Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Jin. Show all posts
Showing posts with label Jin. Show all posts

Setan dalam Al-Qur’an


Ada satu makhluk yang selalu menyertai manusia. Dia adalah musuh paling berbahaya. Dia menyimpan dendam pada seluruh anak Adam. Dendam yang tak pernah terbalaskan.

Kita semua tau, dia adalah setan. Dia tidak pernah lepas dari manusia tapi kita sering melupakannya. Dia selalu berusaha menjerumuskan anak Adam namun kita kurang mengenalnya. Kita jarang membicarakan musuh yang satu ini padahal dia lah yang paling bersemangat menghancurkan kita.
Para Ahli Tafsir menyebutkan bahwa Allah swt menyebut kata Syaiton (dalam bentuk mufrod dan jama’) sebanyak 88 kali. Dan kata iblis disebut sebanyak 11 kali. Allah selalu mengingatkan karena Iblis adalah musuh Adam dan musuh seluruh keturunan Adam sampai hari kiamat. Musuh yang harus selalu diwaspadai.

Ketika Allah menyuruh para malaikat untuk bersujud pada Adam, semua malaikat bersujud kecuali Iblis.

فَسَجَدَ الْمَلآئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ -٣٠- إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى أَن يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ -٣١-

“Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali Iblis. Ia enggan ikut bersama-sama para (malaikat) yang sujud itu.”
(Al-Hijr 30-31)

Semenjak itulah dimulai peperangan antara kebenaran dan kebatilan. Namun apakah Iblis itu termasuk malaikat sehingga termasuk yang mendapat perintah sujud kepada Nabi Adam as?
Iblis bukanlah dari golongan malaikat, tapi mereka hidup bertaun-taun bersama malaikat. Beribadah bersama mereka hingga disebut burung meraknya para malaikat. Karena banyaknya ibadah mereka kepada Allah. Bahkan dalam Nahjul Balaghah, Imam Ali bin Abi tholib pernah menyebutkan bahwa Iblis pernah solat selama 6000 tahun.

Karena itu, ketika malaikat mendapat perintah sujud kepada Nabi Adam, iblis pun termasuk didalam perintah itu. Karena ia selalu bersama malaikat. Jika malaikat saja mendapat perintah apalagi iblis yang derajatnya dibawah malaikat. Buktinya adalah ketika Allah menegur iblis karena tidak menuruti perintah-Nya.

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلاَّ تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ-١٢-

(Allah) Berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku Menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau Ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau Ciptakan dari tanah.”
|(Al-A’raf 12)

 ⇒ Makna kata Iblis dan Setan
Secara bahasa, Iblis berasal dari kata ablasa yang artinya putus asa dan menyesal. Saat dia mendapat kutukan dari Allah, saat itu pula dia telah putus asa dari rahmat Allah. Dia juga menyesal tapi bukan menyesali kesalahannya. Dia menyesal karena Allah menciptakan Adam yang membuatnya mendapat kutukan Allah swt.

Sementara kata Syaiton (atau dalam bahasa indonesia “setan”) berasal dari kata Syatona yanga artinya jauh. Karena dia jauh dari rahmat Allah swt.

Menurut istilah, syaiton adalah setiap makhluk yang melanggar hukum Allah dan melampaui batas ketentuan Allah swt. Baik dari bangsa jin atau manusia. Dan segala sesuatu berupa kejelekan dan keburukan dinisbatkan kepadanya.

 

 ⇒ Tercipta dari apakah setan itu?

Setan itu termasuk dari golongan jin. Allah berfirman,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ -٥٠-

“Dan (ingatlah) ketika Kami Berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhan-nya.”
(Al-Kahfi 50)

Iblis itu adalah setan. Dan dia lah yang pertama menolak untuk sujud kepada Nabi Adam as. Dia telah putus asa dari rahmat Allah dan jauh dari kasih sayang-Nya, karena itu disebut setan. Dan golongan jin itu diciptakan dari api.

وَخَلَقَ الْجَانَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ -١٥-

“Dan Dia Menciptakan jin dari nyala api tanpa asap.”
(Ar-Rahman 15)

وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ -٢٧-

“Dan Kami telah Menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”
(Al-Hijr 27)

Iblis dan setan-setan yang lain termasukd dari golongan jin. Kenapa jin itu dinamakan jin? Karena mereka tersembunyi dari kita.

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ -٢٧-

“Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”
(Al-A’raf 27)

Kata jin itu bermakna tersembunyi. Apa yang tersembunyi dalam perut ibu misalnya, disebut Janin dalam bahasa arab. Semua itu berawal dari kalimat Janna yang bermakna sembunyi.

Pendapat lain menyebutkan bahwa setan pertama tercipta dari api tapi keturunannya belum tentu. Seperti manusia pertama diciptakan dari tanah tapi keturunannya tercipta dari air sperma. Namun Al-Qur’an tidak menjelaskan hal itu. Hanya saja, Al-Qur’an dengan jelas menyebutkan bahwa mereka memiliki keturunan yang lebih banyak dari manusia.

 ⇒ Mengapa Allah ciptakan setan?

Mungkin kita akan bertanya kenapa Allah menciptakan setan? Andaikan setan itu tidak tercipta, manusia akan aman dan damai tanpa pengganggu.

Pertama, tidak ada ciptaan Allah yang buruk. Seluruh ciptaan-Nya selalu yang terbaik. Tidak ada yang keluar dari Allah kecuali yang terindah.

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ -٧-

“Yang Memperindah segala sesuatu yang Dia Ciptakan”
(As-Sajdah 7)

Termasuk ciptaan Allah yang bernama setan. Pada awalnya dia adalah ciptaan yang indah seperti makhluk yang lain. Tampak kebesaran Allah pada dirinya. Beribu taun dia beribadah. Namun ketika Adam tercipta, dia sombong dan berpaling. Dan dia pun menjadi makhluk terkutuk karena perbuatannya. Bukan karena asal ciptaannya.

Kedua, Allah ciptakan manusia dan jin untuk beribadah. Karena itu Allah jadikan dunia ini tempat ujian. Ada perintah yang dibaliknya berbonus pahala, ada larangan yang dibaliknya ada ancaman siksa.

Manusia dan seluruh makhluk yang diberi taklif (termasuk jin), diberi kemampuan untuk taat dan kemampuan untuk bermaksiat. Mereka mampu melakukan keduanya dan Allah memberi mereka kebebasan untuk memilih.

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ -١٠-

“Dan Kami telah Menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan).”
(Al-Balad 10)

Di dunia ini, jika tidak ada makhluk seperti setan maka tidak akan dikenal yang bernama ketaatan. Ketika ada panas maka dingin mulai dikenal. Ketika ada pelanggaran maka ketaatan mulai tampak.
Ketiga, setelah setan melanggar, Allah swt memberinya kemampuan untuk “mengajak” manusia, bukan “memaksa”. Mereka yang tertipu dengan rayuan setan akan ikut bersamanya. Namun Allah telah menurunkan para nabi, memberi kita fitrah untuk mencari kebenaran dan memberi akal sehat untuk selalu mengingatkan kita bahwa setan adalah musuh. Tinggal sekarang, pilihan ada ditangan kita.

 ⇒ Nama-nama setan

Dalam Al-Qur’an, ada beberapa nama untuk setan. Yang pertama Iblis, setan, was was (karena selalu membisikkan kejahatan), Khonnas (yang bersembunyi) dan Safih (dungu) seperti Firman Allah swt ketika mengutip perkataan jin yang berkomentar tentang setan,

وَأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ شَطَطاً -٤-

“Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.”
(Al-Jin 4)
Sementara dalam riwayat, nama-nama setan adalah azazil, thowusul malaikat (burung meraknya malaikat ketika masih belum berpaling), abu murroh, al-muhlik (yang membinasakan), al-hobits (yang busuk) dan al-hawiyah.

 ⇒ Musuh yang Nyata

Al-Qur’an berulang kali menjelaskan bahwa setan adalah musuh manusia. Dia adalah musuh yang nyata. Selalu berusaha menghancurkan kehidupan anak Adam. Allah mengulangnya berkali-kali agar manusia sadar dan waspada untuk tidak mengikuti ajakannya.

إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلإِنسَانِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ -٥-

“Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.”
(Yusuf 5)

إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوّاً مُّبِيناً -٥٣-

“Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
(Al-Isra’ 53)

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً -٦-

“Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh.”
(Fathir 6)

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ -٦٠-

“Bukankah Aku telah Memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu”
(Yasin 60)

 ⇒ Apa yang diserukan oleh Setan?

Apa yang diserukan setan sehingga lebih banyak dari anak Adam yang mengikutinya dari pada mengikuti Allah swt?
Allah berfirman,
   » Setan mengajak manusia untuk berbuat keji.

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاء وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ -١٦٩-

“Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah.”
(Al-Baqarah 169)
   » Menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan.
Manusia paling takut dengan kemiskinan, melalui selah ini setan mengambil kesempatan untuk menakut-nakuti manusia agar dia menghalalkan segala cara untuk lepas dari kemiskinan. Dengan cara ini juga setan mengajak manusia untuk kikir dan menimbun hartanya.

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَاء -٢٦٨-

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir).”
(Al-Baqarah 268)
  
   » Janji palsu dan Angan-angan kosong.

يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُوراً -١٢٠-

“(Setan itu) memberikan janji- janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.”
(An-Nisa’ 120)
  
   » Menciptakan kebencian dan permusuhan.

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ -٩١-

“Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat maka tidakkah kamu mau berhenti?”
(Al-Ma’idah 91)

Setan punya cara-cara khusus untuk melancarkan tipu dayanya. Bagaimanakah cara itu?
Kita harus mengenali trik-trik setan agar tidak tertipu dengan strategi yang mereka lakukan.
Bagaimana cara agar lolos dari rayuannya?

Setan memiliki trik khusus untuk merayu manusia. Dia termasuk penyabar dalam usahanya menggelincirkan manusia. Selain itu, dia juga memiliki bala tentara. Jika kita tidak mengenal pasukan setan, kita akan mudah terjebak dalam tipu dayanya. Rasulullah saw bersabda,

“Tidak ada pasukan Iblis yang lebih dahsyat daripada wanita dan kemarahan.”

Salah satu pasukan Iblis yang disebut Rasulullah paling berbahaya adalah wanita dan kemarahan. Tapi bukan semua wanita, karena kita tidak ingin mendzolimi kaum hawa. Yang dimaksud Rasulullah saw adalah wanita yang mau dikuasai oleh setan hingga menjadi pasukannya. Jika seorang wanita telah menjadi pasukan setan, maka dia akan menjadi senjata paling dahsyat untuk menyesatkan manusia.

Begitupula dengan kemarahan. Rasulullah saw bersabda,

“Hati-hatilah dengan kemarahan karena ia adalah pasukan terbesar dari bala tentara iblis”

Karenanya, kita dianjurkan berwudhu ketika marah karena dalam kemarahan itu ada setan. Sementara setan itu dari api. Dan untuk memadamkan api itu kita menggunakan air wudhu’.

  ♦ Titik Serangan Setan

Setan selalu berusaha menggoda manusia. Dia mengganggu manusia dari segala penjuru. Depan,belakang,kanan dan kiri. Semua ia lakukan untuk membalaskan dendamnya kepada Nabi Adam as. Ketika dia berkata dalam Al-Qur’an,

ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ -١٧-

“Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
(Al-A’raf 17)

Hanya sisi atas dan bawah yang tidak bisa ditembus setan karena sisi itu adalah hubungan antara hamba dengan tuhannya ketika bermunajat dan bersujud. Bukan hanya dari semua penjuru, setan juga masuk kedalam kehidupan manusia. Dalm harta dan anak-anak mereka. Bahkan ketika suami istri berhubungan tanpa menyebut nama Allah, setan hadir disitu.

وَشَارِكْهُمْ فِي الأَمْوَالِ وَالأَوْلادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُوراً -٦٤-

“Dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka.” Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.
(Al-Isra’ 64)

  ♦  Tahapan Penyesatan Setan

Setan bukan tipe makhluk yang terburu-buru dalam melakukan sesuatu. Dia bersabar melakukan berbagai tahapan agar manusia benar-benar terseret untuk mengikutinya. Karena itu, Allah swt tidak langsung melarang kita untuk mengikuti setan. Namun melarang kita untuk mengikuti langkah-langkahnya.

وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ -١٦٨-

“Dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
(Al-Baqarah 168)
Setan memiliki tahapan dalam mengajak manusia menjadi pengikut setianya. Perlahan tapi pasti dia merekrut manusia sebanyak-banyaknya agar bernasib sama dengannya. Berikut ini tahapan setan dalam menggoda manusia.

    ⊗ Waswasah

Tahap pertama adalah al-waswasah atau bisikan. Dalam bahasa arab, waswas itu juga memiliki arti suara gemericik emas dan perak. Artinya, bisikan setan itu disenangi manusia karena terlihat indah dan nikmat.

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ -٥-

“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia”
(An-Nas 5)

Cara membedakan antara bisikan setan dan bisikan yang lain sangatlah mudah. Caranya dengan mengukur apakah bisikan itu mengajak untuk melanggar ketentuan Allah atau tidak. Walau terlihat indah, jika bisikan itu mengajak kita melewati batas larangan Allah maka itu pasti bisikan setan.
Waswas yang dimaksud bukanlah penyakit yang menimpa orang peragu. Yang menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berwudhu. Yang ketakutan dengan najis hingga membasuh berulang kali. Walau sebenarnya keraguan ini murni ulah setan.

   ⊗ Hamazah

Tahap kedua ini mirip dengan yang pertama. Masih berupa bisikan untuk menggoda dan merayu manusia.

وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ -٩٧-

“Dan katakanlah, “Ya Tuhan-ku, aku berlin-dung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan”
(Al-Mukminun 97)

   ⊗ An-Nasghuh

Dalam bahasa arah nasghoh adalah masuk diantara 2 sesuatu untuk merusaknya. Ini adalah tahapan selanjutnya setelah bisikan-bisikan kejahatan.
Mungkin kita memiliki teman akrab yang sering kita temui. Tapi suatu saat ada perasaan buruk bahwa selama ini teman itu pura-pura baik. Dia sebenarnya tidak suka kepada kita dan bermacam perasaan buruk lainnya.
Al-Qur’an mencontohkan kisah Nabi Yusuf as, ketika beliau menceritakan apa yang dilakukan saudaranya kepadanya.

مِن بَعْدِ أَن نَّزغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي -١٠٠-

“Setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku.”
(Yusuf 100)
Dalam ayat lain Allah berfirman,

وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ -٥٣-

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka.”
(Al-Isra’ 53)

Terkadang kita sering suudzon dengan teman kita. Ketika kita mengucapkan salam dan dia tidak menjawab kita langsung berprasangka buruk. Mungkin saja dia sedang ada masalah atau tidak mendengar salam kita. jika prasangka itu mulai muncul maka cepatlah berlindung kepada Allah dari godaan setan yang kita membuat kita saling bermusuhan.

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ-٢٠٠-

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah.”
(Al-A’raf 200)


   ⊗ Iztizlal                 

Setelah melalui beberapa tahap diatas setan mulai menjadikan manusia tergelincir dari jalan kebenaran. Allah berfirman,

إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُواْ-١٥٥-

“Sesungguhnya mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat (pada masa lampau).”
(Ali Imran 155)

Al-Ghowiyah

Tahapan selanjutnya adalah penyesatan. Coba perhatikan, dia tidak langsung menyesatkan manusia. Dia melalui berbagai tahapan. Perlahan tapi pasti, manusia yang terlepas dari Allah pasti akan terjerat dalam rayuan setan.

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ -١٦-

(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah Menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.”
(Al-A’raf 16)

Al-Muqoronah (Menjadi teman)

Setelah disesatkan, hubungan antara manusia ini dengan setan semakin akrab. Setan mulai menjadi temannya. Bisikan-bisikan setan semakin mudah merasukinya. Hal-hal yang buruk ditampilkan seakan menjadi baik dan indah.

وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاء فَزَيَّنُوا لَهُم مَّا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ-٢٥-

“Dan Kami Tetapkan bagi mereka teman-teman (setan) yang memuji-muji apa saja yang ada di hadapan dan di belakang mereka.”
(Fussilat 25)
Allah swt berfirman mengenai mereka yang berteman dengan setan,

وَمَن يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِيناً فَسَاء قِرِيناً -٣٨-

“Barangsiapa menjadikan setan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat.”
(An-Nisa’ 38)
Kapan manusia menjadi teman setan?
Ketika kita mulai melupakan Allah swt. Bukankah Allah berfirman,

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَاناً فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ -٣٦-

“Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (al-Quran), Kami Biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.”
(Az-Zukhruf 36)

Mungkin manusia merasakan berbagai kenikmatan dunia ketika berteman dengan setan. Namun ketika di akhirat dia akan benar-benar menyesal, tapi tak ada waktu lagi untuk merubah keadaan. Tugas setan telah selesai.

حَتَّى إِذَا جَاءنَا قَالَ يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ -٣٨-

Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, “Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang (setan itu) teman yang paling jahat (bagi manusia).”
(Az-Zukhruf 38)

⊗ Menjadi Anggota Partai Setan

Tak cukup menjadi teman, setan juga memiliki partai. Pendirinya adalah setan dan anggotanya adalah orang-orang yang mau diajak bekerja sama untuk merusak anak Adam. Dan tujuan partai ini hanya satu, yaitu menyesatkan anak Adam sampai akhir masa. Allah berfirman,

أُوْلَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ -١٩-

“Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa golongan setan itulah golongan yang rugi.”
(Al-Mujadalah 19)

⊗ Menjadi Saudara

Setelah dijadikan teman oleh setan, direkrut dalam partainya, kini ia menjadikan manusia yang mulai tergoda ini sebagai saudara.

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ-٢٧-

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan.”
(Al-Isra’ 27)
Jangan pernah meremehkan perbuatan mubadzir atau menghambur-hamburkan harta bukan pada tempatnya karena akibatnya adalah menjadi saudara setan.

   ⊗ Masuk dalam Cengkaraman Setan

Saat seorang telah masuk dalam cengkraman setan, sangatlah sulit untuk lepas darinya. Karena setan telah menguasai jiwanya.

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ -١٩-

“Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah.”
(Al-Mujadalah 19)
Nabi Musa as pernah bertemu dengan Iblis, ia bertanya, “Hai Iblis, beritahukan kepadaku tentang dosa yang jika dilakukan oleh anak Adam maka engkau telah menguasainya?”
Iblis menjawab, “Ketika dia bangga diri, merasa banyak amal baiknya dan merasa sedikit dosa-dosanya.”
Dalam Hadist Qudsi, Allah swt pernah berfirman kepada Nabi Daud as,
“Wahai Dauh, berilah kabar gembira kepada para pendosa dan berilah peringatan kepada orang-orang yang taat !”
Daud bertanya, “Ya Allah, bagaimana aku harus memberi kabar gembira kepada pendosa dan memberi peringatan kepada orang yang taat?”
Allah menjawab, “Wahai Daud, berilah kabar gembira kepada para pendosa karena aku akan mengabulkan taubat mereka. Dan berilah peringatan kepada orang yang taat karena aku tidak akan mentolerir kecongkakan dan merasa sudah beramal dihadapan-Ku”
Inilah bahaya orang yang ujub dan bangga diri.

   ⊗ Menjadikannya Pengikut Paling Setia.

Setelah setan menguasai jiwa seseorag, dia akan menjadi wali baginya. Dalam bahasa arab, kata wala’ (sumber dari kata wali) adalah taat dan cinta. Karena itu, para auliya’ Allah adalah mereka yang taat dan mencintai Allah.
Sementara Allah swt berfirman untuk para Auliya’ Setan,

إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ -٢٧-

“Sesungguhnya Kami telah Menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”
(Al-Baqarah 27)

وَمَن يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيّاً مِّن دُونِ اللّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَاناً مُّبِيناً -١١٩-

“Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.”
(An-Nisa’ 119)
Setelah setan menjadi pemimpin para pengikutinya, dia menggunakan manusia-manusia ini untuk menyesatkan saudaranya yang lain. Setan tidak akan berhenti sampek mereka menyesatkan mereka dengan kesesatan yang jauh sehingga mereka tidak bisa kembali lagi.

وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلاَلاً بَعِيداً -٦٠-

“Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya.”
(AN-Nisa’ 60)

   ⊗ Tidak Menyembah kecuali Setan

Dan tahap terakhir pada serangkaian tahap di atas adalah menjadikan manusia menyembah setan dan tidak boleh menyembah selainnya. Jika telah sampai pada tahap ini, maka tugas setan telah berhasil.

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ -٦٠-

“Bukankah Aku telah Memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu.”
(Yaasin 60)

Itulah step-step setan untuk menggiring manusia menjadi hambanya. Namun mereka juga memiliki cara yang menggiurkan untuk mengelabui manusia. Bagaimanakah cara-cara itu?
Bagaimanakah cara kita terjaga dari godaannya?

Sebelumnya kita telah membahas tahapan setan menjerumuskan manusia. Bagaimana dia begitu sabar melewati step by step usahanya agar manusia menjadi budaknya yang setia. Selain berbagai tahapan itu, setan juga memiliki strategi dalam merayu anak Adam. Tanpa mengenal capek, Iblis berserta prajuritnya selalu berusaha membalas dendamnya pada Adam as. Apa saja cara yang mereka lakukan? Semoga dengan mengenal cara-cara itu, kita semakin waspada dengan tipuan setan.

Strategi Setan

Al-Qur’an sering membocorkan strategi yang digunakan setan untuk menipu manusia. Dengan adanya informasi strategi setan, diharapkan manusia yang membaca Al-Qur’an tidak tertipu lagi dengannya. Kita akan sebutkan beberapa ayat yang bisa menjadi senjata kita dalam mendeteksi rayuan setan.


1. Menghias Keburukan.


Cara paling ampuh yang dimiliki setan adalah menghias keburukan seakan terlihat indah. Menghias kebatilan terlihat sebagai kebenaran. Al-Qur’an mencontohkan mereka yang telah mendapat petunjuk, bisa kembali murtad karena setan merubah kebatilan itu terlihat seperti seuatu yang indah.

إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ -٢٥-

“Sesungguhnya orang-orang yang berbalik (kepada kekafiran) setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, setanlah yang merayu mereka dan memanjangkan angan-angan mereka.”
(Muhammad 25)

Kita mungkin pernah merasakan, berbuat dosa tapi kita menganggapnya hal yang baik. Berbuat maksiat tapi perasaan kita membela perbuatan itu. Seakan perbuatan itu adalah hal yang wajar. Jika kita pernah dalam posisi ini, berarti setan telah berhasil menipu kita. Dia menghias dosa kita terlihat seperti hal yang wajar dan sah sah saja. “Ah, kalo cuma ini saja tidak berdosa”. Perasaan-perasaan ini sejatinya adalah strategi setan untuk mengelabui kita.

فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ-٦٣-

“Tetapi setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan mereka (yang buruk).”
(An-Nahl 63)

وَجَدتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِن دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ -٢٤-

“Dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk.”
(An-Naml 24)

2. Menjadikan Manusia Lupa kepada Allah.

Setan tidak bisa bekerja pada seorang yang masih bersama Allah. Karenanya, dia melakukan berbagai cara untuk membuat korbannya lupa kepada Tuhannya. Berbagai barang yang ada disekeliling kita bisa digunakan setan untuk membuat kita lupa. Bisa dengan music, game, film, hiburan, harta dan selainnya. Oleh karena itu, kita boleh melakukan berbagai hal dengan batasan tidak sampai melupakan kita kepada Allah swt. Jika kita lupa, setan pun leluasa mendorong kita ke jurang kemaksiatan.

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ-١٩-

“Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah”
(Al-Mujadalah 19)

3. Mengajak Manusia Merubah Agama.

“Aturan agama itu sudah ketinggalan zaman. Tidak cocok untuk zaman sekarang.” Kata-kata ini terlihat ringan tapi akibatnya berat. Sadar atau tidak, dia telah menganggap dirinya lebih pintar dari Pecipta Alam. Mungkin dia tidak merasa bahwa kata-kata itu berawal dari bisikan setan. Karena salah satu strategi setan adalah membuat manusia meremehkan agama dan ingin merubah aturannya. Karena setan telah bersumpah,

وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّهِ-١١٩-

“Dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya).”
(An-Nisa’ 119)
Imam Muhammad Al-Baqir ketika menafsirkan ayat ini menyebutkan bahwa yang disebut ciptaan Allah adalah Agama Allah.

4. Makanan Haram.

Makanan haram adalah media terbaik untuk mematikan hati manusia dan membuatnya lupa kepada Allah. Karenanya, setan mendorong manusia untuk memakan harta hasil riba, harta anak yatim dan harta haram lainnya. Karena perut yang telah ditempati oleh makanan haram akan merusak jiwa manusia.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ الرِّبَا أَضْعَافاً مُّضَاعَفَةً وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ -١٣٠-

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
(Ali Imran 130)

5. Minuman Keras dan Perjudian.

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ -٩١-

“Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat maka tidakkah kamu mau berhenti?”(Al-Ma’idah 91)

Ternyata dibalik kenikmatan minuman keras dan perjudian, setan punya rencana lain untuk merusak persaudaraan antar manusia melalui keduanya.

6. Bisikan untuk Menunda Taubat.

Setan akan mengalihkan perhatian kita dari penyesalan dan taubat. Dia membisikkan di telinga kita untuk menunda taubat. “Engkau masih muda, nikmati masa mudamu. Masih banyak waktu untuk bertaubat.”

7. Membuat hati sedih.

Pernahkah anda merasa sedih tanpa sebab?
Semua orang pernah merasakan hal ini. Tiba-tiba datang perasaan sumpek dan sedih tapi tidak tau apa sebabnya. Perasaan itu muncul dari bisikan setan, karena salah satu pekerjaan mereka adalah membuat hati manusia bersedih.

إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا -١٠-

“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu termasuk (perbuatan) setan, agar orang-orang yang beriman itu bersedih hati.”
(Al-Mujadalah 10)


Bagaimana Cara Lepas dari Tipuan Setan?

Walaupun memiliki berbagai strategi, sebenarnya setan itu lemah dan bodoh. Allah befirman,

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفاً -٧٦-

“(karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.”
(An-Nisa’ 76)

Kapan tipu daya setan itu lemah?
Ketika kita berada dalam wilayah Allah swt. Kita mendapat penjagaan dari-Nya. Dalam posisi ini setan begitu kerdil dan tak mampu melakukan apa-apa.
Cara terbaik untuk lepas dari godaan setan adalah berlindung kepada Allah swt. Berulang kali Allah berpesan dalam Al-Qur’an,

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ -٢٠٠-

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah.”
(Al-A’raf 200)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ -١-

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan-nya manusia.”
(An-Nas 1)

Dan masih banyak lagi ayat yang menyuruh kita berlindung kepada-Nya. Setan menjadi lemah saat manusia bersama Allah dan menjadi sangat kuat saat manusia meninggalkan-Nya.
Berlindung kepada Allah bisa dengan memperbanyak dzikir, solawat dan memperpanjang sujud. Imam Ja’far As-Shodiq pernah berpesan,

Jika seorang hamba memanjangkan sujudnya, Iblis berteriak “Celaka aku, dia taat (kepada Allah) semenatara aku melawan(-Nya). Dia bersujud sementara aku enggan”

Cara lain adalah meninggalkan amarah karena saat kemarahan menguasai, setan pasti ada di dalamnya. Meninggalkan hasud, iri dan dengki serta tidak sendirian bersama wanita non muhrim. Karena ketiganya adalah setan.

Namun bagi seorang yang bertakwa, mungkin sesekali setan dapat menggodanya. Tapi tak butuh waktu lama, dia akan segera ingat kepada Allah dan meninggalkan bisikan busuk setan.

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَواْ إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ -٢٠١-

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya)”
(Al-A’raf 201)

Pembahasan ini akan ditutup dengan pesan Rasulullah saw saat setan berbisik kepada kita.
Ketika dia datang dan berbisik, “Hei, anakmu telah mati !” Katakanlah, “Sesungguhnya Allah menciptakan yang hidup untuk mati. Dan aku gembira sepenggal dariku telah masuk surga.”
Ketika dia datang dan berkata, “Hei, hartamu habis!” Katakanlah, “Syukur kepada Allah yang telah memberi kemudian menghilangkan kewajiban zakat dariku.”
Ketika dia datang kepadamu, “Hei, banyak orang yang mendzolimimu !” Katakanlah, “Orang yang ku dzolimi lebih banyak !”
Ketika dia datang dan memuji, “Berapa banyak kau berbuat baik untuk orang lain?” Katakanlah, “Keburukanku lebih banyak dari dari kebaikanku.”
Ketika dia datang, “Alangkah banyaknya solatmu.” Katakanlah, “Kealpaanku lebih banyak dari solatku”
“Kau terlalu banyak memberi sedekah kepada orang lain !” Katakanlah, “Yang aku ambil dari mereka lebih banyak dari yang aku berikan.”
“Banyak sekali kau ber amal !” Katakanlah, “Berapa banyak aku bermaksiat kepada Allah?”
Akhirnya, jangan pernah memberi kesempatan kepada setan untuk melancarkan bisikannya kepada kita. Melawan setan memang sulit, tapi akan menjadi amat mudah bagi orang yang dekat dengan Allah swt. Karena setan tidak akan bertanggung jawab ketika manusia telah menjadi pengikutnya. Di akhirat kelak dia akan meninggalkan manusia yang dulu setia kepadanya di dunia. Dia tidak mau disalahkan atas kesesatan mereka. Setan berkata,

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأَمْرُ إِنَّ اللّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدتُّكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُم مِّن سُلْطَانٍ إِلاَّ أَن دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلاَ تَلُومُونِي وَلُومُواْ أَنفُسَكُم مَّا أَنَاْ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِن قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ -٢٢-

“Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah Menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.”
(Ibrahim 22)

كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ -١٦-

“Seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu!” Kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
(Al-Hasyr 16)

Ruqyah Syariyah, Anda Masih Percaya Klaim ‘Ruqyah Syariyah’ ?

‘RUQYAH SYARIYAH, Dampak dan Bahayanya’

Ketika Buku [highlight]‘Menguak Dunia Jin: RUQYAH, dampak dan bahayanya’ ini ditulis oleh MUHAMMAD LUTHFI GHOZALI, waktu itu sedang marak-maraknya pelaksanaan ruqyah yang mereka kalim sebagai Ruqyah Syariyah dan dilaksanakan oleh beberapa kalangan. Ruqyah tersebut dilakukan dengan berlebih-lebihan bahkan ditayangkan dalam beberapa media TV dengan judul “Kehebatan Ruqyah”. Mereka sengaja membangun imege di masyarakat, seakan-akan tidak ada lagi amalan yang lebih hebat dibandingkan ruqyah yang mereka klaim sebagai Ruqyah Syariyah tersebut.

Ruqyah tersebut yang oleh meraka dikatakan sebagai sarana paling Syar’i untuk mengeluarkan jin dari tubuh manusia, oleh penulis buku ini ternyata dianggap sebaliknya. Penulis beranggapan pelaksanaan ruqyah tersebut justru membantu dan mempermudah jin untuk menguasai kesadaran manusia dan bahkan dapat berdampak membahayakan bagi kelangsungan hidup manusia.

Berangakat dari ilmu dan pengalaman penulis yang kebetulan kegiatan kesehariannya di samping sebagai pengasuh pondok pesantren juga menangani pasien orang kesurupan dan terkena penyakit jin, setelah penulis melihat tayangan ruqyah di TV, dengan serta merta penulis menulis buku ini. Buku setebal hampir 400 halaman ini berhasil dirampungkan hanya dalam waktu 30 hari. Hal itu semata-mata karena terdorong oleh kepedulian penulis kepada masyarakat.


Terhadap pelaksanaan ruqyah tersebut, bukan dalil-dalilnya yang perlu diteliti kembali, tapi pelaksanaannya. Yakni sekelompok orang membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an al-Karim kepada orang-orang yang sadar kemudian sebagian mereka menjadi kesurupan jin, para pendengar yang khusu’ itu muntah-muntah serta kencing di tempat. Mereka mengatakan perbuatan itu adalah ruqyah syariyah sebagaimana yang dibenarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Orang yang asalnya sadar, dibacakan ayat-ayat suci al-Qur’an menjadi kesurupan jin, mengapa hal tersebut dikatakan RUQYAH dalam arti mengobati orang sakit ? Kalau yang mereka maksud ruqyah tersebut untuk mengobati orang sakit, bukankah seharusnya orang tidak sadar diruqyah lalu menjadi sadar, orang sakit diruqyah jadi sembuh, bukan malah sebaliknya. Inilah logika yang terbalik itu, logika sesat, mereka niat menolong orang sakit tapi jadinya malah mentung ….. hehehe , disuruh bayar lagi … hehehe

Ruqyah itu bukan MANTRA untuk mendatangkan JIN melainkan metodologi pengobat terhadap orang sakit yang dibenarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Namun oleh para Asatidz yang baik hati malah digunakan dengan tujuan sebaliknya. Ayat-ayat suci Al-Qur’an yang mereka katakan ayat-ayat ruqyah itu mereka jadikan SARANA untuk mendatangkan jin, bahkan membantu jin menguasai kesadaran para pendengarnya. Bagaimana tidak dikatakan mendatangkan jin kalau kenyataannya demikian?

Para pendengar yang khusu’ itu segera saja menjadi bergelimpangan kesurupan JIN sesaat pasca dibacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Bukankah ini sesuatu yang sangat ERONIS. Yang lebih lucu lagi, orang muntah-muntah karena perutnya sakit dijadikan indikator JIN keluar dari tubuhnya, mereka dapat ilmu dari mana ini …. hehehe

Dengan dilandasi pengalaman panjang serta dalil-dalil yang cukup, alhamdulillah buku ini rampung ditulis. Selama kurun waktu 2 tahun ini, banyak pembaca buku tersebut datang ke Pondok Pesantren untuk menemui penulis. Sebagian mereka menyadari kesalahanya dan sebagain lagi mengajak berdialog. Disamping itu juga, ada yang datang dari jauh-jauh sekedar untuk memperdalam ilmu yang sudah dibaca. Alhamdulillah para pendatang itu pulang dengan hati puas.

Di dalam buku tersebut, ada pembahasan yang lebih penting dari sekedar pembahasan tentang ruqyah, yakni tentang rahasia dan asal usul penyakit pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kesurupan jin, seperti orang kena santet dan sihir. Tentang penyakit dimensi jin itu penulis telah membeberkan dalam buku ini dengan gamblang sekaligus cara pencegahan dan menanggulangannya.

Untuk itu, meski pelaksanan ruqyah tersebut sekarang ini sudah tidak semarak dahulu, buku ini tetap penting dibaca. Karena sepanjang kehidupan manusia masih ada, penyakit yang ditimbulkan oleh gangguan jin itu masih tetap mengancam siapa saja.

Buku ini terdiri dari beberapa bab dan sub bab sebagai berikut ;

BAB PERTAMA : “RUQYAH” BUKAN MENGELUARKAN JIN DARI TUBUH MANUSIA TETAPI JUSTRU MEMBANTU MEMASUKKANNYA
· ALASAN PERTAMA : Menjual Ayat Dengan Harga Murah
· ALASAN KEDUA : Beramal Tanpa Bimbingan Guru
· ALASAN KETIGA : Membaca Dalam Keadaan Lalai
· ALASAN KEEMPAT : Sihir Jin Yang Ditiupkan
· ALASAN KELIMA : Ancaman Yang Mengelilingi
· ALASAN KEENAM : Jin Mana Yang Akan Dikeluarkan Dari Tubuh Manusia……?

BAB KEDUA : TIGA HAL YANG MENJADIKAN PENYEBAB JIN DAPAT DENGAN MUDAH MENGUASAI KESADARAN MANUSIA
· MANUSIA KESURUPAN JIN
· Dosa Syirik Adalah Dosa Yang Tidak Diampuni

TIGA SEBAB YANG DAPAT MERUSAK PENJAGAAN MALAIKAT ATAS MANUSIA
· SEBAB PERTAMA : Memasuki Atau Merusak Habitat Jin Dengan Cara Yang Tidak Benar
· SEBAB KEDUA : Karena Rasional Dalam Keadaan Tidak Berdaya Menghadapi Realita Sehingga Emosional Dominan Menguasai Jalan Hidup Manusia
· SEBAB KETIGA : Karena Kondisi Manusia Lemah, Baik Dhohir Maupun Batin Akibat Terlalu Sering Diperdaya Makhluk Jin, Selanjutnya Manusia Dimasuki Jin Qorin.

BAB KETIGA : PENYAKIT MANUSIA YANG DITIMBULKAN AKIBAT GANGGUAN MAKHLUK JIN
· PENYAKIT PADA TUBUH MANUSIA
· PENYAKIT PADA KESADARAN MANUSIA
· PENYAKIT DALAM HATI MANUSIA
· SUMBER SEGALA PENYAKIT HATI
· APAKAH MANUSIA DAPAT MELIHAT JIN?

BAB KEEMPAT : LIMA TAHAP YANG HARUS DILEWATI JIN UNTUK MENGUASAI KESADARAN MANUSIA
· TAHAP PERTAMA : Sunnah Yang Terfasilitasi
· TAHAP KEDUA : Dengan Suara Yang Ditusukkan Dalam Wilayah Kesadaran
· TAHAP KETIGA : Ditarik Masuk Ke Dalam Dimensi Alam Jin
· TAHAP KEEMPAT : Jin Bersekutu Dengan Manusia Dalam Urusan Harta Dan Anak
· Sejak Kapan Jin Bersekutu Dengan Manusia Di Dalam Urusan Keturunan…?
· HIKMAH DAN RAHASIA AQIQOH
· PENDIDIKAN ANAK SECARA ISLAMI
· TAHAP KELIMA : Memberikan Janji Bohong
· Serba Serbi Dunia Jin Di Seputar Jasad Manusia

BAB KELIMA : JALAN DAN UPAYA UNTUK MENDAPAT PERLINDUNGAN DARI GANGGUAN JIN
· JALAN PERTAMA : Hendaknya Pengabdian Dilakukan Dengan Ikhlas
· JALAN KEDUA : Seorang Hamba Yang Bersyukur
· Nikmat Penciptaan Dan Nikmat Pertolongan
· RAHASIA SUMBER INAYAH
· JALAN KETIGA : Berdzikir Dengan Dasar Takwa

BAB KEENAM : PENANGGULANGAN DAN PENYEMBUHAN AKIBAT TERKENA GANGUAN JIN
· Kekuatan Yang Mengalahkan
· Kekuatan Yang Dikalahkan
· Penanggulangan ORANG KESURUPAN JIN
· Penyembuhan Penyakit AKIBAT GANGGUAN MAKHLUK JIN
· Membentengi Diri Dari GANGGUAN MAKHLUK JIN
· BACAAN-BACAAN RUQYAH SUFIYYAH

PENUTUP:
Buku Karya: MUHAMMAD LUTHFI GHOZALI

Perbedaan Jin, Iblis dan Setan

Baca: IBLIS, PETIKAN AL IKHTISAS: Sesiapa Yang Mengingkari Hak Para Imam A.S Maka Kedudukannya seperti Iblis 


Al Qurthubi didalam tafsirnya tentang surat al Jin menyebutkan bahwa para ahli ilmu telah berbeda pendapat tentang asal usul dari jin. Al Hasan al Bashri mengatakan bahwa jin adalah anak dari iblis sedangkan manusia adalah anak dari Adam. Diantara mereka ada yang beriman dan ada yang kafir, mereka semua sama dalam hal pahala dan siksa. Barangsiapa diantara mereka yang beriman maka dia adalah wali Allah dan barangsiapa dari mereka yang kafir maka ia adalah setan.

Ibnu Abbas berkata,”Jin adalah anak dari jaan dan mereka bukanlah setan. Mereka (jin) juga mati, diantara mereka ada yang beriman dan ada yang kafir. Sedangkan setan adalah anak-anak iblis yang tidak mati kecuali bersama iblis.

Didalam tafsir surat an Nas, Qatadah mengatakan bahwa dari kalangan jin terdapat setan-setan dan dari kalangan manusia juga terdapat setan-setan, pendapat ini menguatkan pendapat al Hasan al Bashri diatas, firman Allah swt :

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ

Artinya : “dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin.” (QS. Al An’am : 112).

Didalam kitab “Hayah al Hayawan al Kubro” karya ad Damiriy tentang jin bahwa yang masyhur adalah bahwa jin merupakan keturunan dari iblis. Ada yang mengatakan bahwa jin adalah satu jenis dan iblis adalah satu dari mereka, tidak diragukan lagi bahwa jin adalah keturunannya seperti yang dimaksud dengan firman Allah swt :

أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ

Artinya : “Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?” (QS. Al Kahfi : 50). Dan siapa yang kafir dari kalangan jin maka disebut dengan setan.

Didalam kitab “Akaam al Marjaan fii Ahkaam al Jaan” karya seorang pakar hadits asy Syubliy disebutkan bahwa jin mencakup malaikat dan juga yang lainnya yang tersembunyi dari penglihatan, sebagaimana firman Allah swt :
Artinya : “Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin.” (QS. Ash Shaffat : 158), karena orang-orang musyrik menganggap bahwa malaikat adalah anak-anak Allah.

Dia mengatakan bahwa setan adalah jin yang berbuat maksiat dan mereka adalah anak-anak iblis.. al Jauhariy mengatakan bahwa setiap pembangkang dari kalangan jin, manusia dan binatang disebut dengan setan. Orang-orang Arab menamakan ular dengan setan. (fatawa al Azhar juz X hal 146).

Adapun tentang penciptaan jin maka disebutkan didalam firman-Nya :
Artinya : “dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr : 27)
Juga didalam firman-Nya yang lain :

وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ

Artinya : “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar Rahman : 15).

Al Iroqi mengatakan dari Ibnu Abbas : مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ adalah dari nyala api, yang paling baik darinya.
Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu Abbas مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ adalah dari api murni, demikian pula pendapat Ikrimah, Mujahid, adh Dhahak dan yang lainnya.

Diriwayatkan Oleh Imam Muslim dan Ahmad dari Aisyah berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian.”

Wallahu A’lam.

IBLIS, PETIKAN AL IKHTISAS: Sesiapa Yang Mengingkari Hak Para Imam A.S Maka Kedudukannya seperti Iblis


Mari kita menyusuri asal usul iblis. Iblis ialah keturunan para jin. Iblis berketurunan Ja'an, sebenarnya dia sangat pandai dan mirip malaikattetapi kemudian Iblis berperangai buruk dan sombong. Dari Iblis ini turunnya syaitan, Syaitan adalah jin tetapi tidak semua jin itu syaitan. Sebab jin sepertimanusia ada yang baik ada yang jahat.

Anak-anak Iblis

Setelah Iblis kahwin dengan Jin perempuan yang menjadi pengikutnya, lalu dari perkahwinan itu turunnya anak-anaknya yang kemudian di sebut syaitan. Iblis mempunyai 5 anak yang masing-masing diberi tugas tertentu:

1. Yang Tua sekali bernama 
Tsabar .
Tugasnya ialah bertanggung jawab memberikan musibah yang membuatkan manusia menyesal, mengeluh, meratap dengan rintihan kebodohannya.
2. Yang Kedua bernama AI-A'war.

Tugasnya bertanggung jawab.terhadap maharajalela perzinaan. Dia menggalakkan orang melakukan maksiat dan menganggap maksiat zina itu satu keseronokan.
3. Yang Ketiga bernama Maswath.

Tugasnya menyebar kebohongan yang kemudian didengar oleh orang dan bohong itu disambung ke seorang yang lain. Sehinggalah bohong itu menjadi merebak berleluasa.
4. Yang Keempat bernama 
Dasim.
Iblis yang menemani seseorang ketika dia menemui keluarganya lalu memperlihatkan aib dan malu pada diri mereka sehingga orang itu marah.
5. Yang Kelima bernama
 Zainabur.

Syaitan yang satu ini berkeliaran di pasar-pasar di seluruh penjuru dunia. Merekalah yang menyebarkan pertengkaran, caci mencaci, perselisihan dan bunuh membunuh antara sesama manusia.

Mereka ini masing-masing mempunyai kerajaan yang sangat besar dan megah. Ada menteri, pemerintah, ada pejabat dan mempunyai wakil-wakil dan pengikut yang sangat banyakjumlahnya.

Dalam sebuah buku bertajuk The male offender dan the female offender, Dr Lamdrozzo menyatakan bahawa negara syaitan itu diperintah oleh 7 raja:

Ketujuh raja itu ialah:
Maimun memerintah pada hari Sabtu.Farkan memerintah pada hari Ahad.Arka memerintah pada hari Isnin.Samakas memerintah pada hari Selasa.Mondiak memerintah pada hari Rabu.Sauts memerintah pada hari Khamis.Sarabuthus memerintah pada hari Jumaat.

Masing-masing mempunyai menteri yang bertanggung jawab terhadap berbagai bidang.

Syaitan-syaitan di Kerajaan Air.
Dunia ini 72 peratus adalah air, sedangkan daratan hanya 28 peratus. Manusia hanya mendiami daratan yang hanya satu pertiga dunia itu. Itu pun belum semua dihuni oleh manusia. Sedangkan Jin, Syaitan dan Iblis yang sudaah terlebih dahului menduduki dunia ini sudah membuat kerajaan-kerajaan yang megah di perairan, bahkan sebahagiannya mendiami di daratan.

Semua makhluk halus sangat suka tempat diperairan di mana ada pertemuan dua arus, baik sungai dengan lautan ataupun lautan dengan lautan.
Mengapa? kerana di antara keduanya terdapat batas. misalnya dua sungai yang mengalirdi Chatgam di Pakistan Timur menuju ke kota Arakan, Burma, kedua saliran sungai itu dapat dilihat secara jelas dan terpisah satu sama lain. Kedua sungai itu mengambiljaluryang terpisah. Fenomena in juga terdapat di sungai Gangga dan Yamuna di kota Allahabad. Penelitian dan kajian membuktikan terdapat hukum yang pasti dengan benda-benda yang mengalir yang disebut hukum "Surface tension" yang memisahkan dua arus yang mengalir ditempatnya.

Pembatasan kedua aliran ini akan menimbulkan medan magnet yang sangat disukai oleh makhluk halus.

Kerajaan Iblis di bumi Iblis pun ada pusat pemerintahan yang mengendalikanjalannya, aktiviti kegiatannya dalam melakukan aksi dan kekacauan terhadap anak keturunan Nabi Adam dan Hawa. kadang-kadang timbul pertanyaan di mana letaknya pusat pemerintahan Iblis itu?
Markas besar dan pusat pemerintahan Iblis di muka bumi ini terletak di dua tempat.
Nah dua tempat yang dimaksud itu diduga adalah "dua segitiga" Segitiga Bermuda dan Segitiga Formosa.
PETIKAN AL IKHTISAS: Sesiapa Yang Mengingkari Hak Para Imam A.S Maka Kedudukannya seperti Iblis.

‘Umru bin Thabit berkata: Aku telah bertanya Abu Ja‘far a.s tentang firman Allah s.w.t Surah al-Baqarah (2): 165 “Dan di an…tara manusia ada mereka yang menyembah tandingan-tandingan (andadan) selain daripada Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah” Beliau berkata: Maka beliau berkata: Mereka, demi Allah, adalah pemimpin-pemimpin; polan dan polan dan polan (Abu Bakr, Umar dan Uthman). Mereka telah mengambil mereka bertiga sebagai para imam, tetapi bukan imam yang telah dijadikan oleh Allah untuk manusia sebagai imam. Justeru Allah berfirman di dalam Surah al-Baqarah (2): 165-167 “Dan jika seandainya mereka yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat seksa, bahawa kekuatan itu adalah kepunyaan Allah semuanya bahawa Allah amat berat seksa-Nya.Iaitu ketika mereka yang diikuti itu berlepas diri dari mereka yang mengikutinya; dan segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah mereka yang mengikuti:” Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatan mereka menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka”. Kemudian Abu Ja‘far a.s berkata: Mereka, demi Allah, wahai Jabir, para imam yang zalim dan pengikut-pengikut mereka. 
Abu al-Qasim al-Sya‘rani secara marfu‘, daripada Yunus bin Zabyan, daripada Abd al-Rahman bin al-Hajjaj, daripada al-Sadiq a.s berkata: Apabila al-Qaim menjalankan tugasnya, beliau akan datang ke dataran Kufah dan memberi isyarat dengan tangannya kepada suatu tempat, kemudian berkata: Kamu gali dari sini, lalu mereka menggali, dan mengeluarkan dua belas ribu baju besi, dua belas ribu pedang dan dua belas ribu topi besi. Setiap topi besi mempunyai dua muka. Kemudian beliau menyeru dua belas ribu lelaki daripada hamba-hamba Arab dan bukan Arab, lalu beliau memakaikan mereka pakaian seragam. Kemudian berkata: Sesiapa yang tidak mempunyai pakaian seragam seperti kamu, maka bunuhlah ia (man lam yakun ‘alai-hi mithlu ma ‘alai-kum fa-qtulu-hu).
Al-Sadiq a.s berkata: Sesungguhnya Allah telah menjadikan kami hujah-hujah-Nya di atas makhluk-Nya, dan penyimpan amanah ilmu-Nya, maka sesiapa yang mengingkari kami, maka kedudukannya seperti kedudukan Iblis (fa-man jahada-na kana bi-manzilati Iblis) di dalam kedegilannya kepada Allah ketika Dia telah memerintahkannya supaya sujud kepada Adam, dan sesiapa yang mengenali kami, dan mengikuti kami, maka kedudukannya seperti kedudukan para malaikat (wa man ‘arafa-na wa ittaba‘a-na kana bi-manzilati al-Malaikati) yang diperintahkan oleh Allah supaya sujud kepada Adam, maka mereka telah mentaati-Nya.

       Ishaq bin ‘Ammar daripada Abu Abdullah a.s: Sesungguhnya umpama Ali bin Abu Talib a.s, dan umpama kami selepasnya pada umat ini sepertilah Nabi Musa, dan Nabi Khidir a.s, Nabi Musa a.s telah memohon untuk bercakap dengan Nabi Khidir a.s, dan meminta persahabatan dengannya, kisah mereka berdua telah diceritakan oleh Allah di dalam Surah al-A‘raf (7) :144 “bahawa Allah telah berkata kepada Musa  wahai Musa sesungguhnya Aku telah memilih kamu dari manusia yang lain untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku telah berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.
      
Kemudian Dia berfirman di dalam Surah yang sama:145 “Dan telah kami tuliskan untuk Musa pada Lauh-lauh segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu”
Nabi Khidir a.s telah memiliki ilmu yang tidak ditulis di lauh-lauh (alwah) Musa, tetapi Musa a.s telah menyangka bahawa semua perkara yang beliau perlukan di dalam kenabiannya, dan semua ilmu telah ditulis untuknya di lauh-lauh sebagaimana mereka yang mendakwa  bahawa mereka adalah ulama dan fuqaha’, diberi semua kefahaman, dan ilmu di dalam agama yang diperlukan umat kepadanya.
Mereka  mengesahkan bahawa ia adalah daripada Rasulullah s.a.w, lalu mereka mempelajari dan menghafaznya. Sebenarnya bukan semua ilmu Rasulullah s.a.w mereka telah mempelajarinya, dan bukan semuanya daripada Rasulullah s.a.w, malah mereka tidak mengetahuinya. Suatu perkara sama ada yang halal atau yang haram ditanya kepada mereka, tetapi mereka tidak mempunyai hadis Rasulullah s.a.w tentang perkara tersebut, dan mereka pula menjadi malu apabila  kejahilan dikaitkan kepada mereka, mereka tidak suka mereka ditanya, kerana mereka tidak dapat menjawabnya, lantas orang ramai menuntut ilmu dari galiannya. Justeru itu, mereka telah mengguna pendapat (al-Ra‘yu), dan kias di dalam agama Allah, dan meninggalkan hadis Rasulullah s.a.w.
Mereka mendekati Allah dengan berbagai bid‘ah, Rasulullah s.a.w bersabda: Setiap bid‘ah adalah sesat. Jika mereka bertanya sesuatu tentang agama Allah, dan mereka tidak mengetahui hadis Rasulullah s.a.w, maka hendaklah mereka kembalikan kepada Allah, kepada Rasulullah s.a.w, dan kepada Uli l-Amri daripada mereka, nescaya ali Muhammad akan memberitahu kepada mereka, tetapi permusuhan (al-‘adawah) dan hasad telah menghalang mereka dari menuntut ilmu daripada kami, tetapi Nabi Musa a.s tidak pernah mempunyai perasaan hasad kepada Nabi Khidir a.s, beliau telah mengetahui keilmuan Nabi Khidir a.s, lalu beliau telah mengakuinya, dan tidak berhasad dengki kepadanya sebagaimana umat ini telah berhasad dengki kepada kami selepas Rasulullah s.a.w akan keilmuan kami, dan apa yang telah kami warisi daripada Rasulullah s.a.w. Mereka tidak gemar kepada keilmuan kami, tidak sebagaimana Musa a.s yang telah gemar kepada Khidir a.s,lalu menjalinkan persahabatan dengannya, mempelajari keilmuannya, manakala beliau telah bertanya Nabi Khidir a.s, maka beliau mengetahui bahawa Musa tidak mampu untuk meneruskan persahabatan dengannya, dan tidak boleh menanggung keilmuannya, serta tidak boleh bersabar dengannya  pada masa itu, Nabi Khidir a.s berkata kepadanya: Sesungguhnya anda tidak mampu bersabar bersama aku. Musa berkata kepadanya: Kenapa aku tidak bersabar? Maka Khidir berkata: Bagaimana anda boleh bersabar di atas perkara yang anda tidak mengetahui beritanya, Musa berkata kepadanya dengan rendah diri supaya Khidir menerimanya: Anda akan mendapati aku seorang yang bersabar dan aku tidak akan menderhaka anda walau sedikit.
Khidir telah mengetahui bahawa Musa tidak bersabar di atas keilmuannya, begitulah, demi Tuhan, wahai Ishaq, keadaan kadi-kadi mereka, fuqaha’ mereka, dan kumpulan mereka hari ini, mereka tidak mampu menanggung, demi Tuhan, keilmuan kami, mereka tidak boleh menerimanya, mereka tidak mampu, dan mereka tidak akan menerimanya, mereka tidak akan bersabar sebagaimana Musa tidak bersabar di atas keilmuan Khidir ketika beliau bersahabat dengannya, dan melihat apa yang beliau telah melihat tentang keilmuannya. Demikianlah ia di sisi Musa merupakan perkara yang dibencinya (makruhan), dan ia di sisi Allah adalah suatu keredaan iaitu kebenaran, begitulah keadaan ilmu kami di sisi orang-orang jahil merupakan ilmu yang dibenci (makruhan), dan tidak diambil-kira sedangkan ia di sisi Allah adalah kebenaran[1].
Abu Ayyub, daripada Muhammad bin Muslim daripada Abu Ja‘far a.s berkata: Aurat mukmin ke atas mukmin itu adalah haram,dan berkata: Barangsiapa yang telah mengintai mukmin di rumahnya, maka dua matanya adalah mubah bagi mukmin pada masa itu. Barangsiapa yang memasuki rumah mukmin tanpa izinnya, maka darahnya adalah mubah bagi mukmin pada masa itu. Barangsiapa yang telah mengingkari seorang nabi yang diutus akan kenabiannya, dan membohonginya, maka darahnya adalah mubah
Hukum Mengingkari Imam Daripada Allah.       
Beliau berkata: Maka aku berkata:Apa pendapat anda bagi mereka yang telah mengingkari seorang imam daripada kamu apakah keadaannya? Beliau berkata: Barangsiapa yang telah mengingkari seorang imam daripada Allah, membebaskan diri daripadanya, dan daripada agamanya, maka beliau adalah seorang kafir, terkeluar dari Islam, kerana imamah adalah daripada Allah, agamanya adalah agama Allah. Barangsiapa yang telah bebas daripada agama Allah, maka beliau adalah seorang yang kafir, darahnya adalah mubah pada masa itu melainkan beliau kembali bertaubat kepada Allah dari apa yang dikatakannya, beliau berkata: Barangsiapa yang telah memusnahkan seorang mukmin kerana mahukan hartanya, dan dirinya, maka darahnya adalah mubah bagi mukmin pada masa itu.
Muhammad bin al-Husain daripada Ibn Mahbub daripada Hisyam bin Salim daripada Habib al-Sajistani daripada Abu Ja‘far a.s berkata: Allah berfirman: Aku akan mengazabkan setiap rakyat di dalam Islam yang telah mentaati seorang imam yang bukan daripada Allah sekalipun rakyat baik dan  bertakwa, dan Aku akan mengampuni setiap rakyat di dalam Islam yang telah mentaati seorang imam yang adil daripada Allah sekalipun rakyat itu zalim dan jahat. [1] Al-Majlisi,  Bihar al-Anwar,  I,  134.
PETIKAN AL IKHTISAS: Hukum Mengingkari Imam Daripada Allah.
Beliau berkata: Maka aku berkata:Apa pendapat anda bagi mereka yang telah mengingkari seorang imam daripada kamu apakah keadaannya? Beliau berkata: …Sesiapa yang telah mengingkari seorang imam daripada Allah, membebaskan diri daripadanya dan daripada agamanya, maka beliau adalah seorang kafir, terkeluar dari Islam, kerana imamah adalah daripada Allah, agamanya adalah agama Allah. Sesiapa yang telah bebas daripada agama Allah, maka beliau adalah seorang yang kafir, … beliau berkata: Sesiapa yang telah memusnahkan seorang mukmin kerana mahukan hartanya dan dirinya, maka darahnya adalah mubah bagi mukmin pada masa itu.
Muhammad bin al-Husain daripada Ibn Mahbub daripada Hisyam bin Salim daripada Habib al-Sajistani daripada Abu Ja‘far a.s berkata: Allah berfirman: Aku akan mengazabkan setiap rakyat di dalam Islam yang telah mentaati seorang imam yang bukan daripada Allah sekalipun rakyat baik dan bertakwa dan Aku akan mengampuni setiap rakyat di dalam Islam yang telah mentaati seorang imam yang adil daripada Allah sekalipun rakyat itu zalim dan jahat.


Mazhab yang Melarang melaknat Yahudi adalah Mazhab Iblis.

Video diatas adalah tentang Imam Makkah yang di tangkap pemerintah Saudi karena saat qunut tarawih Beliau berdoa melaknat Yahudi.



Kementerian Urusan Keagamaan Saudi melarang para imam masjid untuk berdoa memohon kehancuran Yahudi dan Nashara di saat khutbah dan shalat, demikian lansir Bawwabah Al Ahram (7/8/2012).
Kementerian bersangkutan membagikan peringatan pelarangan berdoa untuk kecelakaan Yahudi dan Nashara pada hari Selasa kemarin, dengan alasan bahwa doa itu tidak warid dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.

Atas dasar itu, pihak kementerian pun berkesimpulan bahwa berdoa untuk kecelakaan Yahudi dan Nashara adalah perkara yang dilarang secara syar’i.

Wahabi nyatakan HARAM MENDUKUNG PERJUANGAN HIZBULLAH MELAWAN ISRAEL.

fatwa yg melarang ummat islam mendukung Hizbullah karena mereka SYIAH. mayoritas ummat islam tak setuju dgn fatwa ini termasuk Syaikh Yusuf qardawi pun membantah fatwa wahabi ini.

Fatwa Ulama Saudi (Abdullah bin Abdur-Rahman bin Jibrin) telah mengeluarkan fatwa nombor 4174.
الحجاب الشرعي الذي كثر الجدل حوله هذه الأياملاشك أن المرأة قد نهيت عن إبداء زينتها إلا لمحارمها، قال الله تعالى {وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ } إلى قوله {أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء } (31) سورة النــور، ومعلوم أن وجه المرأة هو محل الزينة، وهو مجمع المحاسن، وإذا أسفرت عن وجهها حصلت الفتنة غالبًا بالنظر إليها، وإذا لم يكن الوجه من الزينة فما المراد بالزينة التي تسترها عن غير المحارم؟ هل يقال إن الزينة هو الشعر؟ أو أن الزينة هي اليدان؟ أو أن الزينة هو الصدر، أو الظهر، أو الساق، ونحو ذلك؟ فالله تعالى أمرها بأن تستر زينتها، إلا لمحارمها، ومعلوم أنها لا تبدي لمحارمها باطن جسمها، كفخذها أو إليتها ونحو ذلك، فعلم أن المراد بالزينة الوجه الذي هو محل الزينة

Jawaban Global:
Salah satu cara salah satu bagian dari definisi (ta’rif) adalah ta’rif bil mitsal atau mendefinisikan sesuatu dengan menyampaikan contoh-contoh yaitu menjelaskan hakikat yang rasional dengan cerita-cerita penjelasan yang tidak abstrak, bisa disentuh, metode ini digunakan agar mudah dipahami untuk sebagian besar manusia. Sebab manusia umumnya lebih akrab dengan hal-hal yang dekat dengan kehidupan mereka dan cara seperti ini juga dipakai oleh al-Quran dalam menyampaikan penjelasan-penjelasan tertentu lewat bahasa yang mudah difahami oleh para pembacanya.

Kisah Iblis dalam al-Quran juga adalah bagian dari cara yang dipakai oleh al-Quran untuk menjelaskan tujuannya. Ada dua pendapat terkait dengan itu apakah cerita-ceita itu dalam al-Quran itu kenyatan atau fiktif belaka.

Pandangan pertama mengatakan, bahwa kisah-kisah ini hanyalah simbol dan sama sekali tidak ada faktanya di luar. Kisah-kisah seperti itu disampaikan untuk menjadi jalan yang mudah dicerna oleh para pendengarnya. Agar mereka bisa menangkap benang merah dan kandungan makna yang mendalam dan rahasia-rahasia yang dibalut oleh kata-kata tertentu. Sebagian lain berpandangan bahwa kisah-kisah ini memiliki kenyataan di luar dan bukan lagi sekedar dongeng belaka.

Ada kemungkinan bahwa kisah Iblis adalah kisah simbolis saja yaitu simbolis takwini karena sulit untuk menerima itu sebagai sebuah hakikat yang real sebab perintah tuhan ini bisa dalam format amr maulawi/amr tasyri atau amr takwini. Jika dipahami sebagai amr maulawi/tasyri’i (perintah yang berkonsekuensi hukum) maka ini juga sulit diterima sebeb perintah sujud tidak hanya berlaku untuk Iblis tapi juga untuk malaikat   sementara malaikat tidak mungkin menjadi objek taklif dan perintah sujud juga tidak mungkin terbagi menjadi dua kategori agar bisa tasyri’i dan tamstili.

Jika perintah itu bagian dari amr takwini maka itu adalah takwini (tata-cipta) dari Allah Swt, dan tidak mungkin tidak terealisasi dan secara mesti, harus ada. Tidak mungkin ada penentangan sementara   Iblis pada kenyataanya tidak sujud. Ia menentang perintah itu, jadi tidak ada jalan lain selain menafsirkannya sebagai kisah tamtsili saja, hanya saja kisah tamtsili  tidak selalu fiktif dan tidak berarti tidak ada peristiwa aslinya. Artinya itu adalah sebuah kenyataan dalam kategori akal yang diekspresikan dalam bahasa yang bisa dicerap inderawi. Dan jangan sekali–kali ada anggapan bahwa peristiwa besar dan merupakan bagian dari sebuah penjelasan agama ini tidak memiliki bukti-bukti eksternal.
Jawaban Detil:
Dengan penjelasan di atas kita segera ingin mengetahuki hakikat iblis itu sendiri.
1. Pengertian Iblis dan tamtsil.
Iblis yang diceritakan ayat al-Quran adalah sebuah makhluk yang hidup, memiliki kesadaran dan kecerdasan, mendapatkan tugas, tidak terlihat dan pandai menipu.Ia menentang perintah tuhan untuk bersujud sehingga terusir dan mendapatkan ancaman siksaan. Di sebagian ayat ia lebih sering disebut sebagai setan dan hanya ada di dalam sebelas ayat ia disebut sebagai Iblis.[1]

Menurut Lisân al-‘Arab, Iblis diartikan sebagai sosok yang putus asa dari rahmat Tuhan dan yang menyesali. Al-Quran juga menyinggung identitas Iblis yaitu, Kana min al-jinn (ia bagian dari golong jin).[2] Berbagai nama Iblis tidak mengubah identitas Iblis yang sejati dan tentang redaksi Iblis sendiri ada yang meragukan apakah ia berasal dari bahasa Arab atau tidak.[3]
Tamtsil artinya membuat misal, contoh, perumpamaan. Raghib Isfahani penulis kitab Mufradât al-Qur’ân, mengatakan demikian, “Matsal adalah menjelaskan sesuatu kata dengan perumpamaan.”

2- Pendefinisian dengan contoh dan metode tamtsil versi al-Quran:
Definisi itu ada yang menggunakan had, rasm (desription) atau dengan contoh (matsal). Sebab tidak semua orang bisa mencerap definisi dengan had atau dengan rasm, lantaran untuk menyoroti genus (jins) setiap terma bukanlah pekerjaan yang mudah. Berbeda dengan penjelasan lewat contoh, cerita atau perumpaman. Sebab yang dibidik oleh definisi dengan tamtsil adalah hal-hal yang akrab dan dekat dengan daya dan wawasan obyek bicara.

Dari satu sisi, tamtsil memang mendekatkan kata-kata dengan pikiran obyek bicara (mukhatab) tapi dari sisi lain ada hal-hal yang mungkin direduksi dari definisinya. Contohnya saat harus dijelaskan tentang hubungan antara badan dan ruh. Bisa dijelaskan lewat perumpamaan bahwa badan itu seperti kapal dan ruh itu seperti nakhoda, atau seperti penguasa dengan kota. Jadi ruh di dalam badan seperti seseorang yang berkuasa di dalam sebuah kota atau layaknya seorang nakhoda dan bahteranya.[4]

Imam Husain As dan Imam Shadiq As bersabda, “Ilmu pengetahuan (ma’arif ) al-Quran terbagi dalam empat bagian, sebab daya tampung manusia juga berbeda satu sama lain; yaitu ibârah, isyârah, lathâif dan haqâiq. Ibârah untuk orang-orang awam, isyârah untuk orang-orang khusus, dan lathâ’if untuk para auliya dan haqâ’iq untuk para nabi.”[5]

Meskipun berbeda-beda tapi semua adalah obyek bicara al-Quran; semuanya sama untuk memahami pesan-pesan dari langit.
Inti dari matsal adalah adanya kesamaan antara definisi dengan perumpamaan tersebut, mempermudah penjelasan konsep dan karena itu jarang yang mempermasalahkan perumpamaan.
Mengumpamakan al-Hak dengan cahaya dan kebatilan dengan kegelapan adalah salah satu matsal yang sangat populer di kalangan masyarakat arab dan juga non arab seperti yang bisa dilihat dalam kitab-kitab Taurat dan Injil.[6]

Ada dua pendapat tentang tamtsil (alegoris) dalam al-Quran yaitu bahwa pertama bahwa tamtsil itu sekedar perumpaan belaka (fiktif) dan demi untuk menurunkan konsep-konsep yang berat sementara pendapat kedua mengatakan bahwa tamtsil di dalam al-Quran memang berbicara tentang suatu fakta yang ada.

Perbedaan ini misalnya bisa dilihat ketika Allah menyerupakan manusia dengan keledai, atau anjing menurut pendapat yang pertama bahwa manusia bukanlah benar-benar keledai atau anjing. Tapi memiliki kesamaan dari sisi tidak mau menerima kebenaran. Sementara dalam pandangan kedua memang manusia itu hakikatnya adalah keledai atau anjing dan bentuknya yang asli tersebut akan muncul di dalam hakikat. Karena itu di dalam ayat al-Quran ada kalimat wa idza al-wuhusyu husyirat (saat binang-binatang buas dikumpulkan).[7]



Apakah kisah tentang Iblis tidak mau bersujud itu kisah fiktif atau real?
Untuk menjawabnya,   ada hal-hal yang perlu dijelaskan terlebih dahulu bahwa perintah sujud itu tidak mungkin sebuah perintah yang hakiki sebab ada dua jenis perintah pertama perintah tarsyri’i seperti “Dan rukulah bersama orang-orang yang ruku! (Qs. Al-Baqarah [2]: 43) dan kedua perintah takwini, seperti “Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa,” Keduanya menjawab, “Kami datang dengan patuh,” (Qs. Fushshilat [41]:11) dua perintah ini adalah dua perintah yang tidak dapat dihindari. Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah ia.” (Qs. Yasin [36]:82).



Menukil sabda Imam Ali bahwa firman Allah Swt itu, bukanlah suara atau sahutan yang terdengar bunyinya, melainkan khalq dan ijad (penciptaan).
Dan kedua perintah itu sulit terjadi dalam kisah iblis, sebab jika itu takwini maka artinya sujud tidak boleh dilanggar sebab perintah takwini artinya perintah yang berurusan dengan penciptaan (khalq dan I’jâd) adalah perintah yang pasti terlaksana. Adapun keberatan perintah itu tasyri’i karena malaikat bukan makhluk yang pantas mendapatkan perintah tasyri. Makhluk-makhluk suci tidak mungkin melanggar perintah Allah, ketaatan adalah keniscayaan (dharuri) karena itu tidak ada pada tempatnya mengeluakan perintah dalam bentuk tasyri’i terhadap mereka.

Ada beberapa pendapat lain tentang hal tersebut :
Pertama, bahwa perintah tasyri ini itu bisa berlaku untuk Iblis sebab ia adalah dari golongan jin dan ia juga seperti manusia mendapatkan taklif dari Tuhan.

Kedua, Iblis dari golongan jin.
Ketiga, Iblis mendapatkan perintah tasyri’i untuk sujud karena itu ia juga bisa melanggar atau mematuhinya. Keempat, malaikat dan Iblis sama-sama mendapatkan perintah sujud itu berlaku untuk malaikat dan juga untuk Iblis.

Dengan keempat mukadimah itu bagaimana mungkin terjadi dua perintah yaitu bahwa yang satu perintah tasyrii untuk Iblis dan satu lagi perintah takwini untuk malaikat?
Dalam menjawab pertanyaan ini harus dikatakan bahwa, Pertama, perintah itu pada awalnya hanya ditujukan untuk malaikat tapi kemudian Iblis juga dimasukan di dalamnya. Jadi hakikatnya bukan perintah tasyri’i.
Kedua, adanya dugaan bahwa Iblis mendapat perintah tasyri tidak mengubah perintah takwni itu menjadi perintah tasyri’i.

Ketiga, adanya dua perintah terhadap Iblis memerlukan dukungan argumen yang kuat – namun sebagian menyataka kemungkinan ada dua perintah itu dengan bersandar pada teks ayat idz ammartuka.
Keempat, adanya dua perintah karena ada perbedaan sasaran perintah juga memerlukan justifikasi dan sampai sekarang belum ada penjelasan seperti itu.


Kesimpulan:
Atas dasar asumsi-asumsi di atas maka bisa disimpulkan bahwa perintah sujud itu bukan tasyri dan bukan takwini dan dan juga tidak mungkin bisa dibayangkan ada bentuk ketiga atau perintah lain karena kedua-duanya tidak bisa disatukan. Satu-satunya jalan adalah bahwa perintah sujud itu diinterpretasikan sebagai perintah tamtsil yaitu perintah dalam bentuk metaforis atau alegoris. Meskipun tamtsili (alegoris) bukan berarti perintah sujudnya tidak ada alias tidak real atau dengan artian itu adalah sebuah kenyataan dalam kategori akal yang diekspresikan dalam bahasa yang bisa dicerap inderawi. Seperti yang terjadi di dalam surah al-Hasyr perihal turunnya al-Quran di atas gunung yang berbunyi “Sekiranya kami menurunkan al-quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabka takut kepada Allah, Dan itu tamtsil (perumpaman-perumpamaan ) kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir (Qs. al-Hasyr [59]: 21).[8]

Adanya perintah untuk besujud kepada Adam bukanlah perintah takwini dan juga bukan perintah tasyri’i tapi sebuah tamtsil dari sebuah realitasnya yaitu maqam yang paling agung di dunia adalah maqam kemanusiaan (insaniah); deraja khalifatuLlah manusia , sehingga para malaikat bersujud sementara Iblis memberontaknya. [9]


Tujuang penggunaan matsal dalam bahasa al-Qur’an.
Pelbagai matsal  yang digunakan dalam al-quran mengandung beberapa tujuan di antaranya yaitu :
1. Untuk memberi peringatan tentang kebenaran risalah para nabi;
2. Untuk menjadi bahan refleksi tentang segala sesuatu;
3. Untuk memahami segala sesuatu;
4. Dan tujuan-tujuan ini adalah fase-fase perjalanan kesempurnaan, pengetahuan dan persepsi manusia. Yang sudah disinyalir di dalam surah Ibrahim ayat 25, surah Al-Hasyr ayat 21 dan surah al-‘Ankabut ayat 43. [10]


Rujuk:
[1]. Sayid Ali Akbar Quraisyi, Qamus al-Quran klausul Iblis
[2]. Indeks: Syaitan, Malaikat atau Jin?, pertanyaan 857
[3]. Ayatullah Jawadi Amuli, Tasnim, jil. 3 , 318.
[4]. Ibid, jil. 2, hal. 525.
[5]. Bihârul Anwâr,  jil. 75, hal. 278
[6]. Tasnim, jil. 2, hal. 509.
[7] Ibid, hal. 231.
[8]. Ayatullah Abdullah Jawadi Amuli, Tafsir Mau’dhui, jil. 6, hal. 183.
[9] Tamtsil itu dapat berlaku jika mendapat dukungan naqli dan akli , jadi akidah dan yang lain tidak dapat menjustifikasi adanya tamtsil.
[10] Ayatullah Makarim Shirazi, Mitsalhâ-ye Zibâ-ye Qur’ân, hal. 15.
Kenapa Iblis (setan) diciptakan dari api?
Jawaban Global:
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil
Jawaban Detil:
Allah Swt, Maha Bijaksana atas segala sesuatu dan segala perbuatan-Nya didasarkan pada hikmah yang sempurna. Oleh karena itu, seluruh eksistensi pun diciptakan-Nya berdasarkan kebijakan dan hikmah Ilahi yang sempurna, dengan memberikan bentuk dan kondisi terbaik yang sesuai dan layak bagi hakikat mereka.[1] Penciptaan setan dari api pun berdasarkan pada hikmah dan kebijakan Ilahi ini. Setan merupakan salah satu jenis jin, tercipta dari api dan memiliki material yang lembut dan halus.

Dalam sebuah klasifikasi global materi atau jism terbagi menjadi dua:
Jism atau materi yang rendah seperti materi dari eksistensi semacam hewan dan manusia yang tercipta dari tanah, dan materi yang halus seperti eksistensi dari kelompok jin yang tercipta dari api. Kedua bentuk materi ini memiliki volume dan ukuran, akan tetapi pada masing-masingnya terdapat perbedaan yang hakiki. Salah satu dari perbedaan tersebut adalah setan tidak bisa dilihat oleh manusia, bahkan dengan kelembutan yang dimilikinya, terdapat kemungkinan mereka bisa melakukan penjelmaan yang berubah-ubah dalam berbagai bentuk dan bisa ke tempat mana pun yang mereka kehendaki. Namun kebalikan dari itu, manusia terlihat oleh setan dan tidak memiliki kemungkinan untuk melakukan perubahan dalam diri dan tempat yang ditinggalinya dalam waktu cepat, melainkan dengan gerakan yang bertahap.

Hikmah yang tersembunyi dari penciptaan setan ini bisa disebutkan dalam poin-poin berikut:
Pertama: Ujian dan cobaan bagi setan, setan diciptakan dari api sedangkan manusia dari lempung. Setan yang menganggap bahwa api lebih tinggi dari lempung memandang dirinya lebih tinggi dari manusia dan dengan alasan ini pula lah sehingga dia tidak mentaati perintah Allah Swt untuk bersujud kepada Nabi Adam As. Oleh karena itu, hikmah yang paling utama dari penciptaan setan dari api ini adalah untuk menguji setan itu sendiri, apakah dia akan merasa bangga dengan lahiriahnya yang tercipta dari api, ataukah akan senantiasa taat dengan perintah-perintah-Nya? Tetapi yang terlihat adalah bahwa alasan yang dikemukakan oleh setan atas ketidakbersediaannya untuk bersujud kepada Nabi Adam As dan menolak perintah-Nya adalah karena, "Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api, sedang Engkau menciptakannya dari tanah." (Qs. Al-A'raf [7]: 12).

Kedua: Ujian dan cobaan bagi umat manusia, setan adalah musuh utama manusia, sebuah makhluk yang senantiasa menimbulkan perasaan was-was dan ragu dalam diri manusia, menjerumuskan manusia dalam keyakinan-keyakinan yang salah dan senantiasa mengajak manusia untuk melakukan amal dan perbuatan yang fasik dan melalaikan. Setan adalah sumber dari segala waswas, makar, kelicikan, dan tipu muslihat, sedemikian sehingga kebatilan yang tidak memiliki hakikat sedikitpun, akan mereka tampakkan sebagai sebuah kebenaran. Metodologi yang mereka terapkan adalah kelicikan dan tipudaya. Mereka akan menyesatkan manusia dari batinnya dengan cara-cara yang tidak disaksikan oleh manusia.

Karena materialnya yang sangat lembut, setan bisa memasuki batin manusia. Tentu saja hal ini terjadi dengan kehendak manusia itu sendiri, yaitu manusia itu sendirilah yang memberikan peluang kepada setan untuk memasuki relung-relung kalbunya dan jika tidak karena hal itu, dan manusia tidak menghendaki kehadirannya, maka sama sekali tidak akan ada jalan bagi mereka untuk memasuki batin manusia.
Meskipun manusia tidak melihat setan dan ia tersembunyi dari pandangan lahiriah manusia, akan tetapi manusia harus waspada dan senantiasa menjauhkankan diri dari musuh yang nyata seperti ini, sebagaimana yang tersirat dalam salah satu firman-Nya, "Hai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihatmu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka." (Qs. Al-A'raf [7]: 27).

Dan inilah ujian dan cobaan bagi manusia bagaimana dia diperhadapkan dengan musuh semacam ini. []


[1]. Meskipun kita tidak bisa memahami hikmah dari keberadaan mereka. Dan karena keterbatasan ilmu kita jugalah sehingga kita tidak mampu mengetahui hikmah dari begitu banyak persoalan-persoalan yang ada.

Terkait Berita: