Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS MASJID. Show all posts
Showing posts with label ABNS MASJID. Show all posts

Masjid Jaminan Untuk Gaya Hidup Islami


Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa “orang mukmin di dalam masjid seperti ikan di dalam air” yakni orang mukmin tidak akan merasa lelah saat berada di masjid, namun jika orang munafiq masuk ke dalam masjid ia akan cepat bisan dan lelah seperti sedang berada di dalam sangkar.

Shabestan News Agency, bertepatan dengan hari masjid sedunia, Hujjatul Islam Ali Ashgar Ayati menyinggung tentang pentingnya mengakrabkan diri dengan masjid dan pengaruhnya dalam menciptakan gaya hidup Islami.

Dijelaskannya, bangunan pertama yang ada di atas bumi ialah masjid, sebagaiamana hal ni disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 96 “Sesungguhnya rumah yang mula- mula dibangun untuk ( tempat beribadah ) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah ( Mekah )yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”

Saat nabi Muhamamad saww hijrah ke Madinah, langkah pertama yang dilakukan nabi saww di Quba ialah membangun masjid Quba, kemudian pada saat masuk ke Madinah nabi saww dan para sahabat membangun masjid Nabawi, ini berarti masjid adalah poros agama Islam.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa “orang mukmin di dalam masjid seperti ikan di dalam air” yakni orang mukmin tidak akan merasa lelah saat berada di masjid, namun jika orang munafiq masuk ke dalam masjid ia akan cepat bisan dan lelah seperti sedang berada di dalam sangkar, jelas Hujjatul Islam Ayati.

Masjid merupakan perisai kokoh bagi agama, karena itu semua pihak wajib menjadikan masjid sebagai sekolah sosial kemasyarakatan. Dengannya semua akidah-akidah menyimpang dan syubhat-syubhat dapat dihilangkan dalam masyarakat. Pusat-pusat budaya di mesjid itu dibutuhkan demi tersebarnya budaya dan pemikiran-pemikiran Islam dalam menghilangkan persoalan, termasuk masalah kefakiran di dalam masyarakat Islam. Sebab masjid dan al-quran merupakan awal manifestasi dari agama di setiap zaman dan tempat, demikian jelasnya.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Jadikan Masjid Sebagai Acuan Berpikir


Kepala bagian urusan masjid dalam peringatan hari masjid sedunia menekankan bahwa sumber hidayah di dalam masyarakat bersumber dari masjid.

Shabestan News Agency, Hujjatul Islalm wal muslimin Muhammad Jawad Haj Ali Akbari dalam festival ke 15 hari masjid sedunia, menyatakan bahwa tahun ini hari masjid sedunia diperingati dalam suasana khusus diwarnai oleh peristiwa syahidnya Muhsin Hujaji, Syuhada penjaga Haram Sayyidah Zainab (sa). Dari peristiwa ini masyarakat Iran patut bersyukur karena telah dikaruniai oleh Allah keturunan yang berdiri tegak dan berani berhadapan dengan musuh Islam serta kekuatan arogan dunia. Keturunan yang selalu berani menghadang tujuan musuh dan lemah lembut terhadap sesamanya.

Beliau melanjutkan bahwa pertemuan pengurus dan para imam jamaah masjid tahun ini sangatlah berkesan dan mendapat perhatian penting dari Rahbar. Pertemuan yang digelar ini terasa penuh makna, bashirah serta membuktikan pentingnya peran masjid dalam menjaga dan meningkatkan spiritualitas ummat. catatan penting Dalam pertemuannya bersama rahbar adalah masjid merupakan tempat pemetaan dan pembentukan masyarakat Islami yang sesungguhnya dan harus dikelola dengan maksimal.

Masjid haruslah menjadi tempat memupuk kasih sayang khususnya bagi generasi muda, serta menjadi tempat yang aktif dalam penyebaran budaya Islami untuk melawan budaya musuh-musuh Islam. Rahbar menekankan bahwa musuh Islam sangat takut pada masjid yang aktif menyampaikan pesan-pesan kebenaran dan revolusi Islam.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Siapakah Yang Membangun Masjidul Aqsha?


Sebagai kiblat pertama kaum Muslimin, Masjidul Aqsha termasuk salah satu peninggalan sejarah Islam yang sangat penting.

Akan tetapi, para sejarawan berbeda pandangan tentang siapakah orang yang telah membangun masjid bersejarah ini.

Masjidul Aqsha terletak di kota al-Quds, ibukota Palestina. Nama masjid ini telah diabadikan dalam al-Quran, tepatnya surah al-Isra’.

Al-Aqsha berarti “jauh”. Hal ini lantaran Masjidul Aqsha terletak di sebuah tempat yang sangat jauh.

Sebelum peristiwa isra’ dan mikraj, Masjidul Aqsha biasa disebut dengan nama Baitul Maqdis dan Baitul Muthahhar.

Memang tidak ada informasi yang detail tentang orang yang telah membangun Masjidul Aqsha. Akan tetapi, berlandaskan pada penjelasan hadis-hadis Rasulullah saw, masjid ini telah dibangun 40 tahun setelah Ka’bah dibangun.

Para sejarawan berbeda pandangan sehubungan penetapan tempat Masjidul Aqsha. Sebagian sejarawan meyakini malaikat yang telah menetapkan tempat tersebut. Akan tetapi, menurut pandangan yang lain, tempat pembangunan masjid ini ditetapkan oleh Nabi Adam as.

Ada pandangan yang menegaskan bahwa orang yang telah membangun Masjidul Aqsha adalah Syits bin Adam, Sam bin Nuh, dan Nabi Ibrahim as. Akan tetapi, menurut Abdullah Ma’ruf, seorang peneliti masalah al-Quds dan Masjidul Aqsha, orang yang telah membangun masjid ini adalah Nabi Adam as.

Menurut pandangan yang lebih kongkrit, Nabi Adam as adalah orang yang telah menetapkan batasan-batasan Masjidul Aqsha. Orang yang membangun masjid ini adalah kabilah Yebus.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Politikus Amerika Menuntut Supaya Masjid Dimusnahkan


John Bennett, seorang politikus Amerika dan wakil Oklahoma, menuntut supaya seluruh masjid di Amerika Serikat dimusnahkan.

Bennett menyatakan pernyataan ini di halaman Facebook seperti dilansir oleh situs berita Kfor kemarin.

Bennett menulis, “Apabila bangunan untuk mengenang koalisi sebelas negara bagian Amerika Serikat setelah perang internal harus dimusnahkan, menurut hemat saya seluruh masjid juga harus dimusnahkan setelah peristiwa 11 September ini.”

Sebenarnya, pernyataan John Bennett ini dilandasi pada penentangan dan protes terhadap pemusnahan bangunan-bangunan memorial koalisi sebelas negara bagian Amerika Serikat yang merupakan simbol rasialisme dan perbudakan di negara ini.

Menanggapi pernyataan Bennett ini, Anna Vacy, manajer Dewan Hubungan Amerika-Islam di Oklahoma menyatakan penentangan dan protes. Menurutnya, pernyataan Bennett ini sangat bertentangan dengan kebebasan beragama yang telah ditegaskan dalam undang-undang Amerika.

“Saya sangat pesimis lantaran pernyataan anti Islam yang telah dilontarkan oleh Bennett ini,” ujar Anna.

Anna mengaku, “Kami telah berkali-kali berusaha melakukan dialog yang sejati dan jujur dengan John Bennett sehubungan dengan partisipasi warga muslim di negara bagian ini. Akan tetapi, ia selalu menutup pintu untuk masyarakat muslim Amerika.”

Marry Fallin, walikota Oklahoma, mengeluarkan pernyataan resmi terhadap Bennett, “Rasialisme dan kekerasan tidak memiliki tempat di masyarakat kita.”

Menurut Fallin, ketika Amerika sedang dipecah-belah dari sisi politik, maka seluruh lapisan rakyat Amerika harus saling menghormati tanpa memandang bulu terhadap keyakinan masing-masing.

(Kfor/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Masjid Tempat Untuk Hadapi Konspirasi Musuh


Masjid juga merupakan basis pertama di masyarakat serta memiliki peran untuk mengurangi kerusakan-kerusakan di masyarakat.

Shabestan News Agency, Hujjatul Islam Sayyid Husain Golmirzadeh dalam sebuah penjelasannya mengatakan bahwa dari semenjak dulu hingga sekarang ini masjid memiliki peran penting dalam menciptakan persatuan kaum muslimin.

Selain itu, masjid juga selalu menjadi perhatian Rasulullah saww dan juga Imam Makshum as, dimana masjid merupakan basis pertama dan juga penting untuk penyebaran Islam. Masjid juga merupakan rumah Allah swt dan tidak ada satupun orang yang bisa menjadi pemilik tempat suci ini.

Ia menambahkan, masjid juga merupakan basis pertama di masyarakat serta memiliki peran untuk mengurangi kerusakan-kerusakan di masyarakat.

kita harus tahu bahwa masjid yang merupakan markas untuk menjelaskan permasalahan budaya dan agama serta tempat pergerakan kebangkitan Islam sejak masa awal permulaan Islam hingga kemenangan revolusi Islam Iran.

Jika dunia Islam ingin meraih kemenangan maka kunci dari hal ini ialah persatuan, kebersamaan dan persatuan untuk menghadapi konspirasi yang memusuhi budaya masjid, terangnya.

Kita harus tahu bahwa masjid yang merupakan markas untuk menjelaskan permasalahan budaya dan agama serta tempat pergerakan kebangkitan Islam sejak masa awal permulaan Islam hingga kemenangan revolusi Islam Iran.

pusat-pusat budaya harus berperan menggalakkan pemuda dan remaja untuk hadir ke masjid. Pusat-pusat budaya di masjid itu dinilai penting guna menghalau musuh, baik musuh pemikiran maupun musuh umat lainnya.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kebangkitan Islam Dimulai Dari Masjid


Masjid ialah tempat untuk berkembang dan kemajuan, karena saat ini kita banyak menyaksikan tentang kebangkitan Islam yang dimulai dari masjid dan ini sudah terjadi di dunia Islam, dengan begitu saat ini kedudukan masjid tidak tertutup oleh siapapun.

Shabestan News Agency, Hujjatul Islam Muhammad Husain Nura’i dalam sebuah ceramahnya menjelaskan tentang orang-orang mukmin yang tidak akan melakukan kezhaliman kepada siapapun, baik kepada teman atau musuh sekalipun karena mereka sangat menjaga keadilan.

Ia menambahkan, bekerja dan berusaha untuk memenuhi kehidupan keluarga dan memperoleh rezeki yang halal pahalanya lebih agung dari pada shalat malam, bahkan lebih utama dari pada berjihad di jalan Allah swt.

Berdasarkan ucapan Imam Makshum as yang mengatakan bahwa jika ibadah itu ada 10 bagian maka 9 bagiannya adalah bekerja dan berusaha, jelasnya.

Namun maksud dari bekerja di sini ialah bukan semua pekerjaan baik yang haram sekalipun, dengan begitu pekerjaan-pekerjaan yang tidak halal yang banyak dilakukan oleh orang-orang barat tidak termasuk pekerjaan ini.

Lebih lanjut Hujjatul Islam Nura’i menuturkan, masjid ialah tempat untuk berkembang dan kemajuan, karena saat ini kita banyak menyaksikan tentang kebangkitan Islam yang dimulai dari masjid dan ini sudah terjadi di dunia Islam, dengan begitu saat ini kedudukan masjid tidak tertutup oleh siapapun.

Islam adalah sebuah agama yang menentang imperialis dan kezhaliman, dan agama yang akan selalu bersama dan menyertai orang-orang yang terzhalimi dan tertindas di seluruh belahan dunia, agama Islam mengajarkan para pengikutnya untuk jangan berdiam diri dalam menghadapi kezhaliman.

Satu-satunya jalan untuk menjaga kelangsungan Islam dari konspirasi musuh-musuh ialah mengamalkan perintah-perintah Al-Qur’an dan kehidupan Imam Makshum as, dimana hal ini juga dapat menjaga masyarakat Islam dari berbagai kerusakan, pungkasnya.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Masjid, Sanggar Pertahanan Dari Konspirasi Musuh


Masjid adalah sanggar pertahanan untuk mengahadapi peran dan konspirasi-konspirasi musuh.

Shabestan News Agency melaporkan dari Hamedan, Ayatullah Ghiyatsuddin Muhammadi dalam jhutbah Jum’atnya di Hamedan mengatakan bahwa masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah semata, akan tetapi masjid juga bisa digunakan sebagai tempat untuk bersantai, berolahraga, kegiatan budaya, sosial dan lain sebagainya.

Ia menambahkan, masjid adalah sanggar pertahanan untuk mengahadapi peran dan konspirasi-konspirasi musuh.

Allah swt di dalam Al-Qur’an Karim menginginkan tiga hari keselamatan bagi hamba-hamba-Nya, dimana jika seorang hamba mampu selamat dari tiga hari ini maka hari-hari yang lainnya juga akan selamat, terangnya.

Allah swt menyebut ketiga hari tersebut ialah hari kelahiran, kematian dan hari kiamat, ucapnya

Al-Qur’an dan Ahlul Bayt Rasulullah saww merupakan harta yang paling berharga yang telah diberikan oleh Allah swt kepada kita, Ahlul Bayt as menyeru manusia kepada ajaran agama Ilahi dengan penuh keberanian, kebenaran, pengetahuan dan ketwadhu’an, mereka (Ahlul Bayt as) merupakan manifestasi dari lautan yang tak berujung dan rahmat serta keagungan Ilahi yang takkan pernah ada habisnya.

Lebih lanjut Ayatullah Muhammadi menuturkan, Islam adalah sebuah agama yang menentang imperialis dan kezhaliman, dan agama yang akan selalu bersama dan menyertai orang-orang yang terzhalimi dan tertindas di seluruh belahan dunia, agama Islam mengajarkan para pengikutnya untuk jangan berdiam diri dalam menghadapi kezhaliman.

Satu-satunya jalan untuk menjaga kelangsungan Islam dari konspirasi musuh-musuh ialah mengamalkan perintah-perintah Al-Qur’an dan kehidupan Imam Makshum as, dimana hal ini juga dapat menjaga masyarakat Islam dari berbagai kerusakan, pungkasnya.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Masjid, Sanggar Budaya, Agama dan Muqawwamah


Sementara pada era revolusi Islam Iran masjid menjadi pilihan pertama untuk mengahdapi konspirasi dan serangan musuh-musuh.

Shabestan News Agency, dalam khutbah Jum’atnya, Ayatullah Sayyid Ahmad Miramadi menyinggung tentang masjid yag merupakan sanggar dalam kegiatan agama.
Dikatakannya dalam khutbah Jum’at di Khoram Abad, salah satu alasan zionis Israel membakar masjid al-Aqsha ialah untuk menghadapi budaya agama Islam.

Hari masjid dunia diresmikan setelah pembakaran masjid al-Aqsha oleh zionis Israel, sejak permulaan Islam hingga sekarang ini masjid menjadi sanggar dan juga markas agama Islam, jelasnya,

Sementara pada era revolusi Islam Iran masjid menjadi pilihan pertama untuk mengahdapi konspirasi dan serangan musuh-musuh.

Ia menambahkan, kita harus tahu bahwa masjid yang merupakan markas untuk menjelaskan permasalahan budaya dan agama serta tempat pergerakan kebangkitan Islam sejak masa awal permulaan Islam hingga kemenangan revolusi Islam Iran.

Jika dunia Islam ingin meraih kemenangan maka kunci dari hal ini ialah persatuan, kebersamaan dan persatuan untuk menghadapi konspirasi yang memusuhi budaya masjid, terangnya.

pusat-pusat budaya harus berperan menggalakkan pemuda dan remaja untuk hadir ke masjid. Pusat-pusat budaya di masjid itu dinilai penting guna menghalau musuh, baik musuh pemikiran maupun musuh umat lainnya.

Di Iran, dari semenjak dahulu hingga saat ini wujud suci Imam Ridha as memberikan kebaikan dan keberkahan untuk negara ini, dimana banyak orang yang berbondong-bondong untuk menziarahinya, demikian jelasnya.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sejarah Masjid


Pada masa kini, masjid ada dimana-mana, baik masjid jami ataupun masjid biasa yang ada disetiap perkampungan-perkampungan masyarakat. Namun bagaimana sebenarnya sejarah masjid pada pertama kalinya? Kita akan menguraikannya.

Masjid yang pertama kali dibangun adalah Masjid Quba. Ketika Nabi Saw hijrah dari Mekkah ke Madinah beliau singgah di Quba selama seminggu. Atas permintaan masyarakat, Nabi Saw bersama kaum muslimin membangun masjid di sana. Sebagian menyebutkan, Masjid Quba dibangun atas saran Ammar Yasir.

Setelah berhijrah ke Madinah, Nabi Saw memilih sebuah tempat untuk salat dan berkumpul kaum muslimin. Lalu bersama para sahabatnya beliau membangun tempat sederhana yang kemudian dinamakan Masjid Nabawi. Dengan cepat Masjid Nabawi menjelma sebagai tempat terpenting bagi kaum muslimin. Masjid ini digunakan untuk keperluan pendidikan agama, aktifitas sosial, dan tempat pengambilan keputusan masalah-masalah penting. Memang sebelumnya, ketika di Mekkah, Nabi Saw sudah mendirikan salat jemaah bersama para sahabatnya, namun saat itu belum ada tempat khusus yang dijadikan sebagai masjid.

Setelah hijrahnya Nabi Saw ke Madinah, masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah namun juga pusat pemerintahan, pendidikan dan dakwah Islam. Begitu Darul Imarah dan madrasah-madrasah berdiri, masjid lebih banyak difungsikan sebagai tempat ibadah.

Setelah kaum muslimin menaklukkan Irak dan Afrika Utara pada abad pertama hijriah, mereka meniru Rasulullah Saw ketika di Madinah dengan mendirikan masjid sebagai pusat pangkalan militer. Begitu pangkalan-pangkalan pasukan Islam berubah menjadi kota, sebagaimana Bashrah, Kufah, Fustat, dan Kairouan, masjid yang dibangun di sana pun menjadi bangunan masjid permanen. Hal yang sama juga terjadi di Baghdad pada abad ke-2 H dan di Kairo pada abad ke-4 H. Begitu juga di Damaskus, Baitul Maqdis, dan Madain.

Setelah pembangunan Masjid Quba dan Masjid Nabawi, kaum muslimin banyak membangun masjid di wilayah-wilayah Islam lainnya, di antaranya, Masjid Kufah (17 H), Masjid Fustat (21 H), dan Masjid Jami Bashrah (24 H).

Menurut Ibnu Khaldun, ada dua macam masjid kota: 1- Masjid agung yang dikelola pemerintah dan digunakan untuk Salat Jumat dan perkumpulan kaum muslimin, 2- Masjid kecil yang dibangun dan kelola warga. Di masa awal Islam biasanya para khalifah dan pejabatnya membangun kediaman mereka di dekat masjid jami, tujuannya adalah meneladani Rasulullah Saw di Madinah dan memelihara tradisi lama. Sedangkan masyarakat umum membangun masjid di lingkungan masing-masing kabilah mereka. Dengan bertambahnya kekuasaan dan makin banyaknya harta pemerintah Islam, masjid-masjid juga makin banyak didirikan. Ditunjang dana wakaf, biasanya masyarakat berperan serta dalam membangun dan mengelola masjid-masjid di lingkungan mereka.

Saat ini masjid lebih banyak difungsikan sebagai tempat ibadah sehari-hari dan Salat Jumat. Dalam salat atau acara-acara yang diselenggarakan di masjid biasanya perempuan berada di belakang laki-laki bersekat kain atau di ruang terpisah.

Jika kita ingin memasuki masjid, terdapat aturan dan adab yang harus dijaga oleh setiap orang yang memasukinya. Aturan dan adab tersebut banyak tertera dalam al-Qur’an dan hadis. Hal utama menyangkut aturan di masjid adalah kesucian dan kebersihan.

Di antara aturan di masjid adalah, disunnahkan mengenakan pakaian putih, makruh mengenakan pakaian hitam dan orang yang dalam keadaan junub dan perempuan haidh diharamkan memasukinya.

Dalam budaya Islam, tentunya berdasar al-Qur’an dan riwayat para pembesar agama, masjid memiliki keutamaan, kehormatan dan nilai istimewa. Al-Qur’an menilai bahwa menjaga dan memakmurkan masjid adalah pekerjaan orang-orang yang beriman kepada Allah Swt dan hari kiamat. Salah satu sebab kenapa kaum muslimin selalu menjaga bangunan masjid adalah kesucian dan keutamaan yang dimiliki masjid. Dengan bekal agama mereka merasa bertanggung jawab dalam menjaga dan memakmurkannya. Masjid adalah basis kebudayaan Islam. Selama empat belas abad kaum muslimin telah menyalurkan bakat ketrampilan mereka di bidang pembangunan dan pendirian masjid.

(ICC-Jakarta/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sleman Bangun Menara Masjid Tertinggi di Yogyakarta

Ilustrasi

Pemerintah Kabupaten Sleman memulai pembangunan menara Masjid Agung Dr Wahidin Soedirohusodo Sleman yang memiliki tinggi total 68 meter atau tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Menara Masjid merupakan salah satu simbol keagamaan Islam. Keberadaan menara Masjid Agung yang dibangun setinggi 68 meter tersebut diharapkan dapat menjadi pemandu arah yang menunjukkan keberadaan Masjid Agung Sleman sehingga memudahkan bagi umat Islam yang akan beribadah di masjid," kata Bupati Sleman Sri Purnomo, Kamis (17/8).

Menurut dia, keberadaan menara tinggi tersebut diharapkan juga menjadi daya tarik wisata, terlebih menara nantinya dapat dinaiki dengan menggunakan lift sampai ketinggian 50 meter sehingga dari ketinggian tersebut para pengunjung dapat melihat indahnya pemandangan di Sleman.

"Dengan banyaknya pengunjung yang datang tentu akan berdampak langsung pada meningkatnya jumlah jamaah yang beribadah di Masjid Agung," katanya.

Ia mengatakan, Menara Masjid Agung ini nantinya juga difungsikan untuk memfasilitasi kantor-kantor lembaga keagamaan seperti MUI, Dewan Masjid, Ikatan Persaudaraaan Haji Indonesia (IPHI), Forum Silaturahmi Pondok Pesantren dan yang lainnya. "Dengan berkantornya berbagai lembaga keagamaan Islam tersebut maka akan terjalin tali silaturahim yang nantinya akan semakin memperkuat Ukhuwah Islamiyah. Selain itu dengan berkantornya berbagai lembaga keagamaan Islam di menara Masjid Agung ini maka kegiatan di masjid ini akan semakin dinamis dan masjid semakin makmur," katanya.

Sri Purnomo mengatakan, diharapkan masjid dapat memiliki fungsi sebagai Pusat Ibadah, Pusat Pembinaan Umat dan Pusat Persatuan Umat. Sebagai pusat ibadah, masjid merupakan tempat umat Islam menjalankan berbagai ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW baik itu ibadah yang bersifat individu maupun jamaah.

"Sebagai pusat pembinaan umat, hendaknya masjid dapat membuat kegiatan-kegiatan yang memberikan manfaat bagi masyarakat atau jamaahnya. Selanjutnya masjid sebagai pusat persatuan umat merupakan tempat bertemunya jamaah yang akan melaksanakan ibadah sehingga selain beribadah akan terjadi interaksi dan silaturahmi antarumat islam," katanya.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman Sungkana mengatakan menara Masjid Agung Sleman direncanakan sesuai Rencana Anggaran Biaya(RAB) sebesar Rp 11,5 miliar dan pada Tahun Anggaran 2017 ini APBD Kabupaten Sleman menganggarkan sebesar Rp 8 miliar, sehingga masih diperlukan anggaran lagi untuk biaya penyempurnaan menara tersebut sebesar kurang lebih Rp 3,5 miliar.

"Dalam tender dimenangkan oleh penyedia jasa PT Anggasza Widya Ridhamulya sebesar Rp 7,955 miliar. Desain Perencanaan dilaksankan oleh CV Waringin dan konsultasi pengawas PT Arsigraphi," katanya.

Menurut dia, konsep bangunan menara tersebut mengacu corak bangunan utamanya Masjid Agung Sleman yaitu bangunan klasik bernuansa Jawa. "Maksud dan tujuan bangunan menara ini adalah sebagai bangunan penunjang masjid yang memiliki multifungsi antara lain menunjang fungsi siar agama Islam, menunjang segala kegiatan kerohanian/keagamaan Masjid Agung Sleman, fungsi rekreatif religi di komplek Masjid Agung Sleman, sebagai penanda/ikon kawasan Pemda Sleman, fungsi Menara mercusuar nya Masjid Agung Sleman," katanya.

Ia mengatakan, bangunan masjid terdiri dari delapan lantai dengan tinggi total 68 meter dan ketinggian yang bisa didaki pengunjung dengan lift di ketinggian 52 meter," katanya.

(Antara-News/Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Arsitek Sejumlah Masjid di Pakistan/ Dari Desain Bentuk Tenda Sampai Kubah Terbesar


Paksitan memiliki banyak masjid, husainiyyah, sekolah, hauzah ilmiah dan lembaga-lembaga kebudayaan dan agama dan desain masjid negara ini termasuk hal yang luar biasa.

Menurut laporan IQNA, Maryam Sedehi, pakar kebudayaan Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam dalam sebuah laporan khusus memperkenalkan ke IQNA 9 masjid Pakistan, dan akan kita baca bersama-sama:

Pakistan sebuah negara muslim di selatan Asia, yang dibentuk pada tahun 1947 M pasca kemerdekaan umat muslim dan berpisah dari negara India. Agama resmi negara ini adalah Islam dan ditengah-tengah negara Islam, adalah negara kedua dari aspek populasi muslim.


Pakistan memiliki banyak masjid, husainiyyah, sekolah, hauzah ilmiah dan lembaga-lembaga kebudayaan dan tulisan ini akan mengupas 9 masjid negara ini dengan arsitek klasik Islam dan modern.

1. Masjid Raja Faisal dengan Desain Bentuk Tenda

Masjid ini termasuk salah satu masjid terbesar Pakistan dan selatan Asia dan termasuk salah satu masjid terbesar dunia, yang terletak di Islamabad.

Motivasi pembuatan masjid ini pada tahun 1966; dibangun saat raja Faisal bin Abdulaziz, raja Arab Saudi waktu itu mengunjungi Islamabad. Pada tahun 1969 diselenggarakan musabaqoh internasional antar para arsitek muslim dan setiap dari arsitek partisipan mengetengahkan desain-desainnya dengan mempertimbangkan nilai-nilai kebudayaan masyarakat Pakistan. Akhirnya desan rekomendasi arsitek Turki Vedat Ali Dalokays diterima.

Pekerjaan pembuatan masjid dimulai pada tahun 1976 dan rampung pada tahun 1986 M dan digunakan sebagai universitas internasional Islam.


Termasuk kriteria tunggal masjid ini adalah desain bentuk tenda kubahnya. Serambi jamaah salat dengan bentuk segitiga dan empat menara di sekitarnya berdasarkan desain-desain klasik Turki, dalam bentuk ramping dan runcing seperti pensil.


Rancangan masjid ini memang tidak lazim dipadupadankan dengan garis-garis kontemporer lebih mirip seperti tenda suku Badui Arab, dengan ruang salat triangular yang begitu besar dan empat menara. Namun tanpa kehadiran kubah satupun. Interior ruang salat utama masjid ini di dekorasi degan mozaik dan kaligrafi oleh seniman kaligrafi ternama Pakistan, Sadequain.


Pola mozaik juga menghias dinding sisi barat masjid, dengan kalimat sahadat dengan seni kaligrafi kuffi diulang dalam pola mirror. Sisi kiblat masjid ini dihias dengan lempengan kaca-kaca indah yang didatangkan dari Turki (negeri asal sang arsitek) sedangkan lambang bulan sabit berukuran besar di puncak atap masjid dilapisi dengan emas membuatnya berkilau di bawah sinar matahari. Luas masjid ini, lima ribu meter persegi dan dengan kapasitas 300 ribu jamaah salat. Arsitek tunggal masjid ini dipaparkan dengan menggunakan teknologi struktural yang signifikan dan tidak menggunakan bahan-bahan yang marak saat itu seperti batu dan bata, masjid Faisal ini menjadi pelambang penting dari kota Islamabad.


2. Masjid Badshahi

Masjid Badshahi (atau masjid Kaisar) termasuk salah satu masjid bersejarah Pakistan yang terletak di kota Lahore. Pekerjaan pembuatannya dimulai pada tahun 1671 M atas perintah raja ke enam Kesultanan Mughal, Raja Aurangzeb Alamgir (atau Abul Muzaffar Muhiu 'd-Din Muhammad Aurangzeb Alamgir) dan rampung pada tahun 1673 M. Masjid ini termasuk masjid terbesar kedua Pakistan setelah masjid raja Faisal.

Pintu utama masjid ini menghadap ke istana Lahore dan tersohor dengan gerbang Alamgir, yang untuk berikutnya ditambahkan dengan bangunan masjid.

Desain masjid Badshahi adalah persegi empat dan setiap sisinya adalah 170 meter. Dengan bertolak bahwa ujung utara masjid dibangun di sepanjang sungai Ravi, maka tidak memungkinkan untuk memasang gerbang utara. Untuk menjaga simetri bangunan maka juga tidak dibangun gerbang selatan.

Arsitek dan desain masjid mirip dengan masjid jami’ di Delhi tua, India, yang dibangun atas perintah ayah Aurangzeb , imperatur raja dunia; namun melanggar masjid jami’ Delhi Tua, yang menaranya adalah delapan sisi; menara bangunan ini adalah berbentuk persegi empat.

Eksterior masjid ini didekorasi dengan batu berukir juga dengan lapisan pualam dan batu pasir warna merah khususnya untuk beberapa motif dan relif-relif tebalnya. Ditambah dengan sedikit sentuhan indo-greek, Asia Tengah dan pengaruh dari arsitektur India dalam teknik maupun motif-motifnya.


Skyline masjid ini dihias dengan seni bangunan yang begitu indah menggunakan lapisan pualam, memberikan garis-garis megah di seantero masjid. Dalam berbagai fitur arsitekturalnya seperti halaman tengah, lorong-lorong, menara di empat penjuru, garis proyeksi yang mengarah ke ruang salat utama dan pintu masuk utama, ditambah dengan perjalanan panjang sejarah perkembangan arsitektur Islam sebelum pembangunan masjid ini pada tahun 1673. Di masjid Badshahi hanya ada dua prasasti: satu prasasti terletak di atas gerbang masuk dan yang lainnya berada di serambi di bawah lengkungan utama (berbentuk kubah) yang menjulang. Masjid Badshahi memiliki kapasitan 50 ribu jamaah salat.


3. Masjid Shah Jahan

Masjid Shah Jahan terletak di kawasan Thatta di propinsi Sindh. Pelaksanaan rekonstruksi masjid dimulai pada tahun 1644 atas perintah Shah Jahan dan rampung pada tahun 1647. Gaya arsitektur masjid terpengaruh dari gaya arsitektur Iran dan Turki. Penggunaan batu bata dan ubin biru menunjukkan bahwa gaya arsitektur Timurid (di Asia Tengah) berpengaruh dalam pembuatan masjid Shah Jahan.

Dikatakan, masjid ini memiliki 93 kubah dan hanya masjid ini saja di dunia yang memiliki kubah dengan jumlah sebanyak ini.


Desain universal masjid ini terinspirasi dari gaya masjid Timurid di kota Agra India. Pintu masuk utama masjid didesain dengan gaya arsitektur Iran dengan bentuk segi empat (persegi). Serambi utama terletak di sebelah barat halaman utama dan di setiap empat arahnya terletak serambi.

Masjid Shah Jahan didesain khusus dimana suara azan dapat terdengar dengan jelas dengan tanpa menggunakan pengeras suara di kawasan Thatta.

Masjid ini dari tahun 1993 dicatat dalam daftar warisan dunia UNESCO. Meski adanya kondisi sejarah khusus masjid ini, namun dikarenakan ketidakpedulian hampir mengalami kerusakan dan keruntuhan.


4. Masjid Tooba

Masjid Tooba yang tersohor dengan masjid bunga terletak di Karachi. Masjid ini memiliki kubah terbesar di kalangan masjid-masjid dunia, dan berdiameter sekitar 72 meter. Masjid Tooba dibangun pada tahun 1969 M secara akustik (perlengkapan suara) dan termasuk salah satu tempat wisata yang diminati di Pakistan dan dengan kapasitas 5 ribu jamaah salat. Masjid ini dibangun dengan batu pualam putih; menara menjulang masjid ini berketinggian 70 meter.





Masjid Tooba didesain dan dibangun oleh Dr. Babar Hamid Chauhan, arsitektur Pakistan dan insinyur Zaheer Haider Naqvi.


5. Masjid Bhong

Masjid ini terletak di kawasan Rahim Yar Khan di selatan Punjab. Desain dan pembuatannya dilakukan dari tahun 1932 sampai 1982 selama 50 tahun. Lebih dari seribu pekerja dan seniman ikut andil dalam pembuatan masjid tersebut. Pembuatan masjid berlangsung di bawah pengawasan Sardar Rais Ghazi Mohammad Indhar dan para pakar dan spesialis terlatih dari seantero Pakistan dan India ikut berpartisipasi dalam pembuatan masjid ini.Pembuatan masjid Bhong ini menggunakan kerajinan tangan klasik, batu pualam, gading, kaca warna, batu akik, ubin berkilau, lukisan cat air, cermin, keramik, penerangan, kaligrafi dan pahatan.

Masjid Bhong yang termasuk arsitektur tunggal, mendapatkan penghargaan The Aga Khan Awardpada tahun 1986.




Pada tahun 2004, presiden Pakistan waktu itu dikarenakan lukisan menonjol dan pelayanan Sardar Rais Ghazi Mohammad Indhar dalam pembuatan masjid; pada hari nasional Pakistan memberikan penghargaan Sitara-i Imtiaz kepadanya.


6. Masjid Mohabbat Khan


Masjid ini terkait pada abad ke 17 M di Peshawar. Nama masjid ini setelah gubernur Mongol penguasa Peshawar; Nawab Mahabat Khan bin Ali Mardan Khan dikenal dengan Mahabat Khan dan Ali Mardan.

Masjid Mohabbat Khan dibangun pada tahun 1630 M. Tempat wudhu masjid terletak di tengah halaman. Serambi masjid terletak di samping dua menara menjulang di bagian barat. Ruang utama serambi terletak di bawah tiga kubah agak pendek yang memiliki lukisan geometris.


7. Masjid Raja Eidgah

Masjid ini terkait pada awal abad ke 18 M dan terletak di kota Mutlan di selatan kawasan Punjab.

Masjid Eidgah dibangun pada tahun 1735 M oleh keluarga Khokhar dan Nawab Abdul Samad Khan, saat menjabat gubernur Multan.


Masjid ini amat besar dan luas karena memiliki halaman luas dan tempat salat dengan dimensi 250x55 kaki. Memiliki 7 kubah.

Interior luarnya dihiasi dengan ubin biru dengan corak Moltany dan di dalam masjid juga dihiasi dengan mosaik komposit dan memiliki baragam lukisan.


8. Masjid Wazir Khan

Masjid ini terkait abad 17 M, di kota Lahore, markas propinsi Punjabi. Masjid ini pada masa kerajaan Shah Jahan dimasukkan sebagai bagian dari rumah di samping pemandian raja, pekerjaan rekonstruksi masjid dimulai pada tahun 1634 dan rampung pada tahun 1641.

Masjid Wazir Khan, dari aspek hiasan merupakan masjid terindah pada masa Mongol. Interior luarnya dihiasi dengan ubin biru dan atap dalamnya, kurang lebih hampir kesemuanya dihiasi dengan luksian-lukisan megah pada masa Mongol.



Masjid Wazir Khan dibangun di atas tiang-tiang menjulang nan tinggi dan pintu masuknya dibuka menuju arah gerbang Wazir Khan. luas masjid ini adalah 48x85 meter. Serambi masjid Wazir Khan ditutupi dengan bata. Di empat pojoknya, terdapat empat menara dengan separuh ubin. 5 kubah kecil dan besar di lima serambi. Pintu masuk serambi terlihat pahatan dengan gaya masa Safawi, yang diatasnya bertuliskan ayat-ayat al-Quran, hadis Nabawi, kalimat-kalimat singkat dengan khat Tsuluts dan Nasakh, namun banyak sekali darinya yang sudah hilang.

Di dalam lima serambi terlihat ayat-ayat al-Quran dan hadis di atas lukisan-lukisan di atas tembok. Lima mihrabnya juga didesain dengan sangat menawan. Lengkungan-lengkungan dengan gaya arsitektur Safawi, yang banyak digunakan pada masa Shah Jahan dan Aurangzeb.

Pada tahun 2009 masjid ini direnovasi besar-besaran, dengan bantuan dan partisipasi pemerintah Jerman dan Norwegia.


9. Masjid Moti

Bangunan religi ini terkait pada abad 17 M, yang terletak di dalam istana Lahore (yang tersohor dengan istana Shah). Bangunan kecil ini dibangun pada tahun 1645 M pada masa kerajaan Shah Jahan, dari batu pualam putih dan lambat laun diperluas di serambi istana. Bangunan ini terletak di pojok barat istana Shah dan dekat dengan gerbang utama kota (gerbang Alamgir)


Masjid tunggal ini dibangun dengan batu pualam kawasan Makrana, yang terletak di Rajistan. Makrana, memiliki tambang batu pualam besar. Batu jenis marmer ini juga dipakai dalam pembuatan Taj Mahal.


Masjid Moti dibagi dalam lima bagian, dimana bagian pusatnya agak sedikit melebar ke arah halaman masjid. Selain atap, kesemuanya didesain dengan bentuk kubah dan memiliki lukisan-lukisan horizontal, bagian dalam masjid memiliki desain sederhana. Masjid ini memiliki tiga kubah. Kubah-kubah tersebut sejatinya memiliki dua kondisi dan digunakan dalam meninggikan suara. Kriteria kubah ini menyebabkan suara dapat terdengar dengan jelas di seantero serambi masjid.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Militer Saudi Rusak Empat Masjid di Kota Awwamiyah


Pasukan militer Arab Saudi merusak empat buah masjid di kawasan Miswarah yang terletak di kota Awwamiyah.

Seperti dirilis oleh al-Mayadin kemarin, para aktifis Saudi menyatakan bahwa dari enam masjid yang terletak di kawasan Miswarah, empat masjid telah dirusak runyam oleh kebrutalan pasukan Arab Saudi.

Lebih dari itu, pasukan militer Arab Saudi hingga hari ini telah mengusir sebanyak 27 ribu orang warga dari tempat tinggal mereka.

Di samping rumah-rumah Allah tersebut, pasukan militer Arab Saudi juga telah merusak beberapa rumah dan harta milik penduduk Awwamiyah yang merupakan tempat kelahiran Syaikh Namir Baqir Namir itu.

Seperti kita ketahui bersama, Syaikh Namir telah dieksekusi oleh penguasa Arab Saudi tahun lalu.

Menurut pernyataan resmi para aktifis Saudi di halaman Twitter mereka, sebanyak 180 toko dan pusat-pusat perniagaan mengalami kerugian dan kerusakan yang cukup parah.

Hingga hari ini, kota Awwamiyah sudah berada dalam pengepungan ketat pasukan militer Arab Saudi. Menurut pengakuan salah seorang aktifis Saudi, mereka juga tidak segan-segan melakukan perusakan dan perampokan.

(Al-Mayadin/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Berkhidmat Kepada Masjid Tidak Bisa Dimiliki Setiap Orang


Selain menjadi poros agama, masjid juga menjadi tempat persatuan bagi umat. Masjid yang setiap harinya mengumandangkan adzan untuk mengajak para jamaah berbondong-bondong shalat berjamaah telah lama sukses mencetuskan persatuan umat. Orang yang mungkin tidak kenal satu sama lain akhirnya duduk bersama dan bersalaman bersama serta beribadah kepada Tuhan secara bersama.

Shabestan News Agency, Hujjatul Islam Husain Amidi dalam sebuah penjelasannya menyinggung bahwa berkhidmat kepada masjid tidak bisa dimiliki oleh semua orang.
Dijelaskannya, perkara budaya adalah perkara yang membutuhkan banyak waktu, meskipun begitu setiap pekerjaan yang berat akan diberikan keberkahan oleh Allah swt.

Medan kebudayaan bagaikan medan jihad, dengan demikian siapapun dalam menjalankan hal ini jangan sampai merasa lelah dan juga bosan.

Perlu disebutkan bahwa dalam perkembangan islam, bisa kita lihat bahwa semenjak Nabi Muhammad Saww hijrah dari Mekkah ke Madinah, masjid menjadi tempat yang istemewa dan merupakan poros dari agama.

Selain menjadi poros agama, masjid juga menjadi tempat persatuan bagi umat. Masjid yang setiap harinya mengumandangkan adzan untuk mengajak para jamaah berbondong-bondong shalat berjamaah telah lama sukses mencetuskan persatuan umat. Orang yang mungkin tidak kenal satu sama lain akhirnya duduk bersama dan bersalaman bersama serta beribadah kepada Tuhan secara bersama.

Perlu kalian semua ingat bahwa masjid bukanlah tempat ibadah saja, namun masjid lebih tepatnya adalah tempat di mana sumber pengetahuan itu ada di dalamnya.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tunjukkan Toleransi, Nama Masjid di Emirat Arab Diganti Menjadi “Masjid Maria Bunda Yesus”


Nama Masjid Sheikh Mohammad bin Zayed, rumah ibadah Islam besar di ibu kota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi, akhirnya diganti menjadi Masjid Mary Mother of Jesus atau “Maryam Umm Isa” atau “Maria Bunda Yesus”.

Pergantian nama masjid tersebut, seperti dilansir Arab News, Kamis (15/6/2017), atas perintah Putra Mahkota Sheikh Mohammad bin Zayed Al-Nahyan.

Perintah sang putra mahkota tersebut, diyakini untuk menghormati warga Arab yang beragama Kristen.

“Masjid yang dibangun yang mulia Putra Mahkota itu nantinya akan menjadi simbolisasi harmonisnya kehidupan antarumat beragama di Emirate Arab,” kata Menteri Negara urusan Toleransi Sheikha Lubna Al-Qasimi.

Pergantian nama masjid yang unik tersebut disambut baik oleh umat Kristen di Abu Dhabi.

Pendeta Canon Andrew Thompson dari Gereja Saint Andrew menuturkan, pergantian nama masjid itu akan dirayakan pula oleh jemaatnya.

“Maria, ibu Yesus, adalah sosok suci di komunitas kami. Dia adalah simbolisasi kepatuhan terhadap Tuhan. Kami akan merayakan pergantian nama masjid itu bersama saudara Muslim,” tuturnya.

Untuk diketahui, seluruh gereja di Abu Dhabi membuka pintunya untuk umat Muslim menunaikan salat Magrib pada pekan ini.

(Arab-News/Gulf-News/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kuwait Salurkan Bantuan 1 Juta Dolar Untuk Masjid Zaitunah Tunisia


Dalam rangka merenovasi dan memelihara Masjid Zaitunah Tunisia, Pemerintah Kuwait menyalurkan dana bantuan sebesar 1 juta dolar.

Begitu berita ini dilansir oleh Quds Press kemarin. Ali al-Zhufairi, Duta Besar Kuwait untuk Tunisia, telah melakukan dialog dan perundingan dengan Ahmad Azhum, Menteri Urusan Agama Tunisia, dalam rangka menelaah jalan-jalan yang bisa digunakan untuk memperluas kerja sama dalam urusan keagamaan antara kedua negara.

Dalam pertemuan ini, Kuwait menyerahkan bantuan sebesar 1 juta dolar kepada Ahmad Azhum untuk memelihara dan merenovasi Masjid Zaitunah yang penuh dengan sejarah itu.

“Dengan bantuan ini, Kuwait telah memberikan perhatian khusus untuk memelihara dan menjaga peninggalan Islami di Tunisia,” ujar Ahmad Azhum.

Azhum menjelaskan, pihak Kementerian Urusan Agama Tunisia telah mencanangkan rencana untuk mengundang Muhammad al-Jabri, Menteri Urusan Wakaf dan Urusan Agama Kuwait secara resmi. Tujuan undangan ini adalah membicarakan poin-poin parsial sehubungan dengan pelaksanaan kesepakatan yang telah ditandatangani pada tahun 2010 lalu.

Masjid Raya Zaitunah adalah masjid utama Tunisia dan termasuk salah satu masjid terbesar di negara ini.

Masjid ini didirikan pada tahun 734 (116 H) oleh Ubaidullah bin al-Habhab. Masjid ini terkenal sebagai tempat ibadah dan khususnya memiliki peran ilmiah dan budaya yang terkemuka dan lama sejak awal abad kedua Hijriyah.

Memberikan pengajaran Ilmu Agama Islam sejak tahun 120 Hijriah, Masjid Zaitunah merupakan perguruan tinggi Arab-Islam tertua dan terus berlanjut mempunya peran pendidikan selama 13 abad. Fakta ini ditunjukkan oleh Sejarawan Hasan Husni Abdul Wahhab yang menegaskan: "Masjid Zaitunah secara sejarah adalah pengajaran paling awal dan tertua yang didirikan di dunia Arab."

Dalam kapasitas ganda sebagai universitas dan tempat ibadah, Masjid Zaitunah mengalami masa kejayaan sampai akhir masa pemerintahan Dinasti Hafshiyyun atau Banu Hafs (1237-1573 M/634-981 H).

(Quds-Press/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Masjid Akhmad Kadyrov di Chechnya


Masjid Akhmad Kadyrov yang terletak di Grozny, pusat Republik Chechnya termasuk salah satu masjid terbesar Rusia.

Bangunannya didesain dan dibangun berdasarkan masjid Sultan Ahmed Istanbul. Pembangunannya dimulai tahun 2006 dan selesai pada tahun 2008. Masjid ini diresmikan dalam sebuah acara dengan dihadiri Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov, dan Vladimir Putin, Perdana Menteri Rusia waktu itu, pada hari Jum’at tanggal 17 Oktober 2008.


















(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: