Hafsah binti Umar bin Khattab (5 bi’tsah – 45 H) adalah salah seorang istri-istri Nabi Muhammad Saw. Berdasarkan riwayat, ia dan Aisyah telah menyakiti Nabi. Ayat pertama dan ke empat surah Al-Tahrim mengisyaratkan tentang hal ini.
Dari peri kehidupan Hafsah, terdapat catatan tentang keputusannya untuk menyertai Aisyah untuk keluar demi memerangi Imam Ali As pada Perang Jamal, namun dicegah oleh saudaranya. Hafsah menukilkan hadis-hadis dari Nabi Muhammad Saw, sebagian besarnya dalam tema haji, salat, pernikahan dan puasa.
Peri Kehidupan Hafsah
Hafsah adalah anak perempuan Umar bin Khatab dan Zainab (saudari Utsman bin Madh’un. [1] Ia lahir pada tahun ke-5 sebelum bi’tsah, tahun ketika Ka’bah dibangun kembali. [2]
Hafsah menikah dengan Khunais bin Khudzafah Sahmiy [3] sebelum Hijrah ke Madinah dan ketika hijrah, ia bersama dengan Khunais pindah ke Madinah. [4] Khunais meskipun ia tengah mengalami sakit, namun ia tetap ikut dalam Perang Badar [5] dan meninggal beberapa lama setelah itu. [6]
Pernikahannya dengan Nabi Muhammad Saw
Hafsah dinikahi Nabi setelah kematian suaminya, pada Sya’ban tahun ke 3 H, dua bulan [7] atau tiga bulan sebelum perang Uhud [8] [9]
Dalam sebagian laporan sejarah diberitakan bahwa sebelum pernikahannya dengan Nabi Saw, Abu Bakar, dan Utsman bin Affan juga meminangnya, namun berita ini diragukan kebenarannya. [10] Rasulullah memberikan mahar sebanyak 400 dirham. [11]
Berdasarkan perintah Nabi, seorang wanita bernama Syafa binti Abdullah Adawiyah yang telah pandai membaca dan menulis pada zaman jahiliyyah mengajarkan baca tulis kepada Hafsah. [12]
Menyakiti Nabi
Berdasarkan referensi riwayat, Hafsah dan Aisyah ia adalah orang yang menjadikan Rasulullah Saw tersakiti . Pada Sahih Muslim dituliskan perkataan khalifah ke dua: Aku mendekati Aisyah, aku berkata: Hai anak perempuan Abu Bakar, mengapa kelakuanmu menyebabkan Rasul tersakiti? Aisyah berkata: Hai anak laki-laki Khatab! Ada perlu apa denganku?
Pikirkan anak perempuanmu sendiri. Kemudian aku pun menemui Hafsah dan aku berkata: Mengapa kau menyakiti Rasulullah? Aku bersumpah kau sendiri mengetahui bahwa Rasulullah Saw tidak mencintaimu dan apabila aku tidak ada, maka Nabi pasti sudah menceraikanmu. [13]
Sebagian referensi menuliskan bahwa Nabi telah menceraikannya [14] namun kemudian beliau ruju’ kepadanya. [15]
Dalam sebagian riwayat dikatakan bahwa Nabi Muhammad Saw berkehendak menceraikan Hafsah, namun malaikat Jibril memperingatkan Nabi Saw. [16]
Dalam riwayat yang mengabarkan tentang kabar cerai Hafsah juga diberitakan bahwa ruju’nya Nabi Saw kepada Hafsah karena anjuran Malaikat Jibril. [17]
Riwayat ini secara umum terdapat dalam literatur-literatur ahli hadis dan Hanbali dan terdapat keraguan terkait dengan kebenarannya. [18]
Pada ayat pertama dan ke-4 surah al-Tahrim diisyaratkan tentang gangguan yang dilakukan oleh Aisyah dan Hafsah kepada Nabi Saw. [19]
Cerita tentang hal ini sangat terlihat di rujukan-rujukan Ahlusunnah. [20]
Bahkan Bukhari juga menjelaskan hal ini. [21]
Bukhari meriwayatkan tentang hal ini menukil dari khalifah kedua bahwa Aisyah dan Hafsah sudah bersepakat untuk menyakiti Nabi Muhammad Saw. [22] Qurthubi [23] dan Ibnu Qayim [24] bahkan mengatakan bahwa ayat 1 surah Tahrim
کفَرُوا امْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ کانَتا تَحْتَ عَبْدَینِ مِنْ عِبادِنا صالِحَینِ فَخانَتاهُما فَلَمْ یغْنِیا عَنْهُما مِنَ اللَّهِ شَیئاً وَقیلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلینَ.
(Qs Tahrim: 10) juga mengatakan bahwa ayat ini ditujukan untuk menakut-nakuti Aisyah dan Hafsah. Hafsah dan Aisyah pada saat Nabi terserang sakit dan setelah mengetahui bahwa Nabi Muhammad Saw akan mengirim Imam Ali As untuk mengimami salat di masjid mereka menuju rumah ayah-ayah mereka dan mengajak kedua ayah mereka kehadapan Rasulullah Saw. [25]
Pada zaman Utsman
Hafsah, di zaman Usman bin Affan memerintahkan untuk membunuh budaknya sendiri dan hal ini menyebabkan Utsman menjadi sedih. [26]
Dikatakan bahwa Hafsah menginginkan dari penulis Mushaf ketika menulis ayat 238 surah al-Baqarah supaya mengabarkan kepadanya sehingga penulis wahyu akan menulis apa-apa yang dikatakan oleh Hafsah. [27]
Ia juga setelah kematian ayahnya, Umar menyimpan mushaf al-Quran yang ditulis pada zaman kekhalifahan Abu Bakar dan ketika Utsman bermaksud untuk mengumpulkan mushaf al-Quran, maka ia memberikan mushaf kepada Utsman dan setelah selesai pengumpulan mushaf, mushaf itu dikembalikan kepada Hafsah. [28]
Tidak ikut serta dalam Perang Jamal
Tulisan Asli: Perang Jamal Peristiwa lain yang terjadi pada masa kehidupan Hafsah adalah keputusannya untuk menyertai Aisyah untuk keluar demi memerangi Imam Ali As pada Perang Jamal, namun dicegah oleh saudaranya. [29]
Ketika Imam Ali sampai ke Dzi Qar, Aisyah menulis surat kepada Hafsah dan disana ia menjelaskan kepada Hafsah tentang dikepungnya Imam Ali dan pasukannya. Hafsah pun karena kegembiraannya, mengumpulkan anak-anak Bani Tayim dan Bani ‘Adi dan memanggil budak-budak mereka untuk menyanyikan lagu-lagu kegembiraan atas hal ini. Kabar ini sampai kepada Ummu Salamah, istri Nabi yang lain. Ia pun sangat bersedih hati. Ummi Kultsum binti Ali As dengan maksud mewakili Ummu Salamah pergi ke majelis Hafsah secara diam-diam dan ia menyampaikan penyesalannya atas perilaku Hafsah, Hafsah pun menjadi malu dan tidak melanjutkan majelis itu. [30]
Kedudukan Hafsah dikalangan Ahlusunnah
Pada kitab Ahlusunah, Hafsah menukilkan hadis-hadis dari Nabi Muhammad Saw sebagian besarnya terkait dengan haji, salat, puasa dan nikah. [31]
Orang-orang seperti Abdullah bin Umar, Abdullah bin Safwan Jamhi dan Amru bin Rafi’ meriwayatkan hadis dari Hafsah. [32]
Baqi bin Makhlad dalam musnadnya, menukilkan 60 hadis dari Hafsah. [33]
Demikian juga dalam teks-teks fikih Ahlusunnah dituliskan sebagian dari ijtihad Hafsah. [34]
Ibnu Abi Thahir (Ibnu Thaifur) [35] menukilkan dua khutbah yang dikenal dinukilkan oleh Hafsah. [36]
Ibnu Syahr Asyub [37] menukilkan syair dari Hafsah tentang pujian kepada Sayidah Fatimah Zahra Sa.
Meninggal Dunia
Terdapat perbedaan pendapat, terkait dengan tanggal kapan ia meninggal dunia. [38]
Sebagian menuliskan pada tahun 37 H [39] dan sebagian yang lain menuliskan pada 41 H [40]
namun sebagian besar para ahli sejarawan seperti Ibnu Sa’ad [41] dan Zubair bin Bakkar [42] menulis bahwa Hafsah meninggal pada tahun 45.
Marwan bin Hakam yang ketika itu merupakan gubernur Madinah, mensalati jenazah Hafsah. [43]
Jasadnya dikuburkan di Baqi. [44]
Di Pemakaman Bab Saghir Damisyq terdapat pula kuburan yang dianggab sebagai kuburan Hafsah. [45]
Catatan Kaki:
1. Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 81; Baladzuri, 1417, jld. 2, hlm. 54; Thabrani, jld. 23, hlm. 186.
2. Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 81, Kharrath, hlm. 1215.
3. Abu Ubaidah, hlm. 59, Zubair bin Bakkar, hlm. 39, hlm. 39; Thabrani, jld. 23, hlm. 186.
4. Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 81.
5. Baladzuri, 1417, jld. 2, hlm. 54.
6. Ibnu Sa’ad, jld. 3, hlm. 393; jil 8, hlm. 81; Qais ibnu Qutaibah, hlm. 135, isyarat kepada kehidupan Khunais pada zaman yang lebih akhir.
7. Zubair bin Bakkar, hlm. 39, Ibnu Qutaibah, hlm. 158; Baladzuri, 1417, jld. 2, hlm. 54.
8. Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 83.
9. Untuk mengetahui lebih detail mengenai pernikahannya dengan Nabi Muhammad Saw, silahkan lihat ke Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 8183; Baladzuri, 1417, jld. 2, hlm. 5455, Ahmad bin Abdullah Thabari, hlm. 6768.
10. Silahkan rujuk ke Abu Ubaidah, hal 60; Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 83, 217; Thabrani, jld. 23, hlm. 186-187; Ibnu Abdul Barr, bag 2, hlm. 1811.
11. Ibnu Hisyam, jld. 4, hlm. 294; Qais Zubair bin Bakkar, hlm. 39 yang menerangkan bentuk berbeda dari mahar Hafsah.
12. Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 84; Baladzuri, 1407, hlm. 661.
13. Sahih Muslim, jld. 2, hlm. 1105, Hadis 1479.
14. Abu Ubaidah, hlm. 77; Ibnu Hanbal, jld. 3, hlm. 478; Zubair bin Bakkar, hlm. 40 Thabrani, jld. 23, hlm. 187-188.
15. Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 84, Ibnu Hanbal, jil 3, hlm. 478.
16. Baladzuri, 1417, jld. 2, hlm. 59; Thabrani, jld. 23, hlm. 188.
17. Silahkan merujuk ke Ibnu Sa’ad, hlm. 84-85, Zubair bin Bakkar, hlm. 40, Thabrani, jld. 23, hlm. 188.
18. Pembahasan mengenai Talak Hafsah silahkan lihat: Harrath, hlm. 4357
19. Silahkan lihat: Muhammad bin Jarir Thabari, Jāmi, terkait dengan ayat-ayat yang sedang dibahas: Wakhidi Neisyaburi, hlm. 685-688; Ahmad bin Abdullah Thabari, hlm. 140-144, Dzahabi, jld. 2, hlm. 229.
20. Untuk tafsir ayat-ayat dari surah Tahrim dalam referensi Syiah dan Sunni silahkan lihat: Husaini Fatimi, Naqd wa Barrasi Didgāhhāi Maujud darboreye Afsyai Rāz Payāmbar Saw dar Ayat Ibtidāi Sureh Tahrim.
21. Sahih Bukhari, jld. 5, hlm. 46-49, hadis 4966, Kitab Thalaq, Bab لِمَ تُحَرِّمُ ما أَحَلَّ الله لک
22. Sahih Bukhari, jld. 4, hlm. 1868, hadis 4630, Kitab Tafsir, Bab وَإِذْ أَسَرَّ النبی إلی بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِیثًا
23. Qurthubi, Al-Jami li Ahkam al-Quran, jld. 18, hlm. 202.
24. Ibnu Qayim, I’lām al-Muqi’in an Rabbil Alamin, jld. 1, hlm. 189; Ibnu Qayim, Al-Amtsal fi al-Quran al-Karim, jld. 1, hlm. 57.
25. Silahkan lihat: Mufid, hlm. 428.
26. Malik bin Anas, jld. 2, hlm. 87; Syafi’i, jld. 1, hlm. 293; Thabrani, jld. 23, hlm. 187.
27. Silahkan lihat: Ibnu Abi Dawud, hlm. 96, 97.
28. Bukhari, 1401, jld. 5, hlm. 210, 211; Ibnu Abi Dawud, hlm. 15, 26, 26.
29. Muhammad bin Jarir Thabari, jld. 4, hlm. 451, 454; Ibnu Abil Hadid, jld. 6, hlm. 225.
30. Mufid, hlm. 276, 277, 431; Ibnu Abil Hadid, hal 13.
31. Silahkan lihat: Ibnu Hanbal, jld. 6, hlm. 283-288, jld. 23, hlm. 189-218; Ibnu Katsir, jld. 15 hlm. 361-385.
32. Mizzi, jld. 35, hlm. 154.
33. Silahkan lihat: Dzahabi, jld. 2, hlm. 230.
34. Silahkan lihat: Kharrath, hlm. 8592.
35. Hal 3638.
36. Kharrath, hlm. 94-108.
37. Jld. 3, hal 403.
38. Silahkan lihat: Ibnu Abdul Barr, bag 4, hlm. 1812; Ibnu Hajar Asqalani, jld. 4, hlm. 583.
39. Al-Isti’ab, jld. 4, hlm. 1812.
40. Isti’ab, jld. 4, hlm. 1812.
41. Jld. 8, hlm. 86.
42. Hlm. 40.
43. Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 86; Qais Ahmad bin Abdullah Thabari, hlm. 69 dikatakan bahwa saudara Hafsah, Abdullah bin Umar mensalatkan jenazahnya.
44. Ibnu Sa’ad, jld. 8, hlm. 86, Zubair bin Bakkar, hlm. 40; Thabrani, jld. 23, hlm. 189.
45. Ziaratgah Ahlul Bait wa Ashab Aimah As dar Suriah, Ahmad Khameh Yar.
Daftar Pustaka:
1. Ibnu Abil Hadid, Syarah Nahj al-Balāghah, cet. Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, Qahirah, 1385, 1387/1965/1967, cet. Ofset, Beirut, Tanpa tahun.
2. Ibnu Abi Dawud, Kitab al-Mushāhaf, Beirut, 1405/1985.
3. Ibnu Abi Thahir, Balāghah Nisa, cet. Yusuf Baqa’i, Beirut, 1420/1999.
4. Ibnu Hajar Asqalani, Al-Ashabah fi Tamiz al-Sahabah, cet. Ali Muhammad Bijawi, Beirut, 1412/1992
5. Ibnu Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Beirut, Dar Shadir, Tanpa tahun.
6. Ibnu Sa’ad, Al-Thabaqāt al-Kubrā, cet. Ihsan Abas, Beirut, 1405/1985.
7. Ibnu Syahr Asyub, Manāqib Ali Abi Thalib, cet. Yusuf Baqai, Qum, 1385 H.
8. Ibnu Abdul Barr, Al-Isti’āb fi Ma’rifah al-Ashāb, cet. Ali Muhammad Bijawi, Qahirah, 1380/1960.
9. Ibnu Qutaibah, Al-Ma’ārif, cet. Tsirwah Akasyah, Qahirah, 1960.
10. Ibnu Qayim, Muhammad bin Abu Bakar, I’lam al-Muqinin an Rabbil Alamin, tahkik Taha Abdul Rauf Sa’ad, Dar al-Jail, Beirut, 1973.
11. Ibnu Katsir, Jami al-Masānid wa al-Sunan al-Hadi Laqum Sunan, cet. Abdul Mu’thi Amin Qal’aji, Beirut, 1415/1994.
12. Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah, Cet. Musthafa Saqa, Ibrahim Abyari, Abdul Hafidz Syalabi, Beirut, Dar Ihya al-Turats Al-Arbi, Tanpa tahun.
13. Mu;amar bin Mutsana Abu Ubaidah, Tasmiyah Azwaj Nabi Saw wa Auladuhu, cet. Kamal Yusuf Khaut, Beirut, 1410/1990.
14. Muhammad bin Ismail Bukhari, Sahih Bukhari, cet. Muhammad Dzihni Efendi, Istanbul, 1410/1981.
15. Muhammad Ismail Bukhari, Kitab al-Tārikh al-Kabir (Beirut, Muhammad Dzihni Efendi), Istanbul, 1981/1401.
16. Muhammad Ismail Bukhari, Kitab al-Tārikh al-Kabir, Beirut, 1407/1986.
17. Ahmad bin Yahya Baladzuri, Futuh al-Buldān, cet. Abdullah Anis Tabba’ wa Umar Anis Tabba’, Beirut, 1417/1996.
18. Aminah Kharrath Ummul Mukminin Hafsah binti Umar, Al-Shawwamah al-Qawwamah, Damisyq, 1421/2000.
19. Dzahabi, Muhammad bin Ahmad, Sir I’lām a-Nubala, cet. Syu’aib Arnoth dkk, Beirut, 1401-1409/1981-1988.
20. Mahmud Ramyar, Tārikh Qurān, Tehran, 1362 S.
21. Bukhari, Muhammad bin Ismail *256 H), Sahih Bukhari, riset: Musthafa Daib Bugha, Dar Ibnu Katsir, Al-Yamamah, Beirut, Al-Thab’ah al-Tsalatsah, 1407 S.
22. Zubair Bakkar, Al-Muntakhab min Kitāb Azwaj Nabi Saw, cet Sukainah Syabahi, Beirut, 1403/1983.
23. Muhammad bin Idris Syafi’i, Al-Umm, Beirut, 1403/1983.
24. Subhi, Salihi, Mabāhits fi Ulumul Qurān, Beirut, 1968, cet. Ofset Qum, 1363 S.
25. Sulaiman bin Ahmad Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir, cet. Hamdi Abdul Majid Salafi, cet. Ofset Beirut, 1404.
26. Ahmad bin Abdullah Thabari, Al-Samath Tsamin fi Manāqib Ummahat al-Mukminin, Qahirah, 1402/1983.
27. Thabari, Muhammad bin Jarir, Tārikh Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk, cet. Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, Beirut, 1382-1387/1962-1967.
28. Thabari, Muhammad bin Jarir, Jāmi al-Bayan an Ta’wil al-Quran, Mesir, 1373/1954.
29. Qurtbubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad (671 H), Al-Jami li Ahkām al-Quran, Dar al-Sya’b al-Qahirah.
30. Malik bin Anas, Al-Muwaththa, cet. Muhammad Fuad Abdul Baqi, Qahirah, 1951/1370.
31. Yusuf bin Abdul Rahman Mizzi, Tahdzib al-Kamāl fi Asma al-Rijāl, cet. Basyar Awad Ma’ruf, Beirut, 1422/2002.
32. Muhammad bin Muhammad Mufid, Al-Jamal wa al-Nusrah li Sayidah Itrah fi Harb al-Basrah, cet. Ali Mir Syarifi, Qum, 1374 S.
33. Muslim Neisyaburi, Muslim bin Hijaj (261 H), Sahih Muslim, Riset Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya al-Tsurats al-Arabi, Beirut.
34. Ali Ahmad Wakhidi Neisyaburi, Asbāb Nuzul al-Quran, Riwayah Badruddin Abi Nasr Muhammad bin Abdullah Arghiyani, cet. Mahir Yasin Fahl, Riyadh, 1426/2005.
(Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email