Pesan Rahbar

Home » » Dinar Emas Dan Dirham Perak: Islam Dan Uang Masa Depan

Dinar Emas Dan Dirham Perak: Islam Dan Uang Masa Depan

Written By Unknown on Wednesday 20 July 2016 | 00:49:00


Oleh: Imran N. Hosein, Ramadhan 1428 H / Oktober 2007

Abu Bakar bin Abi Maryam melaporkan bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda: “Akan datang masa pada umat manusia di saat tidak ada lagi (yang tersisa), dan yang akan bermanfaat (atau menguntungkan) adalah menyimpan Dinar (koin emas) dan Dirham (koin perak).” [nubuatan ini dengan jelas mengantisipasi keruntuhan sistem keuangan yang mengandung kecurangan yang sekarang berlaku di seluruh dunia] (Musnad, Ahmad)

Aneh dan memalukan, banyak Muslim yang masih tidak peduli tentang kejahatan yang ada pada uang ciptaan Eropa di dunia modern ini, seseorang bahkan telah mengkritik penulis mempunyai pandangan “yang lucu” tentang uang.

Tampak sekali tidak ada yang mengerti peran sistem keuangan yang diciptakan Eropa yang membuat musuh Islam memiliki kemampuan untuk melakukan pencurian secara besar-besaran yang dilegalkan terhadap kekayaan umat manusia. Tidak ada juga yang menyadari bahwa musuh Islam tersebut telah merancang sistem moneter yang akan membuatnya menjadi diktator finansial bagi seluruh dunia. Mereka telah berhasil dalam memperbudak jutaan Muslim (juga umat manusia yang lain) dengan upah rendah dan bahkan dengan kemiskinan, sambil mengejar rencana jahat global untuk kepentingan Negara Euro-Yahudi, Israel. Hal yang sangat tidak benar, percaya pada orang yang menyalahkan penduduk Pakistan dan Indonesia atas kemiskinan yang terjadi di negara tersebut.

Media pemberitaan, bahkan di negara yang menyatakan ‘Islam’ sebagai agama negara, menutup-nutupi semua laporan berita tentang subjek yang penting ini. Contohnya, ‘International Conference on the Gold Dinar Economy’ yang diadakan di Putra Kuala Lumpur World Trade Center pada 24-25 juli 2007. Kata sambutan yang disampaikan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohamad, membuka pembahasan yang mendalam tentang ‘uang’. Buku ini merupakan versi yang diperluas dari karya ilmiah kami yang berjudul “Explaining the Disappearance of Money with Intrinsic Value” (Penjelasan Hilangnya Uang dengan Nilai Intrinsik) yang disampaikan di konferensi sesaat setelah sambutan tersebut. Pembaca dapat menilai ulasan pemberitaan konferensi tersebut dalam surat kabar Malaysia.

Hal yang jauh lebih buruk daripada pemberitaan yang ditutup-tutupi adalah para sarjana Islam (yakni Ulama) tampak berbagi kesamaan dengan Muslim awam dalam keanehan dan ketidakpedulian yang memalukan, atau diam, terhadap kecurangan yang ada pada sistem keuangan modern. Bahkan ketika mereka menyadari ada sesuatu yang salah dan sangat berbahaya pada uang modern, di zaman modern yang aneh ini, banyak yang tidak memiliki keberanian untuk melaporkan bahwa sistem moneter dari uang kertas yang tidak redeemable (bisa ditukar dengan emas di bank sentral yang menerbitkan uang kertas tersebut) adalah curang, dan dengan demikian Haram.

Pemerintah yang berkuasa terhadap penduduk Muslim adalah pihak yang memberikan gambaran yang paling menyedihkan. Selain mereka tidak mengerti realitas bahayanya uang modern, mereka pun tidak mau tahu tentang subjek tersebut. Alasan untuk hal tersebut terletak pada aturan patuh yang harus mereka jalani dengan setia sebagai pemerintah terhadap hubungan mereka dengan persekutuan Kristen-Yahudi yang sekarang menguasai dunia.

Pengecualian tunggal dalam keadaan politik yang suram tersebut adalah mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohamad. Dia tidak hanya mengerti sifat eksploitatif sistem moneter yang dibuat oleh peradaban barat modern, tetapi juga, dan memang benar begitu, melakukan apa yang jarang Muftis (pemimpin) Islam lakukan atau berani lakukan. Dia menyerukan agar uang emas Dinar dapat berlaku kembali sebagai alat tukar, menggantikan sistem keuangan Dolar Amerika yang curang, sehingga umat Muslim dapat membebaskan diri dari tekanan dan eksploitasi finansial dan ekonomi.

Kami menawarkan esai ini dengan judul “… Uang Masa Depan” untuk kepentingan pihak yang beriman pada Al-Qur’an sebagai wahyu dari Allah Maha Esa, dan pada Muhammad (saw) sebagai Nabi-Nya yang terakhir. Kami sadar pada fakta bahwa kami bukan hanya harus menjelaskan subjek ini dengan memadai, namun juga, kami harus berdoa semoga Allah Yang Maha Pemurah turut membantu dan menghilangkan penutup dari begitu banyak mata. Sehingga mereka dapat mengenali tahap akhir yang menakutkan dari kecurangan sistem moneter yang dirancang untuk menerapkan perbudakan finansial kepada umat manusia. Sistem tersebut ditujukan kepada pihak yang menentang persekutuan misterius Kristen-Yahudi yang sekarang menguasai dunia.

Tahap akhir dari evolusi sistem moneter mereka adalah penggunaan uang elektronik secara universal, permata tercerah dari mahkota moneter jahat mereka, yang akan menggantikan uang kertas. Sebenarnya, tahap akhir ini telah dimulai, dan yang sekarang dibutuhkan para bandit moneter internasional adalah krisis global (sama seperti serangan nuklir terhadap Iran yang belum terjadi namun diperkirakan dapat terjadi kapan pun) yang akan membuat keruntuhan total Dolar Amerika dan berlanjut dengan pelarian besar-besaran dari kurs mata uang kertas.

Keruntuhan Dolar Amerika pada masa yang akan datang, tercermin dalam peristiwa naiknya harga emas dari $ 850 per ounce (28,35 gram) pada Januari 1980, diperkirakan meningkat sampai $ 3.000 atau lebih per ounce. Hal yang sama akan terjadi pada harga minyak. Kemungkinan kejutan psikologi dari keruntuhan Dolar Amerika akan menimbulkan pelarian menuju uang elektronik yang akan menggantikan uang kertas sebagai uang baru yang tak berwujud.

Kami berusaha, dalam esai ini, mengenalkan pembaca pada subjek keuangan sesuai dengan yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunah Nabi (saw). Kami tunjukan bahwa uang (yang kami sebut dengan uang sunah) selalu memiliki nilai intrinsik. Oleh karenanya, maksud yang akan kami sampaikan adalah bahwa nilai uang terkandung di dalam uang tersebut (berapa pun besarnya, dan tanpa memperhatikan perubahan nilai yang mungkin terjadi secara alamiah), dan dengan demikian tahan terhadap manipulasi dan devaluasi (penurunan nilai) dari pihak luar.

Kami tunjukkan lebih jauh bahwa sistem moneter buatan penguasa Kristen-Yahudi Eropa secara spesifik dirancang untuk menarik ‘uang dengan nilai intrinsik’ dari peredaran uang di dunia, dan menggantikannya dengan uang yang tidak memiliki nilai intrinsik. Kurs uang yang sebenarnya tidak redeemable ini kemudian didevaluasi (diturunkan) nilainya, akibatnya bukan hanya akan menimbulkan pencurian secara legal yang tidak adil terhadap pihak yang menggunakan kurs yang didevaluasi tersebut, tetapi juga, akan menjadikan lebih dan lebih mahalnya pembayaran hutang bagi negara-negara yang berhutang, apa lagi ditambah dengan bunga di atasnya.

Akhirnya, negara-negara tersebut terjebak dalam hutang yang tidak akan pernah bisa dilunasi dan kemudian akan bergantung pada belas kasih dari pihak yang dengan keanehan yang mencurigakan memberikan hutang dalam jumlah besar kepada mereka, yang sebenarnya bermaksud untuk mengendalikan mereka. (lihat buku karya John Perkins. ‘Confession of an Economic Hit-Man’ [Pengakuan Bandit Ekonomi).

Seiring dengan uang yang didevaluasi, biaya properti, buruh, barang, dan jasa di wilayah yang kurs mata uangnya didevaluasi akan menjadi semakin murah dan murah bagi pihak pembuat sistem moneter. Akhirnya, satu bagian dunia dapat hidup dengan nyaman sementara bagian dunia yang lainnya, dengan mata uang mereka yang terus menerus didevaluasi, berkeringat kelelahan dan dipekerjakan dalam suatu perbudakan model baru untuk menjaga para bandit hidup kaya secara permanen dan dengan tiket kelas pertama yang juga permanen dalam bahtera kehidupan ini.

Seiring dengan kemiskinan yang semakin parah di negara-negara yang menjadi target, korupsi pun meningkat dengan sendirinya. Pihak yang memiliki kecerdasan ekonomi rendah kemudian akan keheranan brtanya-tanya: Mengapa negara-negara Muslim mengalami banyak korupsi sementara negara-negara barat (yang merampok kekayaan mereka dan hidup tanpa keringat) begitu bebas dari korupsi?

Kemudian saat IMF mendorong agenda privatisasi/swastanisasi perusahaan negara yang kurs mata uangnya telah kehilangan nilai, para bandit dapat membeli perusahaan minyak dan gas, perusahaan listrik, perusahaan energi, perusahaan telekomunikasi, dll., yang ada di negara tersebut dengan mudah dan murah, karena harganya jauh di bawah dibandingkan dengan nilai sesungguhnya. Hal yang masih merupakan teka-teki bahwa mantan Presiden Venezuela, mendiang Hugo Chavez dapat memahami peran eksploitatif IMF dan dapat mengakhiri keanggotaan Venezuela dalam organisasi tersebut, sedangkan para sarjana Islam masih tetap terdiam dari subjek ini.

Esai ini berlanjut dengan penjelasan mengenai musuh-musuh Islam yang tidak hanya bermaksud hidup dari keringat orang lain melalui eksploitasi untuk kepentingan pribadi mereka, suatu sistem yang tidak adil dan menindas. Namun selain itu, mereka juga memiliki suatu rancangan besar untuk memperbudak manusia secara finansial sehingga mereka dapat menerapkan kediktatoran atas seluruh dunia. Kediktatoran mereka kemudian akan membuka jalan untuk Negara Euro-Yahudi Israel menjadi negara adidaya dan akhirnya, pemimpin Israel akan mengejutkan dunia dengan klaim palsu bahwa dia adalah Al-Masih sejati. Kenyataannya, dia adalah Dajjal, Al-Masih palsu, atau Anti-Kristus!

Sekarang kita sangat dekat dengan kejadian tersebut, penulis yakin memperkirakan anak-anak yang sekarang dalam usia sekolah pada saat ini akan hidup untuk menyaksikannya. (lihat ‘Jerusalem in the Quran’ dan bab kedua dari ‘Surah al-Kahf and the Modern Age’)

Tanpa memahami rancangan besar di balik pembuatan sistem moneter kontemporer dengan uang kertas yang tidak redeemable ini, seseorang tidak akan dapat merespon dengan tepat terhadap tantangan yang ditunjukkan oleh sistem moneter tersebut. Namun, penulis telah mencoba dengan sia-sia untuk meyakinkan kolega-koleganya yang terhormat dan terpelajar pada kebutuhan akan pemahaman mengenai rancangan besar tersebut sebelum menaikkan usaha memberlakukan kembali koin emas Dinar sebagai uang.

(Kampung-Muslim/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: