Pesan Rahbar

Home » » Temui Parlemen Palestina, 7 Anggota DPR RI Gagal Masuk Ramallah

Temui Parlemen Palestina, 7 Anggota DPR RI Gagal Masuk Ramallah

Written By Unknown on Friday, 22 July 2016 | 12:15:00

Pertemuan anggota DPR RI dengan Parlemen Palestina (Foto: KBRI Amman)

Beberapa anggota DPR RI datang ke Amman, Yordania untuk mengadakan pertemuan dengan anggota Parlemen Palestina serta Kementerian Luar Negeri Palestina dan Konsul Kehormatan RI untuk Palestina.

Pada awalnya, tujuh anggota DPR RI ini bermaksud untuk melakukan pertemuan itu di Ramallah, Palestina. Tetapi izin yang tidak muncul dari Israel, memaksa pertemuan dilakukan di Amman, Yordania.

Akhirnya pertemuan pun dilakukan di kantor parlemen Palestina National Councul (PNC) di Amman. Meski pertemuan tidak dilakukan di Palestina, Duta Besar RI untuk Yordania Teguh Wardoyo menyebutkan bahwa KBRI Amman merupakan pos penting dalam meningkatkan hubungan Indonesia-Palestina yang sejak 1 Juni 2004 berada di bawah akreditasinya.

Pada pertemuan yang diadakan di kantor Palestine National Council (PNC) Amman, Delegasi yang dipimpin oleh Al Muzzammil Yusuf dari fraksi PKS didampingi oleh tujuh anggota dari Fraksi PPP, PDI-P, PG, PAN, PKB, dan GERINDRA diterima oleh Parlemen Palestina yang dipimpin oleh Khaled Mesmar. Mesmar didampingi oleh tujuh orang anggota Palestine Legislative Council (PLC) yang datang langsung dari Ramallah, dan juga sebelas orang anggota Palestine National Council (PNC) yang berkedudukan di Amman, Yordania, serta seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri Palestina.

Anggota DPR RI yang diterima Ketua Parlemen Palestina (Foto: KBRI Amman)

Delegasi GKSB (Grup Kerja Sama Bilateral) DPR RI ini melakukan kunjungan selama 17–23 Juli 2016. Al Muzzammil menjelaskan bahwa Delegasi GKSB Parlemen Indonesia-Palestina (al-Majlis al-Tasyri’i al-Filisthiiniy) ini dibentuk pada September 2015. Saat ini DPR RI memiliki GKSB dengan 49 parlemen.

“Kunjungan ini bertujuan antara lain untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja sama antara Parlemen Indonesia dengan Parlemen Palestina, terutama untuk ikut berkontribusi dalam penguatan eksistensi negara Palestina yang berdaulat penuh dan terbebas dari pejajahan Israel, juga untuk menunjukkan komitmen penuh dukungan Parlemen Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina melalui tukar pandangan dan diskusi terkait isu-isu masalah konflik Palestina–Israel, selain isu-isu regional dan internasional terkini,” ujar Al Muzzamil, dalam keterangan tertulis KBRI Amman, yang diterima Metrotvnews.com, Jumat (22/7/2016).

“Hubungan persahabatan parlemen kedua negara terjalin sangat erat yang ditandai saling kunjung dan saling bertemu antar-anggota parlemen kedua negara, terutama kunjungan GKSB Indonesia-Palestina periode 2009-2014 yang berkunjung ke Jalur Gaza pada Desember 2012. Kunjungan ketika itu juga dihadiri Ketua DPR RI periode 2009-2014. Hal tersebut menunjukkan komitmen dukungan penuh bangsa Indonesia terutama parlemennya terhadap perjuangan rakyat Palestina,” lanjutnya.

Parlemen Palestina (Palestine Legislative Council /PLC) yang dipimpin oleh Khaled Mesmar menyambut hangat kunjungan Delegasi GKSB DPR RI ini dengan menunjukkan perhatian lebih, di mana Parlemen Palestina tidak hanya mengirim anggota yang berasal dari Tepi Barat namun juga mendatangkan beberapa anggota parlemen dari wilayah Gaza. Beberapa pokok pembahasan yang disampaikan antara lain menggambarkan situasi dan kondisi keamanan di Palestina saat ini sangat tidak mendukung pelaksanaan kehidupan masyarakat secara normal maupun pelaksanaan pemerintahan, hal ini karena Israel tidak menginginkan adanya perdamaian dan selalu menggagalkan setiap adanya upaya solusi perdamaian kedua negara (two state solution).

“Setiap waktu Israel selalu memperluas wilayah pendudukan dengan cara mencaplok tanah tanah rakyat Palestina, membangun tembok pemisah, membuat blokade jalur perjalanan masyarakat, melakukan eksekusi ditempat dengan penembakan dan pembunuhan, dan akhir-akhir ini tentara Israel dan masyarakat Yahudi semakin banyak melakukan pelanggaran pelanggaran terhadap tempat suci Masjid Al Aqsa,” ucap Khaled Mesmar.

Sementara anggota Parlemen PLC dari wilayah Gaza, Dr. Faisal Abu Shahla menyampaikan situasi buruk yang lebih banyak terjadi di wilayah Gaza, di mana masyarakat umumnya tergolong miskin (hampir 90 persen dari populasi Gaza) akibat blokade israel terhadap pemberian bantuan negara asing baik bantuan makanan maupun bahan material bangunan. “Apabila kondisi ini terus berlanjut dan tidak adanya perhatian dunia internasional terhadap kesewenangan penjajah Israel, maka ancaman kelaparan akan segera terjadi,” pungkas Shahla.

“Kondisi kemiskinan inilah merupakan salah satu pemicu tindakan kriminal dan perlawanan terhadap tentara Israel yang dilakukan oleh perseorangan,” tuturnya.

Sebagai satu-satunya perempuan anggota Parlemen PLC yang berasal dari wilayah Yerusalem, Dr. Jihad Abu Zanid memaparkan kekhawatirannya terkait meningkatnya eskalasi kekerasan dan bahkan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak, serta perusakan lingkungan tempat suci Masjid Al Aqsa dengan cara menggali dan melubangi pinggir bangunan masjid. Hal ini dikhawatirkan akan merobohkan bangunan masjid.

Pertemuan DPR RI dengan Parlemen Palestina (Foto: KBRI Amman)

Disamping itu, Dr. Zanid melaporkan bahwa setiap hari para imam Yahudi dan kelompok garis keras yang didukung oleh tantara Israel selalu mengancam akan menghancurkan rumah-rumah rakyat Palestina di sekitar Masjid Al Aqsa untuk kepentingan proyek pembangunan taman taurat.

“Tindakan ini merupakan usaha untuk meyahudikan Yerusalem dan bahkan akan meyahudikan Palestina dan dunia. Terkait hal ini, mohon perhatian dukungan Parlemen Indonesia untuk menghentikan usaha Yahudisasi situs suci Al Aqsa Al Haram Al Sharif,” sebut Dr. Zanid.

Lebih lanjut, Dr. Zanid mengucapkan terima kasih dan sangat menghargai peran Indonesia yang selalu bersedia menjadi tuan rumah untuk pembahasan masalah-masalah Yerusalem, seperti pelaksanaan International Conference on the Question of Jerusalem pada 2015, dan terakhir sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ke V Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI) yang khusus membahas dan mencari terobosan guna menyelesaikan masalah Palestina dan Al Quds Al Sharif.

Namun disamping itu Zanid juga menyoroti belum adanya tindak lanjut dari penandatanganan kesepakatan Sister City antara Yerusalem dengan Jakarta yang dilakukan pada 2007. “Sehubungan dengan hal ini kiranya Parlemen Indonesia dapat menjembatani kepada Pemerintah DKI Jakarta untuk mengadakan tindak lanjut yang lebih konkrit dalam implementasi kesepakatan tersebut,” pintanya.

Ibrahim Krisha sebagai salah seorang anggota Parlemen PLC yang pernah mendekam dalam penjara israel menyampaikan bahwa sejak 1967 sampai sekarang, Israel telah memenjarakan lebih dari satu juta orang Palestina. Krisha yang baru empat bulan keluar dari penjara ini menginformasikan bahwa saat ini terdapat lebih dari 5.000 orang Palestina yang masih mendekam dalam penjara israel yang umumnya terdiri dari kaum muda, perempuan dan anak-anak, termasuk 13 orang anggota Parlemen PLC yang diantaranya Sekjen PLC.

Ibrahim juga menjelaskan bahwa salah seorang dari tahanan yang terpenjara tersebut adalah Marwan Barghouti, seorang anggota parlemen PLC dan juga pemimpin Fatah terkemuka yang ditangkap pada tahun 2002 dan sedang menjalani lima hukuman seumur hidup yang diakumulasi hukumannya selama 500 tahun penjara.

Saat ini Parlemen Palestina didukung oleh kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) dan pejabat partai telah meluncurkan kampanye global untuk mencalonkan Marwan Barghouti sebagai calon penerima Hadiah Nobel Perdamaian. Kampanye nominasi ini sangat penting karena bertujuan untuk menarik simpati akan nasib Barghouti, anggota parlemen dan sekitar lima ribu warga Palestina yang ditahan oleh Israel, disamping untuk menyatakan bahwa rakyat Palestina memiliki hak yang sah membebaskan diri dari pendudukan Israel. Terkait hal ini, Krisha mengharapkan bantuan Parlemen Indonesia untuk mendukung nominasi Marwan Barghouti sebagai calon penerima Nobel Perdamaian.

Anggota DPR RI di Amman, Yordania (Foto: Dok. KBRI Amman)

Lain halnya dengan apa yang dilontarkan oleh Dr. Ridwan Al Akhras, seorang anggota Parlemen PLC yang juga salah seorang tokoh PLO ini menyatakan bahwa penjajahan yang dilakukan Israel ini merupakan penjajahan zionis.

“Penjajahan zionis ini bukan merupakan penjajahan terhadap Palestina saja, melainkan juga merupakan penjajahan terhadap dunia. Sudah berbagai macam perundingan atau konperensi internasional dilaksanakan dan bahkan banyak resolusi yang dikeluarkan oleh PBB, namun semua kesepakatan dan resolusi tersebut dengan mudahnya dilanggar oleh Israel, dan tidak satupun sanksi yang mampu mempu membuat Israel untuk patuh,” jelasnya.

Disamping itu, meski perundingan kedua negara sudah dilaksanakan sejak 24 tahun yang lalu, namun tidak ada menghasilkan apa-apa dan bahkan memperkecil wilayah Palestina menjadi terpisah-pisah. Kondisi Palestina saat ini tidak dapat digambarkan secara verbal selain melihatnya secara langsung ke bumi Palestina. Saat ini pemukiman Israel yang dibangun di tanah Palestina sudah melebihi tiga kali lipat kondisi 5 tahun yang lalu.

“Sehubungan dengan itu kami mengharapkan kepada masyarakat dunia, khususnya masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk terus mendukung perjuangan Bangsa Palestina memperoleh hak-haknya,” imbuh Akhras.

Sementara Bilal Qasem, seorang anggota Parlemen PNC yang juga mantan pengungsi Palestina yang mendiami Camp Yarmouk di perbatasan Suriah, mengatakan bahwa saat ini terdapat dua masalah pokok yang dihadapi oleh Palestina, yaitu masalah penjajahan dan pendudukan oleh Israel serta masalah pengungsi Palestina di Negara sekitar. Sebagai mantan pengungsi, Qasem berharap dukungan Parlemen Indonesia terhadap penyelesaian permasalahan pengungsi ini di mana para pengungsi sangat berharap dan mempunyai hak untuk dapat kembali ke tanah leluhurnya di Palestina.

Zuhair Sonduka, salah seorang anggota Parlemen PNC yang telah lebih dari 20 tahun diblacklist oleh israel yang membuatnya tidak bisa kembali ke Palestina sampai saat ini, secara bersemangat menyampaikan bahwa dirinya dan jutaan orang Palestina lainnya tidak pernah akan menyerah dan bersujud kepada penjajah zionis Israel meskipun ditekan, karena mereka mempunyai keberanian dan tetap akan melakukan intifada sampai kembalinya negara Palestina yang merdeka.

(Metro-Tv-News/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: