Pesan Rahbar

Home » » Jaringan ISIS Dari Kota Marawi Filipina ke Kampung Melayu Jakarta

Jaringan ISIS Dari Kota Marawi Filipina ke Kampung Melayu Jakarta

Written By Unknown on Thursday 25 May 2017 | 15:45:00

ISIS di Marawi (dokumentasi Iqbal Kholidi)

Gerak ISIS di Marawi Filipina mendadak sebegitu mengejutkan. Masif dan sangat terorganisir. Sebegitu lihainya sampai tidak terdeteksi oleh Intel Filipina dan tiada kesempatan bagi pihak yang berwenang untuk melakukan tindakan penjagaan sehingga Presiden Duterte terpaksa memberlakukan darurat militer.

Saat bermula dengan nama ISIS (Islamic State of Iraq & Syria) dipanggil juga dengan /ISIL/DAESH telah mengurangi dua huruf menjadi IS (Islamic State) karena memang direncanakan untuk meluas keluar timur tengah. Khususnya Asia Tenggara yang mudah menjadi wadah sektarian dan lokasi strategis secara geografis untuk mengacau musuh utama AS di Asia Timur.

ISIS yang dipimpin sosok tak jelas seperti Abu Bakar Albagdady sebegitu cepat berhasil menjadi payung yang menaungi aneka kelompok radikal religi dan radikal politik seperti X Jamaah Tawhid wal Jihad, AlQaeda, Jabhat Nusra, Jays Alfatah, jaysh Alsyam, mantan tentara loyalis Saddam dan pemberontak anti Bashar berkumpul. Reklame tujuan ISIS adalah mencipta Khilafa Islam, tetapi nyatanya adalah mencipta Chaos di negara-negara yang independen atau anti Zionis AS.

ISIS berkedok Islam tetapi dia bukanlah agama atau etnis. Dari yang Hitam Coklat Putih Hingga Kuning ada di dalamnya. Arab Afrika Cina Melayu dan Bule juga ada. ISIS tidak hanya berada di Irak atau Suria. Dia bisa muncul di manapun karena dia adalah hasil doktrin pemikiran jahil dan perasaan benci yang galau kacau dan mengacau sehingga bisa meluap di manapun. Sosok-sosok penggeraknya banyak yang terdidik di kamp-kamp sahara lalu pulang. Namun banyak juga yang terlatih dan disiapkan di negaranya masing-masing.

Di antara sekian banyak Rahasia yang dibongkar Edward Snowden adalah tentang kerjasama 3 badan Inteligen AS, Inggris, dan Israel yang mencipta ISIS dan menamakan operasi “Sarang Lebah”.


Diungkap bahwa untuk operasi “The Hornet Nest” itu Mossad telah mendidik Abubakar Al-Bagdady secara khusus selama setahun penuh. Bukan hanya melatih militer tetapi juga cara ceramah dan lain sebagainya.

Lihat saja korban kejahatan ISIS adalah hampir semua yang selainnya termasuk mayoritasnya adalah kaum muslim itu sendiri. Sedangkan Israel aman dari ancamannya.

Lihat betapa ISIS dan operasi “Sarang Lebah” itu telah berhasil menggunakan semboyan Takbir untuk membantai manusia. Semboyan Jihad beralih dituju pada umat sebangsa sementara musuh yang sebenarnya nyaman dalam koridor negosiasi upaya damai terpanjang dalam sejarah.

Teroris grup yang mencuri nama Islam ini memang sudah dibekali segala yang dibutuhkan untuk menjadi monster dari dalam. Pelatihan Militer, logistik, senjata, dana, strategy, bahkan segala teknologi mutakhir dan satelit.

Komando di atasan berpadu memberikan bantuan, arahan, dan cara kerja operasional yang luar biasa. Sementara anak-anak muda yang lahir dari rahim peperangan telah dicuci otak dan diubah menjadi drakula tanpa perasaan manusiawi yang siap bekerja menjadi serdadu zombi yang haus darah manusia.

Tidak usah terkejut mengapa kok sebegitu mendadak Marawi bisa diacak. Lihat saja bagaimana mereka bisa menguasai kota sebesar Mosul di Irak dalam waktu sepekan. Kemudian lanjut menduduki banyak kota-kota strategis lainnya di Irak dan Suria dalam waktu yang sebegitu singkat.

Sudah 5 tahun lebih Suria dan Irak porak poranda sementara kekuatan militer dan rakyat yang Muslim, Kristen, Kurdi, Syiah, Sunnah, Azidi semua agama dan suku turut serta berjuang melawannya. Tetapi bahkan dengan bantuan Rusia, Iran, dan Hizbullah, tetap saja sampai sekarang pun masih kwalahan menghadapi ISIS.

Kini jelas sudah Marawi, Selamat datang ke Asia Tenggara. Marawi Mindanau Filipina lalu Indonesia yang dari jauh hari sudah diniatkan menjadi ibu kota IS seasia.

Semenjak tahun lalu, Duterte sudah lantang mengusir militer AS dan mengambil langkah preemptive seperti Indonesia yang merapatkan aliansi ke China, Rusia & Iran demi membendung teror yang kan menghancurkan negara-negara dari dalam lalu digunakan sebagai kekuatan proxy war untuk menggempur musuh-musuh Zionis AS khususnya China di Asia.

Upaya penyerangan terhadap China gencar dibangun dahulu dengan membentuk opini publik dengan menjadikan China sebagai penjahat dan penjajah serta menanam benih kebencian buta yang membuat China seakan musuh utama, (bukan As atau Israel). Setelah masyarakat dipenuhi kedengkian tentu akan mudah mencongkel pemerintahan yang tidak mau bekerjasama dengan AS.

Jelas kalau kedua negera ini (Filipina & Indonesia) jatuh ke tangan Isis barulah AS bisa mimpi melemahkan dan melawan China.

Sepertinya lampu hijau sudah keluar dari AS (Trump) yang baru saja ke Saudi lalu ke Israel siap satukan langkah dan kuatkan aliansi segitiga AS, Saudi & Israel sebagai pemain inti. Anda tahu sekutunya juga banyak.

Dari tahun lalu para pakar politik sudah menganalisa bahwa karena tergempur di Irak dan Suria di mana banyak kota seperti Aleppo yang telah dibebaskan kembali maka ISIS pasti akan migrasi ke rumah baru. Mereka akan mulai gerak di Filipina lalu masuk ke Indonesia. Namun melihat perkembangan politik saat ini, khususnya setelah kunjungan Trump ke Saudi, sepertinya berhasil atau tidak di Mindanau, yang pasti di Indonesia mereka juga akan bergerak. Karena tuan-tuan mereka sudah mau terjun habis-habisan. Buah simalakamanya adalah sekutu mereka semakin berkurang dan pihak lawan kan terus menguat.

Telur-telur dari sarang setan teroris berkedok agama itu sudah menetas di sana dan di sini. Selamat berjuang Asia Tenggara!

Moudy Kondang Seword

(Seword/Gerilya-Politik/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: