pertama yang tertumpah dari seorang syahid, semua dosa-dosanya akan diampuni, akan terselamatkan dari azab kubur dan memberi syafaat kepada 70 anggota keluarganya, namun hutangnya tidak akan diampuni.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: