Husein bin Said al-Ahwazi.
Abu Muhammad Husein bin Said bin Hammad bin Mahran al-Ahwazi, tokoh besar Syiah di abad ke-3 Hijriah dan lahir di kota Kufah, kota perawi hadis terbesar Syiah.
Husein bin Said al-Ahwazi berasal dari Iran dan ia dibesarkan di keluarga yang mencintai Rasulullah Saw dan Ahlul Bait as dan ia termasuk generasi budak yang dibebaskan oleh Imam Zainal Abidin as. Ia merupakan sahabat Imam Ridha, Imam Jawad, dan Imam Hadi as. Husein bin Said al-Ahwazi merupakan perawi hadis dan sekaligus Masyikhah[1] periwayatan hadis.
Riwayat beliau memiliki kekuatan tersendiri di antara para ahli fiqih Syiah, bahkan dalam banyak buku hadis besar Syiah seperti Ushul Kafi, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, at-Tahdzib, al-Mahasin, Wasail as-Syiah dan Bihar al-Anwar, banyak riwayatnya yang dikutip.
Keluarga Ibnu Said:
Keluarga Ibnu Said al-Ahwazi merupakan keluarga yang terkenal dengan keimanan dan keikhlasannya kepada Allah serta kecintaan luar biasa terhadap Ahlul Bait as. Di jalan ini, keluarga Ibnu Said telah melakukan perjuangan dan jihad yang cukup panjang.
Dengan perbuatan baik dan pembelaannya akan kebenaran Ahlul Bait as dengan melakukan perjuangan praktis di bidang budaya melawan pemerintahan Bani Abbasiah yang merupakan musuh Ahlul Bait.
Kepribadian:
Husein bin Said al-Ahwazi tokoh besar dan ilmuwan di masanya. Ibnu Nadim mengatakan, "Husein bin Said al-Ahwazi warga Kufah dan orang paling alim di masanya. Ia memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu fiqih, hadis dan keutamaan Ahlul Bait Rasulullah Saw dan punya kemampuan keilmuwan terkait ajaran Syiah."
Perjalanan ke Ahwaz:
Husein bin Said al-Ahwazi bersama saudaranya Hasan bin Said al-Ahwazi melakukan perjalanan ke Ahwaz untuk menyebarkan Islam dan ajaran Ahlul Bait as. Mereka berbicara dan menulis tentang keutamaan Ahlul Bait Nabi Saw, sehingga banyak masyarakat yang menyatakan kecintaannya kepada Ahlul Bait as.
Mereka berhasil mengajak tokoh-tokoh seperti Ishaq bin Ibrahim al-Hadhini, Ali bin ar-Rassan, Ali bin Mahziar, Abdullah bin Muhammad al-Hadhini untuk bertemu Imam Ridha as dan akhirnya tokoh-tokoh ini menjadi sahabat Imam Ridha as.
Perjalanan ke Qom:
Setelah saudaranya meninggal, Husein bin Said melakukan perjalanan ke kota Qom agar menjalin hubungan lebih dekat dengan para perawi besar Syiah di kota ini dan memanfaatkan riwayat mereka. Ketika berada di Qom, Husein bin Said al-Ahwazi pergi ke rumah Hasan bin Aban dan ulama besar Qom menyambutnya dan memanfaatkan periwayatannya. Perjalanannya ke kota Qom merupakan perjalanan terakhirnya dan meninggal dunia di kota ini.
Guru:
Selain belajar langsung kepada Imam Ridha, Imam Jawad dan Imam Hadi as, Husein bin Said al-Ahwazi juga belajar kepada ulama dan perawi besar seperti Muhammad bin Abi Umair, Ahmad bin Muhammad bin Abi Nashr al-Bazanthi, Jamil bin ad-Darraj, Hammad bin Isa, Shafwan bin Yahya, Zharif bin an-Nashih, Muhammad bin Sinan, Yunus bin Abdurrahman dan tokoh-tokoh lain.
Murid:
Banyak muridnya yang dikemudian hari menjadi ulama besar seperti Ibrahim bin Hasyim, Ahmad bin Abi Abdullah al-Barqi, Ahmad bin Muhammad bin Isa, Hasan bin al-Mahbub, Saad bin Abdullah, Sahla bin Ziyad dan Ali bin Mahziar al-Ahwazi.
Karya:
Husein bin Said al-Ahwazi memiliki lebih dari 30 karya dan semuanya ditulisnya bersama saudaranya seperti:
1. Ar-Raddu Ala al-Ghulat
2. Al-Manaqib
3. Al-Matsalib
4. Az-Zuhd
5. Al-Mu'min
6. Kitab al-Wudhu
7. Kitab as-Shalah
8. Kitab az-Zakah
9. Kitab as-Shaum
10. Kitab al-Haj
11. Kitab an-Nikah
12. Kitab at-Thalaq
13. Kitab al-‘Itq
14. Kitab al-Iman
15. Kitab at-Tijarat
16. Kitab al-Khums
17. Kitab as-Syahadat
18. Kitab as-Shaid
19. Kitab al-Makasib
20. Kitab al-Asyribah
21. Kitab az-Ziayarat
22. Kitab at-Taqiyah.
(IRIB Indonesia/Saleh Lapadi/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email