Pesan Rahbar

Home » » Makna Penantian; Dari Persiapan Militer Hingga Lawan Kebodohan

Makna Penantian; Dari Persiapan Militer Hingga Lawan Kebodohan

Written By Unknown on Tuesday 7 March 2017 | 19:00:00


Kepada para penanti agar mempersiapkan dirinya walau hanya degan satu peluru, sebab tugas para militer khusus harus bersiap-siap. Begitu juga para ahli ekonomi, risalahnya adalah bagaimana menghilangkan inflasi, pengangguran hingga menghilangkan pemisah kasta-kasta. Selain itu, para mujtahid dalam fiqh, sosial, budaya hingga politik juga memiliki tugas dan tanggungjawab dalam melawan serangan budaya dan kebodohan.

Hal itu dikatakan salah seorang marja’ taqlid di kota Qom, Iran Ayatullah Javadi Amuli dalam bukunya “Imam Mahdi afs, yang Dijanjikan” atau “Imam Mahdi afs, al-Mau’ud al-Maujud.” Ia menuliskan bahwa penantian kemunculaan Imam Zaman afs memiliki pengaruh dan nilai-nilai besar pada pribadi dan masyarakat. Penantian memberi harapan akan masa depan yang cerah dalam setiap gerakan dan usaha tiap-tiap pribadi dan masyarakat.

Dikatakan Amuli, banyak sekali riwayat dari lisan para imam as yang menyatakan bahwa penantian itu perbuatan yang dicintai Allah taala. Imam Ali as dalam sebuah riwayat mengatakan, “Menantilah dan janganlah berputus asa dari Ruhillah, sesungguhnya amal yang paling dicintai adalah menanti kemunculan,” terang Amuli serta menyebutkan juga riwayat dari Sayidussajidin as bahwa sebaik-baik amal adalah menanti kemunculan Imam Mahdi afs.

Ayatullah Amuli mengatakan, siapa yang meyakini bahwa tidak mungkin adanya perbaikan selama masa ghaib Imam Zaman afs, maka baginya tidak akan menjadi pendorong untuk memerangi thagut. Tapi siapa yang meyakini dan mengetahui bahwa orang-orang baik akan menghukumi di bumi ini, dan kebenaran akan kembali kepada pemiliknya serta lenyapnya kezaliman, maka dirinya senantiasa akan memperbaiki dirinya yang pada akhirnya akan berpengaruh pada perbaikan masyarakatnya. Maka orang-orang yang meyakini itu akan senantiasa berusaha untuk mempersiapkan bumi demi tegaknya pemerintahan mulia itu.

Berdasarkan itu, jelas Ayatullah Javadi Amuli, para penanti sebenarnya demi perbaikan bumi ini adalah orang-orang shalih dan menshalihkan yang lainnya. Pribadi-pribadi seperti itu senantiasa mengikuti doa pemimpinnya yang memohon kepada Allah taala, “ Ya Allah kami menginginkan kepadamu negeri yang mulia. Negeri yang memuliakan Islam dan pengikutnya, menghinakan kemunafikan dan pengkutnya, Dan menjadikan kami di dalamnya orang-orang yang mentaatimu serta pemimpin yang membawa ke jalanmu serta di dalamnya engkau memberikan kami rezeki kemuliaan.”

Makna besar yang telah disinggung para maksum seperti mengatakan, “Berdoalah dan nantilah kemunculan,” itu menjelaskan bahwa wajib bagi para syiah pada masa kegaiban al-Mahdi afs untuk terus berdoa dan menanti. Sebab, kata Ayatullah Javadi Amuli, doa dilihat dari sisi pribadi, sedangkan penantian kemunculan dilihat sisi pribadi dan juga masyarakat.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: