Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
|
|
Segala
Puji bagi Allah yang tinggi dalam keesaan-Nya, dekat dalam
ketunggalan-Nya, perkasa dalam kekuatan-Nya, agung dalam keberadaan
pembantu-pembantu utama-Nya, Maha Tahu akan segala sesuatu, sementara
Dia tetap ditempat-Nya; rnenundukkan seluruh makhluk dengan
kekuasaanNya dan (kekuatan) bukti-bukti-Nya.
Dialah
Tuhan yang kesucian-Nya abadi dan pujian bagi-Nya tak pernah terhenti.
Pencipta langit-langit yang menjulang dan lapisan bumi yang membentang.
Penguasa bumi dan langit, Maha Kudus dan Maha Suci. Tuhan para Malaikat
dan al-Ruh yang kepada seluruh ciptaan-Nya bersifat sangat pemurah, dan
kepada seluruh makhluk-Nya bersifat Maha Derma.
Dia melihat setiap pandangan, tanpa pandangan-pandangan itu rnelihat-Nya, Dialah Maha Pemurah, Maha Tabah dan Maha Kasih.
(Dialah)
Penabur rahmat yang meliputi segala sesuatu, Pelimpah nikmat yang
memberkati seluruh rnakhluk, tidak mempercepat siksa-Nya dan tidak
segera menimpakan azab kcpada mereka yang berhak rnendapatkannya. Dia
tahu setiap rahasia yang tersembunyi dan segala apa yang tersimpan
dalarn hati. Tiada rahasia yang luput dari-Nya. dan tiada misteri yang
rnengelirukan-Nya.
Dia
Maha Tahu akan segala sesuatu, menundukkan segala sesuatu, perkasa atas
segala sesuatu, berkuasa atas segala sesuatu, tiada sesuatu yang
rnenyerupai-Nya.
Dialah yang menciptakan sesuatu ketika
belum ada yang disebut sesuatu. Dialab yang Maha Abadi, yang berkuasa
atas dasar keadilan. Tiada Tuhan melainkan Dia, yang Maha Mulia dan Maha
Bijaksana, Maha Suci Tuhan dan dilihat oleh pandangan mata, dan Dialah
yang meliputi pandangan mata. Dia yang Maha Kasih dan Maha Mengetahui.
Tiada
siapa yang menceritakan Sifat-Nya lantaran (pernah) melihat-Nya, tiada
siapa yang mengetahui bagaimana Dia secara lahir dan batin, melainkan
apa yang dikatakan oleh Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung itu sendri.
Aku
bersaksi bahwa Dia Allah yang kudus-Nya memenuhi masa, cahaya-Nya
meliputi alpha dan omega, perintah-Nya terlaksana tanpa musyawarah,
takdir-Nya ditentukan tanpa bersama-Nya mitra.
Tiada
cela dalam pengaturan-Nya, tiada contoh dan ciptaan yang dibentuk-Nya,
tiada bantuan dari setiap apapun, tiada kerja keras dan tiada tipuan
atas apa yang diciptakan-Nya, Dia ciptakan makhluk-Nya dan jadilah ia,
dan karena cahaya wujud-Nya maka tampaklah semua.
Dialah
Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia, Maha Rapi dan Maha lndah dalam
mencipta, maha Adil yang tidak menganiaya, dan Maha Pemurah yang
kepada-Nya kembali seluruh hajat dan perkara.
Aku
bersaksi bahwa Dialah Tuhan yang kepada kekuasaan-Nya segala sesuatu
tunduk, dan kepada keagungan-Nya segala sesuatu membungkuk. Dialah
Empunya seluruh kekayaan, Raja dari seluruh kerajaan, Pencipta
planet-planet senta bintang gemintang di langit, pengendali matahari dan
bulan, di mana kesemuanya mengorbit untuk batas waktu yang telah
ditentukan. Dialah yang menggilirkan malam setelah siang, dan siang
setelah malam saling berganti. Dialah penghancur para tiran yang
membangkang dan pemusnah setan-setan yang terkutuk yang menentang.
Tiada
bersama-Nya lawan dan kawan, Dia Maha Esa, Tunggal. Satu dan tempat
bertumpu segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan
tiada sesuatupun yang setara dengan-Nya. Dialah Tuhan yang Satu,
Pemelihara yang Agung dan Pemurah. (Bila) berkehendak ia akan
terlaksana, (bila) berkeinginan ia akan terwujud. Dia mengetahui segala
sesuatu dengan rinci. Dia yang mematikan dan menghidupkan, membuat orang
menjadi fakir dan kaya, tertawa dan menangis, menyimpan dan memberi.
Di tangan-Nyalah kerajaan; bagi-Nya segala pujian, di tangan-Nya semua kebaikan dan Dia-lah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Malam
dimasukkan-Nya ke dalarn siang, dan siang ke malarn. Tiada Tuhan
melainkan Dia. Maha Perkasa dan Maha Pengampun, Pengijabah do’a, Pemberi
yang tulus, Maha Tahu secara rinci segala hembusan nafas, Tuhan seluruh
makhluk, baik dan golongan jin maupun golongan nas (manusia). Tiada
perkara sulit di hadapan-Nya; tiada gemuruh suara orang-orang yang
berteriak mengganggu-Nya atau desakan orang-orang yang mendesak
rnencemaskanNya. Dialah Pemelihara orang-orang yang saleh, Penyebab
berjayanya orang-orang yang sukses, Pelindung penghuni alam semesta, dan
Yang paling berhak untuk disyukuri dan dipuji oleh setiap makhluk
ciptaan-Nya. Aku memuji-Nya pada saat suka dan duka, juga pada saat
sempit dan lapang. Aku beriman kepada-Nya, kepada para malaikat-Nya,
Kitab-kitabNya dan Rasul-rasul-Nya. Aku mendengar perintahNya, patuh
dan segera bangkit melaksanakan segala yang diridhai-Nya, menerima total
ketentuan-Nya, semangat dalam mematuhi-Nya dan takut akan siksaNya.
Sebab Dialah Tuhan yang tiada seorangpun akan merasa aman dari makar-Nya
atau khawatir dan kezaliman-Nya. Aku ikrarkan pada diriku akan
kehambaanku dihadapan-Nya, dan juga bersaksi akan ketuhanan-Nya (untuk
diriku). Kini akan aku sampaikan (kepada kalian) apa yang Tuhan wahyukan
kepadaku, sebab bila tidak kulakukan itu, niscaya azab-Nya akan
mengenaiku, sedemikian sehingga tiada siapapun yang akan dapat
menolakNya dariku, (sebesar apapun kekuatannya). Tiada Tuhan melainkan
Dia. Dia telah memberitahuku, apabila tidak kusampaikan apa yang
diturunkan-Nya kepadaku, itu berarti sama dengan aku tidak menyarnpaikan
seluruh risalah (pesan)-Nya; dan Dia juga telah menjamin untuk
memeliharaku (dan upaya orang-orang yang menentang). Bagiku cukuplah
Allah Yang Maha Pemurah sebagal penjamin. Firman-Nya untukku:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
“Wahai
Rasul (Muhammad), sainpaikan apa yang diturunkan kepadamu dan Tuhanmu.
Apabila tidak kau lakukan itu, berarti sama dengan engkau tidak
menyampaikan s eluruh risalah (pesan) -Nya, dan Allah (akan)
memeliharamu dari (gangguan) manusia-manusia lain.” (Q.S. 5:67)
Wahai umat manusia! aku tidak pernah salah, alpa atau lalai dalam
menyampaikan segala sesuatu yang diturunkan Allah kepadaku. Kini aku
jelaskan kepada anda semua sebab turunnya ayat ini: Malaikat Jibril (as)
turun menjumpaiku sebanyak tiga kali, memerintah aku--berdasarkan
perintah Tuhanku— untuk berdiri di tempat keramaian ini dan menyatakan
kepada (bangsa) putih dan hitam bahwa Ali bin Abi Thalib (as) adalah
saudaraku, Washi-ku (penerima wasiatku) penggantiku dan imam
setelahku, yang kedudukannya di sisiku sama dengan kedudukan Harun di
sisi Musa, hanya saja tiada nabi selepasku. Dia adalah wali (pemimpin)
kamu setelah Allah dan Rasul-Nya. Allah (SWT) juga telah menurunkan
kepadaku sebuah ayat dalam kitab-Nya berkenaan dengan itu:
“Sungguh
wali (pemimpin) kamu adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang
beriman yang mendirikan shalat, dan menunaikan zakat sementara mereka
dalam keadaan ruku” (Q.S. 5:55)
Ali
bin Abi Thalib (as) adalah orang yang mendirikan shalat dan
mengeluarkan zakatnya dalain keadaan ruku’ seperti yang dirnaksud oleh
Allah (SWT) itu.
(Pada
rnulanya) Aku mernohon kepada Malaikat Jibnil agar dia mernintakan
kepada Allah untuk membehaskan aku dan menyampaikan penintah mi kepada
kamu, kanena aku tahu betapa sedikitnya orang-orang yang bertakwa, dan
hetapa banyaknya orang yang niunafik, penebar fitnah dan mengolokolok
agama Islam sebagaimana yang disifatkan oleh Allah karakten-kanakter
mereka dalarn Al-Qur’an, “... kamu katakan dengan multi/mu apa yang
tidak kamu ketahui sedikit pun juga. clan kamu menganggapnya sesua/u
yang ningan, padaha/ di sisi A//a/i ia ada/a/i besan. “ (24:15)
Masih
segar dalam ingatanku bagaimana mereka menyebutku sebagal udzun (orang
yang tidak teliti dan cepat percaya pada setiap berita yang
didengarnya). Mereka mendugaku demikian lantaran seringnya mereka
mendapati dia (Ali) duduk bersamaku dan besarnya penghormatanku
kepadanya sehingga untuk itu Allah ‘Azza wa jalla menurunkan firman-Nya:
Di antara mereka (orang-orang munafìk) ada yang menyakiti nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa
yang didengarnya.” Kalakanlah: “Ia mempercayai semua yang balk bagi
kamu, ia beriman kepada Allah dan mempercayai orang-orang mukmin.” (Q.S. 9:61)
Seandainya
aku mau sebutkan nama-nama mereka niscaya akan kusebutkan, atau
seandainya aku mau tunjuk wajah-wajah mereka niscaya akan kutunjukkan.
Namun —demi Allah— aku telah dan terus akan bersikap sangat bersahabat
dan dewasa terhadap mereka. Bagaimanapun, Allah tetap mendesakkan dan
tidak akan rela padaku melainkan aku sampaikan apa yang diturunkan-Nya padaku tentang maksud ayat: “Wahai
Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, apabila
kamu tidak mengerjakan apa yang diperintahkan itu, berarti kamu tidak
menyampaikan seluruh risalahmu. Allah akan memelihara kamu dan gangguan
manusia” (Q.S. 5:67)
Ketahuilah
—wahai umat manusia— sesungguhnya Allah telah menetapkannya (Ali)
sebagai wali, pemimpin dan imam bagi kalian. Mematuhinya adalah wajib,
baik bagi kalangan Muhajirin, Anshar, generasi-generasi yang baik yang
datang setelahnya, orang-orang desa, kota, Ajam (Non Arab), Arab, orang
yang merdeka, hamba sahaya, kecil, besar. putih, hitam, dan bagi setiap
orang yang menyatakan tauhid kepada Allah (SWT). Keputusan hukum yang
diambilnya (All) adalalah sah. Kata-katanya wajib didengar dan
perintahnya wajib dipatuhi. Orang yang menentangnya akan terkutuk, yang
rnengikutinya akan mernperoleh rahmat, dan yang mernpercayainya adalah
orang beriman. Allah telah mengampuni orang yang mendengarnya dan yang
mematuhinya.
Wahai umat manusia ini adalah kali terakhir aku berdiri di tempat keramaian ini.
Dengarlah, patuhilah dan ikutilah perintah Tuhan kamu, karena Allah ‘Azza wa Jalla adalah
Tuan, Pelindung, dan Tuhan kamu. Berikutnya adalah Muhammad (saw), yang
sekarang tengah berdiri dan berbicara dihadapan kamu sebagai wali dan
pemimpin kamu. Setelah aku, Ali adalah Wali dan imam kamu berdasarkan
perintah Tuhanmu. Kemudian imamah dan kepemimpinan (berikutnya) ada pada
zuriat keturunanku dari putra-putranya sehinggalah tiba suatu hari di
mana kamu akan berjumpa dengan Allah dan Rasul-Nya.
Sungguh
tiada suatu yang halal melainkan apa yang dihalalkan oleh Allah, dan
tiada yang haram melainkan apa yang diharamkan oleh-Nya. Dialah yang
telah mengajariku mana yang halal dan mana yang haram. Kemudian aku
mengajarkannya kepada Ali apa yang diajarkan oleh Tuhanku padaku dari
kitab-Nya dan hukum halal dan haram-Nya.
Wahai umat manusia! seluruh ilmu yang diajarkan-Nya kepadaku adalah ilmu-ilmu yang rinci.
Dan
dari setiap ilmu yang kuketahui itu, telah kuajarkan pula secara rinci
pada imam orang-orang yang bertakwa ini. Sungguh tiada ilmu melainkan
telah aku sampaikan kepada Ali, sang Imam yang agung.
Wahai
umat manusia! Jangan kalian tersesat karena meninggalkannya; jangan
kalian berpaling darinya; dan jangan kalian takabur dan enggan untuk
menerima kepemimpinannya. Karena dia akan mem bawa kepada kebenaran dan
mengamalkannya, serta menghancurkan kebatilan dan mencegahnya, tanpa dia
peduli pada celaan para pencela dalam menjalankan perintah Tuhannya.
Dialah orang pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya; dialah
orang yang mengorbankan jiwanya demi Rasul-Nya; dialah satu-satunya dari
kaum lelaki yang pertama kali menyembah Allah bersama Rasul utusan-Nya.
Wahai umat manusia! Utamakanlah dia. Karena Allah telah mengutamakannya.
Terimalah dia, karena Allah yang telah mengangkatnya.
Wahai umat manusia! Dialah Imam yang ditunjuk oleh
Allah. Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang ingkar terhadap
wilayah dan kepemimpinannya dan tidak akan pernah memaafkannya
sekali-kali. Sungguh, Allah telah memastikan diri-Nya untuk melakukan
itu bagi mereka yang menentang perintah-Nya dalam perkara ini, dan akan
menimpakan kepadanya azab yang pedih,
maha dahsyat dan selama-lamanya. Awas! jangan kalian mengingkarinya
karena itu akan menghantar kalian ke dalam api neraka, yang bara apinya
terdiri dan manusia dan batu-batuan yang telah disiapkan bagi
orang-orang kafir.
Wahai
umat manusia! Demi Allah, para nabi dan rasul terdahulu telah
memberitakan kepada kaumnya akan kedatanganku. Aku adalah akhir dan
penutup seluruh nabi dan rasul. Aku adalah bukti Allah (hujjah) bagi
segenap makhluk-Nya. di langit dan di bumi.
Barangsiapa
ragu-ragu tentang itu, maka dia adalah orang kafir sekafirnya orang
jahiliyah terdahulu. Barangsiapa meragukan sebagian ucapanku, itu
berarti meragukan keseluruhannya. Orang yang ragu-ragu seperti itu
baginya adalah api neraka.
Wahai
umat manusia! Anugerah Allah kepadaku akan keutamaan-keutamaan ini
adalah karena kasih sayang-Nya dan ihsan-Nya yang agung kepadaku. Tiada
tuhan melainkan Dia. BagiNya pujian dariku pada setiap keadaan sepanjang
masa dan selama-lamanya.
Wahai
umat manusia! Utamakanlah Ali, sebab dia adalah manusia yang paling
utama setelahku, baik dari kalangan laki-laki ataupun perempuan. Karena
kamilah kemudian Allah menurunkan rezeki-Nya (kepada kalian) dan (karena
kami jugalah maka) seluruh makhluk memperoleh kehidupan. Terkutuk dan
sungguh terkutuk; dimurkai dan sungguh dimurkailah mereka yang menolak
ucapanku ini dan merasa tidak berkenan di dalam hatinya. Ketahuilah
bahwa Jibril telah memberitahuku tentang itu berdasarkan firman Allah
(SWT) kepadanya:
“Barangsiapa memusuhi .4li dan tidak mewila’nya (menjadikannya sebagai wali) niscaya dia akan memperoleh laknat-Ku dan murka-Ku “. Karena itu hendaklah
setiap jiwa melihat apa yang akan disiapkannya untuk hari esok.
Takutlah kamu kepada Allah, dan hindarilah dari menentang-Nya. karena
akibatnya kalian akan tergelincir, padahal sebelumnya kalian berada pada
jalan yang lurus. Sungguh Allah Maha Tahu atas apa yang kamu kerjakan.
Wahai
umat manusia! Sungguh Alilah yang dimaksudkan sebagai hak Allah (yang
harus dipenuhi haknya) seperti yang disebutkan dalarn kitab suciNya.
Allah berfirman: (kelak di hari kiamat) setiap jiwa berkata : “amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam menunaikan hak-hak Allah...”
(Q.S. 39:56)
Wahai umat manusia! Tadabburlah (renungkanlah) kitab suci AlQuran, pahamilah ayat-ayatnya. perhatikanlah ayat-ayat muhkamatnya dan
jangan kalian ikuti (secara lahiriah) makna ayat-ayat Mutasyabihat-nya.
Demi Allah, tidak ada yang bisa menjelaskan batas-batasnya atau
menerangkan tafsirnya kepada kalian melainkan orang yang kupegang
tangannya ini; yang kunaikkan dia ke sisiku ini dan yang kuangkat
lengannya ini. Kini aku umumkan kepada kalian, barangsiapa menjadikan
aku sebagai maula atau pemimpin, maka inilah Ali sehagai maula dan
pemimpinnya. Dia—Ali bin .Abii Thalib— adalah saudaraku dan washiku.
Perintah untuk mengangkatnya sebagai maula inl turun dari Allah ‘azza wa jalla kepadaku.
Wahai
umat manusia! Sungguh Ali dan putra-putraku yang suci adalah
peninggalan beratku yang besar. Masing-masing mereka akan memberitakan
satu sama lain dan saling membenarkan. Keduanya (AlQuran dan keluarga
Nabi) tidak akan pernah berpisah sehingga mereka menjumpaiku di telaga
(syurga) kelak. Mereka (para Imam, penerj.) ini adalah orang-orang
kepercayaan Allah yang ada di antara makhlukNya dan para pemimpin
bijaksana yang ada di bumiNya. Sungguh telah kutunaikan (perintah ini).
Sungguh telah kusampaikan; sungguh telah kuperdengarkan; sungguh telah
kujelaskan.
Ketahuilah
bahwa Allah ‘azza wa jalla telah memfirmankannya dan aku telah
mengucapkannya dari sisiNya. Ketahuilah, sungguh tidak ada orang yang
disebut sebagai Amir alMukminin (Pemimpin orang-orang yang beriman)
melainkan saudaraku ini. Siapapun tidak diperkenankan untuk menyandang
gelar dan status ini melainkan dia semata-mata.
(Kemudian
Nabi saw mengambil lengan Ali yang sejak tadi berdiri bersama Nabi di
atas mimbar dan mengangkatnya tinggi-tinggi, sebegitu dekatnya sehingga
kakinya sejajar persis dengan lutul Rasulullah saw. Nabi kemudian
berkata:)
Wahai
umat manusia! Ini adalah Ali, saudaraku dan washiku, pemelihara ilmuku,
khilafahku bagi umatku dan wakilku dalam menafsirkan kitab Allah ‘azza
wa jalla.
Dialah
penyeru kepada Allah, melaksanakan segala apa yang diridhoiNya,
memerangi musuh-musuhNya, penganjur pada ketaatan, pencegah maksiat,
khalifah Nabi utusan Allah, Amir alMukminin, Imam yang memberi petunjuk,
yang memerangi—berdasarkan perintah Allah—kelompok Nakitsin, Qosithin
dan Mariqin.
Kini
kusampaikan pada kalian—berdasarkan perintah Tuhanku, sesuatu yang
tidak dapat kuubah. Aku nyatakan, “Allahumma, ya Allah berilah dukungan
dan wila’Mu kepada orang yang mewila’ Ali, musuhilah orang yang
memusuhinya, kutuklah orang yang mengingkarinya dan murkailah orang yang
mengabaikan haknya. Ya Allah, Engkaulah yang telah menurunkan firmanMu
kepadaku bahwa imamah setelahku adalah milik Ali kekasihMu, di saat
kujelaskan perkara itu(kepada mereka) dan kuangkat dia (sebagai
pemimpin) yang dengannya Engkau sempurnakan untuk hamba-hambaMu agama
mereka dan Engkau sempurnakan untuk mereka nikmatMu, dan Engkau ridhoi
bagi mereka Islam sebagai agamanya. Engkau telah berfirman : “Barangsiapa
menjadikan selain Islam sebagai agamanya, niscaya ia tidak akan
diterima dan kelak di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. 3:89). Ya Allah, kumohon kesaksianMu dan cukup bagiku Engkau sebagai saksi—bahwa aku telah sampaikan (perintahMu ini).
Wahai
umat manusia! Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama kalian ini
dengan imamah Ali. Barangsiapa tidak mengikutinya atau tidak mengikuti
pengganti-penggantinya—putra-putraku yang datang dari slbinya yang tetap
ada sampai hari kiamat dan hari perjumpaan dengan Allah swt, niscaya
amal-amal baik mereka akan gugur dan mereka akan kekal dalam api neraka,
tanpa keringanan dan tanpa harapan (untuk bebas darinya).
Wahai
umat manusia! Inilah Ali, seorang yang paling banyak membelaku di
antara kalian, yang paling berhak atasku, yang paling dekat denganku dan
yang paling mulia di sisiku. Allah swt dan aku ridho padanya. Tiada
ayat tentang ridho Allah yang turun melainkan ia berkaitan dengan Ali,
tiada ayat di mana Allah berbicara dengan orang-orang beriman melainkan
Dia memulainya dengan Ali; tiada ayat pujian dalam AlQuran yang turun
melainkan berkaitan dengan Ali; tiada kesaksian akan surga (seperti)
dalam ayat “hal ata’alal insani” melainkan Alilah yang dimaksudkannya; ayat tersebut tidak turun untuk selain Ali.
Wahai
umat manusia! Ali adalah pembela agama Allah dan pelindung Rasul utusan
Allah. Dialah orang bertakwa, suci, petunjuk jalan Allah dan memperoleh
petunjuk dariNya. (Aku) Nabi kalian adalah sebaik-baik nabi, dan (Ali)
washi kalian adalah sebaik-baik washi, sementara putra-putranya juga
adalah sebaik-baik washi.
Wahai
umat manusia! Sungguh zuriat setiap nabi berasal dari tulang sulbinya,
tetapi zuriat keturunanku adalah berasal dari sulbi Ali.
Wahai
umat manusia! Sungguh karena dengkilah maka Iblis mengeluarkan Adam
dari surga. Oleh karena itu hindarilah dari mendengki Ali, karena ia
akan menyebabkan amal-amal kalian gugur dan kaki-kaki kalian
tergelincir. Ingat bahwa Nabi Adam telah diturunkan (oleh Allah) ke bumi
ini hanya lantaran satu kesalahan, padahal ia adalah manusia
pilihanNya. Apalagi kalian, manusia biasa, di mana di antara kalian ada
juga musuh-musuh Allah. (Wahai umat manusia!) Hanya orang-orang yang
durhaka sajalah yang membenci Ali, sementara orang-orang yang takwa akan
mendukungnya dan menjadikannya sebagai wali dan orang-orang yang
beriman yang tulus akan beriman kepadanya.
Demi Allah! Berkenaan dengan Alilah surat al‘Asr berikut turun “Bismillaahir
Rahmaanir Rahiim, Demi Masa. Sesungguhnya manusia dalam keaduan rugi,
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh...”
Wahai
umat manusia! Biarlah Allah sebagai saksiku bahwa aku telah sampaikan
tugas risalahini. Sungguh tugas Rasul hanya menyampaikan firman Tuhan
semata-mata.
Wahai
umat manusia! Bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa,
dan jangan (sampai) kamu mati melainkan kamu benar-benar sebagai orang
muslim.
Wahai
umat manusia! Berimanlah kamu kepada Allah, Rasul-Nya dan cahaya
(Al-Qur’an) yang diturunkan bersamanya, sebelum kami mengubah mukamu
lalu kami putarkan ke belakang (yakni mati).
Wahai
umat manusia! Telah mengalir dalam jiwaku ini cahaya dari sisi Allah.
Kemudian (ia mengalir juga) ke dalam (tanah) Ali, dan berikutnya ke
dalam zuriat keturunannya sehinggalah ke (lmam) al-Qoim al-Mahdi, yang
akan mengembalikan hak Allah dan seluruh hak-hak kami ke tempatnya
sernula. Sebab Allah ‘azza wa jalla telah menjadikan kamu sebagai
hujjah dan bukti-Nya terhadap orang-orang yang ingkar, penentang,
pembangkang, pengkhianat, pendosa dan penzalim dari seluruh makhluk
jagad raya ini.
Wahai
umat manusia! Kuingatkan kalian bahwa aku ini adalah Rasul utusan
Allah. Sebelumku telah ada rasul-rasul yang lain. Apakah kalian akan
berpaling dariku (dan tidak bersabar) setelah aku mati atau terbunuh?
Sungguh barangsiapa berpaling, maka dia tidak akan merugikan Allah
sedikitpun; dan Allah akan membalas orang-orang yang bersyukur.
Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan mereka yang menyandang sifat
sabar dan syukur di atas adalah Ali dan putra-putranya yang datang dari
sulbinya.
Wahai
umat manusia! Janganlah kalian rnengungkit-ungkit dan membusungkan dada
di hadapan Allah akan keislaman kalian, sebab itu akan mendatangkan
murka Allah dan azab-Nya. Sungguh Dia benar-benar mengawasi kamu.
Wahai
umat manusia! Akan datang setelahku para pemimpin yang menyeru kepada
api neraka, dan mereka tidak akan memperoleh pembelaan kelak pada hari
kiamat.
Wahai
urnat manusia! Sungguh Allah (SWT) dan aku tidak bertanggung jawab atas
nasib mereka dan tidak akan sekali-kali melindungi mereka.
Wahai
umat manusia! Sungguh mereka dan pembela-pembelanya serta para
pengikutnya akan berada di tingkat terendah dari api neraka, sebuah
tempat yang paling hina bagi orang-orang yang takabur (akan kebenaran).
Sungguh rnerekalah Ashabus Shahifah. Dengan demikian, hendaklah
kalian melihat buku amalnya masing-masing meskipun yang benar-benar
peduli terhadapnya hanya segelintir orang saja.
Wahai
umat manusia! Sungguh, aku serahkan masalah imamah (umat ini) dan
pewarisan (nya) dalam zuriat keturunanku sampai hari kiamat. Sungguh
telah kusampaikan kepada kalian kewajiban yang diperintahkan kepadaku
ini, menjadi hujjah atau bukti Tuhan bagi setiap orang, baik yang hadir
ataupun yang gaib (tidak hadir), yang menyaksikan perhelatan ini ataupun
yang tidak menyaksikannya, yang sudah lahir atau yang belum lahir.
Hendaklah mereka yang hadir menyampaikan pesanku ini kepada yang tidak
hadir, si ayah menyampaikannya kepada anaknya, demikian seterusnya
sampai hari kiamat, meskipun—tidak lama berselang——sejumlah orang akan
merampasnya dan menjadikannya sebagai dinasti kerajaan. Ketahuilah bahwa
laknat Allah pasti ditimpakan kepada perampas itu. Di saat itu “Karni
akari perhatikan sepenuhnya terhadap kamu wahai makhluk manusia dan
jin..., di mana (akan) dilepaskan nyala api dun cairan tembaga (kepadu
kalian) sedemikian sehingga kamu tidak dapal ,menyelamatkan diri darinya
(Q.S. 55:31,35).
Wahai umat manusia! Sungguh Allah ‘ala wa jalla tidak
akan membiarkan kamu berada dalam keadaan seperti ini sampai dia akan
membedakan (untuk kamu) mana yang buruk (munafik) dan yang baik (mukmin)
dan Allah sekali-kali tidak memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang
ghaib.
Wahai
umat manusia! Tiada desa yang selamat dan murka Allah dan penduduknya
dibinasakan kecuali karena pendustaan mereka terhadap kebenaran.
Demikianlah Tuhan yang membinasakan penduduk sebuah tempat lantaran
perlakuan mereka yang zalim, seperti yang disebut-sebut oleh Allah
(SWT). lnilah Ali, imam kalian dan wali kalian.
Dialah orang di mana seluruh janji atau ancaman Allah turun karenanya; dan Allah pasti menepati seluruh janjiNya.
Wahai
umat manusia! Telah banyak orang-orang terdahulu sebelum kamu jatuh
sesat. Allahlah yang membinasakan orang-orang terdahulu itu sebagaimana
Dia jugalah yang akan membinasakan orang-orang yang akan datang
kemudian. Allah berfirman : “Bukankah Kami telah membinasakan
orang-orang yang terdahulu, lalu Kami sertakan (juga) mereka yang datang
kemudian. Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa,
dan celakalah pada hari itu bagi orang-orang pendusta.” (Q.S. 77:16-19).
Wahai
umat manusia! Allah telah menurunkan perintahNya dan laranganNya
untukku; dan aku (kemudian) menyampaikan perintah dan larangan itu
kepada Ali. Dengan demikian dia mengetahui perintah dan larangan (Allah)
dari Tuhannya yang Maha Suci dan Maha Perkasa. Oleh karena itu
hendaklah kalian mendengar perintahnya niscaya kalian akan selamat;
patuhilah dia niscaya kalian akan memperoleh petunjuk; ikutilah apa yang
dilarangnya, niscaya kalian akan memperoleh bimbingan; bersikaplah
seperti yang diinginkannya, dan jangan kalian berpisah dari jalannya
lantaran banyaknya jalan lain.
Wahai
umat manusia! Aku adalah Shiratal Mustaqim (jalan lurus) yang kalian
diperintahkan untuk mengikutinya. Setelahku adalah Ali, kemudian
dilanjutkan oleh putra-putraku yang datang dari sulbinya. Mereka adalah
para imam yang membimbing kepada kebenaran dan dengan kebenaran itulah
mereka menjalankan keadilan.
(Kemudian Nabi membaca surat AlFatihah sampai akhir, dan melanjutkan khotbahnya berikut).
Ayat-ayat
ini diturunkan oleh Allah berkenaan denganku dan mereka (Ali dan
putra-putranya). Ia meliputi seluruh mereka dan khusus untuk mereka.
Merekalah kekasih-kekasih Allah yang tidak pernah merasa takut dan
sedih. Sungguh mereka yang berada dalam partai Allahlah yang menang. Dan
sungguh, musuh-musuh Alilah sebagai kelompok pendurhaka, munafik,
licik, pelampau batas, dan saudara-saudara setan yang saling membisikkan
perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia. Sungguh, para kekasih
dan pendukung Ali dan putra-putranya adalah mereka yang disebutkan oleh
Allah dalam kitabNya berikut : “Kamu tidak akan mendapati sesuatu
kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling kasih sayang
dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya...” (Q.S. 58:22). Sungguh, mereka juga adalah orang-orang yang disifatkan oleh Allah swt : “orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman,
mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. 6:82). Sungguh, mereka juaga adalah orang-orang yang disifatkan oleh Allah berikut : Yang masuk ke dalam surga dengan penuh keamanan, dan
disambut oleh para malaikat dengan salam sambil berkata, kalian adalah
orang-orang suci, maka masuklah ke dalam surga untuk selama-lamanya.
Sungguh, para kekasih dan pendukung mereka adalah orang-orang yang difirmankan oleh Allah ‘azza wa jalla berikut, mereka masuk ke dalam surga tanpa hisab...
Dan
sungguh, musuh-musuh mereka akan masuk ke dalam api neraka. Sungguh
musuh-musuh mereka adalah orang-orang yang mendengar suara neraka yang
mengerikan; (suara) api yang menggelegak dan yang dikelilingi oleh
algojo-algojonya. Sungguh musuh-musuh mereka adalah orang-orang yang
disifatkan oleh Allah sebagai umat yang saling mengutuk saudaranya
ketika masuk ke dalam api neraka. Sungguh musuh-musuh mereka adalah
orang-orang yang seperti difirmankan oleh Allah berikut : “Setiap
kali dilemparkan ke dalam api neraka satu kumpulan, maka penjaga-penjaga
neraka itu bertanya kepada mereka, apakah belum pernah datang kepada
kamu seorang pemberi peringatan. Mereka menjawab : “benar ada”, telah
datang kepada kami seorang yang memberikan peringatan, namun kami telah
mendustakannya dan kami katakan : “Allah tidak menurunkan suatu apapun.
Kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.” (Q.S. 67:8,9).
Sungguh
para kekasih mereka adalah orang-orang yang takut akan Tuhannya secara
ghaib; bagi mereka ampunan dan ganjaran yang besar.
Wahai
umat manusia! Sungguh jauh perbedaan antara neraka dan surga. Musuh
kami adalah orang-orang yang dicela dan dikutuk oleh Allah; dan kekasih
kami adalah orang-orang yang dipuji dan dicintai oleh Allah.
Wahai umat manusia! Sungguh, aku adalah (Nabi) yang memberi peringatan, sementara Ali adalah pembimbing.
Wahai
umat manusia! Sungguh aku adalah Nabi dan Ali adalah washi (penerima
wasiat)ku. Sungguh, penutup para imam adalah dari kami, (bergelar)
alQoim alMahdi, yang akan menegakkan keadilan dan memperoleh petunjuk
Allah swt.
Sungguh,
dia adalah pembela agama. Sungguh, dialah yang akan membalas kezaliman
orang-orag yang zalim. Sungguh dialah yang akan membebaskan
benteng-benteng yang kuat dan akan menghancurkannya. Sungguh,
dialahpenghancur kelompok-kelompok kemusyrikan. Sungguh dialah yang akan
membalas darah-darah kekasih Allah yang tumpah. Sungguh, dialah pembela
agama Allah. Sungguh dialah penegak air lautan (makrifat dan hakikat)
yang dalam.
Sungguh,
dialah yang menunjukkan keutamaan orang-orang yang mempunyai keutamaan
dan kebodohan orang-orang yang bodoh. Sungguh dialah manusia pilihan
Allah dan kekasihNya. Sungguh, dialah pewaris semua ilmu dan menguasai
segala ilmu.
Sungguh,
dia adalah pembawa berita dari Tuhan ‘azza wa jalla, dan yang memberi
tahu tentang perkara iman. Sungguh, dia adalah manusia yang senantiasa
memperoleh petunjuk (Allah) dan selalu dijayakanNya.
Sungguh,
dialah manusia yang diserahkan oleh Allah urusan makhluk ciptaanNya.
Sungguh dia adalah manusia yang kedatangannya telah diberitakan oleh
para imam sebelumnya. Sungguh, dia adalah hujjah Allah terakhir yang
masih hidup, di mana tiada hujjah lain setelahnya; tiada kebenaran
melainkan bersamanya dan tiada cahaya melainkan ada di sisinya.
Sungguh,
dia adalah wali Allah yang ada di bumiNya, penguasa yang haq dan benar
di sekitar makhluk ciptaanNya, dan manusia kepercayaanNya (pada
martabat) zahir dan batinNya.
Wahai
umat manusia! Aku telah jelaskan kepada kalian sejelas-jelasnya
(tentang perkara ini), dan inilah Ali yang akan menjelaskan kepada
kalian setelahku.
Usai
khotbahku ini, aku menyeru kalian untuk pertama-tama mengulurkan
tangannya kepadaku, kemudian kepada Ali sebagai tanda bai’at dan
pernyataan setia.
Ketahuilah
bahwa aku telah memberikan bai’atku kepada Allah, dan Ali telah
memberikan bai’atnya kepadaku. Kini berdasarkan perintah dari Allah
‘azza wa jalla, aku mengajak kalian untuk membai’at. Barangsiapa
mengingkari bai’atnya, berarti dia telah membinasakan dirinya sendiri.
Wahai umat manusia! Sungguh haji, shafa, marwah dan umroh adalah bagian dari syi’ar Allah. “Barangsiapa menunaikan ibadah haji atau umrah ke rumah Allah, maka hendaklah ia mengerjakan sai’ di antara keduanya.” (Q.S. 2:158).
Wahai
umat manusia! Tunaikan ibadah haji ke rumah Allah. Tiada suatu keluarga
yang datang ke rumah Allah ini melainkan ia akan dicukupkan olehNya;
dan tiada suatu keluarga yang berpaling meninggalkannya melainkan ia
akan mengalami kefakiran.
Wahai
umat manusia! Tiada seorang yang mukmin yang wukuf atau berdiri di
tempat-tempat mulia tersebut melainkan Allah akan ampunkan seluruh
dosa-dosanya yang lalu maupun yang baru. Demikianlah sehingga apabila
ibadah hajinya selesai maka (perhitungan) amalnya dimulai lagi dari
awal.
Wahai
umat manusia! Para jamaah haji memperoleh bantuan dari Allah, dan
ongkos perjalanan mereka terhitung sebagai simpanan (untuk hari akhirat
kelak). Sungguh Allah tidak menyia-nyiakan ganjaranNya bagi orang-orang
yang berbuat kebaikan.
Wahai
umat manusia! Tunaikanlah ibadah haji ke rumah Allah dengan pemahaman
yang sempurna akan ajaran-ajaran agama ini. Jangan kalian meninggalkan
tempat-tempat mulia itu melainkan setelah kalian benar-benar taubat dan
menyesali dosa-dosa kalian.
Wahai
umat manusia! Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat, seperti
diperintahkan oleh Allah ‘azza wa jalla atas kalian. Apabila dikarenakan
lamanya waktu berlalu kemudian kalian menjadi jahil atau lupa, maka
Alilah—sebagai pemimpin kalian yang telah ditunjuk oleh Allah setelahku,
yang akan menjelaskan (seluruh hukum-hukum itu) kepada kalian. Dia
adalah orang yang dijadikan oleh Allah sebagai penggantiku; menjawab
pertanyaan-pertanyaan kalian dan menjelaskan kepada kalian segala apa
yang kalian tidak ketahui.
Sungguh,
perkara-perkara yang halal dan yang haram adalah lebih banyak dan yang
dapat kuhitung satu per satu dan kuberitahukan (kepada kalian). Untuk
itu secara singkat kukatakan bahwa apa yang kuperintahkan pasti adalah
perkara yang halal, dan yang kularang pasti adalah sesuatu yang haram.
Kemudian aku diperintahkan untuk niengambil bai’ai dan janji setia dari
kalian agar menerima segala apa yang kubawa dari Allah ‘Azza wa Jalla
berkenaan dengan Ali selaku Amirul Mukminin dan para Imam yang datang
setelahriya. Mereka adalah putra-putraku dan putra-putra Ali; para imam
yang menegakkan kebenaran sampai hari kiamat, yang di antaranya adalah
al-Mahdi, yang akan memerintah (dunia ini) dengan kebenaran.
Wahai umat manusia! setiap perkara halal yang kuajarkan kepada kalian, atau perkara
haram yang kucegah kalian darinya, adalah sesuatu yang tidak mungkin
kuubah atau kucabut. Karena itu hendaknya kalian mengingatnya,
memeliharanya dan saling mengajarkannya. Jangan sekali-kali kalian
mengubahnya atau menggantinya.
Kini kuulangi lagi perkataanku: hendaklah kalian
mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh yang ma’ruf (dan mencegah
yang mungkar. Ketahuilah balwa pangkal amar ma’ruf dan nahi mungkar
adalah penerimaan kalian akan kata-kataku sebagai sesuatu yang final, di
mana kalian yang hadir menyampaikannya kepada yang tidak hadir serta
memerintahkan mereka untuk menerimanya dan mencegah mereka dari
menentangnya. Sebab ini adalah perintah dan Allah Yang Maha Mulia dan
Maha Agung, dan dariku. (Ketahuilah) bahwa upaya melakukan yang ma’ruf
dan rnencegah yang mungkar tidak akan berarti melainkan sepengetahuan atau bersama Imam yang maksum (terpelihara dari dosa).
Wahai
umat manusia kitab suci Alqur’an telah menyatakan bahwa para imam
setelah Ali adalah putra-putranya. Aku juga telah mengatakan kepada
kalian bahwa Ali adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darinya,
seperti yang difirmankan oleh Allah dalam kitab Nya: “(bahwa Ibrahim) telah menjadikan kalimat tauhid sebagai kalimat yang kekal pada keturunannya.. “, (Q.S. 43:28). Aku juga berkata: “Selagi
kalian berpegang teguh pada keduanya: (Alqur ‘an dan itrah keluanga
Nabi), niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya.
Wahai
umat manusia Bentakwalah, sekali lagi bertakwalah kalian kepada Allah,
lngatlah akan dahsyatnya hari kiamat, sepenti yang ditafsirkan oleh
Allah dalam firman-Nya: “Sungguh gempa hari kiamat adalah sesuatu yang maha dahsyat “lngatlah
saat-saat mati, hisab, timbangan dan pengadilan Allah terhadap
kalian;(demikian juga) pahala dan dosa. Barangsiapa melakukan amal
kebajikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya, sementara mereka yang
melakukan perbuatan buruk maka sedikitpun dia tidak akan memperoleh
syurga.
Wahai
umat nianusia! Jumlah kalian sedemikian banyaknya sehingga tidak
mungkin kalian bisa mengulurkan tangan bai’atnya kepadaku satu persatu.
Namun demikian, Allah ‘Azza wa jalla telah memerintahkan aku
untuk mengambil ikrar dan lisan kalian tentang pengangkatan Ali sebagai
Amirul Mukminin, dan para imam dari keturunanku dan keturunannya yang
datang setelahnya, seperti yang pernah kuberitahukan kepada kalian bahwa
Zuriat keturunanku adalah berasal dan sulbinya (Ali).
Katakan
secara serentak: “Karni telah mendengar, akan patuh, rela dan ikut
secara penuh atas apa yang telah engkau sampaikan dari Tuhan kami dan
Tuhanmu berkaitan dengan kepemimpinan Ali dan kepemimpinan
putra-putranya yang datang dari sulbinya. Untuk itu kami
membai’atmu dengan hati, jiwa, lisan dan tangan kami. Berdasarkan itu
pula kami hidup, mati dan dibangkitkan tanpa kami mengubah, mengganti,
ragu mencabut janji atau membatalkan ikrar dan pernyataan kami.
Kami mematuhi Allah dan mematuhi engkau (nabi, serta mematuhi Ali
sebagai Amirul Mukminin). Demikian juga putra-putranya, para imam yang
kau katakan berasal dan zuriat keturunanmu, yang datang dari sulbi Ali,
Hasan dan Husain.”
Tentang
Hasan dan Husain ini, telah kukenalkan kepada kalian kedudukan mereka
di sisiku, tempat mereka dihadapanku dan martabat mereka di haribaan
Tuhanku yang Maha Mulia dan Maha Agung. Semua itu telah kusampaikan
kepada kalian.
Sungguh,
mereka berdua adalah penghulu pemuda-pemuda surga, imam-imam pasca
ayahnya, Ali; dan aku adalah ayah mereka sebelum Ali menjadi ayahnya.
Katakan secara serentak:”Kami mematuhi perintah Allah, mematuhimu, Ali, Hasan dan Husain serta para irnarn setelahnya.
Mereka adalah orang-orang yang kau ikat hati, jiwa dan lisan kami
untuk berjanji setia, berikrar dan berbai’at lewat tangan Amirul
Mukminin (Ali). Sebagian dari kami membai’atnya dengan tangannya dan
sebagian yang lain dengan pernyataan lisannya. Sungguh kami tidak ingin
berpaling darinya selama-lamanya. Kami jadikan Allah sebagai saksi dan
cukuplah Allah sebagai saksi. Demikian juga engkau (Nabi), semua orang
yang patuh pada Allah, yang hadir dan yang tidak hadir, para malaikat
Allah, tentara-tentara-Nya dan hamba-hamba-Nya, semua adalah saksi-saksi
kami. Namun Allah adalah lebih besar dari semua saksi.”
Wahai
umat manusia! Apa yang kalian katakan? Sungguh Allah Maha Mendengar
setiap suara dan Maha Tahu akan setiap jiwa yang tersembunyi.
Barangsiapa memperoleh petunjuk, maka itu adalah keberuntungan bagi
dirinya, dan barangsiapa yang tersesat, maka itu adalah kemalangan bagi
dirinya. Mereka yang berbai ‘at, sebenarnya telah memberikan bai’atnya
kepada Allah; dan tangan Allah berada di atas tangan mereka semua.
(48:10)
Wahal
umat manusia! Bertakwalah kalian kepada Allah. Berbai’atlah kalian
kepada Ali Amirul Mukminin, kepada Hasan dan Husain serta para Imam
(keturunannya). Mereka adalah kalimat Thayyibah yang masih sisa di atas
muka bumi ini. Kelak Allah akan membinasakan orang-orang yang
mengkhianati mereka, dan merahmati orang-orang yang setia kepada mereka.
“Barangsiapa melanggar janji dan bai ‘atnya, niscaya itu akan menimpa dirinya sendiri.” (48:10)
Wahai umat manusia! Ucapkanlah apa yang telah kukatakan kepada kalian. Salamilah Ali selaku Arnirul Mukminin. Katakanlah: “(Tuhan
kami)! Kami ielah dengar dan akan patuh (pada perintah-Mu). Ampunilah
karni wahai Tuhan karni. Sungguh kepada-Mulah segala sesuatu akan
kernbali. Katakanlah:” Segala puji bagi Allah yang telah membimbing
kalian ke jalan ini. Sungguh, karni tidak akan memperoleh bimbingan tanpa bimbingan dari Allah.” (7:43)
Wahai umat manusia! Sungguh keutamaan Ali bin Abi Thalib (a.s) di sisi Allah dan yang ada dalarn Al-Qur’an
adalah lebih banyak dari pada yang bisa kusebutkan secara rinci di
tempat ini. Siapapun yang meriwayatkannya dan memberitahukannya kepada
kalian, maka percayailah dan terimalah ia.
Wahai
umat manusia! barangsiapa patuh pada Allah, Rasul-Nya, Ali dan para
Imam yang telah kusebutkan itu niscaya dia akan lulus dengan hasil yang
amat sangat gemilang.
Wahai
umat manusia! Mereka yang segera berangkat memberikan bai’at kepadanya
dan menjadikannya sebagai walinya serta menerirnanya sebagai Amirul
Mukminin, mereka adalah orang-orang yang selamat, dan kelak akan berada
di dalam syurga yang penuh nikmat.
Wahai
umat manusia! Ucapkanlah kata-kata yang menyebabkan Allah rela tenhadap
kalian. Seandainya kalian dan semua penghuni bumi ini kufur kepadaNya,
niscaya itu tidak akan merugikan-Nya sedikitpun. (3:144)
Yaa
Allah! Berikanlah ampunan-Mu kepada orang-orang mukmin, dan murka-Mu
kepada orang-orang kafir. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam.
Kemudian
khalayak menyahut seruan Nabi dan berkata:”Kami telah dengar dan akan
patuh pada perintah Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati, lidah dan
kekuatan kami.”
Mereka
kemudian berhimpit-himpitan mengelilingi Nabi dan Ali untuk bersalaman
dan mengulurkan tangan bai ‘atnya kepada Rasulullah (SAW). Abubakar,
kemudian Umar, lalu Usman. Berikutnya adalah orang-orang Muhajirin,
Anshar dan seterusnya sesuai dengan tingkatan martabat mereka
sehinggalah tiba waktu Maghrib. Setelah shalat Maghrib dan lsya’ yang di
jamak dalam satu waktu, mereka kemudian meneruskan ikrar bai’atnya.
Setiap kali orang datang berbai’at, Nabi kemudian berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah mengutamakan kami di atas seluruh penghuni alam semesta.”
Di
sini diperturunkan nama-nama perawi hadits al-Ghadir di kalangan para
sahabat tentang perlantikan 'Ali AS sebagai khalifah secara langsung
selepas Rasulullah SAWW. Sebagaimana sabdanya:'Siapa yang telah
menjadikan aku maulanya, maka 'Ali adalah maulanya.' Dan semua nama-nama
perawi tersebut telah diriwayatkan oleh para ulama Ahlus-Sunnah di
dalam buku-buku mereka seperti berikut:
1. Abu Hurairah al-Dausi (w.57/58H). Diriwayatkan oleh al-Khatib
al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad, VII, hlm. 290. Al-Khawarizmi di
dalam Manaqibnya, hlm. 130. Ibn Hajr di dalam Tahdhib al-Tahdhib, VII,
hlm. 327.
2. Abu Laila al-Ansari (w. 37H). Diriwayatkan oleh al-Hawarizmi, di
dalam Manaqibnya, hlm. 35. Al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa', hlm.
14.
3. Abu Zainab bin 'Auf al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di
dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307. Ibn Hajr di dalam al-Isabah, III,
hlm. 408.
4. Abu Fadhalah al-Ansari, sahabat Nabi SAWAW di dalam peperangan Badr.
Di antara orang yang memberi penyaksian kepada 'Ali AS dengan hadith
al-Ghadir di hari Rahbah. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd
al-Ghabah, III, hlm. 307.
5. Abu Qudamah al-Ansari. Di antara orang yang menyahut seruan 'Ali AS
di hari Rahbah. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah,
V, hlm. 276.
6. Abu 'Umrah bin 'Umru bin Muhsin al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn
al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307. Di antara yang menjadi
saksi kepada 'Ali AS di hari Rahbah dengan hadith al-Ghadir.
7. Abu l-Haitham bin al-Taihan meninggal dunia di dalam peperangan
al-Siffin tahun 37H. Diriwayatkan oleh al-Qadhi di dalam Tarikh Ali
Muhammad, hlm. 62.
8. Abu Rafi' al-Qibti, hamba Rasulullah SAWAW. Diriwayatkan oleh
al-Khawarizmi di dalam Maqtal dan Abu Bakr al-Ja'abi di dalam Nakhbnya.
9. Abu Dhuwaib Khuwalid atau Khalid bin Khalid bin Muhrith al-Hazali
wafat di dalam pemerintahan Khalifah 'Uthman. Diriwayatkan oleh Ibn
'Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah, al-Khawarizmi di dalam Maqtal.
10. Abu Bakr bin Abi Qahafah al-Taimi (w.13H). Diriwayatkan oleh Ibn
Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah, Abu Bakr
al-Ja'abi di dalam al-Nakhb, al-Mansur al-Razi di dalam kitabnya Hadith
al-Ghadir, Syamsuddin al-Jazari al-Syafi'i di dalam Asna al-Matalib,
hlm. 3 di antara perawi-perawi hadith al-Ghadir.
11. Usamah bin Zaid bin al-Harithah al-Kalbi (w.54H). Diriwayatkan di dalam Hadith al-Wilayah dan Nakhb al-Manaqib.
12. Ubayy bin Ka'ab al-Ansari al-Khazraji (w. 30/32H). Diriwayatkan oleh
Abu Bakr al-Ja'abi dengan sanad-sanadnya di dalam Nakhb al-Manaqib.
13. As'ad bin Zararah al-Ansari. Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari di dalam Asna al-Matalib, hlm. 4.
14. Asma' binti Umais al-Khath'amiyyah. Diriwayatkan oleh Ibn 'Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
15. Umm Salmah isteri Nabi SAWAW. Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi al-Mawaddah, hlm. 40.
16. Umm Hani' binti Abi Talib. Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di
dalam Yanabi' al-Mawaddah, hlm. 40 dan Ibn 'Uqdah di dalam Hadith
al-Wilayah dengan sanad-sanadnya.
17. Abu Hamzah Anas bin Malik al-Ansari al-Khazraji hamba Rasulullah
SAWAW (w. 93H). Diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi di dalam
Tarikhnya, VII, hlm. 377; Ibn Qutaibah di dalam al-Ma'arif, hlm. 291;
al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa', hlm. 114.
18. Al-Barra' bin 'Azib al-Ansari al-Ausi (w. 72H). Diriwayatkan oleh
Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, IV, hlm. 281; Ibn Majah di dalam
Sunan, I, hlm. 28-29.
19. Baridah bin al-Hasib Abu Sahl al-Aslami (w. 63H). Diriwayatkan oleh
al-Hakim di dalam al-Mustadrak, III, hlm. 110; al-Suyuti di dalam Tarikh
al-Khulafa', hlm. 114.
20. Abu Sa'id Thabit bin Wadi'ah al-Ansari al-Khazraji al-Madani.
Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307.
21. Jabir bin Samurah bin Janadah Abu Sulaiman al-Sawa'i (w. 70H).
Diriwayatkan oleh al-Muttaqi al-Hindi di dalam Kanz al-Ummal, VI, hlm.
398.
22. Jabir bin Abdullah al-Ansari (w. 73/74H). Diriwayatkan oleh Ibn 'Abd
al-Birr di dalam al-Isti'ab, II, hlm. 473; Ibn Hajr di dalam Tahdhib
al-Tadhib, V, hlm. 337.
23. Jabalah bin 'Umru al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn 'Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
24. Jubair bin Mut'am bin 'Adi al-Qurasyi al-Naufali (w. 57/58/59 H).
Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi' al-Mawaddah, hlm.
31, 336.
25. Jarir bin 'Abdullah bin Jabir al-Bajali (w. 51/54 H). Diriwayatkan
oleh al-Haithami di dalam Majma' al-Zawa'id, IX, hlm. 106.
26. Abu Dhar Janadah al-Ghaffari (w.31 H). Diriwayatkan oleh Ibn 'Uqdah
di dalam Hadith al-Wilayah; Syamsuddin al-Jazari al-Syafi'i di dalam
Asna l-Matalib, hlm. 4.
27. Abu Junaidah Janda' bin 'Umru bin Mazin al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hlm. 308.
28. Hubbah bin Juwain Abu Qadamah al-'Arani (w. 76-79H). Diriwayatkan
oleh al-Haithami di dalam Majma' al-Zawa'id, IX, hlm. 103; al-Khatib
al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad, VIII, hlm. 276.
29. Hubsyi bin Janadah al-Jaluli. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di
dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307, V, hlm. 203; Ibn Kathir di dalam
al-Bidayah wa Nihayah, VI, hlm. 211.
30. Habib bin Badil bin Waraqa' al-Khaza'i. Diriwayatkan oleh Ibn
al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hlm. 368; Ibn Hajr di dalam
al-Isabah, I, hlm. 304.
31. Huzaifah bin Usyad Abu Sarihah al-Ghaffari. (w.40/42 H).
Diriwayatkan oleh al-Qunduzi al-Hanafi di dalam Yanabi' al-Mawaddah,
hlm. 38.
32. Huzaifah al-Yamani (w.36 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi'i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 40.
33. Hasan bin Tsabit. Salah seorang penyair al-Ghadir pada abad pertama Hijrah.
34. Imam Mujtaba Hasan bin 'Ali AS. Diriwayatkan oleh Ibn 'Uqdah di
dalam Hadith al-Wilayah dan Abu Bakr al-Ja'abi di dalam al-Nakhb.
35. Imam Husain bin 'Ali AS. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim di dalam Hilyah al-Auliya', IX, hlm.9.
36. Abu Ayyub Khalid bin Zaid al-Ansari (w.50/51H). Diriwayatkan oleh
Muhibuddin al-Tabari di dalam al-Riyadh al-Nadhirah, I, hlm. 169; Ibn
al-Athir di dalam Usd al-Ghabbah, V, hlm. 6 dan lain-lain.
37. Abu Sulaiman Khalid bin al-Walid al-Mughirah al-Makhzumi (w.
21/22H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja'abi di dalam al-Nakhb.
38. Khuzaimah bin Thabit al-Ansari Dhu al-Syahadataini (w. 37 H).
Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah,III, him. 307 dan
lain-lain.
39. Abu Syuraih Khuwailid Ibn Umru al-Khaza’i (w. 68 H). Di antara orang
yang menyaksikan Amiru l-Mukminin dengan hadith alGhadir.
40. Rifalah bin Abd aI-Mundhir al-Ansari. Dirlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
41. Zubair bin al-Awwam al-Qurasyi (w. 36 H). Dlrlwayatkan oieh Syamsuddln al-Jazari ai-Syafi'i di dalam Asna l-Matalib. him.3.
42. Zaid bin Arqam al-Ansari al-Khazraji (w. 66/68 H). Dlriwayatkan oleh
Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya. IV. hIm. 368 dan lain-lain.
43. Abu Sa’ld Zaid bin Thabit (w. 45/48 H). Dlriwayatkan oleh Syamsuddin
al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib him. 4 dan lain-lain.
44. Zaid Yazid bin Syarahil al-Ansari Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di
dalam Usd al-Ghabah,, II. hIm. 233; Ibn Hajr di dalam al-Isabah. I. him.
567 dan lain-lain.
45. Zaid bin Abdullah al-Ansari. Diriwayatkan oleh lbn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
46. Abu Ishak Sa’d bin Abi Waqqas (w. 54/56/58 h). Diriwayatkan oleh
al-Hakim di dalam al-Mustadrak, III, hlm. 116 dan lain-lain.
47. Sa’d bin Janadah al-’Aufi bapa kepada ‘Atiyyah al-’Aufi.
Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
48. Sad bin Ubadah al-Ansari al-Khazraji (w. 14/15 H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi di dalam Nakhb.
49. Abu Sa’id Sad bin Malik al-Ansari al-Khudri (w. 63/64/65 H).
Dlriwayatkan oleh al-Khawarizmi di dalam Manaqibnya, hlm. 8; Ibn Kathir
di dalam Tafsirnya, II, hlm. 14 dan lain-lain.
50. Sa’id bin Zald al-Qurasyi ‘Adwi (w. 50/5 1 H). Dlriwayatkan oleh Ibn al-Maghazili di dalam Manaqibnya.
51. Sa’id bin Sa’d bin ‘Ubadah al-Ansari. Dlriwayatkan oleh Ibn‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
52. Abu ‘Abdullah Salman al-Farisi (w. 36/37 H). Dlriwayatkan oleh
Syamsuddln al-Jazari al-Syafl’i di dalam Asna l-Matallb, hlm. 4 dan
lain-lain.
53. Abu Muslim Salmah bin ‘Umru bin al-Akwa’ al-Aslami (w.74 H).
Dirlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya dl dalam Hadith
aI-Wilayah.
54. Abu Sulaiman Samurah bin Jundab al-Fazari (w. 58/59/60 H).
Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna
l-Matalib, hlm. 4 dan lain-lain.
55. Sahal bin Hanifal-Ansari al-Awsi (w. 38 H). Diriwayatkan oleh
Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, him. 4 dan
lain-lain.
56. Abu ‘Abbas Sahal bin Sa’d al-Ansari al-Khazraji al-Sa’idi (w.
91 H). Diriwayatkan oieh al-Qunduzi 1-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 38 dan lain-lain.
57. Abu Imamah al-Sadiq Ibn ‘Ajalan al-Bahili (w. 86 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalain Hadith al-Wilayah.
58. Dhamirah al-Asadi. Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di daiam Hadith al-Wilayah.
59. Talhah bin ‘Ubaidillah al-Tamimi wafat pada tahun 35 Hijrah di dalam
Perang Jamal. Dirlwayatkan oleh al-Mas’udi di dalam Muruj al-Dhahab,
II, hlm. 11; al-Hakim didalam al-Mustadrak,III, hlm. 171 dan lain-lain.
60. Amlr bin ‘Umair al-Namiri Diriwayatkan oleh Ibn Hajr di dalam al-Isabah II, hlm. 255.
61. AmIr bin Laila bin Dhumrah. Dirlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hln. 92, dan lain-lain.
62. ‘Amir bin Laila a1-Gbaffari Diriwayatkan oleh Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II, hIm. 257 dan lain-lain.
63. Abu Tupail ‘Amir bin Wathilah. Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di
dalam Musnadnya, I. hlm. 118; al-Turmudhi di dalam Sahihnya, II, hlm.
298 dan lain-lain.
64. ‘Alsyah binti Abu Bakr bin Abi Qahafah, Isteri Nabi Sawaw Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
65. ‘Abbas bin ‘Abdu l-Muttallib bin Hasyim bapa saudara Nabi Sawaw. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
66. ‘Abdu r-Ráhman bin ‘Abd Rabb al-Ansari. Dirlwayatkan oleh Ibn
al-Athir di dalam Usd ai-Ghabah, III, hIm. 307; Ibn Hajr di dalam
al-Isabah, II, him. 408 dan lain-lain.
67. Abu Muhammad bin ‘Abdu r-Rahman bin Auf al-Qurasyi al-Zuhri (w. 31
H), Diriwayatkan oieh Syamsuddin al-Jazari a!Syafi’i di dalam Asna
al-Matalib, hlm. 3 dan lain-lain.
68. ‘Abdu r-Rahman bin Ya’mur al-Daili Diriwayatkan oleb Ibn ‘Uqdah dl dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
69. ‘Abdullah bin Abi ‘Abd al-Asad al-Makhzumi. Di riwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
70. ‘Abdullah bin Badil bin Warqa’ Sayyid Khuza’ah. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
71. ‘Abdullah bin Basyir al-Mazini. Dlrlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Had ith al-Wilayah.
72, ‘Abduilah bin Thabit al-Ansari. Dlriwayatkan oleh al-Qadhi didalam Tarikh Ali Muhammad, him. 67.
73. ‘Abdullah bin Ja’far bin Abi Talib al-Hasyimi (w, 80 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah
74. ‘Abdullah bin Hantab al-Qurasyi al-Makhzumi. Dlrlwayatkanoleh al-Suyuti di dalam Ihya’ al-Mayyit.
75. ‘Abdullah bin Rabi’ah. Dlrlwayatkan oleh al-Khawarizmi didalam Maqtalnya.
76. ‘Abdullah bin ‘Abbas (w. 68 H). Diriwayatkan oleh al-Nasa’i di dalam al-Khasa’is, hlm. 7 dan lain-lain.
77. ‘Abdullah bin Ubayy Aufa ‘Alqamah al-Aslami (w. 86/87 H).
Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah hal.78. Abu
‘Abdu r-Rahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin al-Khattab al-’Adawi (w. 72/73
H), Dlrlwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’ld, IX, hIm.
106 dan lain-lain,
79. Abu ‘Abdu r-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazali (w. 32 /
33 H). Dlriwayatkan oleh al-Suyuti di dalam al-Durr al-Manthur, II, hlm. 298 dan lain-lain.
80. ‘Abdullah bin Yamil. Dlriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd
ol-Ghabah,III, him. 274; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II,hlm. 382 dan
lain-lain.
81. ‘Uthman bin ‘Affan (w. 35 H). Dirilwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
82. ‘Ubaid bin ‘Azib al-Ansari, saudara al-Bara’ bin ‘Azib. Di antara
orang yang membuat penyaksian kepada 'Ali A.S. di Rahbah. Dirlwayatkan
oleh Ibn al-AthIr di dalam Usd al-Ghabah, III, him.
307.
83. Abu Tarif Adi bin Hatim (w. 68 H). Diriwayatkan oieh al-Qunduzi al-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, him. 38
dan lain-lain.
84. ‘Atiyyah bin Basr al-Mazini. Diriwayatkan oleh lbn ‘Uqdah di dalam Had ith al-Wilayah.
85. ‘Uqbah bin Amir al-Jauhani. Diriwayatkan al-Qadh di dalam
Tarikh Ali Muhammad, him. 68.
86. Amiru l-Mukminin ‘Ali bin Abi Talib A.S. Diriwayatkan oieh Ahmad bin
Hanbal di dalam Musnadnya, I, hlm. 152: al-Haithami di dalam Majma’
al-Zawa'id, IX. him. 107; al-Suyuti di dalam Tarlkh al-Khulafa’ , him.
114; Ibn Hajr di dalam Tahdhlb al-Tahdhlb, VII, him. 337; Ibn Kathir dl
dalain al-Bidayah wa al-Nihayah. V. him. 211 dan lain-lain.
87. Abu Yaqzan ‘Ammar bin Yasir (w. 37 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin
al-Jazari al-Syafi’i di dalain Asna al-Matalib, hlm. 4 dan lain-lain.
88. 'Ammarah al-Khazraji al-Ansari. Dlrlwayatkan oieh al-Halthami dl dalam MaJma’ al-Zawa’ld, IX, him. 107 dan lain-lain.
89. ‘Umar bin Abi Salmah bin ‘Abd al-Asad al-Makhzumi (w. 83 H).
Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
90. ‘Umar bin al-Khattab (w. 23 H). Diriwayatkan oleh Muhibbuddin
al-Tabari dl dalam al-Rlyadh aI-Nadhirah, H, him. 161; Ibn Kathir di
dalam al-Bidayah wa al-Nihayah. VII. Mm. 349 dan lain-lain.
91. Abu Najid ‘Umran bin Hasin al-Khuza’i (w. 52 H). Diriwayatkan oleh
Syamsuddin ai-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib. him. 4 dan
lain-lain.
92. Umru bin al-Humq al-Khuza’i al-Kufi (w. 50 H). Diriwayatkan oieh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
93. ‘Umru bin Syarhabil. Dlrlwayatkan oleh aI-Khawarizmi di dalain Maqtalnya.
94. ‘Umru bin al-Asi Diriwayatkan oleh Ibn Qutaibah di dalam al-Imamah wa al-Slyasah, him. 93 dan lain-lain.
95. ‘Umru bin Murrah al-Juhani Abu Talhah atau Abu Maryam. Diriwayatkan
oleh al-Muttaqi al-Hindi di dalam Kanz al-’Ummal, VI, him. 154 dan
lain-lain.
96. Al.Siddiqah Fatimah binti Nabi Sawaw. Dlriwayatkan oieh Ibn
‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
97. Fatimah binti Hamzah bin ‘Abdu l-Muttalib. Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
98. Qais bin Thabit bin Syamas al-Ansari Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir
di dalam Usd al-Ghabah, I, hIm. 368; lbn Hajr di dalam al-Isabah, I.
him. 305 dan lain-lain.
99. Qais bin Sa’d bin ‘Ubadah al-Ansari al-Khazraji. Dlrlwayatkan oleh Ibn Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
100. Abu Muhammad Ka’ab bin ‘Ajrah al-Ansari al-Madani (w.5 1 H). Dlrlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
101. Abu Sulaiman Malik bin al-Huwairath al-Laithi (w. 84 H)
Dirtwayatkan oleh al-Suyutl di dalam Tarikh al -Khulafa’ , hlm. 114 dan
lain-lain.
102. A1-Miqdad bin ‘Umry al-Kindi al-Zuhrl (w. 33 H). Dirlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
103. Najiah bin ‘Umru al-Khuzai. Dlrlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam
Usd al-Ghabah, V. him. 6; Ibn Hajr di dalain al-Isabah,III, hlm. 542
dan lain-lain.
104. Abu Barzah Fadhiah bin ‘Utbah al-Aslami (w. 65 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
105. Na’mar bin ‘Ajalan al-Ansari. Diriwayatkan oleh al-Qadhi di
daiam Tarikh Ali Muhammad, him. 68 dan lain-lain.
106. Hasyim al-Mirqal Ibn ‘Utbah bin Abi Waqqas al-Zuhrl (w. 37 H).
Dlrlwayatkan oieh Ibn al-Athir dl dalam Usd al-Ghabah, I, him. 366; Ibn
Hajr di dalam aI-Isabah, 1, hlm. 305.
107. Abu Wasmah Wahsyiy bin Harb al-Habsyl al-Hamsi. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dl dalam Hadith al-Wilayah.
108. Wahab bin Hamzah. Diriwayatkan oieh al-Khawarizmi pada Fasal Keempat di dalam Maqtalnya.
109. Abu Juhallah Wahab bin Abdullah al-Suwa’i(w. 74 H). Dinwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
110. Abu Murazim Ya’li bin Murrah bin Wahab al-Thaqali. Diniwayatkan
oleh Ibn al-Athir dl dalam Usd aI-Ghabah. II. him. 233; Ibn Hair di
dalam aI-Isabah, Ill, him. 542.
Demikian
dikemukakan kepada kalian 110 perawi-perawl hadits al-Ghadir dikalangan
para sahabat mengenal perlantikan ‘Ali A.S. sebagai khalifah secara
langsungselepas Rasulullah Saww, oleh ularna-ulama Ahlus-Sunnah di dalam
buku-buku mereka. Oleh karena Itu hadits ini sudah mencapai ke
peringkat mutawatir. Kemudian diikuti pula oleh 84 perawl-perawi dari
golongan para Tabi’in yang merlwayatkan hadits al-Ghadir serta 360
perawl-perawi di kalangan para ulama Sunnah yang meriwayatkan hadits
tersebut di daiam buku-buku mereka. Malah terdapat 26 pengarang dari
kalangan para ulama Ahlus-Sunnah yang mengarang buku-buku tentang hadis
al-Ghadir. Untuk keterangan lebih lanjut silakan rujuk al-Amini,
al-Ghadlr, I. hlm. 14 - 158.