Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Belgia. Show all posts
Showing posts with label Belgia. Show all posts

Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) 1830–1870



a. Latar Belakang Timbulnya Sistem Tanam Paksa
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri (pemberontakan Belgia) maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar.
 
Johanes van den Bosch

Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas yang sangat berat itu, Van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang hasil-hasilnya dapat laku di pasaran dunia secara paksa. Setelah tiba di Indonesia (1830) Van den Bosch menyusun program sebagai berikut:
1) Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan pelaksanaannya sulit.
2) Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis jenis tanaman yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
3) Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya kepada pemerintah Belanda.

b. Aturan-Aturan Tanam Paksa
Sistem tanam paksa yang diajukan oleh Van den Bosch pada dasarnya merupakan gabungan dari sistem tanam wajib (VOC) dan sistem pajak tanah (Raffles) dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Penduduk desa yang punya tanah diminta menyediakan seperlima dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran dunia.
2) Tanah yang disediakan bebas dari pajak.
3) Hasil tanaman itu harus diserahkan kepada pemerintah Belanda. Apabila harganya melebihi pembayaran pajak maka kelebihannya akan dikembalikan kepada petani.
4) Waktu untuk menanam tidak boleh melebihi waktu untuk menanam padi.
5) Kegagalan panenan menjadi tanggung jawab pemerintah.
6) Wajib tanam dapat diganti dengan penyerahan tenaga untuk dipekerjakan di pengangkutan, perkebunan, atau di pabrik-pabrik selama 66 hari.
7) Penggarapan tanaman di bawah pengawasan langsung oleh kepala kepala pribumi, sedangkan pihak Belanda bertindak sebagai pengawas secara umum.

c. Pelaksanaan Tanam Paksa
Melihat aturan-aturannya, sistem tanam paksa tidak terlalu memberatkan, namun pelaksanaannya sangat menekan dan memberatkan rakyat. Adanya cultuur procent menyangkut upah yang diberikan kepada penguasa pribumi berdasarkan besar kecilnya setoran, ternyata cukup memberatkan beban rakyat. Untuk mempertinggi upah yang diterima, para penguasa pribumi berusaha memperbesar setoran, akibatnya timbulah penyelewengan-penyelewengan, antara lain sebagai berikut:
1) Tanah yang disediakan melebihi 1/5, yakni 1/3 bahkan 1/2, malah ada seluruhnya, karena seluruh desa dianggap subur untuk tanaman wajib.
2) Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani.
3) Tenaga kerja yang semestinya dibayar oleh pemerinah tidak dibayar.
4) Waktu yang dibutuhkan tenyata melebihi waktu penanaman padi.
5) Perkerjaan di perkebunan atau di pabrik, ternyata lebih berat daripada di sawah
6) Kelebihan hasil yang seharusnya dikembalikan kepada petani, ternyata tidak dikembalikan.

d. Akibat Tanam Paksa
Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraris semaksimal mungkin. Oleh karena itu, sistem tanam paksa menimbulkan akibat sebagai berikut.

1) Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
a) Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.
b) Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila gagal panen.
c) Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.
d) Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
e) Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis. Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan (1850). Kejadian ini mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Di samping itu, juga terjadi penyakit busung lapar (hongorudim) di mana-mana.

2) Bagi Belanda.
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia, sebaliknya bagi bangsa Belanda ialah sebagai berikut:
a) Keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.
b) Hutang-hutang Belanda terlunasi.
c) Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
d) Kas Negeri Belanda yang semula kosong dapat terpenuhi.
e) Amsterdam berhasil dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia.
f) Perdagangan berkembang pesat.

e. Akhir Tanam Paksa
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia, khususnya Jawa, akhirnya menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti berikut ini:

1) Golongan Pengusaha
Golongan ini menghendaki kebebasan berusaha. Mereka menganggap bahwa tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.

2) Baron Van Hoevel


Ia adalah seorang missionaris yang pernah tinggal di Indonesia (1847). Dalam perjalanannya di Jawa, Madura dan Bali, ia melihat penderitaan rakyat Indonesia akibat tanam paksa. Ia sering melancarkan kecaman terhadap pelaksanaan tanam paksa. Setelah pulang ke Negeri Belanda dan terpilih sebagai anggota parlemen, ia semakin gigih berjuang dan menuntut agar tanam paksa dihapuskan.

3) Eduard Douwes Dekker
 
 
Ia adalah seorang pejabat Belanda yang pernah menjadi Asisten Residen Lebak (Banten). Ia cinta kepada penduduk pribumi, khususnya yang menderita akibat tanam paksa. Dengan nama samaran Multatuli yang berarti “aku telah banyak menderita”, ditulisnya buku Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda (1859) yang menggambarkan penderitaan rakyat akibat tanam paksa dalam kisah Saijah dan Adinda.

Akibat adanya reaksi tersebut, pemerintah Belanda secara berangsurangsur menghapuskan sistem tanam paksa. Nila, teh, kayu manis dihapuskan pada tahun 1865, tembakau tahun 1866, kemudian menyusul tebu tahun 1884. Tanaman terakhir yang dihapus adalah kopi pada tahun 1917 karena paling banyak memberikan keuntungan. 

Asal usul lukisan Nabi Muhammad saw


Asal usul lukisan Nabi Muhammad saw.

Bertahun-tahun diterbitkan gambar yang disebut sebagai gambar masa mudanya Nabi Muhammad saw di Iran. Masyarakat Iran di samping menunjukkan rasa suka terhadap gambar itu, mereka juga mempertanyakan keabsahannya. Sebagian menyebutkan bahwa gambar itu dilukis oleh pendeta Buhaira yang sempat mengiringi Nabi Muhammad saw bersama pamannya ke Syam. Pada kenyataannya, banyak yang meragukan jawaban ini.

Tulisan berikut ini adalah usaha untuk mencari sumber asli gambar masa muda Nabi Muhammad saw. Para penulis berusaha mengargumentasikan dari mana asal gambar itu. Namun, kelihatannya, masalah ini senantiasa terbuka untuk dijadikan kajian.

Tulisan ini adalah hasil terjemahan yang dilakukan oleh Rasul Ja’fariyah dari makalah yang judul aslinya The Story of Picture Shiite Depictions of Muhammad, Pierree Centlivre & Micheline Centlivres-Demont dalam majalah ISIM Review 17, Spring 2006, hal 18-19.

Syiah Iran punya pengalaman yang cukup panjang dalam menggambarkan keluarga Nabi Muhammad saw dan Nabi sendiri. Pada akhir-akhir dekade 90 –an poster yang menggambarkan wajah Nabi Muhammad saw di cetak di Iran dan menjadi salah satu poster terlaris. Dalam poster itu menggambarkan wajah masa muda dari Nabi Muhammad saw.

Saat ini, poster ini dicetak dengan mempergunakan teknologi modern dengan alat dan teknik yang beragam. Sekalipun demikian, struktur gambar masih mempertahankan gaya tradisionalnya. Warna yang dipakai masih mempertahankan kesederhanaan. Namun, tetap saja memiliki kelebihan yang membedakannya secara mudah dari gambar yang lain seperti pedang Ali as yang memiliki dua mata.

Penggambaran yang akan kami bawakan berbeda dengan penggambaran sebelumnya. Gambar seorang pemuda tampan, mata sendu dan wajah yang menenangkan hati mengingatkan orang akan gambar-gambar di zaman Renaisan. Terutama gambar-gambar tentang pemuda yang dilukis oleh Caravagio seperti lukisan Boy Carrying a Fruit Basket yang berada di galeri Borghese, Roma dan lukisan Saint John The Baptist di museum Capitole. Kelembutan bak beludru, mulut yang setengah terbuka dan tatapan sendu.

Sekalipun ada beberapa naskah dari gambar ini, namun semuanya menunjukkan kesan muda dan di bawahnya tertulis “Muhammad Rasulullah”, bahkan sebagian memberikan informasi lebih detil tentang periode kehidupan Nabi ketika lukisan ini dilukis serta sumber lukisan sekaligus.
 
 

Penemuan menarik.

Pada tahun 2004, ketika menyaksikan pameran foto dua orang seni rupa Lehnert dan Landrock, secara tidak disengaja akhirnya tersingkap juga sumber poster Iran itu. Itu dapat dilihat di foto Lehnert sepanjang tahun 1904-1906 yang diambilnya di Tunisia. Foto ini kemudian pada dekade 20 –an dicetak dalam kartu ucapan selamat.

Radolf Franz Lehnert (1878-1948) adalah warga negara Chekoslowakia sekarang. Pada tahun 1904 bersama Ernst Heinrich Landorck (1878-1966) berkebangsaan Jerman, bersama-sama menuju Tunisia. Lehnert sebagai fotografer dan Landrock sebagai penerbit dan direktur. Tahun sebelumnya, Lehnert pernah tinggal sebentar di Tunisia. Saat itulah ia jatuh cinta dengan alam di sana dan penduduknya. Keduanya membangun perusahaan L & L yang beroperasi di bidang penerbitan foto-foto dari pemandangan indah Tunisia dan Mesir. Hasilnya adalah ribuan foto dan kartu dengan gambar daerah ini yang dicetak.

Lehnert pernah mengenyam pendidikan di Yayasan Seni Grafis di Vienna. Ia punya hubungan dengan anggota Pictorialist yang menganggap foto sebagai karya seni. Foto-foto Lehnert tidak saja berbicara mengenai gurun pasir, bukit-bukit pasir, pasar dan kawasan penduduk Tunisia, tapi juga foto-foto dari remaja putra dan putri yang umurnya antara anak dan remaja dan masih memiliki wajah antara laki dan wanita. Foto-foto ini biasanya diambil sesuai dengan pesanan pembeli Eropanya. Foto tentang dunia Timur yang memberikan nuansa lain.

Lehnert sangat memanfaatkan kesempatan ini, namun ia juga mengolah kejeniusannya dalam menyiapkan karyanya. Foto-fotonya dicetak dalam bentuk perak, dalam bentuk gambar timbul dan dibuat dalam empat warna. Kebanyakan dari kartu ucapan selamatnya ini dicetak di Jerman sejak tahun 1920 dan disebarkan di Mesir.




Cetakan-cetakan dan teks yang sesuai.

Tidak diragukan bahwa kartu yang ditunjukkan dalam bentuk 1, berdasarkan penomoran L & L, nomornya adalah 106 dikenal dengan poster Iran. Yang lebih menarik nama kartu nomor 106 adalah Muhammad. Ini dengan sendirinya dapat menunjukkan mengapa pelukis Iran menjadikannya sebagai model untuk lukisan Nabi Muhammad saw. Tidak ragu lagi, semua naskah yang ada dari foto ini menjadikan foto nomor 106 sebagai contoh dengan perbedaan bahwa naskah pertama lebih sesuai dengan foto yang asli. Dengan demikian, Lehnert tanpa disengaja ditempatkan dalam hati sebuah legenda.

Pertanyaan mengenai hubungan antara wajah Nabi Muhammad saw dan wajah remaja Tunisia belum mendapatkan jawabannya. Lukisan seorang remaja tertawa dengan mulut setengah terbuka, memakai sorban dan bunga melati di telinga. Wajah yang sama dalam kartu yang lain dengan judul Ahmad, seorang remaja Arab dan lain-lainnya.

Kami belum mampu menyingkap perjalanan foto yang dicetak di dekade 20 –an yang sampai di tangan penerbit Teheran dan Qom di dekade 90 –an. Namun, masih ada pertanyaan apa yang menyebabkan penerbit Iran menemukan adanya kesamaan antara wajah Nabi Muhammad semasa remajanya dengan seorang remaja Tunisia?

Sebelum perang dunia pertama, gambar Muhammad di majalah National Geographic pada bulan Januari tahun 1914 dalam sebuah artikel dengan judul “Inja va Anja Dar Shumal Afriqa” (Di sana dan di sini di Utara Afrika), di bawahnya tertulis “Arabi ba Yek Gol” (Seorang Arab dengan sebuah bunga). Pada dekade dua puluhan, kartu seri Tunisia L & L sangat disukai oleh tentara Prancis di Utara Afrika. Pada dekade 80 dan 90 –an banyak buku yang dicetak yang memuat foto-foto ini, namun judulnya bukan Muhammad.

Naskah Iran yang sekarang sudah ada perubahan. Wajah yang menipu itu masih terjaga, namun keindahan wajahnya agak berkurang. Pundak sebelah kirinya agak lebih tertutup dengan kain, mulut dan matanya sudah mengalami perbaikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa seniman Iran berusaha untuk mengurangi sisi keindahan foto Lehnert, sehingga foto itu tidak lagi terlalu menarik dan diberikan tambahan agar terlihat sebagai orang suci.
 
 

Akar Kristen?
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sebagian tulisan menganggap bahwa hasil karya ini punya hubungan dengan Kristen dan bukan Islam. Masalah ini memberi justifikasi tidak berdosanya seorang muslim melihat wajah Nabi atau melukiskannya. Lebih dari pada itu, orang-orang Kristen menganggap Nabi Muhammad saw sejak mudanya sebagai pribadi yang suci. Kisah pendeta Kristen Katolik atau Ortodoks bernama Buhaira menyimpulkan itu. Berdasarkan kisah itu, pada abad 9 atau 10 Buhaira berusaha mencari Nabi Muhammad saw berdasarkan tanda-tanda yang dimiliki Nabi di antara pundaknya. Nabi akan datang semestinya berkata: “Ketika saya menengok ke langit dan bintang-bintang, saya merasa di atas bintang-bintang”. Ini juga sebuah alasan disebagian gambar Nabi Muhammad saw ada latar belakang bintang-bintang.

Sekalipun sampai saat ini tidak ada penggambaran tentang wajah Nabi Muhammad saw di masa mudanya, namun penggambaran itu ada dalam bentuk dewasanya. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki kulit putih, mata hitam, alis yang tebal,gGigi teratur dan rambut bergelombang. Bentuk yang digambarkan itu dapat ditemukan dalam poster Iran. Pada hakikatnya ini adalah sebuah gambar dari sebuah gambar lain. Dengan kata lain, pelukis Iran mengambil model Nabi Muhammad saw yang mencerminkan keindahan, keremajaan dan keserasian.
 
Pelarangan majalah Prancis karena menghina Nabi.

Negara-negara Tunisia, Mesir dan Turki menarik kembali majalah Prancis. Penolakan itu karena majalah tersebut memuat gambar yang menghina Nabi Muhammad saaw. Majalah dwi bulanan Historia Thematique yang memuat tulisan-tulisan tentang sejarah, memuat gambar penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw. Gambar ini membuat kaum muslimin menjadi marah.

Pemerintah yang disebutkan di atas, menolak dijualbelikannya majalah itu untuk edisi Januari dan Pebruari. Pelarangan itu juga memunculkan reaksi dari pimred majalah Historia Thematique. Ia mengatakan bahwa pelarangan itu, menginjak-injak kebebasan berekspresi.
 
Hakim membebaskan media Prancis yang menghina Nabi Muhammad saw.

Pengadilan Paris membebaskan direktur majalah Prancis yang melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw. Lewat pembelaan wakilnya, disebutkan bahwa majalah yang memuat penghinaan terhadap Nabi Muhammad itu sesuai dengan undang-undang kebebasan pers.

Hari kamis kemarin, hakim pengadilan Paris menolak pengaduan sebagian organisasi-organisasi Islam dan masjid raya Paris atas pemuatan karikatur yang menghina Nabi Muhammad saw. Karikatur itu dimuat pada tahun 2006.

Hakim dalam amar putusannya menyebutkan bahwa pemuatan karikatur itu tidak menghina Islam. Pemuatan itu hanya mengganggu orang-orang Islam fundamental. Penilaiannya terhadap karikatur yang dimuat hanya satu menurutnya yang menghina Islam. Namun, mengingat misi majalah tersebut menekan golongan fundamental Islam, maka hal yang tersebut tidak menjadi masalah.

Dengan alasan itulah, hakim mengatakan bahwa gambar-gambar karikatur itu menghina kaum muslimin, namun pemuatannya itu tidak bermaksud demikian.

Sejak awal dimulainya pengadilan kasus ini, majalah yang diadukan itu didukung dan dibela oleh dua orang kandidat calon presiden Prancis dan sekjen partai sosialis Prancis.
 
Pengadilan media Prancis karena menghina Nabi Muhammad saw.

Dua organisasi Islam mengadukan perkara sebuah koran mingguan yang memuat karikatur yang menghina Nabi Muhammad saw. Pengaduan itu diterima oleh pengadilan.

Dua organisasi Islam mengadukan koran mingguan tersebut karena menghina masyarakat muslim Prancis lewat agama mereka. Koran mingguan itu memuat kembali karikatur yang pernah dimuat di Denmark yang didemo oleh kaum muslimin sedunia. Pemuatan ini sangat menghina kehormatan kaum muslimin. Koran mingguan ini isinya adalah plesetan politik. Tahun lalu, koran ini berusaha untuk menyebarkan perselisihan antara kaum muslimin.
 
Penghinaan atas Nabi; kali ini di Inggris.

Hari Kamis kemarin, penghinaan atas Nabi Muhammad saw dilakukan di universitas Cambridge. Penghinaan itu dimuat di salah satu media Universitas. Dalam majalah tersebut dimuat gambar yang menghina Nabi. Menurut polisi Inggris, majalah tersebut tidak akan ditindak. Hanya pengelolanya yang juga dari kalangan mahasiswa yang akan ditindak.

Gambar yang dimuat adalah gambar yang dimuat pada tahun 2005 oleh media Denmark. Gambar yang membuat kaum muslimin di seluruh dunia menjadi marah.

Mahasiswa pengasuh majalah tersebut belajar di akademi Clare. Oleh pihak universitas ia selama beberapa waktu diinterogasi. Akademi yang dibangun sejak tahun 1326. Pihak akademi mengatakan bahwa sekalipun gambar itu termasuk penghinaan, namun tetap mempertahankan sikapnya sebagai lembaga yang bebas dan tidak terikat.

Bagaimanapun juga, kemarahan mahasiswa telah bangkit.
 
Tidak Cukup Nabi, Kini Denmark Hina Ka’bah.
Menurut laporan Der spiegel, penghinaan baru gaya Denmark kembali terjadi lagi di pameran yang diadakan oleh Surrend.


Disebutkan bahwa sebuah galeri seni di Berlin, Jerman menutup sebuah pameran karena salah satu poster yang dipamerkan memuat isu SARA dan menghina Ka’bah, kiblat umat Islam sedunia.

Pameran ini diadakan oleh sebuah kelompok seni bernama Surrend asal Denmark. Negara yang tahun-tahun terakhir ini banyak melakukan penghinaan kepada Nabi Muhammad saw dan umat Islam.

Cerita ditutupnya pameran itu setelah sekelompok orang muslim memasuki ruang pameran memrotes poster yang menghina Ka’bah dan meminta agar gambar tersebut tidak dipamerkan.

Poster hinaan terhadap Ka’bah itu berbentuk sebuah gambar Ka’bah yang tempeli tulisan berbahasa Jerman yang tidak pantas ditempelkan di atas Ka’bah. Poster ini termasuk bagian dari 22 poster hasil karya yang dipamerkan dengan judul “Negara Penjajah Zionis”.

Para seniman Denmark mengaku bahwa mereka tidak punya niatan membuat marah kaum muslimin dan menyatakan bahwa mereka ingin mempertanyakan sebuah keyakinan yang mengatakan bahwa Israel berada di balik kejadian-kejadian ini!

Pimpinan Galeri mengatakan, “Dengan melihat protes yang dilakukan oleh kaum muslimin, kami memutuskan untuk sementara waktu meliburkan pameran tersebut.”

Pameran itu dimulai hari Jumat kemarin dan rencananya akan berlangsung hingga akhir bulan Maret 2008.
 
Wolfgang Schäuble: Urusan Hina Nabi, Media Eropa Jangan Ketinggalan dari Denmark.
 
 
Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa Menteri Dalam Negeri Jerman, Wolfgang Schäuble, memuji sikap yang diambil oleh media Denmar yang memuat gambar yang menghina Nabi Muhammad saw. Wolfgang dengan sesumbar mengatakan, “Semestinya seluruh koran negara-negara anggota Uni Eropa melakukan hal sama yang dilakukan oleh media Denmark.”

Wolfgang menambahkan, “Seluruh koran negara-negara anggota Uni Eropa harus memuat karikatur tersebut dan menyebarkannya. Tentunya, memanfaatkan kebebasan berekspresi tidak boleh dijadikan alasan untuk melakukan tindak kekerasan.” 
 
Film Penghina Nabi Bakal Jungkalkan Belanda Dalam Krisis Ekonomi!

 
Menurut laporan koran Al-Hayat cetakan Emirat Arab, salah seorang wakil Partai Kebebasan Belanda (Freedom Party) di parlemen meminta agar film penghina nabi segera ditayangkan.


Pemerintah Belanda sendiri mengingatkan dampak penayangan film ini dan menyatakan bahwa film ini dapat menimbulkan krisis ekonomi sama yang menimpa negara Denmark.

Dan pada saat yang bersamaan, Menteri Luar Negeri Belanda, Maxime Verhagen melakukan pertemuan dengan para duta besar negara-negara Islam guna membahas msalah ini. Dalam pertemuan itu Verhagen menjelaskan bahwa pemerintah Belanda tidak ikut campur dalam masalah ini, bahkan meminta kepada Partai Kebebasan Belanda agar tidak menayangkan film ini. Kekhawatiran dampak dari aksi ini membuat Verhagen meminta agar para duta besar negara-negara Islam melindungi warga Belanda yang ada di negara-negara mereka.

Sampai berita ini diturunkan, tidak ada satu pun dari televisi yang ada di Belanda yang bersedia menayangkan film berdurasi 15 menit ini. Melihat kenyataan itu, wakil Partai Kebebasan Belanda ini mengancam bahwa bila tidak ada stasiun televisi yang menayangkan film ini, maka dia akan memublikasikannya di internet dan alamatnya akan diumumkan kemudian.

Negara Perancis merasa khawatir tarik-menarik yang terjadi di Belanda dan meminta agar dihentikan saja aksi-aksi menghina nabi itu. Juru Bicara Pemerintah Perancis menyatakan bahwa Nicholas Sarkozy sangat sensitif dengan masalah penghinaan terhadap nabi yang merebak di kalangan warga Eropa. Sarkozy menentang setiap aksi penghinaan terhadap nabi.
 
Dampak Pemutaran Fitna, Al-Quran di Belanda Laris Manis.

Setelah pemutaran film Fitna, masyarakat Belanda tanpa diduga malah mencari al-Quran digital yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda.


Menurut laporan Shia Online mengutip situs al-Muhith, menurut laporan media-media Belanda, penayangan film Fitna ternyata berbalik dari tujuan sebelumnya dan masyarakat Amsterdam malah menyerbu berbagai perpustakaan yang memiliki buku-buku Islam, salah satunya adalah terjemahan digital al-Quran dalam bahasa Belanda.

Menurut laporan ini, animo besar masyarakat untuk membeli software al-Quran berbahasa Belanda dalam dua hari berakibat sulitnya orang menemukan software terjemahan al-Quran berbahasa Belanda.

Al-Muhith menulis, media-media Belanda memuji sikap damai kaum muslimin di negara ini, yang membuat simpati warga Belanda terhadap Islam dan hasilnya berbanding terbalik dengan yang diharapkan oleh Geert Wilders, sang pembuat film ini.

Masih dari al-Muhith, koran Belanda, Day Telegraph, dalam headlinenya menulis tentang aksi kaum muslimin mengadakan Workshop tentang al-Quran yang dihadiri oleh para pemikir Belanda. Workshop yang dilakukan pada hari Jumat di pinggiran kota Amsterdam berhasil mencitrakan al-Quran sebagai buku ibadah dan hidayah dan apa yang disampaikan oleh Wilders itu sebagai kebohongan dan upaya menyimpangkan kebenaran.

Dalam workshop tersebut, salah seorang yang hadir secara terang-terangan menyatakan keislamannya dan mencatat namanya sebagai orang ketiga dalam sepekan yang memeluk Islam sebagai protes atas ibarat terakhir film Fitna “Hentikan Kaum Muslim Eropa!”
 
Belgia membagi-bagikan al-Quran terjemahan Belanda.
 
Salah satu koran terbesar Belgia, membagi-bagikan secara gratis al-Quran terjemahan berbahasa Belanda. Usaha ini dengan tujuan agar masyarakat Belgia mengenal Islam. Pembagian terjemahan al-Quran gratis ini telah dimulai sejak Minggu kemarin.

Koran ini juga akan menyediakan suplemen khusus untuk memperkenalkan Islam.
 
Diingkari, Kebenaran Gambar Kuburan Nabi Muhammad SAW.
 
  
Kantor Urusan Masjid Nabawi, Madinah menolak kebenaran gambar yang telah tersebar luas tentang kuburan Nabi Muhammad saw.

Menurut laporan Shabestan yang mengutip sebuah sumber di Kantor Urusan Masjid Nabawi, Madinah mengingkari kebenaran gambar kuburan Nabi Muhammad saw yang telah tersebar secara luas di internet.

Sumber ini mengatakan, gambar yang baru-baru ini disebarkan sama sekali tidak benar. Karena bangunan yang berada di sisi kuburan memiliki tiang yang sama dengan tiang-tiang masjid yang lama. Sementara sejak abad ke-7 hijriah pada masa Walid bin Abdul Malik, Khalifah Bani Umayyah di sekitar kuburan Nabi telah disekat dengan dinding dan tidak ada jalan menuju kuburan.

Sumber ini menambahkan, “Kuburan Nabi rata dengan tanah, sementara kuburan yang terlihat di dalam gambar lebih tinggi dari tanah sekitarnya.”
 
Hadiah buat editor koran penghina Nabi Muhammad saw.
 
Italia memberikan hadiah kepada Fleming Rose editor budaya koran Jyllands-Posten. Orang yang memasukkan gambar karikatur yang menghina Nabi Muhammad saw.

Salah satu koran yang punya hubungan dengan keuskupan Italia pada edisi hari selasa menuliskan: “Fleming Rose akan diberikan trofi dan hadiah uang 2 ribu Euro”. Hadiah ini diberikan oleh yayasan kepedulian atas kebebasan pers Denmark.

Fleming memenangkan kategori kecakapan wartawan dan menolak segala bentuk toleransi. Pimpinan yayasan pemberi hadiah itu malah memberikan julukan kepada Fleming sebagai wartawan pemberani.

Terkait Berita: