Allah 'azza wa jalla berfirman, "Wahai Ahmad, sesungguhnya hamba apabila melaparkan perutnya dan menjaga lidahnya, niscaya Kuajarkan hikmah kepadanya, dan jika dia kafir, hikmahnya akan menghujatnya dan menjadi petaka atasnya, dan bila dia beriman, hikmahnya akan menjadi cahaya, bukti kebenaran, penawar dan kasih baginya, lalu dia akan mengetahui apa yang dia belum tahu, dan akan melihat apa yang belum pernah dia lihat. Maka pertama-tama yang dia lihat adalah cela-cela dirinya hingga dia menjadi sibuk (mengingat cela dirinya) dari (mengingat) cela-cela orang lain, dan Aku perlihatkan kepadanya ilmu yang halus hingga setan tidak masuk kepadanya."
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang berlaku zuhud di dunia, niscaya Allah meneguhkan hikmah di dalam hatinya dan lidahnya berbicara dengannya."
Imam 'Ali bin Abî Thâlib as berkata, "Kalahkan syahwat, niscaya hikmah menjadi sempurna bagimu." Beliau berkata, "Hikmah berusaha membaguskan ucapan dan mengamalkan kasih-sayang." Beliau berkata, "Tidak ada hikmah selain dengan 'ishmah (kekuatan ruh yang baik untuk tidak melakukan dosa-dosa)."
Luqmân as pernah ditanya, "Bukankah engkau seorang budak milik keluarga si Fulan?" Beliau berkata, "Ya, tentu." Dia ditanya, "Apa yang telah menyebabkan engkau sampai kepada keadaan yang kami lihat?" Beliau berkata, "Benar dalam berbicara, menyampaikan amanah, meninggalkan segala perkara yang tidak berguna bagiku, menundukkan penglihatanku, menahan lidahku (tidak banyak bicara), menjaga makananku (tidak berlebihan). Dan barangsiapa yang kurang dari ini, maka dia ada di bawahku, dan siapa yang lebih darinya, maka dia di atasku, dan siapa yang mengamalkannya, maka dia semisalku."
Perhatikanlah Luqmân as! Status sosialnya sangat rendah, dia tidak menyandang julukan kehormatan seperti habib, sayyid, tuan, raden, daeng, tubagus, tengku, ndoro, ayatullah, kiai haji dan lain-lain. Dia hanyalah seorang budak lebih dari sekedar babu rumah tangga orang, tetapi dia begitu mulia di sisi Allah hingga sebagian ceritanya disebutkan dalam Al-Quran dan namanya menjadi nama sebuah sûrah. Dia sangat mulia karena mengamalkan enam perkara sebagaimana yang dia sebutkan kepada orang yang bertanya kepadanya.
(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email