Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS AMERIKA – RUSIA – EROPA. Show all posts
Showing posts with label ABNS AMERIKA – RUSIA – EROPA. Show all posts

Pameran Islami di Universitas Carolina Utara


Asosiasi Mahasiswa Muslim di Universitas Carolina Utara menggelar pameran Islami untuk memperkenalkan Islam kepada kalangan mahasiswa.

Demikian berita ini dilansir oleh situs informasi Technician Online kemarin.

Pameran Islami itu mengangkat tema “pekan kebhinekaan agama dan budaya”.

Para penyelenggara berharap seminar tersebut bisa membantu para penganut selain agama Islam bisa memahami ajaran dan kandungan agama Islam.

Tidak sedikir peserta dengan aneka latar belakang agama dan budaya menghadiri pameran Islami tersebut. Mereka berharap bisa lebih mengenal Islam lebih banyak.

“Program untuk menggelar pameran Islami ini telah dimulai dari sejak semester baru ini dimulai,” ujar Munib Sayyid, ketua Asosiasi Mahasiswa Muslim Universitas Carolina Utara yang juga mahasiswa jurusan sains dan teknologi di perguruan tinggi ini.

Syiraz Ahmad, mahasiswa jurusan ilmu politik dan kriminologi yang juga salah satu anggota Asosiasi Mahasiswa Muslim Universitas Carolina Utara, menekankan, tujuan utama pameran Islami ini adalah memperkenalkan para mahasiswa Universitas Carolina Utara dengan ajaran dan budaya Islam.

Ia berharap, program ini sudah mampu melaksanakan tugas dalam menarik para mahasiswa untuk mengenal Islam.

Pameran Islami merupakan progran tahunan Universitas Carolina Utara dalam rangka memperingati Pekan Kebhinekaan Agama dan Budaya.

(Technician-Online/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tahun 2015, Serangan Terhadap Warga Muslim Jerman Meningkat Empat Kali Lipat


Menurut hasil penelitian terbaru, serangan terhadap warga muslim Jerman pada tahun 2015 lalu meningkat sebesar 4 kali lipat.

Demikian laporan ini dirilis oleh Daily Sabah kemarin menukil hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Institut Riset Sosial, Ekonomi, dan Politik di Jerman (SETA).

Semangat dan serangan anti Islam ini terjadi di seantero Jerman di berbagai bidang mulai dari pendidikan, media, hukum, dan internet.

Menurut laporan Alexandra Lewicki yang dimuat oleh Lembaga Sosiologi Politik Jerman, kecenderungan-kecenderungan anti Islam ini terkesan meningkat pada tahun 2015 lalu, dan tidak sedikit warga muslim yang menjadi sasaran.

Pada tahun 2014 lalu, serangan terhadap kamp-kamp penampungan para imigran Jerman berjumlah 199 kasus. Akan tetapi, pada tahun 2015, jumlah serangan ini meningkat menjadi 1.031 kasus.

Jumlah serangan-serangan anti Islam pada tahun 2016 lalu menempati tingkat yang paling tinggi.

Menurut laporan pihak kepolisian federal Jerman, yayasan-yayasan Islam di Jerman minimal menjadi sasaran serangan sebanyak satu atau dua kali dalam satu minggu.

Menurut keyakinan SETA, jumlah riil serangan terhadap warga muslim di Jerman tidak pernah diumumkan, dan tentu jumlah ini lebih besar daripada jumlah kasus yang diumumkan oleh pihak kepolisian.

Para petinggi Jerman hanya melaporkan serangan anti Islam sebanyak 17 kasus dalam satu minggu. Akan tetapi, media-media Jerman memuat sekitar 37 berita tentang serangan ini dalam satu minggu.

(Daily-Sabah/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pemenang Lomba Hafalan dan Tartil Al-Quran Berlin Diumumkan


Para pemenang lomba hafalan dan tartil al-Quran di Berlin, Jerman, telah diumumkan.

Seperti dilansir oleh Kantor Berita Kuwait KUNA, Usamah Abdul-Aziz dari Libya menjadi pemenang lomba hafalan dan tartil al-Quran Berlin tersebut.

Muhammad Fudhail menjadi juara kedua pada lomba al-Quran yang diinisiasi oleh Asosiasi Hafalan al-Quran al-Furqan tersebut.

Sebagai juara ketiga terpilih nama Umar al-Mukhtar, seorang peserta dari Norwegia.

Ketiga juara ini berhasil menjuarai jurusan hafalan al-Quran.

Sementara itu, dalam jurusan tartil al-Quran, Ibrahim Abu Ghalib dari Maroko berhasil menjadi juara pertama.

Dr. Khalid al-Mukhtar, utusan Asosiasi al-Manabir al-Quraniah dari Kuwait, menyatakan, asosiasi ini telah menandatangani kesepahaman dengan Asosiasi al-Furqan untuk bekerja sama guna mendorong para pemuda dan masyarakat Islam di Eropa menghafal al-Quran.

723 peserta dari 14 negara Eropa termasuk Prancis, Belgia, dan Norwegia mengikuti lomba hafalan dan tartil al-Quran Berlin ini.

Thalal al-Hadi, ketua Komite Pengawasan Lomba al-Quran di Asosiasi al-Furqan, menyatakan terima mendalam kepada Pemerintah Jerman yang telah bekerja sama guna kelancaran lomba tersebut. Ia meminta kepada masyarakat muslim supaya menjalin hubungan dengan masyarakat Jerman, dan tentu saja, dengan tetap menjaga ajaran mereka.

(Kuna/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Bantu Korban Topan Harvey, Texas Syaratkan Tidak Anti Israel


Para petinggi Texas mensyaratkan siap memberikan bantuan kepada para korban topan Harvey dengan syarat mereka tidak mendukung program boikot Israel.

Demikian berita ini dilansir oleh Russia Today hari ini.

Para petinggi kota Dickinson telah mengumumkan kepada seluruh warga dan perusahaan sedang menerima permohonan untuk memberikan bantuan dari budget yang telah dialokasikan kepada kas peristiwa topan Dickinson.

Para pemohon bantuan, seperti dilaporkan, harus menyepakati beberapa syarat yang telah ditentukan. Salah satunya adalah mereka tidak boleh mendukung gerakan boikot Israel.

Dengan demikian, para warga kota Histon tidak akan memperoleh bantuan apabila mereka masih mendukung gerakan boikot Israel.

“Para pemohon bantuan finansial belum pernah ikut dalam gerakan boikot Israel sebelum ini, dan juga tidak akan memboikot Israel ketika kesepakatan ini sedang dilaksanakan,” tutur salah satu butir kesepakatan bantuan tersebut.

Asosiasi Kebebasan Madani Amerika telah menyatakan bahwa syarat-syarat yang telah ditentukan oleh kota Dickinson itu bertentangan dengan kebebasan berkeyakinan dan berpendapat.

Syarat ini mungkin terpengaruh oleh salah satu undang-undang di Texas yang telah disahkan pada bulan Mei lalu. Undang-undang tersebut menyatakan seluruh kontraktor pemerintah harus berjanji untuk tidak berpartisipasi dalam gerakan boikot Israel.

“Sebagai sekutu perdagangan nomor satu bagi Israel di Amerika, Texas merasa bangga sekali lagi bisa memberikan dukungan kepada Israel,” ujar walikota Texas.

“Kami terus akan melanjutkan hubungan bersejarah kami dengan Israel. Kebijakan-kebijakan anti Israel adalah kebijakan yang menentang Texas. Kami tidak akan pernah menerima apabila ada tindakan yang menentang salah satu sekutu terpenting kami,” lanjutnya menegaskan.

(Russia-Today/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Rusia Siap Balas Amerika Dalam Isu Nuklir Iran


Jika Washington keluar dari kesepakatan senjata nuklir, maka Moskow juga akan segera keluar dari kesepakatan dan perjanjian ini.

Demikian ancaman Vladimir Putin, Presiden Rusia, pada hari Kamis lalu ketika menanggapi sikap Amerika Serikat sehubungan dengan kesepakatan senjata nuklir, seperti dilansir oleh Reuters.

“Rusia memiliki program untuk mengembangkan sistem persenjataan nuklir dan nonnuklir baru untuk menjawab sikap negara-negara lain,” pungkas Putin.

Vladimir Putin juga menyatakan mengencam percobaan senjata nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara. Akan tetapi, ia bersikukuh supaya krisis di semenanjung Korea ini diselesaikan dengan jalan dialog.

Menurut Putin, tujuan utama dari boikot baru terhadap Rusia yang diberlakukan oleh Amerika Serikat adalah menghapus Moskow dari pasar energi Eropa dan memaksa Eropa supaya memberi gas cair dari Amerika dengan harga yang lebih mahal.

Presiden Rusia menghimbau supaya struktur PBB dirombak secara total. Akan tetapi, perombakan ini harus dilakukan secara bertahap.

Di bagian lain pernyataan, Putin menilai positif seluruh proses solusi krisis Suriah. Sekalipun demikian, ia mengaku problem belum tuntas. Kesepakatan zona penurunan ketegangan merupakan prestasi terpenting dalam dua terakhir di pertemuan Astana.

“Proses dialog antara Suriah dan pihak oposisi yang berjalan sangat sulit sangat mengkhawatirkan. Ada kemajuan. Akan tetapi, sangat lambat dan lemah. Pihak-pihak yang sedang berseteru tidak saling mempercayai,” ujar Putin.

Ketika ditanya tentang hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat, Putin menegaskan, “Riyadh harus waspada menyikapi Amerika yang sedang memaksakan demokrasi yang mereka miliki.”

(Reuters/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Quebec Resmi Bentuk UU Pelarangan Cadar


Provinsi Quebec, Kanada, telah mengeluarkan undang-undang yang akan melarang bagi wanita Muslim, dan orang-orang lain, yang menutupi wajah mereka untuk menerima layanan publik, termasuk mengendarai bus umum. Undang- undang ini telah diperdebatkan oleh berbagai pihak di sana.

Anggota legislatif provinsi memilih dengan skor suara 65: 51 untuk mendukung undang-undang tentang netralitas agama, yang dikenal sebagai RUU 62, pada hari Rabu pagi.

Dilansir dari Aljazirah, Kamis (19/10), Undang-undang tersebut memaksa warga untuk mengungkap wajah mereka agar dapat menerima atau memberikan pelayanan publik di provinsi yang berbahasa Prancis. Aturan ini berlaku untuk pegawai provinsi dan kota - termasuk dokter, perawat, guru dan pekerja penitipan anak - dan petugas angkutan umum.

Shaheen Ashraf, anggota dewan Dewan Wanita Muslim Kanada yang berbasis di Montreal, mengatakan bahwa dia merasa terganggu, tidak tenang dan marah karena undang-undang tersebut disahkan.

Menurut Ashraf, wanita Muslim di Quebec merasa ditargetkan oleh undang-undang, yang merupakan rangkaian terbaru dari serangkaian upaya pemerintah provinsi untuk mengangkat isu pakaian wanita Muslim.

"Pesan yang mereka kirim ke wanita tersebut adalah Anda tinggal di rumah dan tidak keluar rumah karena mereka memilih untuk menutupi wajah mereka dan mereka tidak dapat naik bus atau menggunakan kendaraan umum atau menerima layanan apapun. Jadi apa yang harus mereka lakukan?" tutur Ashraf.

Menteri Kehakiman Quebec, Stephanie Vallee pertama kali mengajukan tuntutan undang-undang tersebut pada tahun 2015 setelah beberapa tahun melakukan perdebatan di provinsi tersebut mengenai simbol-simbol keagamaan di ranah publik dan masalah akomodasi religius untuk kaum minoritas.

Vallee telah membela undang-undang tersebut, mengatakan bahwa ini tentang hidup bersama secara harmonis. "Ini adalah RUU tentang pedoman dan jelas menetapkan netralitas negara," kata Vallee.

Partai Liberal, yang memegang mayoritas di legislatif provinsi, mendukung RUU tersebut, sementara partai oposisi menolaknya karena mereka mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak berjalan cukup jauh.

Larangan tersebut akan segera berlaku, namun pemerintah provinsi belum memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana lembaga publik harus menanggapi bila orang dengan wajah tertutup menggunakan layanan publik. Pemerintah diharapkan membentuk komite untuk memberikan petunjuk.

(Al-Jazeera/Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Inggris Larang Penggunaan Kata “Teluk Arab”


Di halaman Telegram, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Inggris memuat keputusan Kementerian Luar Negeri Inggris yang memerintahkan kepada jajaran resmi untuk menggunakan kata “Teluk Persia”.

“Teluk Arab jangan sampai digunakan,” tulis Hamid Ba’idinejad di halaman Telegramnya.

Pesan lengkap Ba’idinejad di halaman Telegram tersebut adalah sebagai berikut:

Majid Tafresyi adalah salah seorang peneliti handal dalam bidang dokumen sejarah Iran, terutama dalam bidang dokumen-dokumen rahasia yang keluar dari arsip rahasia Kementerian Luar Negeri Inggris. Baru-baru ini ia membongkar sebuah dokumen dari Kementerian Luar Negeri Inggris tertanggal 8 Mei 1978. Dalam dokumen ini disebutkan bahwa kata yang benar adalah “Teluk Persia”.

Instruksi penggunaan kata Teluk Persia untuk kawasan tersebut dikeluarkan mengingat hubungan politik dengan negara-negara Arab dan sensifitas rakyat Iran. Untuk itu, untuk sekarang ini, masalah ini juga harus menjadi perhatian.

Kandungan dokumen menjadi bukti lain atas kebenaran dan keabsahan historis kata Teluk Peria.

(Telegram/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Apa Wasiat Politik Imam Khomeini?


Hujjatul Islam wal Muslimin Muhsin Gharawiyan salah seorang anggota Dewan Ahli Jamiah Al-Mustafa dan pengajar di Hauzah Ilmiah Qom berupaya menganalisa secara khusus wasiat politik Imam Khomeini ra.

Banyak poin yang bisa dipetik dari wasiat politik-Ilahi ini. Salah satunya adalah penekanan terhadap masalah kebudayaan seperti masalah kawula muda dan agama. Tapi sayangnya, hal ini, sehubungan dengan kondisi sosial masyarakat masa kini, tidak memperoleh perhatian yang proporsional.

Hujjatul Islam wal Muslimin Gharawiyan menghimbau supaya poin wasiat ini memperoleh perhatian dengan sangat serius.

Poin lain dalam wasiat politik Ilahi ini adalah persatuan dan kesatuan langkah di dalam tiga kekuatan yang memegang kendali negara: Yudikatif, Legislatif, dan Eksekutif. "Imam Khomeini ra senantiasa menekankan supaya seluruh rakyat bersatu dengan pemerintahan, begitu pula negara dengan rakyat. Dan tak kalah penting, persatuan antara kepala tiga kekuatan penting negara," ujarnya.

"Sayangnya, penekanan Imam Khomeini ini sudah banyak dilalaikan. Sekarang ini, kita sering menyaksikan perpecahan dan cakar-mencakar yang dilakukan oleh para ketua kekuatan negara dan partai-partai politik," tambahnya.

Poin lain yang sangat penting dalam wasiat politik Ilahi Imam Khomeini ra adalah masalah kekuasaan. Imam Khomeini ra tidak pernah menempatkan kekuasaan mata timbangan dalam ranah pemikirannya. Ia lebih memberikan perhatian khusus terhadap etika dan spiritual. Sebaliknya, para penguasa di dunia masa kini lebih memberikan harga mati kepada kekuasaan. Tanpa kekuasaan, mereka tidak akan bisa hidup.

Dalam wasiat politik Ilahi ini, Imam Khomeini ra juga menekankan supaya rakyat memberikan kepercayaan penuh kepada para aparatur negara. Tapi, sayangnya, kepercayaan ini sekarang sudah mulai memudar. "Masyarakat kita sekarang ini menerima setiap berita, analisa, dan pandangan dari para aparatur negara dengan penuh keraguan. Di balik setiap pandangan dan pendapat yang dikeluarkan oleh aparat ini, tersimpan banyak rahasia yang disembunyikan oleh para aparat," ungkapnya menyesali.

Poin lain yang menjadi acuan utama wasiat politik Ilahi Imam Khomeini ra adalah kesederhanaan hidup para aparatur negara. "Lebih mengutamakan gaya hidup seperti kaum ningrat adalah sebuah penyelewengan dari prinsip Wilayatul Faqih," ujarnya menekankan.

Menurut penilaian Imam Khomeini ra, jika para aparatur negara sudah lebih mementingkan uang dan materi ketimbang kelayakan, takwa, dan agama dalam mengemban tugas, maka hal ini adalah sebuah ancaman terbesar dan p aling berbahaya bagi Revolusi Islam Iran.

"Revolusi Imam Khomeini ra adalah revolusi kaum miskin. Tapi sekarang, jalan revolusi ini sedang menuju ke arah penyembahan uang dan materi," tandas Hujjatul Islam Gharawiyan.

Guru Hauzah Ilmiah Qom ini juga mengisyaratkan tindakan berlebih-lebihan yang pernah dilakukan oleh sebagian kelompok masyarakat dengan alasan demi mengagungkan dan mengikuti pemimpin Revolusi Islam Iran.

"Di permulaan kemenangan Revolusi Islam, sebagian kelompok mengaku pernah melihat foto Imam Khomeini ra di bulan. Jelas, Imam Khomeini ra menolak hal ini mentah-mentah. Berkenaan dengan Rahbar, sebagian kelompok juga pernah melakukan hal-hal serupa. Tapi, semua ini tidak memiliki asas yang kuat. Kita harus mencegah hal-hal seperti ini supaya jangan sampai terulang," tandasnya.

Menurut penilaiannya, kita harus memperkenalkan kepribadian Imam Khomeini ra sebagai sebuah sosok manusia biasa. "Betul, posisi Imam Khomeini ra sangat tinggi, tapi ia bukanlah sosok super yang tidak bisa dijangkau oleh kita. Ia hidup di tengah masyarakat, tapi telah berhasil membersihkan diri," ujarnya.

Tindakan-tindakan berlebih-lebihan seperti ini, menurut pengakuan Hujjatul Islam Gharawiyan, akan menyebabkan musuh menuduh kita sebagai bangsa yang meyakini khurafat. Bangsa dunia juga akan memiliki pandangan yang sangat negatif terhadap kita. Hal ini juga akan menyebabkan masyarakat kita tidak akan percaya lagi kepada ulama, media masa, dan kaum agamis.

Di penghujung uraian, Hujjatul Islam wal Muslimin Gharawiyan berpesan supaya pemikiran-pemikiran Imam Khomeini ra menjadi bahan utama buku pelajaran perguruan tinggi dan hauzah ilmiah.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tindakan-tindakan Islamofhobia Terhadap Para Lelaki Inggris Yang Mirip Muslim


Berdasarkan sejumlah penelitian baru, para lelaki Inggris yang mirip umat muslim dari aspek lahiriah menjadi target penganiayaan linguistik, fisik, dan spiritual oleh para Islamofhob.

Menurut laporan IQNA dilansir dari harian The Independent, hasil-hasil penelitian yang dilakukan lewat wawancara dengan laki-laki Inggris yang mirip umat muslim menunjukkan bahwa orang-orang ini mengalami insiden-insiden Islamofhobia seperti pelemparan kotoran hewan ke dalam rumah dan pemecahan kaca-kaca toko atau penyebutan teroris dan ISIS.

Dalam penelitian ini para peneliti melakukan wawancara dengan 20 lelaki Inggris, dari kelompok umur 19-59 tahun, dari ras kulit hitam dan putih, dan Asia dari lintas agama, Kristen, Hindu, Sikh, dan Atehis, dimana hasilnya menunjukkan peningkatan insiden Islamofhobia pasca serangan teroris dan penyelenggaraan referendum keluarnya Inggris dari aliansi Eropa.

Dalam pertemuan pemaparan hasil penelitian yang dilakukan di pekan penyadaran tentang kejahatan yang muncul dari kebencian di majlis umum Inggris, Imran Awan dan Irene Rampey, salah seorang profesor kriminologi di University of Birmingham, Inggris berbicara tentang pengalaman laki-laki non muslim akan Islamofhobia, yang secara lahiriah mirip dengan umat muslim.

Imran Awan mengatakan, penelitian ini menunjukkan bagaimana para pelaku kejahatan yang muncul dari kebencian menarget hanya berdasarkan prasangka dan stereotip palsu.

Awan dan Rampey menyarankan pembuatan sebuah kampanye umum yang melaporkan kejahatan-kejahatan yang muncul dari kebencian dan menyelenggaraan sejumlah workshop edukasi mekanime menangani kejahatan semacam ini.

Demikian juga mereka merekomendasikan sebuah aplikasi sosial media, yang dapat digunakan untuk laporan-laporan online kejahatan yang muncul dari kebencian dan memberikan saran mencegah kejahatan ini.

(The-Independent/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

The Times: Bush Tahu Tahanan Guantanamo Tak Bersalah


George W. Bush, Dick Cheney dan Donald Rumsfeld menutupi bahwa ratusan pria tak bersalah dikirim ke penjara Guantanamo karena takut membebaskan mereka akan melukai dorongan untuk perang di Irak dan strategi Perang Melawan Teror, menurut sebuah dokumen baru yang diperoleh oleh The Times.

Tuduhan itu dibuat oleh Lawrence Wilkerson, ajudan utama Colin Powell, mantan menteri luar negeri Republikan, dalam sebuah deklarasi untuk mendukung tuntutan hukum yang diajukan oleh seorang tahanan Guantanamo. Ini adalah pertama kalinya tuduhan semacam itu dibuat oleh anggota senior dari pemerintahan Bush.

Kolonel Wilkerson, yang merupakan kepala staf Jenderal Powell ketika ia menjalankan Departemen Luar Negeri, bersikap paling kritis terhadap Cheney dan Rumsfeld. Ia mengklaim bahwa mantan wakil presiden dan menteri pertahanan itu mengetahui bahwa mayoritas dari 742 tahanan awal yang dikirim ke Guantanamo pada tahun 2002 tidak bersalah namun meyakini bahwa secara politik tidak mungkin untuk membebaskan mereka.

Jenderal Powell, yang meninggalkan pemerintahan Bush di tahun 2005, marah tentang kesalahan informasi bahwa ia mempertaruhkan dunia demi membangun kasus untuk invasi ke Irak di PBB, diketahui telah mendukung deklarasi Kolonel Wilkerson.

Kolonel Wilkerson, kritikus lama pendekatan pemerintahan Bush dalam melawan terorisme dan perang di Irak, mengklaim bahwa mayoritas para tahanan – mulai yang termuda berusia 12 tahun hingga yang tertua 93 tahun – tidak pernah melihat seorang tentara AS ketika mereka ditangkap. Ia mengatakan bahwa banyak dari mereka yang diserahkan oleh orang-orang Afghan atau Pakistan untuk imbalan sebesar 5,000 dolar AS. Sedikit atau tidak ada bukti mengapa mereka ditahan.

Ia juga mengklaim bahwa alasan Cheney dan Rumsfeld tidak mau membebaskan para tahanan adalah karena ”upaya penahanan akan terungkap sebagai operasi yang sangat berantakan seperti sebenarnya”. ”Itu tidak diterima oleh pemerintahan dan akan sangat mengganggu kepemimpinan di Departemen Pertahanan (Rumsfeld berada di departemen itu).”

Merujuk pada Cheney, Kolonel Wilkerson, yang mengabdi di militer AS selama 31 tahun, menambahkan, ”Ia samasekali tidak peduli bahwa mayoritas tahanan Guantanamo tidak bersalah. Jika ratusan orang tak bersalah harus menderita demi ditahannya segelintir teroris, maka biarlah.”

Ia menduga bahwa bagi Cheney dan Rumsfeld, ”Orang-orang tak bersalah merana di dalam penjara selama bertahun-tahun dibenarkan oleh Perang Melawan Teror dan sejumlah kecil teroris yang bertanggung jawab atas serangan 11 September.”

Ia menambahkan, ”Saya membahas soal tahanan Guantanamo dengan Menteri Powell. Saya mengetahui bahwa sudut pandangnyalah bahwa bukan hanya Wakil Presiden Cheney dan Menteri Rumsfeld, tapi juga Presiden Bush, yang terlibat dalam semua pembuatan keputusan Guantanamo.”

Cheney dan Rumsfeld, ujar Kolonel Wilkerson, menganggap penahanan orang-orang yang tak bersalah dapat diterima jika beberapa militan asli tertangkap, menuntun pada gambar intelijen Irak yang lebih baik pada saat pemerintahan Bush berupaya menemukan hubungan antara Saddam Hussein dan serangan 11 September, ”sehingga membenarkan rencana pemerintah untuk berperang dengan negara itu”.

Ia menandatangani deklarasi itu untuk mendukung Adel Hassan Hamad, seorang pria Sudan yang ditahan di Guantanamo sejak bulan Maret 2003 hingga Desember 2007. Hamad mengklaim bahwa ia disiksa oleh agen-agen AS saat berada dalam penahanan dan mengajukan tuntutan ganti rugi melawan sederet pejabat Amerika.

Pembela Guantanamo mengatakan bahwa para tahanan mulai dibebaskan pada bulan September 2002, sembilan bulan setelah tahanan pertama dikirim ke penjara di pangkalan angkatan laut AS di Kuba. Pada saat Bush melepaskan jabatan lebih dari 530 tahanan telah dibebaskan.

Juru bicara Bush mengatakan bahwa mereka tidak akan mengomentari tuduhan Kolonel Wilkerson. Seorang mantan kenalan Rumsfeld mengatakan bahwa pernyataan Wilkerson itu samasekali tidak benar. Ia mengatakan bahwa mantan Menteri Pertahanan telah bekerja lebih keras daripada siapa pun untuk membebaskan para tahanan dan menjaga agar populasi penjara sesedikit mungkin.

Saat ini ada sekitar 180 tahanan yang masih tertinggal di dalam fasilitas itu.

(The-Times/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Trump Usir Ribuan WNI Korban Kerusuhan 1998

Para warga Amerika Serikat demo di Manchester, New Hampshire, memberikan dukungan kepada para warga Indonesia yang menghadapi deportasi oleh pemerintah Presiden Donald Trump – Foto: Reuters

Ribuan warga negara Indonesia (WNI) hijrah ke Amerika Serikat (AS) untuk menghindari kekerasan rasial yang menjamur pada 1998. Selama hampir 20 tahun mereka hidup dengan tenang di Negeri Paman Sam.

Namun, kini keberadaan mereka terancam. Pasalnya mereka menghadapi deportasi atau pengusiran oleh pemerintah Presiden Donald Trump. Perintah eksekutif yang diteken Presiden Donald Trump pada Januari lalu menyebabkan para WNI itu tak diterima lagi di AS.

Selama kampanye pencalonannya sebagai presiden, Donald Trump mengatakan bahwa dia akan membersihkan negaranya dari jutaan imigran ilegal. Sejak pindah ke Gedung Putih pada bulan Januari, penangkapan oleh otoritas imigrasi meningkat tiga kali lipat sejak awal tahun ini menjadi rata-rata 142 orang per hari.

Immigration and Customs Enforcement (ICE) memberikan batas waktu dua bulan bagi imigran untuk angkat kaki dari negara yang didirikan oleh imigran tersebut. Shawn Neudauer, jubir ICE, mengatakan bahwa dirinya hanya menjalankan tugas sesuai dengan perintah eksekutif Trump.

Dalam perintah eksekutif kontroversial yang juga melahirkan Muslim Ban itu, presiden ke-45 AS tersebut meminta aparat berwenang memulangkan seluruh imigran yang masuk secara ilegal.

Bukan hanya imigran dari Indonesia, ICE menarget seluruh imigran yang masuk secara ilegal ke AS. ’’Kini semua sudah tidak sama lagi,’’ kata Neudauer.

Trump memperketat seluruh aturan imigrasi. Dia juga menghentikan atau mencabut seluruh kebijakan pemerintahan sebelumnya yang dianggap terlalu lembek. Prioritas Trump saat ini adalah membersihkan AS dari para imigran ilegal.

Salah satu yang terdampak kebijakan itu adalah keluarga Lumangkun. Meldy dan Eva Lumangkun membangun kehidupan baru di pinggiran Kota New Hampshire dan membesarkan empat anak setelah melarikan diri ke AS sejak hampir dua dekade silam. Status tinggal mereka di negeri Paman Sam adalah ilegal, namun sudah lama ditoleransi oleh otoritas imigrasi setempat.

Tapi saat melapor di ICE Kota Manchester, Hillsborough County, Negara Bagian New Hampshire, Meldy dan Eva Lumangkun diusir. Mereka diminta untuk membeli tiket satu arah kembali ke Indonesia dan keluar dari AS dalam waktu dua bulan.

”Kami takut pulang ke rumah. Kami takut akan keselamatan anak-anak kami,” kata Meldy Lumangkun usai pertemuan dengan pejabat ICE di Manchester. ”Di sini anak-anak kita bisa hidup dengan aman,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Selasa 17 Oktober 2017.

Keluarga Lumangkun termasuk di antara sekitar 2.000 warga Kristen Tionghoa Indonesia yang melarikan diri ke New Hampshire untuk menghindari kerusuhan tahun 1998.

Mereka juga termasuk di antara puluhan ribu imigran ilegal di Amerika Serikat yang sekarang menghadapi kemungkinan deportasi setelah administrasi Trump membuka kembali kasus orang-orang seperti keluarga Lumangkun. Puluhan ribu imigran ilegal itu sudah lama menikmati penangguhan hukuman di bawah pemerintahan masa lalu, termasuk pemerintahan Barack Obama.

Mereka boleh tetap tinggal di AS jika melaporkan keberadaannya secara rutin. ’’Mereka harus menyerahkan paspor dan menepati jadwal lapor ke ICE,’’ kata senator Jeanne Shaheen. Kini kebijakan itulah yang dihapus Trump.

Selain di New Hampshire, penduduk Indonesia yang menghindari kerusuhan 1998 menetap di Negara Bagian New Jersey. Selama di AS mereka bekerja di sektor krusial.

’’Mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting. Mengganti mereka dengan orang baru bukan perkara mudah,’’ ucap Shaheen.

Politikus Partai Demokrat itu mengatakan bahwa penduduk Indonesia di dua negara bagian tersebut sudah mengajukan banding di Pengadilan Boston. Kini kasus mereka sedang berjalan.


Tanggapan Anggota DPR RI

Menyikapi kebijakan eksekutif pemerintah AS yang diteken Presiden Donald Trump, anggota Komisi I DPR Arif Suditomo tidak mempersoalkan kebijakan pengusiran WNI yang sudah tinggal di sana pascarusuh 1998. Namun perlu dilihat apakah tindakan itu melanggar hak asasi manusia (HAM) atau tidak.

“Hal-hal yang perlu kita waspadai lebih kepada apakah dari mulai perancanaan kebijakan tersebut, sampai pemberlakuannya ada yang berkaitan dengan hak asasi manusia atau tidak,” ucap Arif, Selasa, 12 Oktober 2017.

Ditegaskan politikus Hanura ini, kebijakan itu merupakan hak AS sebagai sebuah negara dan pemerintahan yang berdaulat untuk menertibkan administrasi kependudukan mereka.

Secara umum, katanya, langkah AS menertibkan pendatang yang over stayer merupakan hal yang lumrah. Sebab, Indonesia pun melakukan hal yang sama terhadap warga negara lain yang kelebihan izin tinggal.

Kebijakan ini menurutnya tidak hanya berlaku di era kepemimpinan Trump, namun juga terjadi ketika Presiden Barack Obama menjadi Presiden Negeri Paman Sam. Hanya saja caranya menurut dia berbeda dengan pendekatan suami Melania itu.

“Obama juga melakukan penertiban over stayer, besar juga, cuma tidak menjadi komoditas politik,” ucap dia.

Karena itu, pihaknya menyarankan pemerintah Indonesia segera membangun komunikasi secara intensif dengan otoritas setempat terkait kebijakan yang erat kaitannya dengan perlindungan WNI.

“Kalau ada yang over stayer harus dipulangkan, bagaimana pemulangan jangan mengorbankan hak mereka. Kalau over stayer saya pikir mereka masih memegang paspor Indonesia, jadi saya tidak khawatir mereka kehilangan kewarganegaraan (WNI),” pungkas Arif.

(Reuters/Satu-Islan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mahasiswa Harvard Protes Instruksi Anti Imigran Baru Trump


Para mahasiswa Universitas Harvard menggelar protes terhadap instruksi anti imigran Donald Trump di depan gereja kota Harvard.

Demikian berita ini dirilis oleh situs informasi Thecrimson hari ini.

Para mahasiswa itu berkumpul di tangga-tangga pintu gerbang gereja Harvard untuk menunjukkan protes mereka terhadap instruksi baru Trump tersebut.

Aksi protes yang digelar bersamaan dengan waktu salat maghrib itu disponsori oleh Jaringan Anti Islamofobia di Harvard.

Para orator aksi protes tersebut berasal dari para mahasiswa yang, baik secara langsung maupun tak langsung, merasa gerah dengan instruksi baru baru Trump tersebut.

“Saya berpartisipasi dalam menggelar protes ini, karena saya ini menunjukkan rasa simpati saya kepada mereka yang gerah dengan perintah baru Trump ini supaya instruksi ini terus dikaji,” ujar ketua hubungan luar negeri Masyarakat Islam Harvard.

Ia sangat menyayangkan mengapa instruksi baru Trump ini tidak memperoleh porsi perhatian yang cukup dari media-media Amerika Serikat.

Instruksi terbaru Donald Trump yang melarang Muslimin memasuki tanah Amerika dikeluarkan pada tanggal 24 September lalu. Larangan kali ini meliputi Chad, Iran, Libya, Somalia, Suriah, Yaman, dan Korea Utara.

(The-Crimson/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Nonmuslim Juga Tidak Aman Dari Ancaman Serangan Anti Islam


Penelitian baru di Inggris menunjukkan, warga nonmuslim yang menyerupai warga muslim juga tidak akan terselamatkan dari serangan-serangan berbau Islamofobia.

Demikian hasil penelitian yang telah diajukan kepada House of Common Inggris ini dirilis oleh Sputnik.

Warga nonmuslim Inggris yang memiliki warna kulit atau jenggot seperti warga muslim juga sering menjadi sasaran serangan-serangan berbau Islamofobia dan memperoleh sasaran penghinaan fisik dan mental.

Dalam penelitian ini, Dr. Imran Ivan dan Dr. Erny Rumphi, dua dosen krimonolgi di Universitas Birmingham, telah melakukan wawancara dengan 20 orang warga nonmuslim kulit putih, kulit hitam, dan Asia. Mereka berusia rata-rata antara 19 hingga 59 tahun.

Agama mereka juga beraneka ragam. Ada yang beragama Kristen, Sik, Hindu, dan malah tidak beragama.

Menurut pengakuan mereka, terlepas dari agama yang dianut, mereka sering menjadi sasaran gangguan fisik dan mental lantaran mereka menyerupai warga muslim.

Sebagian dari mereka mengaku, lantaran warna kulit dan jenggot, mereka dituduh sebagai teroris atau memiliki hubungan dengan kelompok teroris ISIS.

Sebagian lagi mengaku, jendela-jendela toko mereka dipecahkan dan atau menerima pesan-pesan berisi ancaman di media-media sosial.

“Ini menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan ini membidik para korban mereka berdasarkan mainset dan fanatisme yang telah ditanamkan dalam benak mereka,” ujar Dr. Ivan.

(Sputnik/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Protes Atas Pembuatan Video Klip Penistaan Terhadap Alquran di Brazil


Aksi dua penyanyi dan seniman Brazil dalam memproduksi video klip penistaan akan kesucian Alquran mendapat respon dan penentangan keras umat muslim.

Menurut laporan IQNA dilansir dari andaluspress.com, dua penyanyi Brazil baru-baru ini menciptakan sebuah lagu dalam bentuk video klip, dimana dalam lagu tersebut menggunakan ayat-ayat suci Alquran.

Dalam video tersebut yang memuat adegan tarian dan gambar-gambar tak patut, yang digunakan untuk mendiskreditkan ayat-ayat suci Alquran, dimana publikasinya di negara-negara Arab dan Islam disertai dengan protes keras umat muslim.

Video klip ini dihentikan dalam penayangannya di Youtube setelah penentangan keras umat muslim, namun salah satu jejaring sosial lainnya dengan tema "Sebuah lagu yang memprovokasi umat muslim” menayangkannya.

Poin yang perlu diperhatikan adalah bahkan setelah larangan penayangan video klip tersebut di Youtube, sampai sekarang belum dipaparkan justifikasi logis oleh dua penyanyi Brazil tersebut dikarenakan pembuatan lagu penistaan terhadap Islam dan umat muslim. Perlu diketahui, di sebagian negara-negara eropa seperti Italia, Yunani, Irlandia, Finlandia, Jerman, dan lain-lain penistaan terhadap simbol-simbol suci dianggap sebagai sebuah kejahatan dan akan dihukum secara undang-undang.

(Andalus-Press/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Inggris Hadapi Ancaman Terorisme Hebat


Dinas keamanan Britania Raya, M15, Selasa (17/10), mengatakan Inggris menghadapi tantangan dan ancaman terorisme yang hebat. Indikasi utama hal ini adalah terjadinya serangkaian serangan teror di sana dalam beberapa bulan terakhir.

Direktur Jenderal M15 Andrew Parker mengatakan ancaman terorisme di Inggris memang kian nyata. "Ancaman itu bersifat multidimensi, berkembang dengan cepat dan beroperasi pada skala dan kecepatan yang belum pernah kita lihat sebelumnya," ungkapnya, seperti dikutip laman Anadolu Agency, Rabu(18/10).

Parker menambahkan saat ini lebih banyak aktivitas teroris, lebih cepat, dan lebih sulit untuk dideteksi. Ia menerangkan M15 telah menghentikan lebih banyak rencana serangan teror daripada yang menyebabkan jatuhnya korban tewas tahun ini. Pekerjaan intelijen setidaknya menggagalkan 20 rencana serangan teror dalam empat tahun terakhir.

"Ancamannya lebih beragam dari yang pernah saya ketahui. Rencana (serangan) dikembangkan di sini, di Inggris, tapi diarahkan dari luar negeri juga. Perencanaan daring. Perdebatan rumit dan juga perselisihan sengit, perencanaan panjang tapi juga serangan spontan," katanya.

Parker pun tak ingin Inggris lengah terhadap potensi serangan teror walaupun telah melakukan pengamanan ketat. "Saya pikir kita harus hati-hati agar kita tidak menganggap diri kita memiliki standar sempurna 100 persen, karena hal itu tak dapat dicapai," ujarnya.

(Anadolu-Agency/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Lavrov: Teroris Masih Bisa Beraktivitas Karena Terus Mendapatkan Dana

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (Foto: Reuters)

Kelompok teroris masih bisa terus melakukan tindakan kriminal karena tidak ada pembatasan ruang gerak mereka dalam mendapatkan dana, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Ia mengatakan, perjuangan melawan terorisme mustahil dimenangkan jika masih ada bantuan keuangan, materi, dan teknis untuk organisasi-organisasi teroris seperti ISIS, Jabhat al-Nusra, dan lain sebagainya.

"Komunitas internasional harus mengakhiri jalinan perdagangan dengan teroris dalam hal minyak, logam, sumber daya alam lainnya dan artefak bersejarah,” kata Lavrov, seperti yang diberitakan TASS, Rabu (4/10).

Ia mengatakan, meski upaya telah dilakukan, ISIS tahun lalu sendiri mendapatkan 200 – 250 juta dolar AS (2,69 – 3,37 triliun rupiah) hanya dari perdagangan minyak.

“Benar, ini hanya seperempat atau seperlima dari pendapatan mereka tahun lalu, dan mereka terus menggalang upaya untuk mendanai aktivitas kriminalnya,” ujarnya.

“Para teroris menyesuaikan diri mereka dengan situasi terkini, menerima pendapatan tambahan dari perdagangan manusia, organ manusia, barang antik curian, juga bisnis-bisnis legal dan judi pasar saham.”

(Tass/Russia-Beyond/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Senjata Apa Saja Yang Arab Saudi Beli Saat Mengunjungi Moskow? Simak Videonya!

Sistem pertahanan udara S-400 di pangkalan udara Hmeimim, Suriah. (Foto: Dmitriy Vinogradov/RIA Novosti)

Setelah memesan seluruh kamar hotel bintang lima di Moskow dan membuat Kremlin memasang susuran tangga, sekarang Kerajaan Saudi Arabia membelanjakan uangnya untuk senjata-senjata berat.

Rusia telah menjajakan senjata-senjatanya dengan nilai sekitar 3 miliar dolar AS (40,5 triliun rupiah) kepada Saudi Arabia saat Raja Abdul Aziz mengunjungi Moskow pada 4-5 Oktober lalu.

Sejumlah perjanjian senjata telah didiskusikan dalam beberapa hari terakhir, termasuk pendirian perusahaan cabang Kalashnikov di Arab Saudi – sehingga AK-103 dapat dibuat dan didistribusikan di negara itu dengan lebih mudah.

Moskow juga menjual beberapa senjata berat kepada Riyadh, termasuk penyembur api TOS-1A yang dapat mengeliminasi musuh yang bersembunyi di goa-goa atau bawah tanah dengan hulu ledak termobariknya. Misil antitank Kornet-M dan peluncur granat AGS-30 juga telah disepakati.


Kesepakatan Emas

Pembelian utama Arab Saudi tentu saja empat unit sistem pertahanan udara S-400 Triumph. Setiap unitnya berharga 500 juta dolar dan terdiri dari 12 mesin peluncur dan beberapa alat pembantu seperti radar dan pusat komando.

Disepakati juga dukungan teknis untuk perangkat berat ini, sehingga untuk beberapa tahun ke depan orang-orang Arab Saudi akan mengunjungi pangkalan militer Rusia untuk belajar mengoperasikan senjata-senjata baru ini.

“Rusia akan mengajarkan spesialis Arab bagaimana mengintegrasikan sistem pertahanan udara ini dengan senjata AS yang telah dipesan kerajaan musim panas ini dengan nilai 100 miliar dolar AS,” kata Dmitry Litovkin, analis militer dari harian Izvestia kepada Russia Beyond.

Menurutnya, Rusia dan Yunani (anggota NATO) juga sempat menyepakati hal serupa. Athena membeli kompleks S-300 pada akhir 1990-an.

“Moskow akan mendapatkan sekitar 2 miliar dolar AS dengan menjual S-400, dan akan ada juga tambahan-tambahan lainnya dari layanan teknis, pemeliharaan, dan penjualan suku cadang tambahan,” ujarnya.


Alasan Arab Saudi Membeli dari Rusia Ketimbang AS


Pembelian senjata Amerika oleh Arab Saudi tidak termasuk sistem pertahanan misil jarak jauh. Kenapa?

S-400 mampu mendeteksi dan mengeliminasi segala target udara (seperti misil jelajah, bom guided dan unguided, serta pesawat modern) di jarak hingga 380 kilometer. Sebagai perbandingan, MIM-104 Patriot buatan AS hanya mampu menempuh jarak 180 kilometer. Oleh karena ini, Tiongkok dan Turki juga mengantre membeli S-400.

(Izvestia/Russia Beyond/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Arab Saudi Masih Menyebarkan Ajaran Radikal Wahabi di Dunia


Arab Saudi masih terus melanjutkan menyebarkan ideologi Wahabi di masjid dan sekolah-sekolah seluruh dunia.

Seperti dilaporkan oleh Pusat Pemikiran Gate Stone Amerika, masyarakat dunia sudah pernah menghimbau supaya Arab Saudi menghentikan aktifitas radikalisasi dunia. Sekalipun demikian, situs-situs internet yang aktifi di bidang ajaran Wahabi dan buku agama masih dipenuhi dengan ajaran-ajaran diskriminatif dan rasis anti Syiah.

Kandungan buku-buku tersebut masih mengecam ajaran Syiah. Kecaman terhadap ritual-ritual Syiah merupakan diskursus yang memperoleh dukungan di Arab Saudi. Al Saud semestinya tidak membiarkan aksi-aksi pengkafiran terhadap Syiah di dalam buku-buku pelajaran mereka.

Pada bulan Mei tahun ini, para petinggi Amerika dan Arab Saudi membentuk sebuah markas untuk memerangi ideologi radikal sebagai sebuah langkah bersama antara kedua negara untuk memberantas terorisme. Riyadh sebagai sekutu kuno Amerika telah menerima dana dari Washington untuk itu. Sekalipun demikian, Al Saud masih melanjutkan penyebaran ideologi Wahabi di masjid dan sekolah-sekolah seluruh dunia.

Sekarang sudah saatnya Washington menenamkan pengaruh atas Riyadh dan meminta kepada Al Saud supaya melakukan reformasi terhadap buku-buku pelajaran mereka. Kelas merupakan tempat pertama yang dimanfaatkan oleh Arab Saudi untuk menanamkan benih radikalisme.

(Gate-Stone/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Festival Akbar Makanan Islami di Missouri Amerika


Festival akbar makanan Islami telah digelar di Negara Bagian Missouri, Amerika Serikat. Festival ini bertujuan memperkenalkan warga nonmuslim kepada Islam.

Demikian berita ini dirilis oleh situs informasi Columbia Missourian hari ini.

Festival ini merupakan salah satu program yang dipelopori oleh Asosiasi Mahasiswa Muslim dan Markas Islam, dan Dewan Hubungan Amerika-Islam untuk Negara Bagian Missouri.

Banyak lapisan masyarakat Missouri dari aneka ragam etnis yang menghadiri festival yang digelar di kota Columbia itu.

“Semua lapisan masyarakat dari aneka ragam etnis dan aliran menghadiri festival ini. Ini membuktikan bahwa warga Columbia menerima keberagaman dan pluralisme,” ujar Adam Mafrocis dari Universitas Columbia Missouri.

Mafrocis yang merupakan salah satu dosen di Universitas Columbia itu berbicara tentang pandangan-pandangan keliru tentang Islam dalam festival tersebut.

Acara tersebut juga diwarnai dengan tour kunjungan ke masjid.

Faidhan Sayyid yang bertindak sebagai manajer eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam Missouri menjelaskan, festival ini merupakan kesempatan emas bagi seluruh pengikut agama untuk mengenal tetangg mereka; yakni Islam, dengan menggunakan bahasa internasional: makanan.

Ia menambahkan, seluruh masyarakat dunia berkumpul untuk saling mengenal lebih.

“Kita hidup sebuah negara yang dipenuhi oleh pandangan keliru dan kebencian terhadap Islam. Inilah yang mendorong kami untuk menggelar festival akbar makanan Islami ini,” lanjut Faidhan.

(Columbia-Missourian/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kadyrov Kecam Muslim Yang Meninju Wajah Penganut Buddha

Presiden Republik Chechnya Ramzan Kadyrov (Foto: Pravda Komsomolskaya/Global Look Press)

Kadyrov menekankan bahwa “seorang muslim sejati tidak akan menyakiti orang yang lemah dan tidak bersalah.”

Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov mengecam sebuah video yang menunjukkan seorang muslim meninju wajah seorang penganut Buddha. Kadyrov, sebagaimana yang dilansirTASS, menganggap bahwa orang semacam ini dapat merusak hubungan antarumat beragama dan memprovokasi konflik antaretnis.

Sebelumnya di jejaring sosial, muncul sebuah video yang menampilkan seorang pemuda yang bertanya pada seorang pria apakah dia penganut Buddha atau bukan. Saat pria tersebut mengofirmasi, pemuda itu langsung meninju pria tersebut tepat di wajahnya.

“Saya mendapat kiriman video yang menampilkan seorang pemuda yang menganggap dirinya muslim, tapi memukul wajah seorang penganut Buddha. Di Myanmar, banyak orang Buddha yang menyelamatkan umat Islam. Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah suatu negara, tidak seharusnya membuat kita berpikir bahwa kejahatan tersebut juga dilakukan oleh seluruh penduduk di negeri itu atau oleh seluruh penganut agama tertentu saja,” tulis Kadyrov dalam saluran Telegram-nya.

Kadyrov menekankan bahwa “seorang muslim sejati tidak akan menyakiti orang yang lemah dan tidak bersalah.”

“Tindakan pemuda ini jelas bukan tindakan pria sejati. Tindakannya hanyalah iklan murahan. Orang semacam ini hanya akan merusak hubungan antarumat beragama. Jika orang ini memang beragama Buddha, lalu apa hubungannya dengan mereka yang melakukan genosida terhadap umat Islam di Myanmar? Hukuman hanya patut dijatuhkan pada orang yang memang melakukan kejahatan layaknya setan, bukan pada mereka yang hidup damai dan bekerja dengan jujur demi keluarganya,” pungkas sang pemimpin Chechnya.

Konflik antara komunitas muslim Rohingya dan umat Buddha Myanmar telah berlangsung selama puluhan tahun. Namun, konflik ini memuncak sejak 2012 sehingga mengakibatkan jatuhnya banyak korban baik dari sisi masyarakat muslim maupun penganut Buddha. Pada 25 Agustus 2017, pihak militer Myanmar melancarkan operasi besar-besaran dalam melawan Tentara Pemebebasan Arakan Rohingya. Akibat meningkatnya permusuhan yang terjadi beberapa pekan terakhir ini, sebanyak 410 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh untuk mencari suaka.

(RIA/Tass/Russia-Beyond/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: