Pesan Rahbar

Home » , » Kondisi Ekonomi Arab Saudi Sekarat

Kondisi Ekonomi Arab Saudi Sekarat

Written By Unknown on Friday, 28 October 2016 | 01:24:00


“Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai.”

Pepatah ini sangat tepat melukiskan kondisi Arab Saudi yang sedang sekarat sekarang ini.

Penguasa Riyadh berusaha keras untuk menunjukkan diri sebagai penguasa nomor wahid di Timur Tengah. Akan tetapi, dengan memaksakan perang atas rakyat Yaman dengan biaya besar, sepertinya kapal Riyadh telah terdampar di atas lumpur.

Dengan siasat dan kebijakan yang keliru di arena Timur Tengah selama beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah mengalami divisit budget. Menurut para analis Barat, hal ini terjadi karena Riyadh ingin unjuk dada di hadapan Iran.

Menurut Bloomberg, perang Yaman yang sudah berlangsung selama 18 bulan ini masih tetap berlangsung tanpa ada satu pihak pun yang tampil sebagai pemenang. Akan tetapi, menilik biaya besar yang telah dikeluarkan oleh Riyadh, Arab Saudi pada hakikatnya telah mengalami kekalahan telak.

Perang Yaman hingga kini telah menelan korban sebanyak lebih dari 10 ribu orang. Dari sisi sumber kekayaan minyak, Yaman termasuk negara penting di kawasan ini. Akan tetapi, hingga kini belum ada orang yang bisa mengajukan usulan untuk menuntaskan krisis Yaman. Dan sangatlah mustahil stabilitas akan terwujud di pusat negara ini. Tapi, yang jelas, kondisi ini telah menciptakan keamanan bagi Al-Qaidah, dan sangatlah mungkin negara ini akan menjadi sarang yang tepat untuk ISIS.

Sebenarnya, divisit budget Arab Saudi telah mulai pada tahun 2014 lalu, dan pada tahun 2015 telah mencapai 15 persen. Dalam dua tahun ini, 130 milyar dari cadangan Arab Saudi telah digunakan. Pengangguran di kalangan kawula muda mencapai 40 persen.

Kondisi ekonomi yang buruk ini telah memaksa Riyadh untuk memberlakukan siasat “puasa ekonomi”. Banyak pegawai di jajaran pemerintah telah dipecat dari pekerjaan mereka.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: