Seperangkat
tool yang digunakan NSA untuk melakukan penyadapan ponsel disebut dengan
Co-Traveler.
Seperangkat tool digunakan NSA untuk melakukan penyadapan ponsel disebut dengan Co-Traveler.
Alat ini bahkan mampu melacak ponsel saat GPS atau Global Positioning System ponsel sedang tidak digunakan.
“Dengan menerapkan teknik matematika yang
canggih, NSA bisa memetakan hubungan pemilik ponsel dengan pola gerakan
dari waktu ke waktu dengan ribuan atau jutaan pengguna ponsel lain,”
tulis Washington Post.
Jadi jangan coba-coba untuk bersembunyi.
Karena jika Anda bersembunyi, mematikan ponsel atau mengganti ponsel,
karena dengan begitu Anda justru akan menarik perhatian lebih dari NSA.
NSA diduga menyadap data langsung dari kabel yang menghubungkan jaringan
mobile.
Chris Soghoian, principal technologist di American Civil Liberties Union
mengatakan, “Satu-satunya cara untuk menyembunyikan lokasi Anda adalah
dengan memutuskan sambungan dari sistem telekomunikasi dan tinggal di
sebuah gua!!”
(Liputan6.com/ The New York Times/ Spiegel Online/ Appelbaum/ ABC News/ ZDNet/ CBC News/ The Guardian/ Washington Post)
Gila! NSA Sadap 60 Juta Telepon di Spanyol!
Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat
(NSA) melakukan pengawasan terhadap 60 juta panggilan telepon di Spanyol
dalam satu bulan, demikian kata media setempat.
Laporan di media itu mengatakan dugaan
ini terkuak dari dokumen yang diberikan oleh pembocor rahasia intelijen
AS Edward Snowden. Mereka mengatakan NSA mengumpulkan nomor telepon
serta lokasi penelpon dan penerima telepon, tetapi tidak mencatat isi
pembicaraan telepon.
Gedung Putih sejauh ini menolak untuk berkomentar tentang klaim yang dipublikasikan oleh surat kabar El Paisand El Mundo ini.
Dalam artikelnya mereka mengatakan NSA
mencatat jutaan panggilan telepon, sms, dan surat elektronik dari warga
Spanyol antara 10 Desember 2012 hingga 8 Januari tahun ini.
Duta besar AS di Madrid telah dipanggil
untuk bertemu dengan kementerian luar negeri Spanyol untuk mendiskusikan
tuduhan terbaru tentang penyadapan AS kepada warga dan politisi
Spanyol.
Skala besar
Laporan ini muncul setelah media Jerman
memberitakan bahwa AS menyadap ponsel Kanselir Angela Merkel selama
lebih dari satu dekade – dan pengawasan itu baru berhenti sejak beberapa
bulan lalu. (baca: Kanselir Jerman Marah, Kini Giliran Jerman Disadap AS!)
Kanselir Jerman Marah, Kini Giliran Jerman Disadap AS!
Barack Obama (kiri) dan Kanselir Jerman, Angela Merkel (kanan)
Pemerintah Jerman berang setelah
mendapatkan bocoran informasi yang mengatakan bahwa mereka juga menjadi
sasaran penyadapan intelijen AS, NSA.
Kanselir Angela Merkel langsung meminta penjelasan secepatnya pada Presiden Barack Obama terkait dugaan tersebut.
Diberitakan Reuters, Rabu 23
Oktober 2013, dalam pernyataan tegas yang dibacakan juru bicaranya,
Merkel telah berkata pada Obama bahwa jika memang benar penyadapan itu
terjadi, maka akan merusak kepercayaan Jerman terhadap AS!
“Antara sahabat
dekat dan mitra, seperti Jerman dan AS yang telah berjalan puluhan
tahun, seharusnya tidak boleh ada pengadapan komunikasi para pemimpin.
Ini merusak kepercayaan, praktik ini harus dihentikan secepatnya,” ujar pernyataan itu.
Menanggapi tuduhan ini, pihak Gedung
Putih di Washington langsung bereaksi. Juru bicara Jay Carney
mengatakan, Obama memastikan pada Merkel bahwa “AS tidak memonitor dan
tidak akan memonitor” komunikasi kanselir.
Namun ketika ditanya apakah di masa lalu
AS pernah menyadap Jerman, Carney menolak menjelaskan lebih lanjut.
“Saya tidak berada di posisi untuk menjelaskan pada publik setiap
tuduhan spesifik terhadap aktivitas intelijen,” kata dia.
Pejabat Jerman yang tidak disebutkan namanya mengatakan, pemerintahnya mendapatkan informasi penyadapan dari Der Spiegel, majalah mingguan yang menerima dokumen AS dari Edward Snowden. Dalam dokumen itu, ada nomor telepon Merkel.
Sebelumnya, Prancis lebih dulu menghujat praktik AS yang menyadap lebih dari 70 juta warga mereka. (baca: Perancis Disadap AS, 70 Juta Warganya Telah Disadap, Perancis Panggil Dubes AS!) Akibat penyadapan ini, hubungan AS dengan beberapa negara juga renggang.
Sebelum Prancis pun, AS juga telah
menyadap presiden-presiden, salah satunya adalah presiden Brasil, Dilma
Rousseff, yang langsung membatalkan rencana kunjungannya ke Amerika.
(baca: Brasil Disadap AS, Presiden Brasil Marah dan Lawatannya ke AS Batal)
______________________________________
Presiden Brasil Disadap NSA! Lawatannya ke AS Batal
Disadap, Presiden Brasil Marah Dan Batalkan Lawatan ke Amerika
Pembocor intelijen AS Edward Snowden menawarkan diri untuk membantu
Brazil menyelidiki program spionase pemerintah AS terhadap Brazil dengan
imbalan suaka politik.
Pada berita sebelumnya, NSA disinyalir
telah menyadap informasi dan percakapan Presiden Indonesia, Susilo
Bambang Yudoyono saat diadakannya pertemuan G20 lalu (baca: Intelijen AS & Inggris: Sadap Presiden SBY di KTT G20, London), kini giliran presiden Brasil Dilma Rousseff.
Badan intelijen Amerika Serikat, National
Security Agency (NSA) memata-matai komunikasi antara presiden Brasil
dan Meksiko. Soal ini diungkapkan Fantastico, program berita Globo, media dari Brasil.
Laporan program berita Fantastico,
Minggu (1/9/2013) malam, berdasarkan dokumen yang didapatkan Glenn
Greenwald. Dokumen itu diperolehnya dari mantan kontraktor NSA, Edward
Snowden.
Fantastico media dari Brasil
ini, juga menunjukkan kepada negara Amerika Latin lainya yaitu Meksiko,
bahwa apa yang dikatakan sebagai dokumen NSA sejak tanggal Juni 2012
lalu yang menampilkan bagian dari pesan tertulis yang dikirim Presiden
Meksiko Enrique Pena Nieto, yang masih berstatus calon pada waktu itu.
Dalam pesan itu, Pena Nieto mendiskusikan siapa yang dipertimbangkannya
untuk menjadi menteri setelah ia nanti terpilih. (baca: Meksiko Berang AS Menyadap Negaranya)
Sebuah dokumen terpisah menampilkan pola komunikasi antara Presiden Brasil Dilma Rousseff dan penasihat utamanya, kata Fantastico. Namun tidak ada kata-kata tertulis terkait soal ini yang ditunjukkan dalam laporan Fantastico.
Presiden Brasil Dilma Rousseff
Menurut Fantastico, kedua
dokumen itu merupakan contoh studi kasus NSA yang menunjukkan bagaimana
data secara cerdas bisa disaring oleh badan intelijen Amerika Serikat
itu.
Menteri Kehakiman Jose Eduardo Cardozo mengatakan kepada surat kabar O Globo
bahwa isi dari dokumen tersebut, jika memang terkonfirmasi, “harus
dianggap sebagai pelanggaran serius dan nyata terhadap kedaulatan
Brasil.”
“Ini tidak hanya (pemata-mataan) terhadap
Brasil, tetapi kedaulatan beberapa negara yang bisa dilanggar dalam
cara yang sama sekali bertentangan dengan ketentuan hukum internasional,
” kata Cardozo.
Cardozo minggu lalu melakukan perjalanan ke Washington dan bertemu
dengan Wakil Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya. Dalam kunjungan
itu, ia mencari rincian lebih lanjut terkait pengungkapan Snowden
sebelumnya yang menyatakan bahwa AS yang melakukan aksi spionase di
Brasil.
Dilma Rousseff dijadwalkan melakukan
kunjungan kenegaraan resmi pada Oktober untuk bertemu Presiden AS Barack
Obama di Washington. Perjalanan itu digambarkan sebagai bentuk
kehangatan hubungan Brasil-AS sejak ia menjabat pada 2011.
Juru bicara Rousseff tidak akan
mengomentari soal tuduhan aksi spionase terbaru ini. Pejabat di istana
kepresidenan Meksiko juga belum memberikan tanggapan atas pengungkapan
oleh Fantastico ini.
Snowden, yang sebelum membocorkan dokumen soal program intelijen AS, kini tinggal di Rusia setelah mendapatkan suaka di sana. Fantastico mengakui dihubungi Snowden melalui Internet chatting. Namun Snowden mengatakan tidak bisa mengomentari isi laporan Fantastico karena alasan ada perjanjian suaka dengan pemerintah Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan
bersedia memberikan suaka asalkan Snowden berhenti membocorkan dokumen
intelijen Amerika Serikat.
Presiden Brasil Tunda Lawatan ke AS
Presiden Brasil Dilma Rousseff memenuhi
ancamannya untuk membatalkan pertemuannya dengan Presiden Barack Obama,
terkait penyadapan intelijen AS terhadap negaranya.
Menurutnya, Obama tidak memberikan penjelasan yang memuaskan saat keduanya saat bertemu di KTT G20 di St. Petersbug.
Presiden Brasil Dilma Rouseff membatalkan
kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat karena marah telah disadap oleh
Badan Keamanan Amerika (NSA). Pertemuan Rouseff dan Presiden Barack
Huseein Obama yang dijadwalkan berlangsung 23 Oktober 2013.
Padahal, menurut BBC, Selasa 17 September 2013, pihak Gedung Putih telah berusaha membujuk Rousseff melalui telepon Senin lalu.
Namun bujukan itu tidak ampuh, karena
Selasa kemarin, tekad Rousseff sudah bulat untuk membatalkan kunjungan
kenegaraan ke AS pada 23 Oktober mendatang tersebut.
“Mengingat semakin dekatnya waktu
kunjungan kenegaraan ke Washington dan belum adanya laporan soal
komitmen penghentian aksi penyadapan, maka kunjungan tidak bisa
direalisasikan sesuai dengan rencana awal,” ujar kantor Kepresidenan
Brasil.
Menurut perwakilan kantor kepresidenan
Brasil, kunjungan kenegaraan dapat dilakukan jika masalah penyadapan ini
telah diselesaikan dengan baik. Sementara Juru Bicara Gedung Putih, Jay
Carney, mengatakan kunjungan Rousseff bukan dibatalkan, melainkan
ditunda.
Obama Menyesali Aktivitas Intelijen AS
Menurut Carney, keduanya sepakat
kunjungan kenegaraan seharusnya tidak diselimuti oleh isu bilateral apa
pun. “Presiden telah paham dan menyesali kekhawatiran soal aktivitas
intelijen AS yang dituduh telah menyadap Brasil. Dia telah berkomitmen
untuk terus bekerja sama dengan Rousseff dan hubungan diplomati kedua
pemerintah tetap akan maju,” imbuh Carney.
Sebelumnya penasihat Keamanan Nasional
Amerika Susan Rice sudah bertemu dengan perwakilan keamanan Brasil tapi
keduanya tidak mencapai kesepakatan.
Surat kabar the Los Angeles Times
melaporkan, Rabu (18/9/13), Gedung Putih dalam pernyataannya mengatakan
Rousseff dan Obama telah sepakat untuk mengadakan pertemuan jika
hubungan kedua negara tidak dalam ketegangan. Presiden Obama memahami
dan menyesali kasus penyadapan itu dan membuat Brasil marah.
“Dia berjanji akan bekerja sama dengan
Presiden Rouseff dan pemerintahannya untuk membahas isu di luar kasus
ini supaya tidak membuat hubungan kedua negara memanas,” kata pernyataan
Gedung Putih.
Beberapa hari lalu, kedua pemimpin negara
sudah berbicara melalui sambungan telepon soal pembatalan kunjungan
itu. Keduanya sepakat pertemuan kenegaraan tidak seharusnya
dibayang-bayangi satu masalah di antara kedua negara.
“Menampar Obama tepat di wajahnya membuat
Brasil lebih percaya diri dan bisa meningkatkan popularitas Rouseff.
Dia akan menghadapi pemilu tahun depan,” kata David Fleischer, ahli ilmu
politik di Universitas Brasilia.
Edward Snowden ungkap intelijen AS meretas info sejumlah negara Amerika Latin.
Awal bulan September 2013 stasiun televisi Brasil TV Globo
melaporkan bahwa Badan Keamanan Negara (NSA) Amerika telah menyadap
hubungan telepon dan sejumlah surat elektronik Presiden Brasil Dilma
Rousseff dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto.
Sepekan kemudian terungkap bahwa
pemerintah Amerika berhasil mendapatkan kembali informasi soal pasar
minyak, obat-obatan terlarang, dan gerakan politik di sejumlah negara
Amerika Latin.
Skandal intelijen Amerika ini berhasil
terkuak setelah pembocor rahasia NSA Edward Snowden mengungkapkan bahwa
intelijen Amerika telah meretas informasi di sejumlah negara Amerika
Latin.
Laporan penyadapan ini diungkap kali
pertama oleh reporter harian Inggris, The Guardian, Glenn Greenwald,
yang mewawancarai Edward Snowden. Snowden mengatakan bahwa badan
intelijen NSA telah mengakses materi di dunia maya yang pernah diakses
Rousseff.
Selain itu Snowden juga mengaku punya bukti bahwa komunikasi Rousseff dengan para staffnya turut disadap.
NSA selalu beralasan aksi penyadapan itu
demi keamanan dalam negeri dan pencegahan tindak terorisme. Namun
laporan terbaru yang diungkap Snowden menyebutkan, NSA secara ilegal
mengakses data dari perusahaan minyak Brasil, Petrobas.
Perusahaan ini diketahui pada bulan depan
akan melelang hak eksplorasi pengelolaan minyak di lepas pantai ibukota
Rio De Janeiro. Rousseff mengatakan apabila tuduhan itu terbukti, maka
NSA ikut terlibat dalam industri spionaese.
Dalam kunjungan kenegaraan ke AS, kedua
pemimpin rencananya akan mencapai kesepakatan soal eksplorasi minyak dan
teknologi bahan bakar bio. Selain itu direncanakan, Brasil akan membeli
36 buah pesawat tempur F-18 dari perusahaan Boeing di AS senilai US$4
miliar atau Rp43 triliun.
Snowden akan Bantu Brazil Ungkap Spionase AS Jika Diberi Suaka
Salah satu surat-kabar terbesar Brazil
mengatakan telah memperoleh surat dari pembocor Badan Keamanan Nasional
Amerika, Edward Snowden, yang memohon suaka politik dan menawarkan diri
untuk membantu Brazil menyelidiki tindakan Amerika memata-matai Brazil.
Pembocor intelijen Amerika Edward Snowden
menawarkan diri untuk membantu Brazil menyelidiki program spionase
pemerintah Amerika di wilayahnya dengan imbalan suaka politik.
Snowden mengajukan tawaran itu dalam “surat terbuka bagi rakyat Brazil” yang pertama kali diterbitkan hari Selasa oleh surat kabar Folha de S. Paulo.
Dalam surat tersebut, Snowden membantah
jaminan Amerika untuk pemerintah Brazil bahwa program pengintaian Badan
Keamanan Nasional Amerika (NSA) sekadar pengumpulan data untuk membuat
rakyat aman. Ia mengatakan program tersebut menyangkut kekuasaan, bukan
terorisme.
Presiden
Brasil, Dilma Rousseff (baju merah muda) yang berdiri disebelah
Presiden AS Barack Obama tampak sedang melihat Barack Obama yang
menundukkan kepala saat Presiden Vladimir Putin berjalan di depannya.
Aksi perang dingin itu disaksikan oleh presiden lainnya termasuk
presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat pertemuan G20 di St.
Petersburg, Russia. (AFP)
Mantan kontraktor NSA itu sekarang
tinggal di Rusia setelah diberi suaka sementara selama satu tahun pada
Agustus 2013 lalu. Para pejabat Amerika telah meminta agar Snowden
diekstradisi untuk menghadapi pengadilan atas tuduhan spionase, tetapi
Rusia menolaknya.
Snowden yang berusia 30 tahun melarikan
diri ke Moskow setelah membocorkan sejumlah besar dokumen rahasia yang
merinci program pengintaian NSA. Ia juga telah mengajukan permohonan
suaka ke sejumlah negara, termasuk Brazil.
Negara Amerika Selatan itu merupakan
salah satu negara yang sangat berang dengan terungkapnya program NSA
itu. Dokumen-dokumen itu mengungkapkan bahwa Brazil adalah sasaran utama
NSA di Amerika Selatan dan bahwa spionase itu juga mencakup pemantauan
ponsel Presiden Dilma Rousseff dan peretasan jejaring internal
perusahaan minyak milik pemerintah Brazil, Petrobras. (tempo.co/voa-indonesia/Los Angeles Times/ TV Globo/ BBC))
_______________________________
Surat kabar Inggris Guardian melaporkan bahwa NSA telah melakukan pengawasan kepada 35 pemimpin negara. Lagi, Snowden adalah sumber laporan tersebut.
Delegasi parlemen Eropa Claude Moraes, mengatakan kepada BBC bahwa skala pengawasan yang dilakukan oleh NSA mengkhawatirkan.
“Berita yang mengatakan bahwa 35 pimpinan disadap teleponnya bukanlah isu yang terpenting,” katanya.
“Yang paling inti adalah berita El Mundo,
bahwa jutaan warga di sejumlah negara disadap telepon rumah dan
ponselnya. Jadi ini adalah tentang pengawasan massal. Ini tentang skala
dan proporsionalitas.”
Dia mengatakan prioritas bagi Eropa
adalah untuk mendiskusikan dampak dari penyadapan AS atas warga Uni
Eropa terhadap hak dasar warga untuk mendapatkan privasi.
Para pimpinan Uni Eropa mengatakan
ketidakpercayaan AS yang ditunjukan melalui aksi ini akan dapat
membahayakan upaya melawan terorisme.
Spanyol tuntut Amerika beberkan skala penyadapan
Spanyol meminta Amerika Serikat
mengungkap skala penuh dugaan operasi mata-mata yang dilakukan oleh
Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, NSA.
Permintaan tersebut disampaikan Menteri
Luar Negeri Spanyol untuk Uni Eropa, Inigo Mendez de Vigo, dalam
pertemuan dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Spanyol, James Costos,
di Madrid pada Senin (28/10/13).
Inigo Mendez de Vigo mengatakan praktek seperti itu, bila benar, “tidak pantas dan tidak dapat diterima”.
Oleh karena itu pemerintah Spanyol meminta Amerika Serikat menyediakan data dari NSA terkait dugaan penyadapan.
“Seperti pada kesempatan-kesempatan
sebelumnya, kita meminta duta besar Amerika Serikat untuk memberikan
semua informasi yang diperlukan kepada pemerintah mengenai masalah ini,”
pernyataan Kementerian Luar Negeri.
Lebih lanjut Kementerian Luar Negeri
Spanyol mengatakan bila mengenai dugaan itu benar maka hal tersebut
dapat merusak iklim kepercayaan yang selama ini terjaga antara kedua
negara.
“Seperti pada kesempatan-kesempatan sebelumnya, kita
meminta duta besar Amerika Serikat untuk memberikan semua informasi yang
diperlukan kepada pemerintah mengenai masalah ini.” Kementerian Luar Negeri Spanyol.
Dokumen Snowden
Duta Besar AS untuk Spanyol James Costos
Duta Besar AS untuk Spanyol James Costos
mengatakan pihaknya akan terus menggunakan jalur diplomatik untuk
menjawab kekhawatiran sekutu-sekutu, termasuk Spanyol.
Pemanggilan duta besar Amerika dilakukan
setelah muncul laporan-laporan di media Spanyol bahwa Badan Keamanan
Nasional Amerika Serikat memantau 60 juta panggilan telepon selama satu
periode satu bulan saja.
Laporan menyebutkan rincian dugaan
penyadapan yang dilakukan Desember lalu itu bersumber pada
dokumen-dokumen yang disediakan oleh analis intelijen Amerika, Edward
Snowden.
Media Spanyol mengatakan informasi yang
dipegang NSA meliputi nomor dan lokasi penelepon serta penerima telepon,
padahal hal itu melanggar undang-undang Spanyol. Selain itu NSA juga
diduga mencatat durasi dan waktu panggilan telepon. (Guardian/El Mundo/bbc.co.uk)