Pesan Rahbar

Home » » Soeharto: Setelah Dipuji Jenderal Soedirman, Ditangkap Pasukan Siliwangi Karena Musso

Soeharto: Setelah Dipuji Jenderal Soedirman, Ditangkap Pasukan Siliwangi Karena Musso

Written By Unknown on Friday 25 March 2016 | 20:52:00


Soeharto, Presiden Republik Indonesia yang kedua memang mempunyai banyak kisah yang sebelumnya tidak banyak diketahui orang. Salah satu kontroversinya yang paling dikenal orang adalah soal Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966 yang entah dimana keberadaan naskah aslinya dan dijadikan alat olehnya menduduki kursi RI 1. Tapi sebelumya juga ada kontroversi lain saat masa-masa revolusi perjuangan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Selepas menamatkan pendidikan PETA (Pembela Tanah Air) dan Jepang angkat kaki dari Indonesia, Soeharto saat itu berpangkat mayor dan membawahi Batalion X, ikut bertempur melawan Sekutu yang diboncengi Belanda dalam pertempuran di Ambarawa pada 20 November 1945 yang dikenal dengan Palagan Ambarawa.

Soeharto yang ikut menyerang Ambarawa dan Banyubiru dengan sukses, mendapat pujian dari Komandan Divisi V/Purwokerto, Kolonel Gatot Soebroto.

Bukan cuma itu, Soeharto juga mendapat pujian lain dari Panglima TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Soedirman yang baru dipromosikan jadi Jenderal pada Desember 1945. Jenderal Soedirman kemudian menganugerahkan kenaikan pangkat bagi Soeharto, yaitu pangkat Overste (Letkol/Letnan Kolonel) dan membawahi Resimen III Yogyakarta.

Lalu kemudian Soeharto menjadi komandan Brigade Mataram di Yogyakarta. Namanya semakin menjulang setelah peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, yang sejarahnya hingga kini dianggap penuh kontroversi terkait siapa sebenarnya sang pencetus serangan besar-besaran yang membuka mata dunia dan menampar muka Belanda.

Tapi terlepas dari kontroversi dari serangan itu, ternyata sebelumnya Soeharto sempat tertimpa kejadian buruk ditawan “teman” sendiri. Jelang Madiun Affair (Pemberontakan PKI Madiun 1948), Soeharto sempat dikira perwira simpatisan kiri oleh Pasukan Siliwangi yang bertugas memberantas pemberontakan tersebut.

Soeharto ditangkap tak lama setelah kembali dari Madiun. Ia datang ke Madiun dalam rangka untuk mengecek sendiri soal isu kebenaran adanya pemerintahan Soviet-Indonesia di Madiun karena ia tidak percaya keadaan disana sebelum melihat situasi dengan matanya sendiri. Kebetulan, saat ke Madiun, Soeharto sudah diyakinkan Letkol Soemarsono bahwa di Madiun hanya bendera merah-putih yang berkibar.

Letkol Soeharto (kedua dari kanan), mengawal Jenderal Soedirman yang kembali ke Yogya setelah bergerilya

Parahnya, disana Soeharto juga sempat bertanya pada gembong Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memimpin pemberontakan tersebut, Musso. Ia bertanya apakah Musso masih menginginkan persatuan untuk menghadapi Belanda. “Ya, sampaikan (saya ingin bersatu). Tapi terus terang saja Bung Harto, kalau saya akan dihancurkan, saya akan melawan,” seru Musso pada Soeharto.

Tapi sepulang dari Madiun itulah Soeharto ditangkap sejumlah personel Pasukan Siliwangi karena saat itu di Solo, situasinya tengah memanas antara Siliwangi dengan Pasukan Panembahan Senopati pimpinan Letkol Slamet Rijadi yang dikatakan, sebagian pasukannya sudah terpengaruh PKI. Apalagi dia sempat berbicara dengan Musso yang dianggap berkhianat kepada Republik di Madiun.

“Sewaktu saya kembali dari Jawa timur, persis di Jembatan Jurug Solo, saya ditahan, lalu di bawa ke pos Siliwangi. Saya dilucuti, senjata saya diambil. Ternyata karena nama saya Soeharto, saya dikira Mayor Suharto dari batalion di Solo,” ujar Soeharto.

Soeharto pun diinterogasi. Beruntung, tak lama kemudian muncul komandan pasukan Siliwangi, Kolonel Sadikin yang mengenalinya. Soeharto pun dibebaskan.

“Lho, mengapa kamu di sini?,” tanya Kolonel Sadikin. Soeharto menjawab, “Saya sendiri tidak tahu mengapa saya ditahan di sini,”.

“Dia teman kita. Letnan Kolonel Soeharto dari Yogya,” seru Kolonel Sadikin pada anak buahnya, seraya memerintahkan Soeharto dibebaskan dan senjatanya dikembalikan.

(Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya)

(Memobee/Berbagai-Sumber-Sejarah/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: