Ketegangan Pancasila dan Islam kembali mengemuka wacananya menyusul kasus dugaan penghinaan atas lambang dan dasar negara itu. Kasus ini menyeret Pemimpin Front Pembela Islam, Rizieq Syihab, yang dilaporkan Sukmawati Soekarnoputri dengan pasal 154a KUHP tentang penodaan terhadap lambang negara dan Pasal 320 KUHP.
Seperti diketahui, sebagian umat Islam meyakini problem Pancasila dan Islam telah selesai semenjak para pendiri bangsa ini bersama para ulama mencapai mufakat. Bagi para ulama NU dan Muhamamdiyah misalnya, Islam dan Indonesia dengan dasar negara Pancasila adalah “satu nafas”.
Namun sejumlah ormas lainnya masih mempermasalahkan bahkan menentang dengan konsep tandingan seperti khilafah Islamiyah. Tak jarang penentangan dilakukan dengan merusak modal sosial budaya tanah air dengan ujaran kebencian hingga tindakan terorisme.
Ditanya soal kasus penghinaan Pancasila ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin menanggapi dengan sebuah adigium hubbul wathan minal iman yang diterjemahkan: Cinta tanah air bagian dari iman.
“Artinya, kualitas keimanan seseorang itu bisa diukur dari seberapa besar cintanya pada tanah air,” kata Menteri Lukman dalam wawancara di harian Tempo, (28/1).
Wujudnya, lanjut jebolan Ponpes Darussalam Gontor ini, dengan menghormati serta menjunjung ideologi dan simbol negara. “Jadi kalau ada orang Muslim bertindak sebaliknya, bisa diragukan keimanannya,” tegasnya.
Menurut Sukmawati, dari rekaman video diketahui Habib Rizieq yang juga merupakan Imam Besar FPI itu menyatakan ‘Pancasila Sukarno Ketuhanan ada di Pantat, sedangkan Pancasila Piagam Jakarta Ketuhanan ada di Kepala’.
Dari dua gelar perkara sebelumnya dengan menghadirkan empat alat bukti ditambah hasil pendalaman penyidikan kasus terkini, potensi terlapor menjadi tersangka sangat besar.
“Kemungkinan besar akan menjadi tersangka, sekarang sudah 99 persen tinggal 1 persen lagi,” kata Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan, sebagaimana dilansir tribunnews.com Rabu (25/1).
Secara terpisah, intelektual Muslim Prof. Sumanto Al Qurtuby mengaku heran jika memang masih ada sosok habib yang benar-benar membenci para pendiri bangsa dan Pancasila.
“Jadi NKRI ini juga hasil kerja keras dari perjuangan para tokoh Arab di Indonesia karena itu tidak heran jika ulama kharismatik Habib Luthfi bin Yahya, misalnya, sangat patriotik dan nasionalis dan sangat mencintai Indonesia.” kata Al-Qurtuby di akun facebooknya beberapa waktu lalu.
(Tribun-News/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email