Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Prof. DR. Quraish Shihab. Show all posts
Showing posts with label Prof. DR. Quraish Shihab. Show all posts

Ulama Sunni yang DIfitnah Sebagai Syi’ah oleh Wahabi


Ini adalah Ulama Sunni yang DIfitnah Sebagai Syi’ah atau Pembela Syi’ah oleh Wahabi. Di antaranya adalah Habib Rizieq Shihab, KH Said Aqil Siradj, KH Quraisy Shihab, Syeikh Ahmad Hassoun, Syeikh Ramadhan Al Buthi. Menurut Wahabi, Syi’ah Bukan Islam. Artinya para Ulama ini bukan Islam. Tapi Kafir! Na’udzubillah min dzalik!
 
Karena difitnah sebagai Syi’ah / Pembela Syi’ah oleh Wahabi, akhirnya Syeikh Al Buthi bersama cucunya yang masih kecil mati syahid dibom. Sementara Syeikh Ahmad Hassoun, Mufti Besar Suriah, harus kehilangan anaknya yang tewas dibunuh meski sebenarnya beliau adalah target utama yang ingin dibunuh oleh Wahabi. Seperti biasa Wahabi selalu membantah membunuh mereka dan mengkambing-hitamkan Assad sebagai pembunuhnya. Padahal Media Massa Online milik Wahabi jelas2 menyebut para ulama tsb pendukung Assad dan musuh bagi “Ahlus Sunnah” (demikian Wahabi menyebut diri mereka). Mereka serang para ulama tsb dengan kata2 dan tulisan mereka. Saat para ulama tsb dibunuh, mereka menolak disebut sebagai pembunuhnya. Padahal mereka menghasut para pembaca mereka agar membenci para ulama tsb sehingga tidak akan aneh jika ada pembaca mereka yang membunuh ulama tsb saking bencinya.
 
Hanya karena Video kurang dari 1,5 menit yang mengajak ummat Islam menghidupkan semangat jihad Karbala, KH Said Aqil Siradj langsung difitnah sebagai Syi’ah. Apa mereka tidak tahu bahwa Sayyidina Hussein ra itu adalah cucu Nabi yang amat disayang Nabi? Apakah mencintai cucu Nabi dan bersedih atas kematiannya di Karbala otomatis menyebabkan seseorang langsung dianggap Syi’ah?
 
 
KH Said Aqil Siradj itu KETUA UMUM NU. NAHDLATUL ULAMA. Ketua dari para ULAMA NU. Apa ia Ulama NU bodoh-bodoh sehingga mengangkat Syi’ah sebagai Ketua Umum Mereka?
 
Mereka Fitnah juga Habib Rizieq Shihab, KH Hasyim Muzadi, Quraisy Shihab hanya karena berani menyatakan Syi’ah bagian dari Islam. Memang itulah adanya. KH Ali Yafie mantan Ketua Umum MU – Majelis Ulama Indonesia – dan juga 200 Ulama Dunia di Amman juga menyatakan itu lewat Risalah Aman (Amman Message – http://www.ammanmessage.com). Pemerintah dan Ulama Arab Saudi dari dulu juga membolehkan jema’ah haji Syi’ah Iran berhaji ke tanah suci Mekkah. Padahal tanah suci itu haram bagi Syi’ah jika mereka itu kafir Iran pun termasuk sebagai anggota OKI – Organisasi Konferensi Islam. Bahkan Iran pernah jadi tuan rumah pertemuan OK dan juga MTQ Internasional di mana Qori Indonesia jadi juaranya.
 
Para Ulama di atas adalah Ulama Besar. Ulama Sepuh yang diakui ilmunya oleh ummat Islam dan banyak ulama Indonesia. KH Quraisy Shihab itu mantan Ketua MUI-Majelis Ulama Indonesia. Apa iya para Ulama Indonesia bodoh2 sehingga mengangkat seorang Syi’ah seperti KH Quraisy Shihab sebagai Ketua mereka?
 
 
 
Lantas siapa sih ulama Salafi Wahabi yang berani memfitnah mereka sebagai Syi’ah? Siapa Ulama Salafi Wahabi yang berani memfitnah mereka sebagai kafir? Admin NahiMunkar.com yang tidak jelas keilmuannya? Siapa?

Jelas Salafi Wahabi yang memfitnah Ulama Sunni di atas sebagai Syi’ah tak lebih dari kaum Khawarij yang gemar mengkafirkan sesama Muslim bahkan Ulama. Jika mampu, niscaya mereka akan membunuh ulama tsb sebagaimana mereka menyakiti para ulama tsb dengan lisan dan tulisan mereka.
 Khawarij pertama meragukan keadilan Nabi Muhammad SAW. Merasa lebih baik daripada Nabi. Khawarij sekarang meragukan keadilan para Ulama Pewaris Nabi. Merasa lebih hebat dan lebih pintar daripada para ulama yang mereka anggap bodoh dan sesat.

Dari Anas berkata : Ada seorang lelaki pada zaman Rasulullah berperang bersama Rasulullah dan apabila kembali (dari peperangan) segera turun dari kenderaannya dan berjalan menuju masjid nabi melakukan shalat dalam waktu yang lama sehingga kami semua terpesona dengan shalatnya sebab kami merasa shalatnya tersebut melebihi shalat kami, dan dalam riwayat lain disebutkan kami para sahabat merasa ta’ajub dengan ibadahnya dan kesungguhannya dalam ibadah, maka kami ceritakan dan sebutkan namanya kepada Rasulullah, tetapi rasulullah tidak mengetahuinya, dan kami sifatkan dengan sifat-sifatnya, Rasulullah juga tidak mengetahuinya, dan tatkala kami sednag menceritakannya lelaki itu muncul dan kami berkata kepada Rasulullah: Inilah orangnya ya Rasulullah. Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya kamu menceritakan kepadaku seseorang yang diwajahnya ada tanduk syetan. Maka datanglah orang tadi berdiri di hadapan sahabat tanpa memberi salam. Kemudian Rasulullah bertanya kepada orang tersebut : ” Aku bertanya kepadamu, apakah engkau merasa bahwa tidak ada orang yang lebih baik daripadamu sewaktu engkau berada dalam suatu majlis. ” Orang itu menjawab: Benar”. Kemudian dia segera masuk ke dalam masjid dan melakukan shalat dan dalam riwayat kemudian dia menuju tepi masjid melakukan shalat, maka berkata Rasulullah: ”Siapakah yang akan dapat membunuh orang tersebut ? ”. Abubakar segera berdiri menuju kepada orang tersebut, dan tak lama kembali. Rasul bertanya : Sudahkah engkau bunuh orang tersebut? Abubakar menjawab : ”Saya tidak dapat membunuhnya sebab dia sedang bersujud ”. Rasul bertanya lagi : ”Siapakah yang akan membunuhnya lagi? ”. Umar bin Khattab berdiri menuju orang tersebut dan tak lama kembali lagi. Rasul berkata: ”Sudahkah engkau membunuhnya ? Umar menjawab: ”Bagaimana mungkin saya membunuhnya sedangkan dia sedang sujud”. Rasul berkata lagi ; Siapa yang dapat membunuhnya ?”. Ali segera berdiri menuju ke tempat orang tersebut, tetapi orang terebut sudah tidak ada ditempat shalatnya, dan dia kembali ke tempat nabi. Rasul bertanya: Sudahkah engkau membunuhnya ? Ali menjawab: ”Saya tidak menjumpainya di tempat shalat dan tidak tahu dimana dia berada. ” Rasulullah saw melanjutkan: ”Sesungungguhnya ini adalah tanduk pertama yang keluar dari umatku, seandainya engkau membunuhnya, maka tidaklah umatku akan berpecah. Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi 71 kelompok, dan umat ini akan terpecah menjadi 72 kelompok, seluruhnya di dalam neraka kecuali satu kelompok ”. Sahabat bertanya : ” Wahai nabi Allah, kelompk manakah yang satu itu? Rasulullah menjawab : ”Al Jamaah”. (Musnad Abu Ya’la/ 4127, Majma’ Zawaid/6-229).

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Seseorang datang kepada Rasulullah saw. di Ji`ranah sepulang dari perang Hunain. Pada pakaian Bilal terdapat perak. Dan Rasulullah saw. mengambilnya untuk diberikan kepada manusia. Orang yang datang itu berkata: Hai Muhammad, berlaku adillah! Beliau bersabda: Celaka engkau! Siapa lagi yang bertindak adil, bila aku tidak adil? Engkau pasti akan rugi, jika aku tidak adil. Umar bin Khathab ra. berkata: Biarkan aku membunuh orang munafik ini, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Aku berlindung kepada Allah dari pembicaraan orang bahwa aku membunuh sahabatku sendiri. Sesungguhnya orang ini dan teman-temannya memang membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. (Shahih Muslim No.1761).

Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Hati2 terhadap isyu Syi’ah Bukan Islam. Jika kita tertipu maka kita akan menganggap para Ulama tsb bukan Islam. Kafir. Murtad. Artinya darah ulama tsb halal untuk dibunuh karena mereka jadi murtad / kafir.
Di Suriah, bahkan sesama Wahabi versi Al Qaidah saja mereka saling pancung karena menganggap Wahabi Al Qaidah lainnya sbg Syi’ah. Baru ketahuan itu Wahabi Al Qaidah setelah para rekan korban melihat kepala Wahabi yang dbunuh ditenteng dan ditunjukkan dalam Video yg disebar oleh Wahabi yg membunuh:
 
 
Isyu Syi’ah ini sudah membuat negara2 seperti Iraq dan Suriah dilanda perang Saudara. Sementara di Afghanistan dan Pakistan, berbagai bom bunuh diri yang dilakukan kaum Wahabi thd Syi’ah menimbulkan teror di sana. Di Indonesia juga Wahabi yang didanai Kedubes Arab Saudi mulai menelan korban tewas di Indonesia.
 
Hingga kini ISIS dan Jabhat Al Nusra yang keduanya adalah Wahabi dan mengaku “Mujahidin Suriah” saling bunuh karena menganggap yang dibunuh mereka adalah Syi’ah!
 
KH Quraisy Shihab menjelaskan ada banyak jenis Syi’ah. Paling tidak ada 10 jenis. Ada yang sesat, ada pula yang lurus. Habib Rizieq Shihab membagi Syi’ah dalam 3 kelompok: Syi’ah Ghulat yang menTuhankan Ali. Ini Kafir. Kedua Syi’ah Rafidhoh yang mencaci sahabat seperti Abu Bakar ra dan Istri Nabi Siti ‘Aisyah ra. Ini sesat. Ketiga adalah Syi’ah Mu’tadil. Syi’ah yang lurus yang tidak menTuhankan Ali dan tidak menghina istri dan sahabat Nabi. Terhadap mereka, kita bisa berdialog dengan damai.

Ibaratnya ada orang ketemu dengan orang Papua. Orang awam akan langsung berpendapat bahwa orang Indonesia itu warna kulitnya hitam-hitam. Ini karena mereka main generalisasi / gebyah uyah sembarangan. Ada pun para Ulama, akan meneliti lebih dalam dengan hati2 dan adil. Oh ternyata selain Papua, Indonesia itu terdiri dari berbagai suku seperti suku Sunda, Jawa, dsb yang malah jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah suku Papua. Begitulah beda orang awam dengan ulama. Makanya Allah di dalam Al Qur’an menegaskan Ulama itu beda dengan orang awam. Ulama itu posisinya lebih tinggi daripada orang awam.
Bagaimana mungkin orang2 awam yang kerja di kantor dan belajar agama Islam cuma saat SMA dan itu pun seminggu cuma sekali menganggap para ulama yang belajar agama Islam puluhan tahun di pesantren dan kemudian fokus belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam sebagai bodoh dan sesat? Pantas tidak? Apalagi ternyata ada orang yang baru tahun kemarin masuk Islam / Mualaf dengan gagah mengkafirkan Ulama sepuh seperti Quraisy Shihab yang berumur 70 tahun lebih?

Quraisy Shihab itu 12 tahun belajar di pondok Pesantren. Kemudian meneruskan pelajaran agama Islam di Universitas Al Azhar untuk S1, S2, dan S3. Paling tidak 20 tahun beliau belajar agama Islam. Kemudian belajar dan mengajar Islam dari usia 25 tahun hingga 70 tahun lebih. Selama 45 tahun lebih! Tahu2 ada orang kafir yang baru masuk Islam langsung mengkafirkannya dengan meng-copy paste berbagai sumber dari internet. Padahal dalam Islam kita harus tabayyun langsung kepada yang bersangkutan (Surat Al Hujuraat ayat 6).

Orang Islam yang benar akan bertanya kepada ulama. Bukan kepada Google, Youtube, atau internet.  Orang Islam yang benar akan memuliakan para Ulama sebagaimana Firman Allah:
“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43]
Nah kita kalau tak tahu harus bertanya kepada Ulama yang senang berzikir kepada Allah. Bukan ulama Su’ yang lupa kepada Allah.

Allah meninggikan ulama dibanding orang2 awam. Pemahaman Ulama terhadap Al Qur’an dan Hadits atau masalah, itu lebih baik daripada pemahaman orang-orang awam:
” ….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah [58] : 11).

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Az-Zumar [39]: 9).
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (TQS.Fathir [35]: 28).

„Adakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Az-Zumar:9).

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah:11).

Saya pernah ke satu acara di mana banyak ulama dan habaib berkumpul di Masjid At Taubah, Kebon Nanas Jakarta Timur. Fotonya ada di atas. Di antaranya ada mantan Ketua MUI KH Ali Yafie, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, KH Dr Mohamad Hidayat MBA, Habib Hud bin Baghir Alatas, dan juga KH Quraisy Shihab. Di situ selain KH Ma’ruf Amin, KH Quraisy Shihab juga memberi ceramah. Tidak ada itu para ulama yang protes kalau KH Quraisy Shihab itu Syi’ah atau kafir. Bahkan saya lihat Habib Hud yang lebih muda mencium tangan beliau saat bersalaman.

Jadi jika ada pegawai kantoran yang ngajinya cuma seminggu sekali selepas SMP kemudian menganggap KH Quraisy Shihab sebagai Syi’ah atau kafir, berarti dia merasa lebih hebat dan lebih pintar dari para ulama di atas.

Para Ulama mengkafirkan seseorang/kaum berdasarkan kriteria yang jelas, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Misalnya jika tidak mempercayai 6 rukun Iman misalnya tidak mempercayai Allah sebagai satu2nya Tuhan atau tidak mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir seperti Ahmadiyyah, maka ini kafir. Begitu pula jika tidak mengerjakan 5 rukun Islam seperti tidak mau sholat atau zakat meski mampu, maka ini kafir/sesat. Kemudian jika tidak Ihsan dgn sesama Muslim seperti menganggap Muslim lain sebagai sesat/kafir, berarti dia sesat/kafir.

Sebelum memvonis seseorang/kaum sebagai sesat/kafir, mereka tabayyun dulu. Mereka tanya langsung kepada orang yang dituduh kafir. Bukan copy paste dari blog2 tidak jelas seperti nahimunkar.com:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]
Sebagaimana hakim yang adil, mereka mendengarkan pembelaan tertuduh. Bahkan penjahat sadis pun tetap saja diadili lebih dulu oleh hakim. Didengar dulu keterangan dari tersangka. Islam juga begitu. Tidak main vonis kafir tanpa tabayyun langsung:
Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu, janganlah kamu berbicara sampai kamu mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua sebagaimana kamu mendengarkan keterangan dari orang pertama. (HR. Ahmad)
Buat orang2 awam, terutama yang tidak pernah sekolah di pesantren / belajar agama secara khusus, saya nasehatkan untuk tidak mengkafirkan sesama Muslim. Apalagi ulama. Mengkafirkan sesama Muslim itu gampang. Tapi akibatnya: Luar Biasa. Jika anda salah, andalah yang kafir. Masuk neraka.

Ingat, di akhirat yang ditanya itu agama anda. Bukan agama orang lain seperti KH Quraisy Shihab. Yang dihisab itu sholat anda. Bukan sholat orang Syi’ah dsb. Jadi jagalah diri anda dan keluarga anda dari api neraka. Jangan terlalu repot mengurusi / mengkafirkan orang lain. Apalagi ulama.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu (atau mengucapkan Tahlil): “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu [dulu juga kafir], lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” [An Nisaa’ 94].
 
Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan “Laailaaha illallah” karena suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan; (2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud).

Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani).
“Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya “hai kafir”, maka ucapan itu akan mengenai salah seorang dari keduanya.” [HR Bukhari].
 
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Ra, bahwa Nabi SAW bersabda:
“Bila seseorang mengkafirkan saudaranya (yang Muslim), maka pasti seseorang dari keduanya mendapatkan kekafiran itu. Dalam riwayat lain: Jika seperti apa yang dikatakan. Namun jika tidak, kekafiran itu kembali kepada dirinya sendiri”.[HR Muslim].
 
Dari Abu Dzarr Ra, Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya”.[HR Muslim].
 
Said Aqil Siradj Ternyata Syiah..!
 
 
https://www.youtube.com/watch?v=Wbmnwpjvt_c
Said Agil Siraj : “Saya Bukan Syiah”


Quraish Shihab Jawab Tudingan Syiah
 
“Nabi SAW saja difitnah, apalagi cuma Quraish Shihab,”ujarnya sambil tertawa ringan. Quraish pun menantang orang-orang yang menyebutnya berpaham syiah untuk membuktikan apakah prinsip-prinsip paham yang berkembang di Iran tersebut ada dalam karyanya.
 
Dia menjelaskan, prinsip syiah sangat jelas seperti percaya kepada imamah. Tak hanya itu, terdapat ritual khas yang kerap dijalankan penganut syiah seperti shalat di batu karbala dan menangguhkan puasa.
“Orang-orang yang menuding saya Syiah, apakah pernah melihat saya shalat di atas batu Karbala? Apakah, ketika Ramadhan, pernah melihat saya tangguhkan buka puasa 10 hingga 15 menit, sebagaimana kayakinan Syiah.”
 
Quraish Shihab Klarifikasi Tuduhan Syiah
Menanggapi hal itu, Pejabat Rais ‘Aam PBNU KH A. Mustofa Bisri pada tanggal 14 Juli ditanya salah satu akun yang menanyakan perihal itu, “assalamu’alaikum kyai..apa benar bpk quraishshihab itu syiah?” Pertanyaan itu dijawab akun kiai yang akrab disapa Gus Mus (‏@gusmusgusmu) dengan “<~ tidak benar”.
Sementara Menteri Agama RI H Lukman Hakim Saifuddin melalui akun Twitternya @lukmansaifuddin mengaku dikirimi banyak link berita soal tuduhan itu. Ia prihatin dengan hal itu. “Betapa sedih menerima link yg isinya me-nyesat2kan Pak Quraish Shihab. Semoga ketidaktahuan & kesalahpahaman segera sirna..,” ungkapnya
 
Dengan latar belakang suara Radio Rodja, Salafi Wahabi memfitnah Habib Rizieq Shihab sebagai Al Kadzdzab (Pembohong Besar) Keledai Tunggangan Syi’ah Laknatulah:
FPI KELEDAI TUNGGANGAN SYIAH RIZIEQ SHIHAB AL KADZDZAB
Hari ini jam 7.00 WIB Rizieq Shihab Al Kadzdzab mengisi kajian di TV SYIAH LAKNATULLAH, HADI TV
Menurut Ummu Ferdhy si Rizieq Shihab Al Kadzdzab berapi2 menghujad Yazid bin Muawiyah dalam acara di TV SYIAH (HADI TV) tersebut.
  Kyai Hasyim Muzadi Telah Melakukan Kebohongan Besar
By nahimunkar.com on 29 October 2014
Kyai Hasyim Muzadi telah melakukan kebohongan besar, justru kelompok Sunni di Irak-lah yang dijajah dan dihabisi oleh kelompok Syi’ah dengan kejam dan sadis, begitu juga kelompok Sunni di Iran
Tidak heran, jika banyak kalangan yang menuduh Kyai Hasyim Muzadi telah menyeberang ke Syi’ah karena seringnya cak Hasyim membela kelompok Syi’ah dengan sering mengunjungi kaum Syi’ah di Irak dan Iran. “Saya ke Irak dan Iran bukan untuk membela Syi’ah, saya tidak membela Syi’ah sebagai ajaran, tapi saya membela Syi’ah sebagai masyarakat yang terjajah”, kata cak Hasyim saat menghadiri peringatan seratus hari wafatnya KH. Yusuf Hasyim. Dirinya menemui kelompok Sunny-Syi’ah justru untuk mendamaikan mereka, kilahnya.
http://www.nahimunkar.com/kyai-hasyim-muzadi-telah-melakukan-kebohongan-besar/
Obsesi Mensyiahkan Habib Rizieq
Jakarta – FPI: Isu Habib Rizieq Syiah atau cenderung Syiah atau minimal membela Syiah beredar massif di dunia maya. Bahkan supaya lebih hot dibumbui foto-foto lama ketika Habib Rizieq diundang ke Iran tahun 2006 bersama sejumlah tokoh NU dan Muhammadiyah. Tentu itu fitnah kepada Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang sudah kenyang dengan fitnah dan hujatan dari media massa dan kaum Liberal. Namun hujatan kali ini berbeda. Sebab, kali ini fitnah dan hujatan itu beredar dan muncul bukan dari kalangan sekuler liberal dan media kaum kuffar, tapi justru beredar dan muncul dari kalangan gerakan Islam yang selama ini sohib yang akrab dengan Habib Rizieq dan FPI dalam perjuangan. Tidak kurang beberapa situs-situs Islam terdepan ikut serta terlibat dalam fitnah kepada Habib dan FPI. Memprihatinkan.
Sebenarnya fitnah dan tuduhan Habib Rizieq Syiah itu hanya sebuah obsesi yang dimulai oleh wartawan genit di situs NM.Com. Obsesi men-Syiahkan Habib Rizieq dimulai setelah munculnya wacana mendaulat Habib Rizieq sebagai Capres Syariah untuk mendekritkan berlakunya syariah secara formal dan konstitusional di NKRI (NKRI Bersyariah) yang dilansir oleh Sekjen FUI sekitar dua tahun lalu dalam Tabloid Suara Islam edisi 127 lalu disosialisasikan dalam Maulid Nabi yang diadakan FPI di Petamburan (3/2/2012), Apel Siaga Umat Islam “Indonesia Tanpa Liberal” di depan Istana (9/3/2012) dan Diskusi Publik di Islamic Book Fair Istora Senayan (12/03/2012). Di samping itu melalui tabloid Suara Islam dan situs suara-islam.com, polling Capres Syariah dengan pilihan Habib Rizieq, KH. Abu Bakar Ba’asyir, dan Ustadz Abu Jibril.
http://fpi.or.id/91-Obsesi-Mensyiahkan-Habib-Rizieq.html

Hati-hati terhadap Isyu Syi’ah Bukan Islam. Akhirnya Sunni juga Dibantai

Beberapa Perbedaan Sunni dengan Syi’ah

  Ceramah Quraisy Shihab dan KH Ma’ruf Amin tentang Mati
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/02/04/ceramah-quraisy-shihab-dan-kh-maruf-amin-tentang-mati/

Apakah Quraish Shihab Seorang Syi’ah? Kita lihat dibawah kajian, Inilah Tuduhan Jawaban terhadap Wahabi Takfiri


Wahabi Takfiri Mengatakan:

Benarkah Quraish Shihab Penganut Faham Syi’ah?
http://www.syiahindonesia.com/2014/04/benarkah-quraish-shihab-penganut-faham.html


LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) di Jakarta pernah mendapatkan surat pernyataan dari Osman Ali Babseil (PO Box 3458 Jedah, Saudi Arabia, dengan nomor telepon 00966-2-651 7456). Usianya kini (tahun 2008) sekitar 74 tahun, lulusan Cairo University tahun 1963.
Dengan sungguh-sungguh seraya berlepas diri dari segala dendam, iri hati, ia menyatakan:
1. Sebagai teman dekat sewaktu mahasiswa di Mesir pada tahun 1958-1963, saya mengenal benar siapa saudara Dr. Quraish Shihab itu dan bagaimana perilakunya dalam membela aqidah Syi’ah.
2. Dalam beberapa kali dialog dengan jelas dia menunjukkan sikap dan ucapan yang sangat membela Syi’ah dan merupakan prinsip baginya.
3. Dilihat dari dimensi waktu memang sudah cukup lama, namun prinsip aqidah terutama bagi seorang intelektual, tidak akan mudah hilang/dihilangkan atau berubah, terutama karena keyakinannya diperoleh berdasarkan ilmu dan pengetahuan, bukan ikut-ikutan.
4. Saya bersedia mengangkat sumpah dalam kaitan ini dan pernyataan ini saya buat secara sadar bebas dari tekanan oleh siapapun.
Pernyataan itu dibuat Osman Ali Babseil pada bulan Maret 1998, menjelang Quraish Shihab akan diangkat jadi menteri agama oleh Presiden Soeharto, dan banyak dari kalangan ummat Islam sudah mengkhawatirkannya, karena masalah syiah itu. Kemudian Quraish Shihab ternyata benar-benar diangkat jadi menteri agama republic Indonesia, namun dia hanya sempat jadi menteri agama selama 70 hari, karena Presiden Suharto lengser dari kursi kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998.
******
Berikut kami Petik jawabannya:
Seru juga menyaksikan adu argumentasi di bedah buku Sunnah – Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah? karya Prof Dr Quraish Shihab yang digelar di Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Unhas, hari ini (26/10/2009). Meski terlambat datang, saya cukup beruntung karena bisa menyaksikan langsung bagaimana Quraish Shihab membedah ayat-ayat secara mengagumkan. Ia diserang habis-habisan dengan banyak kutipan ayat, namun ia juga tangkas menjawab dengan kutipan ayat pula. Sangat terlihat kalau ia sangat menguasai apa yang sedang dibahas.

Jika di televisi ia banyak mengupas tafsir kitab-kitab, maka dalam seminar di Unhas, ia membedah bukunya sendiri yang membahas satu isu sensitif dalam Islam dan tekah membelah umat dalam dua kubu besar dalam sejarah. Ia membahas upaya menyatukan dua aliran yakni Sunni dan Syi’ah. Ini memang satu topik yang cukup sensitif sebab sejarah peradaban Islam adalah sejarah konflik yang penuh dengan peperangan dan bersimbah darah. Generasi hari ini mewarisi konflik yang sudah berurat akar sejak masa silam.

Yang menarik karena Quraish Shihab adalah seorang sunni. Namun ke-sunni-an itu tidak menghalangi pandangannya untuk meneropong isu Islam secara proporsional. Ia tidak mau mengkafirkan para penganut syi’ah. Ia menawarkan dialog dan hendak menunjukkan bahwa masing-masing aliran punya kebenaran dan kesalahannya sendiri-sendiri. Ia membahas bagaimana pahaman sejarah telah mengkonstruksi umat ke dalam dua bahagian besar. Mestinya, kita lebih arif dalam melihat sejarah. Kita mesti bisa memeras kebenaran dan kearifan dari kanvas sejarah, dan bukannya terjebak pada fanatisme buta. Sebab melalui kebenaran dan kesalahan itu, kita bisa saling belajar menghormati dan mengapresiasi satu sama lain.

Ia menentang pengkotak-kotakan berpikir. Ia agak heran karena ketika mengkritik prilaku sahabat Rasul, tiba-tiba saja ia dicap sebagai syi’ah. Padahal, semua yang disampaikannya sudah pernah dikemukakan para ulama-ulama besar sunni di masa silam. Ketika sejumlah kolega melarangnya menerbitkan buku itu karena dicap syi’ah, ia menampiknya. Kata Quraish, ia sudah mencapai semua puncak impiannya baik di karier akademik, maupun rezekinya yang lancar. Olehnya itu, tanpa pretensi apa-apa, ia ingin menunjukkan kebenaran kepada banyak orang. Ia tidak peduli apakah akan dikafirkan atau tidak. “Tak ada yang saya cemaskan menyangkut dunia. Amanah ilmiah menuntut saya agar menyampaikan apa yang diyakini. Saya khawatir, jangan sampai sikap diam diyakini Allah sebagai menyembunyikan kebenaran,“ katanya.

Dalam penjelasannya, saya bisa menangkap kesungguhannya. Ia tetap sunni yang mencintai keluarga Rasul dan juga bersikap kritis pada masa silam. Ia menolak disebut syi’ah, sebab ia adalah penganut sunni. Tetapi ia juga menolak pada anggapan banyak orang tentang kesesatan syi’ah. Untuk itu, ia banyak mengutip ayat-ayat atau kitab yang menunjukkan bagaimana ulama-ulama besar dari dua aliran ini saling mengutip. “Mestinya dua aliran besar ini bisa saling berdialog. Kita saling belajar sebagaimana pernah dilakukan para ulama terdahulu.“

Sayangnya, kata Quraish, banyak di antara umat yang terjebak pada sikap yang picik, tanpa wawasan akal yang memadai. Tanpa menelaah kitab-kitab secara benar, banyak yang merasa dirinya paling benar dan tiba-tiba saja mengkafirkan yang lain. Ia tidak menampik fakta banyak ulama masa silam yang juga terjebak kebodohan, sehingga mempengaruhi umat di masa kini. Makanya, sikap kritis mesti diperlukan untuk menelaah kembali semua pemikiran di masa silam demi menemukan titik-titik kesamaan di masa kini.

“Kalau kita mau cari perbedaan supaya kita konflik, akan banyak sekali ditemukan. Namun, apa tujuannya kita berkonflik? Kita semakin membatasi diri kita. Lebih baik kita mencari titik kesamaan supaya kita bersatu sebagai sesama umat Islam,“ katanya.

Pendapat ini bukannya tanpa kritik. Ketika sesi dialog dimulai, bertubi-tubi pertanyaan ditujukan kepadanya. Namun, sebagaimana gayanya yang khas, ia bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan jawaban yang cerdas. Bahkan, terhadap pernyataan seorang penanya yang menyatakan bahwa ajaran syi’ah tidak dibahas di Universitas Al Azhar, ia menentangnya habis-habisan. “Saya tantang berdebat siapapun yang menyatakan itu. Saya sejak SMP sudah belajar di Al Azhar, sampai jadi doktor. Saya belajar tentang semua mazhab dalam Islam di Al Azhar. Tidak cuma sunni saja, melainkan ada delapan mazhab yang saya pelajari di kampus,“ katanya yang disambut dengan tepuk tangan.

Di tengah banjir pertanyaan itu, ia mengatakan, “Masalah besar umat Islam sekarang ini adalah masalah kebodohan. Banyak yang sok pintar dan mengkafirkan yang lain. Padahal itu pandangan yang salah,“ katanya.

Saya menikmati diskusi ini. Saya rasa akan sulit mendebat seorang profesor bidang hadis yang sudah menulis banyak buku tentang tafsir. Mendebat Quraish tentang hadis adalah mengajaknya berduel di sebuah arena yang amat dihapalnya. Ia menghabiskan hidupnya untuk menelaah kitab-kitab sehingga pengetahuannya membukit. Makanya, saya tak mau ikut-ikutan latah. Saya lebih memilih belajar kearifan darinya, belajar pada keikhlasannya untuk menyampaikan kebenaran, apapun resikonya.(*)
_____________________
Ulama besar Indonesia yang juga merupakan ahli tafsir, Prof Quraish Shihab, menanggapi tudingan beberapa kalangan yang menyebutnya sebagai syiah. Dalam wawancaranya dengan Harian Republika, Quraish merespons tudingan tersebut dengan santai.

“Nabi SAW saja difitnah, apalagi cuma Quraish Shihab,”ujarnya sambil tertawa ringan. Quraish pun menantang orang-orang yang menyebutnya berpaham syiah untuk membuktikan apakah prinsip-prinsip paham yang berkembang di Iran tersebut ada dalam karyanya.

Dia menjelaskan, prinsip syiah sangat jelas seperti percaya kepada imamah. Tak hanya itu, terdapat ritual khas yang kerap dijalankan penganut syiah seperti shalat di batu karbala dan menangguhkan puasa.
“Orang-orang yang menuding saya Syiah, apakah pernah melihat saya shalat di atas batu Karbala? Apakah, ketika Ramadhan, pernah melihat saya tangguhkan buka puasa 10 hingga 15 menit, sebagaimana kayakinan Syiah.”

Meski demikian, Quraish mengaku mempelajari beberapa pendapat dari ulama syiah, bahkan muktazilah. Menurutnya, semua itu dilakukan demi mempelajari keragaman yang merupakan kekayaan intelektual umat Islam.

“Jika pendapat ulama Syiah, ada yang saya ambil, bahkan Muktazilah, karena keragaman itu kita pelajari,”jelasnya. Quraish pun menegaskan penghormatannya kepada para sahabat Rasulullah SAW, termasuk Abu Hurairah.

“Tanya semua mahasiswa saya bagaimana sikap saya kepada sahabat, terhadap Abu Hurairah. Saya kira tuduhan mereka salah,”ujar Direktur Pakar Pusat Studi Quran tersebut.
__________________________
Quraish Shihab Klarifikasi Tuduhan Syiah.


Jakarta, NU Online
Pakar Tafsir Al-Qur’an Indonesia KH Prof. Dr. M. Quraish Shihab mengklarifikasi tuduhan bahwa dirinya bagian dari faham Syi’ah. Klarifikasi dikemukakan melalui quraishshihab.com dengan judul "Tentang Tayangan Tafsir al-Mishbah 12 Juli 2014".

Seperti diketahui, pada Tayangan Tafsir Al-Misbah yang dibawakannya di Metro TV pada Sabtu (12/7) menuai kontroversi. Pada kesempatan itu ia menyinggung bahwa Nabi Muhammad Saw tidak mendapat jaminan tempat di surga. Berikut petikan klarifikasinya:

Kepada yang meminta klarifikasi langsung, berikut jawaban saya:

Uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walau saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah akan begini (masuk surga). Penjelasan saya berdasar hadist a.l.:

لا يدخل احدكم الجنة بعمله قيل حتى انت يا رسول الله قال حتى
انا الا ان يتغمدني الله برحمنه

“Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya. Sahabat bertanya “Engkau pun tidak?”, beliau menjawab “Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku.”

Ini karena amal baik bukan sebab masuk surga tapi itu hak prerogatif Allah.

Uraian di atas bukan berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul tidak masuk surga, saya jelaskan juga di episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpah-Nya bahwa Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampa beliau puas, yang kita pahami sebagai Surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa la sawfa yu’thika rabbuka fa tharda. Itu yang saya jelaskan tapi sebagian dipelintir, dikutip sepotong dan di luar konteksnya. Silakan menyimak ulang penjelasan saya di episode tersebut. Mudah-mudahan yg menyebarkan hanya karena tidak mengerti dan bukan bermaksud memfitnah.

Quraish Shihab pada ketika diwawancarai sebuah media online mengatakan, apa yang dituduhkan orang-orang kepadanya hanyalah fitnah. “Nabi SAW saja difitnah, apalagi cuma Quraish Shihab,"ujarnya sambil tertawa ringan sebagaimana dikutip republika.co.id, Rabu 16 Juli 2014.

Mantan Menteri Agama RI itu pun menantang orang-orang yang menyebutnya berpaham Syiah untuk membuktikan apakah prinsip-prinsip paham yang berkembang di Iran tersebut ada dalam karyanya.

Menanggapi hal itu, Pejabat Rais ‘Aam PBNU KH A. Mustofa Bisri pada tanggal 14 Juli ditanya salah satu akun yang menanyakan perihal itu, “assalamu'alaikum kyai..apa benar bpk quraishshihab itu syiah?” Pertanyaan itu dijawab akun kiai yang akrab disapa Gus Mus (‏@gusmusgusmu) dengan “<~ tidak benar”.

Sementara Menteri Agama RI H Lukman Hakim Saifuddin melalui akun Twitternya @lukmansaifuddin mengaku dikirimi banyak link berita soal tuduhan itu. Ia prihatin dengan hal itu. “Betapa sedih menerima link yg isinya me-nyesat2kan Pak Quraish Shihab. Semoga ketidaktahuan & kesalahpahaman segera sirna..,” ungkapnya . (Abdullah Alawi)
_______________________________


Sampai Kapanpun Said Aqil Siradj dan Quraish Shihab akan tetap mesra dengan Syiah



Quraish Shihab,

Quraish Shihab, Syi'ah, dan Jilbab - Nahimunkar.com



Salah satu mata acara saat Sahur, di METRO TV, Jakarta, disajikan tanya jawab keagamaan (Islam) antara sejumlah audiens dengan narasumber kesohor yaitu Quraish Shihab. Dia ini pria kelahiran Rappang (Sulawesi Selatan) pada 16 Februari 1944, pernah menjabat sebagai rector IAIN Jakarta, kemudian menjadi Menteri Agama RI selama 70 hari di akhir masa pemerintahan Soeharto yang lengser Mei 1998.

Di acara Metro TV, salah seorang peserta ketika mengajukan pertanyaan berkenaan dengan latar belakang adanya kebiasaan memperingati atau merayakan hari anak yatim (10 Muharram), Quraish Shihab menjawabnya dengan memasukan doktrin Syi’ah tentang perang Karbala yang menewaskan cucu Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam yakni Husein radhiyallahu ‘anhu. (Metro TV edisi Selasa 02 Ramadhan 1429 H bertepatan dengan 02 September 2008).

Menurut Quraish Shihab, perayaan anak yatim yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharram itu adalah untuk mengenang kematian Husein radhiyallahu ‘anhu dan keluarganya yang tewas pada perang Karbala.

Dari peperangan itu menghasilkan banyak anak yatim. Peristiwa Karbala yang menewaskan Husein radhiyallahu ‘anhu  terjadi pada 10 Muharram tahun 61 Hijriyah.

Di berbagai kesempatan, bila ada peluang memasukkan doktrin dan ajaran Syi’ah, langsung dimanfaatkannya, apalagi di hadapan audiens.


kalo ikut tahlilan termasuk ahlusunnah wal jamaah ga pung? 

Beda Pilihan Politik Jangan Rusak Persatuan NU – Syi’ah
Warga NU diminta untuk tetap menjaga kekompakan dan persatuan meskipun saling berbeda soal pandangan politik. Perpecahan NU – Syi’ah hanya bersifat politik, sedang akidah mereka tetap satu.
Jika NU menganggap Nabi SAW tidak menunjuk siapapun menjadi khalifah pasca beliau wafat, maka Syi’ah justru menganggap Imam Ali sebagai khalifah.Agama tidak boleh dijadikan komoditas maupun jargon-jargon politik. Penggunaan simbol agama merupakan bentuk ketidakdewasaan berpolitik yang bisa memicu konflik umat beragama.

aqil

Prinsip Jalan Hidup dan Dakwah NU – Syi’ah



Maka jagalah amanah Dakwah NU – Syi’ah sebaik-baiknya.
ingat, memilih bukanlah KEWAJIBAN, melainkan cuma HAKJangan ragu-ragu untuk tidak menggunakannya kalau gak yakin dengan pilihan yang ada 
Jika kita mencoba untuk membuka kembali dan mempelajari perkembangan dakwah dari zaman ke zaman, maka kita akan dapat menangkap adanya suatu fenomena yang menarik. Adalah suatu kenyataan yang tidak mungkin untuk dipungkiri bahwa ditengah derasnya arus pemikiran dan kuatnya gejolak-gejolak bid’ah dan khurafat serta takhayul dan kesyirikan yang ditebarkanoleh tokoh-tokoh kesesatan , du-at ala abwaabi jahannam, ditengah itu semua, dengan rahmat Allah panji-panji NU – Syi’ah tetap berkibar dengan gagahnya. Bahkan sebaliknya, dakwah mereka justru semakin kokoh dan kuat.Karena itu, ketika dakwah Ahlus Sunnah wal Jama`ah menguat, atau nama Ahlus Sunnah wal Jama`ah dipandang dapat memberikan keuntungan dan manfaat, maka kita akan menemukan orang-orang wahabi  mencaplok nama tersebut untuk menjadikan dagangan mereka laris. Orang-orang wahabi  sepertinya lupa bahwa Ahlus Sunnah wal Jama`ah bukanlah hanya sekedar pemulas bibir, atau merek dagang yang digunakan sekedar untuk menaikkan oplah dan permintaan, atau stempel cap untuk melegalisir meskipun perkara tersebut adalah suatu kemungkaran.
Jika hal ini telah kita pahami, maka betapa celakanya wahabi  yang mengaku sebagai seorang Sunni, yang kemudian dengan liciknya ia mampu mengelabui pengikut dan pengagum-pengagumnya. Sehngga jadilah ia seorang tokoh yang dielu-elukan dan setiap perkataannya dijadikan ukuran mutlak suatu kebenaran. Meskipun ia sebenarnya -Naudzu billahi min dzalika- amat jauh dan bertentangan dengan sifat yang disebutkan sebagai sifat-sifat Ahlus Sunnah wal Jama`ah. Kita berkeyakinan bahwa suatu hari nanti semua kebanggaan, kepuasan, dan kesenangannya akan berbalik menjadi kehinaan, siksaan, dan kebinasaan yaitu pada hari akhir. Benarlah perkataan seorang penyair:
Barang siapa mengaku-aku sesuatu yang tidak dilakukannya
Ia akan dipermalukan ketika hari ujian datang menjelang.
Namun demikian, di sana ada segolongan besar dari kaum muslimin yang berusaha mencari kebenaran bahkan bersedia untuk membela dan memperjuangkannya. Hanya saja sebagian diantara mereka telah terjerumus kedalam kubangan kelompok-kelompok yang sesat,atau terjatuh kedalam tangan para penyamun yang mencengkeram mereka dengan kuku talbis (mencampurkan antara hak dan batil) dan syubhat (dalih yang disamarkan sehingga disangka sebuah dalil) atau bahkan mungkin tahdid (ancaman serta teror baik secara mental maupun secara fisik). Terkadang juga hanya karena terlalu berprasangka baik kepada para ustadz dan guru-guru mereka. Padahal mereka sendiri pada hakekatnya sangat mendambakan kebenaran . Mereka amatlah rindu dekapan Sunnah, ingin merasakan teduhnya ittiba, dan mencicipi manisnya iman.

Kami memohon kepada Allah yang Maha Agung dengan Nama-Nama-Nya yang Indah dan Sifat-Sifat-Nya yang Maha Tinggi agar menjadikan kita sebagai pembimbing dan pemberi hidayah bagi umat manusia, bukan sebagai orang yang sesat lagi menyesatkan, dan agar kita menjadi pembuka segala pintu kebajikan dan penutup seluruh pintu-pintu kejelekan. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa  atas segala sesuatu dan Maha Kuasa untuk mengabulkannya. Semoga Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para syiah nya dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik sampai datangnya hari kiamat.
Amin Ya Rabbal Alamin.

Ketimbang wahabi, NU Makin Mantap Usung Syi’ah sebagai kawan koalisi ??

Wallahu A’lamu  Bis-Showab.
Semoga Allah  membukakan pintu-pintu hidayah-Nya kepada kita semuanya  Amiin yaa Rabbal Aalamin.

Terkait Berita: