Pesan Rahbar

Home » » Trump Resmi Larang Imigran Dari Tujuh Negara Muslim, Trump Lebih Mengutamakan Pengungsi Kristen

Trump Resmi Larang Imigran Dari Tujuh Negara Muslim, Trump Lebih Mengutamakan Pengungsi Kristen

Written By Unknown on Saturday, 28 January 2017 | 19:34:00

Larangan buat pengungsi Suriah berlaku tanpa batas waktu. Trump mengutamakan pengungsi Kristen asal Timur Tengah.

Bos Mayapada Group Dato Tahir dan Duta Besar Indonesia untuk Yordania berpose bareng anak-anak pengungsi Suriah di kamp Azraq, Yordania, 27 Oktober 2016. (Foto: KBRI Amman buat Albalad.co)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump hari ini (Jumat malam waktu setempat) meneken surat keputusan melarang masuknya imigran dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim, yakni Irak, Iran, Suriah, Yaman, Sudan, Libya, dan Somalia. Larangan ini berlaku 90 hari hingga sistem imigrasi Amerika diperbaiki.

Menurut Trump, larangan masuknya imigran dari ketujuh negara muslim itu untuk mencegah teroris, bukan orang Islam, menyusup ke Amerika.

"Kami tidak ingin mereka berada di sini," kata Trump saat acara penandatanganan surat keputusan presiden berjudul Melindungi Negara dari Teroris Asing Masuk ke Amerika Serikat di Pentagon (Departemen Pertahanan Amerika). "Kami hanya mau menerima orang-orang ingin mendukung negara kami dan mencintai rakyat kami dengan sungguh-sungguh."

Keputusan Trump ini lebih lunak ketimbang janjinya semasa kampanye pemilihan presiden tahun lalu. Ketika itu, dia berkomitmen bakal melarang imigran muslim dari semua negara.

Dalam surat keputusan presiden tersebut, Trump juga memberlakukan larangan masuknya pengungsi dari seluruh negara selama 120 hari. Namun larangan bagi pengungsi asal Suriah, negara dibelit perang saudara sejak 2011, berlaku tanpa batas waktu.

Presiden dari Partai Republik ini bakal mengutamakan pengungsi Kristen asal Timur Tengah masuk ke Amerika Serikat. "Mereka telah diperlakukan secara mengerikan (di sana)," ujar Trump dalam wawancara dengan stasiun televisi the Christian Broadcasting Network. "Jadi akan menolong mereka."

Perang membekap negara Syam itu telah menewaskan sekitar setengah juta orang dan sebelas juta lainnya mengungsi. Sejak perang meletup dan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) muncul, lebih banyak muslim terbunuh ketimbang Kristen. Hasil jajak Washington Post pada 2015 menyebutkan 78 persen warga Amerika ingin semua pengungsi tanpa melihat latar belakang agama.

Untuk anggaran tahun ini, Amerika bakal menurunkan penerimaan atas jumlah pengungsi dari seratus ribu menjadi 50 ribu orang.

(The-Guardian/New-York-Times/Washington-Post/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI