Anak-anak memperingati hari Kartini (Foto: Tempo)
Bagi Rochmah sosok R.A Kartini sangat berpengaruh bagi hidupnya. Lahir dari keluarga santri 56 tahun lalu. Sejak kecil Rochmah dididik untuk belajar mengaji dan memperdalam ajaran agama. “Saya ini 14 bersaudara, dari 4 puteri saya sendiri yang melanjutkan pendidikan hingga S1,” kata Rochmah yang berziarah di kompleks makam Kartini, Senin 20 April 2015.
Teringat akan perjuangan Kartini yang menuntut haknya untuk belajar, membuat Rochmah nekat untuk mendaftarkan diri ke sekolah Pendidikan Guru Agama di Lasem. Ia mengaku sempat dilarang orang tuanya untuk belajar di sekolah luar madrasah. “Pokoknya waktu itu enggak mau kayak saudara perempuan saya lainnya, ngalah sama bapak ibu enggak boleh sekolah. Saya mau pinter,” ujarnya.
Kini Rochmah sudah hampir 30 tahun mengajar sebagai guru agama di SD Sumber Mulya, Bulu, Rembang, Jawa Tengah.
Ia berharap kegigihan sosok R.A Kartini untuk memperjuangkan pendidikan bagi perempuan. Dapat dirasakana oleh generasi perempuan muda lainnya. Jangan hanya berlalu sebagai sejarah belaka namun perlu diteladani semangat besarnya yang ingim menuntut ilmu.
“Saya pilih jadi guru dengan begitu saya bisa mengajarkan anak murid saya tentang sosok beliau yang karismatik,” kata Rochmah.
Menurut juru kunci makam Kartini, Sahid, 65 tahun banyak dari peziarah makam yang datang berdoa dilancarkan urusannya dalam mengejar cita-cita. Umumnya mereka merupakan kaum perempuan yang bercita-cita ingin menjadi guru atau polisi. “Mereka ini asalnya dari daerah jauh seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya,” ujar dia.
Sosok R.A Kartini yang begitu kuat inilah yang menarik banyak orang datang untuk berdoa. Terutama menjelang hari Kartini pada 21 April. Setiap tahun ribuan orang datang untuk berziarah dan mendirikan tenda di sekitar kompleks makam beberapa hari. Mereka yang mendirikan makam ini merupakan siswa sekolah dari berbagai tingkatan yang ada di Kecamatan Bulu. Kemah ini dimaksudkan agar peserta didik lebih mengenal dan meneladani sosok R.A Kartini yang semangat untuk belajar.
Sania murid kelas 4 SD Kadiwono yang melakukan ziarah bersama teman-temannya. Mengaku senang sekali dapat mengunjungi makam Kartini. “Ini pertama kali saya datang ke sini bersama teman-teman,” ujarnya.
Sania dan kawan-kawannya bersyukur lahir dari desa yang menjadi lokasi pemakaman R.A Kartini. Ia berharap bisa menjadi sosok Kartini di masa depan. Bisa belajar hingga ke tingkat yang lebih tinggi dan berkesempatan meraih cita-citanya. “Mau jadi orang sukses,” kata dia disambut gelak tawa teman-temannya.
(Tempo/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email