Ketika Alexander, Raja Makedonia terpilih sebagai komandan dan panglima tertinggi untuk menyerang Iran, seluruh lapisan masyarakat datang kepadanya untuk memberikan ucapan selamat atas pengangkatan ini. Akan tetapi Diagones, seorang filosof yang terkenal bangsa Yunani, yang sudah menginjak usia senja, tidak secuil pun memberikan perhatian kepadanya. Alexander sendiri yang memutuskan untuk datang kepadanya. Diagones yang merupakan filosof Cynic (filosof yang memilih hidup susah) Yunani – slogannya adalah qanaah, merasa cukup, bebas dan tidak tamak – sedang berebah dan berjemur di bawah sinar matahari. Karena ia merasa sekelompok orang yang datang ke tempatnya, ia menggerakan badannya untuk bangun sedikit dan membuka sepicik matanya kepada Alexander, namun baginya tidak ada perbedaan antara Alexander dan orang biasa yang datang kepadanya.
Alexander menyampaikan salam kepadanya, lalu berkata: “Apabila engkau memiliki permintaan, silahkan!” Diagones berkata: “Aku hanya memiliki satu permintaan, aku sedang berjemur ketika kalian datang, dan kini kalian menghalangi aku untuk menikmati sinar matahari. Tolong kalian bergeser sedikit ke arah sana!”
Ucapan ini bagi orang-orang yang menyertai Alexander merupakan ucapan bodoh dan sangat pejoratif. Mereka berkata kepada diri sendiri, luar biasa bodohnya orang ini, karena tidak memanfaatkan kesempatan ini. Akan tetapi Alexander yang melihat dirinya rendah di hadapan sikap mandiri dan merdeka ini, berpikir dalam-dalam. Setelah berlalu dari tempat itu, ia berkata kepada para pengawalnya tentang filosof yang memperlakukan mereka seperti itu, “Sesungguhnya apabila aku bukan Alexander, Aku ingin seperti Diagones.” (History of Science, George Sarton).
(Wisdoms-4-All/Isyraq/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email