Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova (Foto: Reuters)
Rusia telah mengecam Amerika Serikat atas dukungannya terhadap kelompok-kelompok militan Takfiri yang melancarkan serangan gas beracun terhadap warga sipil di Suriah, menyebut militan sebagai “binatang.”
“Amerika Serikat mendukung binatang ini, yang menggunakan gas racun terhadap penduduk sipil,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam pernyataan yang dimuat media sosial pada hari Kamis (4/8/16).
Dia menambahkan, “Sayangnya itu bukan satu-satunya tragedi yang belakangnya di dukung oleh Washington.”
Zakharova merujuk kepada serangan kimia Selasa oleh militan Takfiri yang didukung AS di Kota Tua Aleppo, peluru artiller mereka yang mengandung gas beracun menghantam lingkungan perumahan.
Sedikitnya tujuh orang tewas dan 20 lainnya menderita luka-luka dalam serangan itu.
Pada hari Rabu, Letnan Jenderal Sergey Chvarkov, direktur Rekonsiliasi Pusat Rusia di Suriah, mengatakan Moskow telah memperingatkan Washington tentang penggunaan serangan gas beracun oleh kelompok militan “moderat” dukungannya AS hari sebelumnya.
Diplomat Rusia lebih lanjut mengatakan teroris Nour al-Din al-Zinki bertanggung jawab atas serangan kimia baru-baru ini di distrik Salaheddine di Aleppo telah ditahan.
Seorang pria mendapat perawatan di sebuah rumah sakit menyusul serangan kimia oleh ISIS di lingkungan Sheikh Maqsood dari kota Allepo barat laut Suriah , 7 April 2016.
Anggota kelompok militan ini juga terlibat dalam pemenggalan kepala seorang anak Palestina 12 tahun, bernama Abdullah Tayseer al-Issa, di Aleppo utara.
Para teroris awalnya mengklaim dalam video bahwa anak itu berperang untuk pemerintah Suriah di Aleppo, kemudian terungkapkan bahwa korban adalah seorang pengungsi Palestina yang diculik dari keluarga miskin.
Zakharova juga menuduh Angkatan Udara AS tanpa pandang bulu memboman daerah berpenghuni di kota Ghandour, yang terletak lebih dari 23 kilometer dari kota Mannix yang sarat dengan kekerasan, pada tanggal 28 Juli setidaknya 28 orang, termasuk tujuh anak tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka.
“Jika rekan-rekan Barat dan Washington melakukan segalanya tanpa memperhatikan fakta-fakta ini, maka setiap pembicaraan tentang mengakhiri pertumpahan darah di Suriah tidak akan masuk akal,” juru bicara kementerian luar negeri Rusia menunjukkan.
Koalisi pimpinan AS telah melakukan serangan udara terhadap apa yang dikatakan posisi ISIS di dalam wilayah Suriah sejak September 2014 tanpa otorisasi dari Damaskus atau mandat PBB.
Koalas ini telah berulang kali dituduh menyerang dan membunuh warga sipil. Mereka juga tidak mampu meraih tujuannya untuk menghancurkan ISIS.
(Reuters/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email