Pesan Rahbar

Home » , » Laporan IQNA Tentang Fenomena Qurani Pertama dalam Imperium Britania Raya; Perjalanan Al-Quran ke Britania; Dari Masuknya Manuskrip Pertama Sampai Kehadiran Dalam Majelis Umum

Laporan IQNA Tentang Fenomena Qurani Pertama dalam Imperium Britania Raya; Perjalanan Al-Quran ke Britania; Dari Masuknya Manuskrip Pertama Sampai Kehadiran Dalam Majelis Umum

Written By Unknown on Wednesday 23 November 2016 | 01:56:00


Kisah perjalanan al-Quran ke imperium Britania Raya layak untuk didengar; sebuah perjalanan dimana kitab suci muslim dalam bentangan zaman menghadapi pelbagai insiden tak terhitung, seperti pelarangan publikasi, pembakaran, penistaan dan bahkan menciptakan keraguan, yang sampai sekarang ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sebagian masyarakat Britania Raya.

Menurut laporan IQNA, al-Quran termasuk salah satu kitab paling laku di seluruh penjuru dunia dan ada banyak sekali naskah kitab suci ini di 1500 masjid Britania. Lebih dari 2 juta 700 ribu muslim juga memiliki satu naskah al-Quran di setiap rumahnya dan harus ditambahkan juga dengan jumlah naskah-naskah al-Quran yang ada di sejumlah perpustakaan, museum dan lembaga-lembaga pendidikan Britania.

Namun kisah perjalanan kitab suci ini ke imperium Britania juga layak untuk didengar; karena perjalanannya tidak gampang dan sementara itu pelarangan publikasi kitab suci ini, pembakaran naskah-naskah al-Quran, penistaan kalam wahyu Ilahi dan bahkan keraguan, isu dan syubhat terkait ayat-ayat Ilahi ini telah mereka ciptakan, kesemuanya adalah fenomena-fenomena yang muncul dalam bentangan zaman untuk kitab suci tersebut dan sampai sekarang ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sebagian masyarakat Britania Raya.


Tahun 656 Masehi; Penulisan Al-Quran

Pada masa kekhilafahan Utsman bin Affan, khalifah ketiga, karena perbedaan dialek Arab, terlihat perselisihan dalam bacaan qiraat sebagian ayat-ayat al-Quran. Penulisan al-Quran diperintahkan dengan dialek Quraiys dan manuskrip-manuskrip al-Quran tulisan tangan tersebut dikirim ke pelbagai kawasan, seperti Mekah, Basra, Kufah, Syam, Bahrain dan Yaman, dimana mushaf tersebut populer dengan Mushaf Utsmani. Dengan berlalunya 100 tahun, manuskrip mushaf tersebut juga sampai di pelbagai kawasan lainnya, seperti China, India di Timur dan Spanyol di Barat.


Tahun 1000 Masehi; Muncul Seni Penulisan Al-Quran

Selama dua abad 10 dan 11 Masehi, seni penulisan al-Quran marak sebagai salah satu bentuk publikasi. Dengan kemajuan seni penulisan khat Arab, gambar dan lukisan-lukisan dekoratif untuk margin halaman, maka khat Arab mengalami kemajuan signifikan dan juga mengalami perubahan dalam bentuk dan ukuran huruf dan lebih indah. Lambat laun, lukisan dan gambar-gambar dekoratif marginal halaman juga marak sebagai bagian dari seni penulisan al-Quran dan khat Arab dalam penulisannya.

Mushaf Imperatur Utsmani

Tahun 1095 Masehi; Perang Salib

Pada tahun 1095 Masehi, Paus Urban II mengumumkan bahwa negara-negara Kristen adalah penting nan suci, yang sejatinya ini adalah sebuah tuntutan untuk mengambil kembali tanah-tanah suci Palestina dari tangan kaum muslim. Sejak saat itu dimulailah perang Salib, yang merupakan kesinambungan pertempuran-pertempuran 200 tahun. Hasil dari perang Salib adalah masyarakat Eropa bersentuhan dengan kebudayaan dan peradaban Islam dari dekat dan sebagian dari mereka mempelajari Arab dan sebagian lainnya juga mempelajari sastra adab, tradisi dan sunnah-sunnah Islam, seperti memakai minyak wangi; demikian juga akibat dari perang-perang tersebut, banyak sekali bahasa-bahasa Arab seperti alkohol, aljabar, khorazm dll masuk dalam bahasa-bahasa Eropa.

Peta Kekuasaan salibisme di Syam setelah Perang Salib

Tahun 1537 Masehi; Percetakan Naskah Al-Quran Pertama

Percetakan al-Quran dimulai sejak dekade ke 15 Masehi, namun di luar wilayah Arab Islam. Naskah pertama al-Quran dicetak pada tahun 1537 Masehi di kota Bunduqiyah, Italia. Para saudagar Venice dengan menjual naskah-naskah al-Quran ke masyarakat Turki Utsmani, yang memiliki hubungan niaga terdekat dengan Bunduqiyah, menganggap naskah-naskah tersebut sebagai bagian dari interaksi-interaksi terpentingnya, dan sementara itu naskah-naskah al-Quran dijual ke ulama dan para peneliti Kristen di universitas-universitas Eropa. Namun mayoritas muslim menentang ide percetakan al-Quran dan menurut mereka naskah tulisan tangan memiliki urgensitas lebih; karena naskah-naskah cetak senantiasa berada dalam bahaya kekeliruan cetakan. Sementara itu umat Kristiani juga menentang publikasi naskah-naskah al-Quran, dan karenanya Paus Paulus, pemimpin agama Kristen memerintahkan seluruh naskah cetakan dikumpulkan dan dibakar, dikarenakan takut akan dakwah Islam dan ajaran-ajaran al-Quran, yang dianggap sebagai bid’ah.

Naskah pertama al-Quran dicetak pada tahun 1537 Masehi di kota Venice, Italia.

Tahun 1588 Masehi; Permusuhan dengan Al-Quran di Era Ratu Elizabeth

Perdagangan di Britania dan negara-negara Islam di laut Mediterania pada abad ke 16 semakin santer. Banyak sekali pelaut dan saudagar Britania memeluk agama Islam dikarenakan interaksi dan komunikasi dengan kaum muslim. Hal ini membuat khawatir ratu Elizabeth I, pada saat itu juga, masyarakat Turki Utsmani yang menjarah tepi-tepi laut Mediterania dan samudra Atlantik, juga menguasai tepi-tepi barat Britania pada tahun 1625 dan mulai menjarah tepi-tepi tersebut. Sejatinya kondisi yang ada tidak menguntungkan Islam dan muslim dan percekcokan kalimat dan kritikan terhadap Islam mencapai puncaknya. Hal ini bahkan juga direfleksikan dalam drama Timur Leng, karya Christopher Marlowe, pada tahun 1588. Ia secara congkak mengizinkan dirinya untuk menista Rasulullah (Saw) dan membakar manuskrip al-Quran di atas panggung teater.

Ratu Elizabet I

Tahun 1636 Masehi; Orientasli Pertama di Britania

Atensi riset tentang Islam pada abad ke 12 Masehi semakin meningkat dan karenanya universitas Oxford memprioritaskan jabatan khusus guna mengkaji bahasa Arab, sampai akhirnya Edward Pococke sibuk melakukan penelitian terkait hal tersebut. Edward Pococke adalah orientalis pertama Britania. Ia berpendapat bahwa informasi-informasi yang ada tentang ajaran-ajaran al-Quran dan juga riset-riset sebelumnya umat Kristen tentang Islam, karena berlandaskan pada terjemahan-terjemahan keliru al-Quran, maka tidak mengetengahkan gambaran yang benar tentang Islam. Dengan demikian ia meminta riset-riset rasional, historis dan realita tentang Islam. Demikian juga ia mengajari bahasa Arab kepada John Locke, filosof ternama Britania.

Patung Edward Pococke

Tahun 1734 Masehi; Pemaparan Terjemahan Pertama Al-Quran Berbahasa Inggris

Terjemahan pertama al-Quran secara lengkap dalam bahasa Inggris dilakukan oleh George Sale, Orientalis dan pengacara kota Kent.

George Sale menerjemahkan al-Quran secara langsung dari Arab ke Inggris. Terjemahan ini meski memiliki kritikan, namun sangatlah efektif. Pada masa itu, al-Quran dalam perspektif umat Kristen dianggap sebagai bid’ah dalam agama, namun George Sale dengan memaparkan terjemahan al-Quran tersebut, setidaknya telah memperkenalkan orisinalitas al-Quran kepada umat Kristen dengan tujuan membuat kritikan atas dasar-dasar ilmiah al-Quran dan Islam.


Tahun 1738 Masehi; Al-Quran di Ruang Pengadilan

Dengan penyebaran imperium Britania Raya di dunia, kawasan ini harus menjaga interaksinya dengan pelbagai agama internasional di bawah pengaruhnya. Selain umat Kristen dikategorikan sebagai orang-orang kafir dan sumpah mereka dengan menggunakan kitab suci dilarang di ruang pengadilan. Namun pada tahun 1738 Masehi, saat seseorang keturunan Maroko dan muslim hadir di pengadilan terkait sebuah kasus guna memberikan kesaksian terhadap penguasa Jabal al-Tariq (sebuah kota yang terletak di selatan Spanyol di bawah pengaruh Britania Raya sekarang ini), sang hakim mengizinkannya untuk bersumpah dengan al-Quran sebagai kitab suci kaum muslim. Setelah itu berlangsung selama 240 tahun sampai pada akhirnya kedudukan al-Quran di pengadilan-pengadilan Britania sejajar dengan kitab Injil, kitab suci umat Kristen, berdasarkan udang-undang sumpah pada tahun 1978 Masehi.


Tahun 1889 Masehi; Penyebaran Islam

Dengan terbentangnya gerbang-gerbang Britania terhadap pelbagai kebudayaan, maka atensi riset tentang Islam dan al-Quran semakin meningkat. Pada tahun 1869 Masehi, Lord Stanley, penduduk Britania pertama yang memeluk Islam, dengan demikian menjadi anggota muslim pertama majelis komunitas Lord. Setelah itu dengan berlalunya 20 tahun, William Henry Quilliam, seorang pengacara, membuka institut muslim Liverpool dan mengupayakan 600 masyarakat Britania agar dapat memeluk Islam. Demikian juga Quilliam berupaya mengetengahkan terjemahan sahih al-Quran dan membenarkan kritikan-kritikan yang ada pada terjemahan al-Quran George Sale. Demikian juga ia memublikasikan terjemahan tersebut secara bertahap dalam Mingguan al-Hilal. Demikian juga pada tahun 1889 Masehi bangunan sebagai masjid di kuta Woking dibuka untuk para jamaah muslim.

William Henry Quilliam setelah memeluk Islam namanya dia ganti menjadi Abdullah Quilliam

Tahun 1914 Masehi; Perang Dunia Pertama

Pada pertengahan perang dunia pertama, lebih dari 500 ribu tentara militer dari India menjadi tentara, dan dikatakan, lebih dari seperempat mereka adalah muslim. Kelompok militer India ini ikut bertempur dalam serangan kawasan-kawasan yang terletak di Baina al-Nahrain di Irak melawan pemerintahan Utsmani.

Pasukan Britania berkeyakinan untuk menghormati ajaran-ajaran agama, norma adab dan tradisi-tradisi India dan prasasti pendidikan, maka tentara Britania juga mengafirmasi penghormatan terhadap seluruh tradisi dan ajaran-ajaran religi pasukan India.

Salatnya para tentara muslim India di depan masjid Syah Jahan

Tahun 1930 Masehi; Terjemahan Al-Quran Berbahasa Inggris yang Merubah Segala Hal

Perubahan opini dan cara berfikir masyarakat Britania terkait al-Quran berkaitan dengan penulis roman Britania, yaitu Muhammad Marmaduke Pickthall, yang telah memeluk Islam. Marmaduke memiliki atensi khusus terhadap bahasa Arab dikarenakan pelbagai lawatannya ke negara-negara kawasan timur. Ia menerjemahkan naskah al-Quran raja Mesir yang dicetak pada tahun 1924 Masehi secara langsung dari Arab ke Inggris dan terjemahan Marmaduke Pickthall ini memiliki banyak pengaruh dalam terjemahan Yusuf Ali. Terjemahan Yusuf Ali sekarang ini memiliki penerbit terbanyak.

Muhammad Marmaduke Pickthall

Tahun 1935 Masehi; Gema Pertama Suara Al-Quran di Radio Britania

Pada tanggal 6 Oktober tahun 1935 suara tilawah al-Quran untuk pertama kalinya disiarkan di dewan radio Britania dalam sebuah acara dengan nama Abu al-Hul. Rekaman suara al-Quran ini dilakukan di Kairo, dengan suara Ustad Syaikh Muhammad Raf’at, salah seorang qori al-Quran dunia Islam sampai sekarang ini. Ini adalah untuk pertama kalinya, dimana mayoritas masyarakat Britania menyimak suara al-Quran secara langsung.

Ustad Syaikh Muhammad Raf’at sedang melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran di radio

Tahun 1941 Masehi; Penyebaran Markas Islam Pertama di London

Pada pertengahan Perang Dunia kedua, Winston Leonard Spencer-Churchill, Perdana Menteri Britania menyetujui agenda pendirian markas dan masjid Islam London.

Aksi ini dilakukan dalam rangka berterimakasih kepada para militer muslim India, dimana banyak sekali dari mereka gugur dalam pertempuran membela imperium Britania. Dengan dimulainya tahun 1944 Masehi, Dewan administrasi masjid secara resmi dibentuk dan dengan dihadiri raja George kelima. Namun untuk pembuatan masjid berlangsung selama 30 tahun. Pembukaan resmi masjid dilangsungkan pada tahun 1978 Masehi dan desainer tempat ini dilakukan oleh Frederick Gibberd, arsitek populer. Masjid markas London, yang bernama masjid Regent Park memiliki kapasitas lima ribu jamaah salat dan memiliki sebuah perpustakaan besar dan markas kebudayaan.

Masjid Pusat di London

Tahun 1976 Masehi; Festival Pertama Dunia Islam

Pada tahun 1976, Ratu Elizabeth II membuka festival dunia Islam pertama di London, yang termasuk salah satu acara kebudayaan dan warisan Islam terbesar di Britania pada masa itu. Festival ini mempersembahkan warisan-warisan kaya Islam di sejumlah museum dan pameran-pameran Britania, dan lewat festival tersebut, lebih dari 140 ribu al-Quran dipersembahkan di perpustakaan raja di dalam museum Britania, yang mengkisahkan tahap dan pelbagai era Islam.

Pameran Al-Quran di dalam Museum Britania

Tahun 1997 Masehi; Al-Quran di Majelis Umum

Dalam pemilu nasional tahun 1997, Muhammad Sarwar terpilih sebagai wakil pertama muslim partai buruh di majelis umum Britania. Menurut undang-udang yang disepakati tahun 1987 masehi, Sarwar dengan hadir di majelis, meletakkan tanganya di atas naskah al-Quran dan berjanji dengan atas namanya.

Akhirnya dalam pemilu tahun 2015 Masehi, 13 delegasi muslim menjadi anggota majelis umum Britania.

Muhammad Sarwar; Perwakilan Muslim di Majelis Awam

Tahun 2015 Masehi; Penemuan Naskah Khat Al-Quran Tertua

Pada tanggal 21 juni 2015, universitas Birmingham mengumumkan hasil pemeriksaan dengan radiokarbon pada naskah khat tua al-Quran menunjukkan tanggal penulisan dua halaman tersebut jika tidak paling tua; setidaknya terkait pada tahun 645 Masehi. Sebelum dilaksanakan tes untuk menentukan zaman penulisan tersebut, dua naskah tulisan tersebut tersimpan di perpustaan universitas selama satu abad. Penemuan baru ini semakin mengabsahkan kepercayaan dan keyakinan muslim bahwa al-Quran dikumpulkan pada masa hayat Rasulullah (Saw) dan pasca wafat beliau, pada masa Abu Bakar dan Utsman dikumpulkan dan ditulis.

Naskah Khat Al-Quran tahun 645 yang dilestarikan di perpustakaan universitas Birmingham

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: