Haider al-Abadi . Iraqi Prime Minister.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi telah menyerukan penyelidikan penuh atas invasi pimpinan AS di negaranya tahun 2003 yang dinilainya tidak adil oleh penyelidik Perang Irak dari Inggris tahun lalu.
Laporan hari Rabu (18/1) dikutip Abadi yang dia katakan pada konferensi pers pada hari Selasa (17/1) bahwa dia ingin melihat "penyelidikan menyeluruh" terhadap pengambilan keputusan Amerika yang menyebabkan pasukannya "menduduki" Irak.
intervensi menyebabkan ketidakstabilan dan "kekacauan" di negara Arab itu, kata dia, mengungkapkan harapan bahwa Irak akan mendapat kompensasi untuk semua kesalahan Washington.
Perdana menteri Irak lebih lanjut menekankan bahwa perang di Irak membuka pintu bagi "semua kelompok teroris dari seluruh dunia untuk memasuki" negerinya, warga Irak harus "membayar mahal" pembangunan .
"Invasi AS ke Irak menjatuhkan rezim [mantan diktator Irak] Saddam [Hussein], tetapi di sisi lain hal itu menjadi ... tragedi," jelasnya.
Awal pekan ini, presiden AS terpilih Donald Trump mengatakan perang terhadap Irak "mungkin keputusan terburuk" yang pernah dibuat dalam sejarah Amerika.
Pada awal tahun 2003, Amerika Serikat, yang didukung oleh Inggris, menginvasi Irak dengan dalih bahwa rezim Saddam memiliki senjata pemusnah massal (WMD). Senjata tersebut tidak ada, tidak pernah ditemukan di Irak.
Lebih dari satu juta warga Irak tewas akibat invasi, dan pendudukan berikutnya di negara itu, menurut organisasi investigasi Project Censored berbasis di California.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email