Pesan Rahbar

Home » » Haedar Kenang Sinergi NU-Muhammadiyah di Masa Kiai Hasyim Muzadi, Buya Syafi’i

Haedar Kenang Sinergi NU-Muhammadiyah di Masa Kiai Hasyim Muzadi, Buya Syafi’i

Written By Unknown on Friday 17 March 2017 | 22:24:00


Sebagai tokoh nasional, kepergian KH. Hasyim Muzadi tentu tidak hanya menjadi duka bagi kalangan Nahdhiyin tapi juga berbagai lapis masyarakat. Dalam perjalanannya sebagai Ketua Umum PBNU selama dua periode misalnya, ormas sejawatnya – Muhammadiyah – memiliki kenangan tersendiri, khususnya ketika keduanya meningkatkan sinergi.

Ketum Muhammadiyah Haidar Nasir mengenang, dalam masa bakti almarhum di PBNU, terasa peningkatan sinergi antara NU dan Muhammadiyah. Khususnya ketika bersamaan dengan periode Prof. Syafi’i Ma’arif sebagai Ketua Umum Muhammadiyah. Dua ormas ini sama-sama meningkatkan sinergi dalam nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan menebar manfaat seluas-luasnya.

“Beliau bersama Buya Syafi’i Ma’arif yang merintis ukhuwah Islamiyah sesama kalangan umat Islam makin erat dan lekat, serta hubungan yang inklusif dengan warga bangsa lain dengan cair,” kata Haedar seperti dilansir republika.co.id, 16/3.

Memang, bagi Haedar, almarhum Kiai Hasyim dikenal sebagai tokoh yang kerap menjembatani dialog antarumat beragama. Hal itu dilakukannya tidak hanya di lingkup nasional, melainkan juga internasional.

“Almarhum adalah tokoh umat Islam dan tokoh bangsa Indonesia yang luas jelajah pergaulannya dan diterima banyak pihak. Saya dekat dengan beliau, sosok yang hangat dan bersahabat,” kenang Haedar.

Keakraban Haedar dan Kiai Hasyim juga pernah tercermin ketika Ketua Umum Muhammadiyah ini membesuk Kiai Hasyim saat masih dirawat di RS Lavalette, Kota Malang, Jawa Timur, Januari lalu. Kehadiran Haedar di RS Lavalette tersebut didampingi Rektor Universitas Muhammadiyah (UMM) Fauzan, M.Pd., serta Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang Dr. Mursidi.

“Kami tidak lama berada di dalam ruangan, hanya sekitar 15 menit dan kami saling mendoakan, semoga KH. Hasyim cepat sembuh. Memang ada beberapa hal yang menjadikan KH. Hasyim risau dengan kondisi Tanah Air akhir-akhir ini,” kisah Rektor UMM Fauzan akan kunjungan itu.


Kiai Hasyim yang juga Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) itu, lanjut Fauzan, minta agar Muhammadiyah tetap konsisten memikirkan kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia. Selain itu, Muhammadiyah juga tetap menjalankan organisasi dengan semangat yang diikuti hati nurani. Fauzan mengatakan KH. Hasyim risau karena banyak pemimpin yang menggerakkan masyarakat hanya dengan nafsu tanpa hati nurani, sehingga kondisi menjadi kacau.

Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, Kiai Hasyim menghembuskan nafasnya yang terakhir di Malang kemarin, 16 Maret. Karena itu, ucapan belasungkawa pun disampaikan oleh Haedar Nasir sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah. Di mata Haedar, sosok almarhum berjasa besar dalam menjembatani keberagaman di Indonesia. Hal ini disebabkan besarnya pengaruh dan luasnya pergaulan KH Hasyim Muzadi.[]

(Republika/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: