Keimanan tanpa dibarengi dengan amal tidak bisa dianggap sebagai hakiki, dengan demikian antara iman dan amal haruslah sejalan, karena suatu amalan yang dilakukan pada tingkat keimanan akan memiliki pengaruh luar yang luar biasa
Shabestan News Agency, dalam sebuah kajiannya Hujjatul Islam Muhsin Adib Bahrouz menjelaskan bahwa mengenai perintah untuk melakukan amalan saleh secara garis besar sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, dan Allah swt untuk menjelaskan misdhaq dari amalan saleh tersebut telah menekankannya dalam shalat, zakat dan lain sebagainya.
Beliau menamahkan, ketika sebuah amalan disejajarkan dengan kata saleh, hal ini bermakna bahwa amalan tersebut harus sejalan dengan motivasi dan sebuah harapan, sebagaimana yang ditekankan dalam Al-Qur’an bahwa motivasi tersebut ialah ikhlas, yakni seseorang dalam mengamalkan amalan hanya karena untuk menjalankan perintah Allah swt, inilah yang disebut dengan amalan saleh.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa “dan barang siapa yang melakukan amalan baik seberat dzarah sekalipun maka ia akan melihat balasannya,” hal ini berarti perhitungan mengenai amalan di hari kiamat kelak sangatlah teliti, walaupun hanya amalan yang kecil dengan seberat dzarah juga akan mendapat balasannya.
Sementara keimanan tanpa dibarengi dengan amal tidak bisa dianggap sebagai hakiki, dengan demikian antara iman dan amal haruslah sejalan, karena suatu amalan yang dilakukan pada tingkat keimanan akan memiliki pengaruh luar yang luar biasa, dimana pengaruh ini akan menjadikan seseorang konsisten dalam melakukan perbuatan baik.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email