Khotbah Pertama:
بسماللَّهالرّحمنالرّحيم
الحمدللَّه
ربّ العالمين. الحمدللَّه بجميع محامده كلّها على جميع نعمه كلّها.
الحمدللَّه على حلمه بعد علمه. والحمدللَّه على عفوه بعد قدرته. و
الحمدللَّه على طول آناته فى غضبه و هو قادر على ما يريد. نحمده و نستعينه و
نستهديه و نؤمن به و نتوكّل عليه و نصلّى و نسلّم على حبيبه و نجيبه و
خيرته فى خلقه و حافظ سرّه و مبلّغ رسالاته؛ سيّدنا و نبيّنا و حبيبنا
ابىالقاسم المصطفى محمّد و على آله الأطيبين الأطهرين المنتجبين. سيّما
بقيّةاللَّه فى الارضين. و صلّ على ائمّة المسلمين و حماة المستضعفين و
هداة المؤمنين
اوصيكم عباداللَّه بتقوى اللَّه
قال اللَّه تبارك و تعالى: «يا ايّها الذين امنوا كتب عليكم الصّيام كما كتب على الّذين من قبلكم.
Allah Swt berfirman:
"Wahai
orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas umat-umat sebelum kalian.." (Q.S.
Al-Baqarah: 183)
Kepada
Allah Swt saya memohon untuk menjadikan bulan jamuan Ilahi ini menjadi
bulan yang penuh berkah bagi seluruh umat Islam, khususnya bangsa Iran
yang mulia terlebih bagi Anda, jamaah shalat Jum'at ini.
Ayat
suci yang tadi saya bacakan menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah yang
telah diwajibkan oleh Allah Swt atas umat-umat terdahulu sebelum umat
ini. Diantara sekian banyak tugas dan kewajiban yang diemban dan
diperlukan oleh umat manusia sepanjang sejarah adalah puasa, sama
seperti shalat dan dzikir. Di semua masa, kondisi, peradaban dan periode
kehidupan umat manusia, selama manusia masih layak disebut manusia, ia
selalu memerlukan sejumlah amalan dan kewajiban diantaranya puasa. Pada
khotbah pertama ini saya akan menyampaikan sepatah dua patah kata
tentang puasa. Nanti di khotbah kedua saya akan membicarakan sejumlah
masalah yang berhubungan dengan kondisi negara dan masyarakat kita saat
ini.
Puasa
yang kita sebut sebagai kewajiban ilahi pada hakikatnya merupakan
penghargaan Ilahi kepada manusia, sebuah nikmat dan anugerah, sebuah
kesempatan yang sangat berharga bagi mereka yang berhasil
melaksanakannya. Memang ada kesulitan yang harus ditanggung dalam
menjalankannya. Semua amalan yang membawa berkah dan berguna tak pernah
lepas dari kesulitan. Tanpa menanggung kesulitan manusia tidak akan bisa
mencapai kesuksesan. Tapi kesulitan yang dihadapi oleh manusia dalam
menjalankan ibadah puasa tidak ada artinya dibanding faedah yang
didapatkan darinya. Ada tiga tahap dalam puasa yang ketiga-tiganya
menguntungkan orang yang melaksanakan ibadah ini. Tahap pertama adalah
tahapan umum puasa yang secara lahirnya menghindari makan, minum dan
semua hal yang dilarang dalam puasa. Jika puasa tak lebih dari sekedar
amalan menahan diri dari makan, minum dan perbuatan-perbuatan lainnya
cukup banyak faedah yang bisa didapat darinya. Puasa menguji kita dan
memberi pelajaran kepada kita. Ujian untuk mengarungi kehidupan, sebuah
pelatihan dan penempaan diri. Puasa adalah pelatihan yang lebih penting
dari pelatihan fisik. Hal ini sering disinggung dalam banyak riwayat
para Imam Maksum (as). Salah satunya adalah riwayat dari Imam Ja'far
Shadiq (as), beliau berkata;
ليستوى به الغنى و الفقير
"Supaya orang kaya dan orang fakir bisa sejajar." (Fadhail al-Asyhur al-Tsalatsah hal: 102)
Allah
Swt mewajibkan puasa pada hari dan waktu tertentu agar kaum kafir dan
kaum kaya bisa sejajar. Orang yang miskin dan fakir sepanjang hari tidak
bisa menuruti kemauan hati membeli apa saja lalu memakan atau
meminumnya. Beda halnya dengan orang kaya. Ia mampu membeli dan memakan
apa saja yang ia maukan kapan saja. Orang kaya tidak bisa memahami
kondisi, kelaparan dan ketidakmampuan orang miskin untuk mendapat apa
yang ia maukan. Tapi di hari ketika mereka berpuasa, orang miskin dan
orang kaya sama-sama tidak bisa memenuhi hasrat hati untuk memakan dan
meminum apa yang diinginkan. Hal ini disinggung dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan dari Imam Ridha (as). Beliau berkata;
لكى يعرفوا الم الجوع و العطش و يستدلوا على فقر الآخره
"...supaya mereka mengerti derita lapar dan dahaga dan mengingat kemiskinan di hari kiamat..." (‘Ilal al-Syara'i' hal: 270).
Riwayat
ini menyinggung tentang rasa lapar dan dahaga di hari kiamat. Diantara
petaka yang bakal dihadapi manusia di hari kiamat adalah rasa lapar dan
dahaga, dan ketika itu manusia dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Dengan merasakan lapar dan dahaga di hari-hari bulan Ramadhan manusia
diarahkan untuk mengingat kondisi hari kiamat dan menyadari kesulitan
yang bakal dihadapinya di hari itu.
Hadis
lain yang juga diriwayatkan dari Imam Ridha (as) menyebutkan sisi lain
dari ibadah puasa yang juga berkenaan dengan rasa lapar dan dahaga. Di
dalam riwayat itu Imam Ridha (as) berkata;
صابراً على ما اصابه من الجوع والعطش
"... bersabar atas rasa lapar dan dahaga yang menimpanya..." (‘Ilal al-Syara'i' hal: 270).
Puasa
memberi kemampuan kepada manusia untuk bersabar sehingga mampu menahan
rasa lapar dan dahaga. Orang yang selalu memanjakan diri -yang tidak
pernah merasakan dan tidak mengenal rasa lapar dan dahaga- tidak akan
punya kesabaran dan kemampuan menahan derita. Orang seperti ini mudah
dilumpuhkan di medan apapun. Ia akan mudah dikalahkan oleh kesulitan
yang ada dalam kehidupan. Sementara orang yang biasa merasakan lapar dan
dahaga serta mengenal maknanya akan memiliki kekuatan menanggung derita
yang mungkin dihadapinya. Bulan Ramadhan memberikan kekuatan dan
kesabaran ini kepada semua. Riwayat berikutnya dari Imam Ridha (as)
menerangkan masalah ini. Beliau berkata;
و رائضا لهم على اداء ما كلّفهم
"...dan melatih mereka dalam menjalankan apa yang Dia wajibkan atas mereka..." (‘Ilal al-Syara'i' hal: 270).
Menahan
lapar dan haus serta meninggalkan tuntutan nafsu di siang hari bulan
Ramadhan menjadi semacam pelatihan yang memberi kekuatan kepada orang
untuk menjalankan apa yang diwajibkan kepadanya. Pelatihan menundukkan
hawa nafsu ini tentunya pelatihan yang sesuai syariat Ilahi dan
dilakukan dengan kehendak diri. Salah satu hal yang membuat manusia kuat
menghadapi kesulitan hidup adalah pelatihan diri. Puasa adalah satu
bentuk pelatihan diri yang disyariatkan.
Riwayat-riwayat
tadi menjelaskan bahwa puasa dalam konteksnya sebagai ibadah menahan
lapar dan haus memiliki banyak faedah. Ibadah ini memberi rasa persamaan
dengan kaum fakir miskin dalam diri orang kaya; puasa mengingatkan
manusia akan rasa lapar di hari kiamat, memberi manusia kekuatan
menanggung kesulitan dan pelatihan diri yang disyariatkan untuk
meningkatkan kesabaran dalam menjalankan kewajiban. Semua itu adalah
faedah puasa dalam tahapan ini. Selain itu, kosongnya perut dari makanan
dan amalan meninggalkan hal-hal yang sebenarnya halal bagi manusia
dalam kondisi biasa akan memberikan cahaya, kesucian dan kelembutan pada
diri manusia. Dan ini adalah faedah yang sangat besar.
Tahap
kedua dari puasa adalah meninggalkan dosa. Artinya dengan berpuasa
orang harus menjaga telinga, mata, lisan dan hati -bahkan dalam riwayat
disebutkan menjaga kulit dan rambut- dari perbuatan dosa. Dari Imam
Amirul Mukminin (as) diriwayatkan bahwa beliau berkata,
الصّيام اجتناب المحارم كما يمتنع الرّجل من الطّعام و الشّراب
"Puasa adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan haram seperti meninggalkan makanan dan minuman." (Al-Gharat: 343)
Sebagaimana
orang harus meninggalkan makan dan minum saat menjalankan puasa, dia
juga meninggalkan dosa saat menjalankan ibadah ini. Ini tentunya satu
tahapan yang lebih tinggi dari ibadah puasa. Bulan Ramadhan adalah
peluang emas bagi manusia untuk melatih diri meninggalkan dosa. Sebagian
pemuda yang datang menemui saya sering meminta doa dari saya agar
terhindari dari dosa. Doa tentunya hal yang harus dan selalu saya
lakukan untuk mereka. Tapi yang lebih penting untuk menghindari dosa
adalah tekad dan kemauan seseorang. Anda harus memutuskan untuk tidak
melakukan dosa. Dan ketika keputusan itu sudah diambil, Anda akan
mendapatkan bahwa meninggalkan dosa adalah hal yang mudah. Meninggalkan
dosa ibarat seperti gunung yang menjulang tinggi di depan mata. Tapi
ketika ada kemauan dan langkah ia akan menjadi dataran yang mudah
dilalui. Bulan Ramadahan adalah kesempatan terbaik untuk melatih diri
meninggalkan dosa.
Dalam sebuah hadis lain yang diriwayatkan dari Fathimah Azzahra (as) disebutkan bahwa beliau berkata;
ما يصنع الصائم بصيامه اذا لم يصن لسانه و سمعه و بصره و جوارحه
"Apa
yang diperbuat orang yang berpuasa jika ia tidak menjaga lisan,
pendengaran, penglihatan dan anggota badannya?" (Al-Nawadir: 22)
Artinya,
apa yang didapatkan dengan berpuasa jika ia tidak menjaga lidah,
telinga, mata dan anggota badannya dari perbuatan dosa?
Dalam
sebuah riwayat diceritakan kisah seorang perempuan yang menghina
seorang pelayannya. Nampaknya, mereka ini tinggal bertetangga dengan
Rasulullah SAW atau bersama beliau dalam sebuah perjalanan. Ketika itu,
Nabi SAW membawa makanan di tangan lalu beliau menawarkannya kepada
orang perempuan tersebut. Dia menolak tawaran itu dan mengatakan, "Saya
sedang berpuasa." Kepadanya Nabi SAW bersabda;
كيف تكونين صائمه و قد سببت جاريتك
"Bagaimana engkau mengaku berpuasa sedangkan engkau menghina budakmu?" (Al-Nawadir: 22)
انّ الصوم ليس من الطعام و الشّراب
"Puasa bukan hanya menahan diri dari makanan dan minuman."
و انما جعلاللَّه ذلك حجابا عن سواهما من الفواحش من الفعل والقول
"Tetapi
sesunggunya Allah menjadikan puasa sebagai penghalang dari selain
keduanya, yaitu penghalang dari keburukan kata-kata dan perbuatan."
(Al-Nawadir: 22)
Allah
hendak menjauhkan manusia dari dosa dan keburukan lewat puasa, yang
salah satu dari dosa itu adalah keburukan lisan dalam bentuk hardikan
dan hinaan terhadap orang lain. Di antara dosa dan keburukan yang lain
adalah dosa hati, seperti membiarkan permusuhan dan dendam terhadap
orang lain tumbuh subur di dalam hati. Sebagian dosa adalah dosa akhlak
yang punya banyak tahapan. Kesimpulannya, tahapan kedua puasa adalah
menghindarkan diri dari dosa. Anda semua khususnya para pemuda harus
memanfaatkan kesempatan yang baik ini. Sebab anak muda punya kemampuan
dan kekuatan di satu sisi, serta kemurnian jiwa dan ketercerahan hati di
sisi lain. Semua itu merupakan peluang yang baik. Manfaatkan kesempatan
yang ada di bulan Ramadhan dan latihlah diri untuk meninggalkan dosa
yang merupakan tahap kedua dari ibadah puasa.
Tahap
ketiga puasa adalah meninggalkan apa saja yang memalingkan pikiran dan
hati manusia dari Allah. Ini adalah tahapan yang tinggi dari puasa.
Dalam sebuah hadis Qudsi, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bertanya
kepada Allah;
يا ربّ و ما ميراث الصّوم
"Tuhanku! Apakah gerangan hasil dari ibadah puasa?"
Allah Swt menjawab;
الصوم يورث الحكمة و الحكمة تورث المعرفة و المعرفة تورث اليقين فاذا استيقن العبد لا يبالى كيف اصبح بعسر ام بيسر
"Puasa
mendatangkan hikmah (kebijaksaaan), sedangkan hikmah menghasilkan
makrifat, lalu makrifat membuahkan yakin, dan ketika yakin bersemayam di
hati seorang hamba maka ia tak akan peduli tentang kondisi yang
dihadapinya, dalam kesusahankah dia atau kemudahan." (Bihar al-Anwar: 77
hal: 27)
Artinya,
puasa menjadi sumber memancarnya hikmah di dalam hati. Ketika hikmah
sudah menguasai hati maka ia akan melahirkan ilmu dan makrifat yang
bercahaya. Makrifat inilah yang mendatangkan keyakinan seperti keyakinan
yang diminta Nabi Ibrahim al-Khalil (as) dari Allah Swt dan kita juga
dianjurkan untuk memintanya dalam doa-doa yang diriwayatkan untuk bulan
ini. Ketika seseorang mendapatkan keyakinan di hati maka segala sesuatu
akan mudah baginya. Ia akan memandang dirinya mampu menghadapi masalah
apapun yang mendera kehidupannya. Lihatlah betapa agungnya buah dari
ibadah ini. Orang seperti ini tidak akan terkalahkan sepanjang umurnya
dalam menghadapi segala kesulitan hidup dan melangkah menuju
kesempurnaan. Yakin akan memberikan kekuatan itu kepada manusia, dan itu
didapat dari ibadah puasa. Ketika puasa berhasil menghidupkan ingatan
dan dzikir kepada Allah dan menyalakan pelita makrifat Ilahi dalam hati,
kesan-kesan yang agung itu akan datang mengikutinya. Apa saja yang
memalingkan orang dari dzikrullah sangat berbahaya bagi tahapan puasa
yang ketiga ini. Beruntung orang yang bisa mencapai tahapan ini dengan
sempurna. Tentunya kita semua berharap, memohon kepada Allah dan
berusaha untuk mencapai tahapan ini.
Ilahi!
Demi Muhammad dan keluarga Muhammad jadikan kami orang yang
melaksanakan ibadah puasa dengan sesungguhnya. Ya Allah! Berilah kami
taufik untuk mencapai derajat tertinggi puasa dan anugerahkan kepada
kami semua berkah yang dihasilkan oleh kewajiban ilahi ini.
بسماللَّهالرّحمنالرّحيم قل هو اللَّه احد. اللَّه الصّمد، لم يلد و لم يولد و لم يكن له كفوا احد
Khotbah kedua:
بسماللَّهالرّحمنالرّحيم
الحمدللَّه ربّ العالمين. والصّلاة والسّلام على سيّدنا و نبيّنا و حبيب
قلوبنا ابىالقاسم المصطفى محمّد و على آله الأطيبين الأطهرين المنتجبين.
سيّما على اميرالمؤمنين و الصّديقة الطّاهره سيّدة نساءالعالمين. والحسن
والحسين سيّدى شباب اهل الجنّة و علىبنالحسين و محمّدبنعلى و
جعفربنمحمّد و موسىبنجعفر و علىبنموسى و محمّدبنعلى و علىبنمحمّد و
الحسنبنعلى والخلف القائم المهدى. حججك على عبادك و امنائك فى بلادك. و
صلّ على ائمّة المسلمين و حماة المستضعفين و هداة المؤمنين
و استغفراللَّه لى و لكم. اوصيكم و نفسى بتقوى اللَّه
Kepada
saudara dan saudari jamaah shalat Jum'at saya berpesan untuk
meningkatkan taqwa Ilahi yang merupakan kesan paling menonjol dari
ibadah puasa di bulan ini.
Banyak
masalah yang perlu dibicarakan dalam pertemuan ini. Salah satu
peringatan penting yang layak disinggung di sini adalah peringatan
syahidnya Ayatullah Mofatteh. Setelah itu saya akan membahas beberapa
hal terkait transformasi di negara kita.
Almarhum
Syahid Mofatteh selain terpandang sebagai ulama yang menonjol, relawan
ulung, cendekiawan dan figur yang mengenal kondisi zaman, juga memiliki
keistimewaan khas yang hanya dimiliki oleh segelintir ulama di zamannya.
Keistimewaan itu adalah kemampuannya menjalin hubungan dengan kaum
muda, kalangan mahasiswa dan mereka yang ingin mendengar pesan agama
dari seorang tokoh ulama yang cendekia. Karena itu, sebelum kemenangan
revolusi Islam maupun masa setelahnya, lahan perjuangan tokoh ulama ini
umumnya berhubungan dengan kalangan pemuda khususnya mahasiswa. Beliau
aktif di masjid-masjid juga tampil dengan ceramah-ceramahnya di
lingkungan pekerjaan. Oleh sebab itu, bukan satu kebetulan jika hari
syahidnya ulama cendekiawan ini diperingati sebagai hari persatuan
hauzah dan universitas atau persatuan mahasiswa dan ruhaniawan.
Alasannya adalah karena beliau merupakan figur yang menghubungkan kedua
lembaga tersebut. Allah telah memberikan pahala yang setimpal kepada
tokoh yang mulia itu dengan kesyahidannya. Kematian syahid adalah pahala
terbesar yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya yang saleh,
termasuk hamba yang saleh ini. Semoga Allah semakin meninggikan derajat
beliau di sisiNya.
Tema
yang menurut saya layak untuk disampaikan kepada masyarakat umum
berkenaan dengan kondisi negara kita adalah bahwa bangsa yang hidup
adalah bangsa yang meraih kemajuan. Di antara tugas penting yang harus
dilaksanakan seiring dengan pembangunan, kemajuan keilmuan dan
pekerjaan-pekerjaan besar lainnya adalah mengenal target-target yang
dibidik oleh pihak musuh di semua tahap. Ini merupakan ciri khas dari
hidupnya sebuah bangsa. Mustahil bangsa yang mencanangkan cita-cita
besar dan ingin melakukan pekerjaan-pekerjaan besar tidak memiliki
musuh. Memang ada bangsa-bangsa yang ibaratnya duduk di satu sudut tanpa
memikirkan nasib sendiri, lalu pihak-pihak lain datang dan menguasai
mereka. Tak beda halnya dengan domba-domba yang asyik menyantap
rerumputan lalu pihak asing yang layaknya pengembala yang pengkhianat
datang melakukan apa saja terhadap mereka. Jika bangsa-bangsa tadi ingin
hidup seperti itu mereka tidak perlu menyibukkan diri merenung dan
memikirkan masa depan. Hanya saja di zaman ini bangsa yang seperti itu
sudah jarang kita jumpai. Bangsa-bangsa di dunia umumnya sudah sadar.
Yang jelas bangsa seperti bangsa Iran yang bangkit melawan hegemoni
asing dan mengusir mereka dari negeri ini serta mengakhiri intervensi
mereka atas negeri ini -dan ini tentunya bukan pekerjaan sepele- sudah
pasti punya musuh. Bangsa Iran telah mengakhiri kekuasaan asing atas
kekayaan minyaknya dan kekayaan materi lainnya serta telah menggulung
rezim yang hanya bekerja untuk kepentingan asing. Bangsa dengan
keistimewaan seperti ini pasti punya musuh.
Hari
ini bangsa Iran telah menjelma menjadi bangsa yang bercita-cita luhur.
Bangsa ini menentang kezaliman, arogansi, pemaksaan dan diskriminasi.
Siapa saja yang tangannya tercemari oleh tindak kezaliman, diskriminasi,
arogansi dan perampokan pasti tak punya hubungan yang harmonis dengan
bangsa ini. Tentunya ada pihak-pihak yang mengatakan dan berusaha
meyakinkan bahwa kita sedang berkhayal saat mengungkapkan adanya
konspirasi dan permusuhan terhadap kita. Silahkan mereka mengatakan itu
dan menutup mata dari fakta yang sebenarnya ada. Tapi fakta tentu tidak
akan berubah. Ancaman dari musuh tidak akan hilang dengan keterlelapan
dan kelalaian saya dan Anda. Jika musuh mengintai dan menanti kesempatan
untuk menyerang tak ada bedanya tahukah kita akan rencana musuh atau
tidak. Apalagi jika kita sengaja berpura-pura tidak tahu akan adanya
ancaman. Musuh punya rencana dan siap melaksanakannya.
Ada
sebagian orang yang berusaha meyakinkan bahwa bangsa Iran tidak punya
musuh. Karena itu silahkan duduk manis di sisi rumah dan sibukkan diri
dengan pekerjaan Anda. Tenanglah bahwa di sini aman. Pernyataan seperti
itu jelas salah. Bangsa yang hidup tidak akan pernah berpikir semacam
itu. Bahkan sebagian bangsa yang tidak terancam sekalipun karena musuh
mereka tidak terlalu berbahaya atau posisinya yang jauh namun tetap
mengesankan bahwa musuh berada di dalam rumah mereka. Dengan semangat
seperti itu mereka selalu siap membela diri. Kondisi ini biasa kita
saksikan di negara-negara Barat khususnya AS sepanjang era perang
dingin. Mereka bahkan menciptakan musuh bayangan dan mengesankan
sedemikian rupa kepada publik akan bahaya yang mengancam. Tujuannya,
supaya mereka bisa melakukan apa yang mereka rencanakan. Penjelasan ini
berkenaan dengan negara-negara yang tidak terlalu terancam dengan
keberadaan musuh. Lalu, terkait dengan negara seperti Iran yang selalu
menjadi sasaran konspirasi dan permusuhan baik yang dilakukan secara
terbuka maupun yang terselubung bahkan yang dilakukan di dalam negeri,
sangat tidak logis jika kita menafikan keberadaan musuh dan
konspirasinya. Jadi, mereka yang tidak ingin bertindak bodoh harus
selalu waspada dan mencari tahu apa yang sedang dipikirkan oleh musuh.
Di
medan perang, komandan yang baik adalah komandan yang dapat membaca
gerak gerik musuh dan memprediksi dengan benar dari arah mana musuh akan
menyerang, lalu menerangkan strategi musuh kepada pasukannya. Di masa
perang pertahanan suci, para pemuda yang terlibat di medan perang
menyadari betul masalah ini. Jika di medan pertempuran Anda bisa
memahami apa yang sedang dipikirkan oleh musuh, Anda pasti akan dapat
menangkal sebagian besar serangannya. Dengan begitu Anda berarti telah
memproteksi diri dan bisa melakukan apa yang mesti Anda lakukan.
Tentunya dalam kesempatan ini saya tidak sedang menjelaskan siapa musuh
kita. Sebab, bangsa Iran umumnya sudah mengenal musuhnya di dunia ini.
Tapi yang perlu dijelaskan adalah apa target musuh pada tahap ini? Jika
saya ditanya, saya akan menjawab dengan menyebutkan dua atau tiga target
musuh dalam menyerang bangsa dan negara kita pada tahap sekarang.
Tentunya tidak seperti yang digembar-gemborkan oleh radio-radio musuh
kita bahwa apa yang kita pahami memang fakta yang tak terbantahkan lagi.
Atau dengan kata lain kita maksum dari kesalahan dalam memahami agenda
musuh. Tidak. Ini hanya pemahaman saya. Ini tak lebih dari apa yang saya
pahami selaku abdi bangsa dan orang yang dengan segala kerendahannya
mendapat tugas dan tanggung jawab yang besar. Apa yang saya pahami harus
saya jelaskan kepada rakyat umum. Tentunya siapapun boleh mempunyai
pendapat dan pemahaman yang mungkin lebih benar dan hal itu berarti
baginya. Tapi yang saya pahami adalah materi yang akan saya jelaskan.
Musuh
membidik tiga sasaran secara bertahap. Sasaran pertama adalah target
merusak persatuan nasional dan kekompakan bangsa Iran. Kedua merusak
keimanan dan akidah rakyat yang membangun kepribadian mereka. Artinya
musuh berusaha melemahkan keimanan, akidah dan keyakinan yang telah
mengeluarkan bangsa ini dari ketertinggalan dan keterhinaan lalu
menjadikannya bangsa yang maju, pemberani dan pemain asli di tengah
percaturan dunia. Semua itu terjadi berkat keimanan dan akidah bangsa
ini. Tanpa adanya keimanan orang tidak akan bergerak melangkah dan tanpa
akidah bangsa ini tidak akan maju. Musuh berusaha merusak dan
melemahkan keimanan dan akidah ini. Sasaran ketiga adalah merusak spirit
dan semangat serta menghancurkan optimisme bangsa akan masa depan yang
cerah. Singkatnya ada tiga sasaran pengerusakan yang ditargetkan musuh,
yaitu merusak persatuan, merusak keimanan dan akidah yang konstruktif,
dan ketiga, merusak spirit dan optimisme. Agenda pengerusakan ini mereka
namakan dengan gerakan reformasi.
Saya
tidak membicarakan orang-orang dalam yang lalai. Tapi yang saya bahas
adalah musuh. Gerakan ini tersambung dengan pihak asing. Di dalam negeri
juga ada pihak-pihak yang menjalankan agenda lawan, mereka pun masuk
dalam kelompok musuh. Kondisinya sama persis dengan kelompok Qasithin di
masa khilafah Imam Amirul Mu'minin Ali (as) seperti yang telah saya
jelaskan tahun lalu. Pada masa khilafah Imam Ali (as) ada tiga kelompok
yang membuka front pertempuran melawan beliau. Mereka adalah kelompok
Qasithin, Mariqin dan Nakitsin. Mariqin (kelompok Khawarij, pent) dan
Nakitsin (kelompok pengingkar baiat yang dipimpin Thalhah dan Zubair,
pert) adalah dua kelompok yang muncul dari dalam. Mereka adalah
aorang-orang yang lalai dan terperangkap dalam jebakan gemerlap harta,
takhta dan dendam atau kebodohan, kejahilan dan fanatisme. Sedangkan
kelompok Qasithin, mereka adalah kelompok yang sejak awal memang
memendam permusuhan dan tidak mungkin berhenti memusuhi. Kelompok ini
tak mengenal kata damai dengan Imam Ali (as).
Beberapa
orang datang menghadap Amirul Mu'minin Ali (as) dan mengatakan, "Wahai
Amirul Mu'minin! Biarkan Muawiyah untuk sementara waktu duduk menikmati
kekuasaan [di Syam]." Imam menjawab, "Tidak. Ketika aku yang memimpin
Muawiyah tidak bisa menjadi gubernur di salah satu negeri Islam. Dia
harus disingkirkan."
Mereka
lantas menyalahkan Amirul Mu'minin (as) dan menuduh beliau sebagai
orang yang tidak tahu politik. Bahkan sampai sekarangpun ada sebagian
penulis yang menyebut langkah Imam Ali (as) itu sebagai ketidakpandaian
beliau dalam berpolitik. Merekalah yang sebenarnya tidak tahu politik.
Tindakan Imam Ali (as) adalah langkah yang matang. Sebab, beliau tahu
bahwa Muawiyah bukanlah Thalhah atau Zubair yang jika diberi konsesi
akan diam dan tidak lagi menentang. Front yang dipimpin Muawiyah adalah
front Qasithin yaitu kelompok yang tidak mungkin bisa akur dengan kubu
Imam Ali (as). Jika Amirul Mu'minin mundur selangkah, ia akan maju
selangkah. Tak ada tempat yang bisa mempertemukan dua front ini kecuali
medan perang. Imam Ali (as) menyadari benar karakter kelompok yang
dihadapinya itu. Karenanya, selama beliau masih menjabat sebagai
khalifah, kubu Qasithin tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka kalah di
setiap medan. Sampai akhirnya Imam Amirul Mu'minin Ali (as) gugur
syahid. Gugurnya beliaupun di tangan kelompok fanatik, bodoh dan tertipu
yang penampilannya mirip dengan orang-orang dalam. Dengan gugurnya Imam
Ali, kelompok Qasithin yang notabene musuh dari luar berhasil merebut
kekuasaan. Beberapa tahun setelah itu terkuaklah esensi sebenarnya dari
kelompok Qasithin dan apa sebenarnya model ideal dari pemerintahan
mereka, yaitu dengan munculnya penguasa seperti ‘Hajjaj bin Yusuf',
‘Yusuf bin Umar Tsaqafi' dan pemerintahan Yazid bin Muawiyah. Jelas
bahwa kelompok ini tidak mungkin bisa bertemu dengan kelompok Imam Ali
(as).
Kondisi
yang ada saat inipun mirip dengan kondisi itu. Ada front musuh. Musuh
yang sebenarnya bukanlah orang-orang dalam yang lalai dan tertipu atau
karena satu masalah termakan api dendam sehingga bangkit melawan
pemerintahan Islam, menentang kebenaran dan melawan Imam dan jejak Imam
Khomeini. Mereka ini bukan musuh yang sebenarnya, karena tak lebih dari
orang-orang yang lalai dan tertipu. Mereka layak dikasihani. Musuh yang
sebenarnya adalah pihak-pihak yang berada di belakang kelompok tadi tapi
tidak menampakkan diri. Mereka tidak menampilkan diri di dalam negeri.
Di luar negeri, di pentas dunia, di gelanggang internasional mungkin
mereka tampil secara terbuka. Mungkin juga mereka bekerja sebagai agen
yang loyal untuk dinas intejilen AS (CIA) atau dinas intelijen Zionis
(Mossad). Di sana mereka menampakkan diri secara terbuka, berbicara dan
mengumbar banyak hal. Mereka akan menjelaskan motif permusuhannya dengan
Islam dan umat Muslim. Tapi di dalam negeri, mereka punya kaki tangan
yang tidak mau tunduk kepada pemerintahan yang kokoh ini. Mereka sadar
bahwa pemerintahan ini kokoh karena didukung oleh rakyat dan berdiri di
atas landasan cinta dan keimanan rakyat. Musuh jelas takut menghadapi
pemerintahan seperti ini sehingga tak berani maju berhadapan-hadapan
secara langsung. Mereka menggunakan lisan satu, dua atau tiga perantara
untuk menyampaikan kata-katanya. Mereka menggunakan lisan orang-orang
yang lalai di dalam. Karena itu, Anda mungkin akan mendengar kata-kata
musuh keluar dari mulut seorang rohaniawan yang lalai dan tertipu, atau
dari mulut seorang mahasiswa yang termakan emosi dan lugu, atau dari
mulut orang biasa bahkan seorang revolusioner yang tak kenal zaman dan
tidak mengenal musuh sehingga termakan oleh rasa dendam dan permusuhan.
Mereka tidak sadar apa yang diucapkan. Kata-kata itu sebenarnya bukan
kata-kata mereka tapi kata-kata musuh. Musuh kita adalah mereka oleh
al-Qur'an disifati;
قد بدت البغضاء من افواههم و ما تخفى صدورهم اكبر
"Telah nampak kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan hati mereka lebih besar..."
(Q.S. Aali Imran: 118)
Musuh
kita adalah mereka yang bukan saja tak menaruh simpati kepada revolusi,
bahkan dalam beberapa masa, berdiri menentang revolusi ini. Sebagian
dari mereka sudah menunjukkan permusuhan sejak zaman kekuasaan rezim
Pahlevi. Sebagian menampakkan permusuhan dan melakukan aksi pengerusakan
setelah pemerintahan Islam berdiri. Sebagian dari mereka menyingkir
dari medan dan menyembunyikan diri karena takut. Kini setelah melihat
ada peluang mereka keluar dari tempat persembunyian mereka. Mereka
menduga kesempatan telah terbuka bagi mereka untuk melayangkan pukulan.
Tapi tetap, mereka melangkah dengan hati-hati. Yang hendak mereka bidik
adalah persatuan nasional. Mereka mau merusak persatuan bangsa ini. Anda
sekalian tentu sudah maklum bahwa di tengah bangsa yang besar ini ada
faktor-faktor yang bisa menyulut perpecahan. Terkadang faktor perbedaan
bahasa dan wilayah geografi bisa menjadi isu perpecahan. Namun bangsa
Iran yang bijak ini sejak masa sebelum kemenangan revolusi maupun di
masa perjuangan revolusi sampai hari ini tetap mengedepankan persatuan
dibanding isu-isu perpecahan. Apapun yang dimaukan musuh, bangsa ini
berhasil mempertahankan persatuan dan kesatuannya di semua medan dan
momen yang penting. Berkat persatuan inilah bangsa kita berhasil
memenangi perang.
Pemerintah
melakukan apa saja yang dapat dilakukan. Alhamdulillah, berkat
persatuan rakyat, sampai hari ini kita telah mengukir banyak prestasi
dalam hal pembangunan. Musuh tidak suka melihat realita ini. Musuh
menginginkan masing-masing kelompok di negeri ini saling
berhadap-hadapan. Rohaniawan lawan kampus, pedagang lawan buruh atau
petani, generasi muda lawan kelompok setengah baya atau tua. Musuh
menginginkan benturan antara mereka dengan motif, slogan dan alasan
tertentu. Musuh ingin setiap kelompok menaruh kecurigaan kepada kelompok
yang lain. Jika di tengah masyarakat ada satu poros yang dipercaya
penuh oleh rakyat dan mereka merujukkan setiap isu perselisihan
kepadanya sehingga perselisihan itu dapat diatasi, musuh akan menggempur
poros itu habis-habisan. Itulah yang dimaukan musuh.
Tak
heran jika Anda lantas menyaksikan kaki tangan musuh dalam
propagandanya -baik melalui radio asing maupun radio di dalam negeri
juga media-media di dalam- terus menerus mengumbar kata-kata atau
melakukan tindakan untuk mengesankan adanya benturan politik yang sangat
tajam di negara ini. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Coba Anda
lihat sebagian media di dalam negeri. Memang sebagian darinya bukan
media asing tapi sebagian yang lain memang berhubungan dengan pihak
asing dan berafiliasi dengan musuh. Anda juga tentu sudah mengenal
media-media itu. Lembaran-lembaran media itu dipenuhi oleh pemberitaan
yang mengesankan adanya kondisi yang mencekik di negeri ini. Padahal
justeru umbaran kata-kata mereka itulah yang menimbulkan suasana
mencekik. Mereka justeru membuat malu diri sendiri. Sebab setiap hari
mereka menyebarkan kebohongan dan pemberitaan palsu untuk memancing
ketegangan. Lembaga-lembaga hukum negara terus memantau. Selagi belum
ada tindak kejahatan, aparat hukum akan menahan diri. Silahkan mereka
berbicara. Mereka berusaha mengesankan adanya keributan dan ketegangan
di tengah masyarakat. Mahasiswa tentunya menyaksikan lingkungan kampus
dengan proses pendidikan yang tetap berjalan, pusat riset yang aktif dan
ujian yang digelar tepat waktu. Pegadang, buruh, rohaniawan, dan
masing-masing kelompok masyarakat menyaksikan sendiri lingkungan
tempatnya beraktivitas yang berjalan tanpa ada masalah. Tapi sebagian
surat kabar menurunkan berita dengan judul yang ditulis dengan huruf
besar bahwa akan ada kerusuhan di sini. Kasihan para analis asing yang
tertipu dan mempercayai pemberitaan itu. Sebab, mereka berada di luar
negeri dan tidak bisa menyaksikan fakta yang sebenarnya. Jadi inilah
salah satu target musuh saat ini yang ingin dicapai lewat mesin-mesin
propaganda dan media radio -seperti radio Amerika yang lebih tepatnya
disebut radio zionis, radio Inggris dan radio rezim zionis Israel- serta
corong-corong mereka di dalam negeri.
Target
kedua adalah merusak keimanan dan akidah. Semua aktivitas yang
menggunakan gerakan badan dan pikiran maupun hati pasti berangkat dari
keyakinan. Seorang prajurit yang terjun ke medan perang dan bertempur
melawan musuh pasti punya kepercayaan yang mendorongnya untuk berperang.
Jika kepercayaan itu dicabut dari hatinya, ia yang sebelumnya laksana
peluru panas yang terus menerus menghujani musuh akan berubah menjadi
dingin dan menyingkir ke tepi. Inilah kekuatan yang muncul dari
kepercayaan. Kepercayaan yang ada dalam Islam, keyakinan akan pahala
Ilahi dan keimanan akan kebenaran yang diperjuangkan bangsa Iran dalam
menghadapi musuh-musuh agresor dan dalam menghadapi AS, semua itu adalah
kepercayaan yang menggerakkan bangsa ini sehingga mampu menggulingkan
dan menghancurkan rezim Pahlevi yang despotik dan korup lalu mendirikan
pemerintahan Islam dan memotong tangan musuh-musuhnya. Dua puluh tahun
lamanya bangsa ini gigih melawan segala konspirasi musuh. Apa yang
sedang dikejar oleh musuh? Musuh berusaha keras melumpuhkan kepercayaan
bangsa ini, walaupun mereka sadar bahwa ini bukan pekerjaan yang mudah.
Memang
ada banyak kesedihan dan duka. Tapi di saat yang sama ada banyak kabar
gembira dari Allah yang akan saya bahas nanti. Mereka telah melakukan
kesalahan. Bangsa Iran adalah bangsa yang selama beberapa abad tampil di
tengah kaum muslimin sebagai pengibar panji ilmu Islam, fiqih, hadits,
filsafat Islam, irfan, dan tafsir. Inilah fakta budaya dan sejarah
bangsa kita. Bangsa kita adalah bangsa yang menjadi sasaran program
sistematis era rezim Pahlevi sepanjang 50 tahun namun tetap tak dapat
dipisahkan dari agamanya. Justeru ketika musuh menduga para pemuda
bangsa ini sudah rusak dan tidak lagi mengenal agama, para pemuda itu
malah mengikuti jejak seorang marji, ulama yang tampil, dan rohaniawan
yang saleh. Keadaan pun berubah dan pihak lawanlah yang dirugikan.
Mereka tenggelam dalam mimpinya, tapi dengan tetap bekerja. Ada upaya
keras dari mereka untuk mengingkari sebuah fakta ketika Republik Islam
Iran dengan lantang menunjukkan sikapnya yang anti zionis. Pada
kesempatan lain saya akan berbicara panjang lebar tentang zionis yang
menjadi musuh kita, insya Allah. Saya tidak akan membiarkan masalah ini
berlalu begitu saja. Apa mereka lantas mengira bahwa dengan suara
segelintir orang yang membagi-bagikan selebaran masalah ini akan
berakhir begitu saja? Bangsa ini akan menindak tegas orang-orang yang
telah membela pengkhianatan terhadap bangsa Palestina dan Islam.
Sudah
dua puluh tahun ini AS terus mengumbar pernyataan, mengambil tindakan
dan melakukan hal-hal yang menyudutkan bangsa ini. Mereka mengaku
memusuhi pemerintahan, agama dan orientasi di negara ini yang telah
mengancam kepentingan mereka di kawasan. Apa yang maksudkan dengan
kepentingan itu? Artinya, dulu segala sesuatu di negeri ini ada di
tangan mereka. Sistem Islami datang bersama para pemuda dan ulama Muslim
yang membentangkan ajaran Islam di negeri ini. Akibatnya mereka
kehilangan kekuasaan atas minyak, kekayaan alam dan militer negeri ini.
Karena itu mereka lantas menyulut api permusuhan. Tanpa malu mereka
mengaku berambisi untuk meraih kembali kepentingannya di Iran. Masih
adakah permusuhan yang lebih terbuka dari ini? Lantas muncul seseorang
dengan penanya yang buntung dan rapuh menulis sesuatu di media untuk
berusaha meyakinkan bahwa AS tidak memusuhi bangsa Iran, tidak memusuhi
kepentingan Iran. Karena itu kita harus melakukan hal yang juga
dilakukan negara-negara lain yang menyerah kepada kekuatan AS dan
bersimbuh di hadapannya! Kalian kira bangsa Iran akan membiarkan semua
itu terjadi? Apakah [kalian kira] pemikiran yang diusung oleh bangsa
Iran saat ini adalah pemikiran yang remeh?
Perhatikan
pula masalah berikut ini yang juga disorot tajam oleh musuh kita.
Pembicaraan saya ini lebih ditujukan kepada musuh kita yang tersebar di
berbagai penjuru dunia. Pemikiran yang membuat sebuah bangsa menjadi
laksana samudera, membuatnya bagaikan badai yang bertiup kencang,
berjuang untuknya selama hampir dua puluh tahun sampai berhasil meraih
kemenangan, lalu dengannya pula bertahan secara resisten selama dua
puluh tahun dengan mengorbankan nyawa ratusan ribu pemudanya, mungkinkah
pemikiran yang sedemikian mendalam bagi bangsa seperti ini dilenyapkan
dengan mudah? Sudah sedemikian pandir dan dungukah para pakar intelijen
Anda? Dulu Anda berkuasa atas segala sesuatu di negeri ini. Perguruan
tinggi ada di tangan Anda. Kekuasaan, Syah dan Perdana Menteri ada dalam
genggaman Anda. Apa yang Anda inginkan di negara ini bisa Anda lakukan
dengan mudah. Koran-koran penuh dengan materi yang Anda maukan.
Kebijakan apapun yang Anda inginkan bisa Anda terapkan di negeri ini.
Ulama tidak berani berbicara di sudut masjid manapun yang menentang AS
walaupun hanya dengan sepenggal kalimat. Jika ada kata-kata yang keluar
mereka akan dipenjara. Walaupun para ulama tetap berani berbicara dan
rela menanggung akibatnya. Kondisi saat itu benar-benar mencekik. Waktu
itu, ulama, agama, bangsa Muslim dan para pemuda mukmin tidak mampu
menolak petaka bersejarah yang ditimpakan AS terhadap bangsa ini dan
tidak bisa menyelamatkan negeri yang besar ini cengkeramannya. Hari ini,
kekuasaan ada di tangan kubu Islam. Kekuasaan ada di tangan para pemuda
ini. Supremasi Islam telah tegak di sini. Apakah dengan kondisi yang
seperti ini musuh bisa merampas keimanan dan agama dari bangsa ini?
Jelas mimpi di siang bolong. Mereka salah dalam membaca situasi. Syukur,
musuh kita selalu menelan kekalahan pahit akibat kesalahannya sendiri.
Kali inipun mereka harus merasakan hal yang sama. Meski demikian, saya
dan Anda sekalian harus waspada dan jangan sampai lalai. Satu-satunya
pesan saya adalah jangan sampai kita lalai. Insya Allah, Allah akan
membimbing kita dan menerangi jalan kita. Jalan yang terpampang di depan
kita terang.
Lantas
apa sebenarnya yang terjadi? Saya katakan bahwa ada banyak hal yang
membuat sedih. Tapi saya tidak bermaksud memaparkan kesedihan apa saja.
Cukup Allah dan para waliNya yang mengetahui kesedihan itu. Merekalah
sebaik-baik yang mendengar keluhan. Tapi jika saya hendak menjelaskan
hal terbesar yang patut disedihkan dan dikeluhkan maka saya akan
menyebutkan keberadaan orang-orang yang terus berusaha membuka jalan
bagi AS untuk berkuasa di negara ini. Padahal, mereka tidak memperoleh
keuntungan apapun dari kekuasaan AS atas negeri kita. Tentunya
orang-orang itupun berbeda. Ada yang melakukannya karena kelalaian, ada
yang karena kesalahan, kelemahan atau dendam. Ada yang melakukan hal itu
karena sakit hati kepada seseorang. Seperti kata pepatah, membakar
istana hanya karena sehelai sapu tangan. Hanya karena dendam terhadap
seseorang atau karena tidak memperoleh jabatan yang diinginkan, atau
karena kesalahpahaman mereka lantas berbicara, bersikap atau melakukan
tindakan yang merugikan negara secara umum dan menggembirakan musuh.
Anda
perlu tahu bahwa radio-radio asing beroperasi dengan dana jutaan dolar.
Mereka tentu punya misi dan gencar menebar propaganda. Yang mereka
maukan adalah mempengaruhi opini umum masyarakat di negara sasaran.
Tentunya mereka tidak sembarang melakukan wawancara dengan seseorang,
membahas satu topik atau membela satu haluan atau kelompok tertentu.
Orang yang berakal tentu akan berpikir dalam-dalam saat menyaksikan
musuh menepuk tangan dan memujinya. Dia pasti akan merenungkan kesalahan
apakah yang telah ia lakukan sampai membuat musuh bersorak untuknya.
Dia harus segera sadar. Yang sangat disesalkan adalah, sebagian orang
justeru bangga dan gembira melihat musuh bertepuk tangan. Jika penyerang
dari tim sepakbola kita melakukan kesalahan dengan memasukkan bola ke
gawang sendiri, siapakah yang akan bersorak gembira? Tentunya yang akan
bersorak adalah pendukung tim lawan. Seharusnya ketika melihat musuh
bersorak dan bertepuk tangan untuk Anda, Anda menyadari telah memasukkan
bola ke gawang sendiri. Renungkan mengapa hal itu sampai terjadi.
Kesalahan apakah yang telah Anda lakukan? Ada apa sebenarnya dengan
Anda? Selidiki dan cari tahu kesalahan apa yang telah Anda lakukan lalu
bertaubatlah. Di bulan Ramadhan ini, saya berharap mereka yang telah
melakukan kesalahan besar terhadap bangsa Iran ini agar segera bertaubat
di hadapan Allah dan Islam. Jangan beranggapan bahwa kesalahan yang
mereka lakukan itu menyangkut diri saya yang hina ini. Bukan. Saya bukan
apa-apa. Mereka harus sadar bahwa tentang saya bukan masalah yang
penting. Saya juga tidak punya klaim apa-apa, dan tidak punya ambisi
untuk memegang jabatan dan kekuasaan. Tentunya orang akan berbangga jika
bisa mengabdi kepada bangsa ini, tapi bukan berambisi. Mereka yang
harus tahu sudah mengetahui fakta ini. Orang akan sangat sedih saat
menyaksikan orang-orang yang mendapat kemuliaan, kedudukan, harta dan
kenikmatan dari revolusi, Islam, serta Imam Mahdi, dan dulunya getol
berbicara soal Imam Zaman dan para imam maksum (as), namun perilakunya
saat ini justeru membuat Israel, Amerika, CIA dan semua musuh Islam di
seluruh penjuru dunia bersorak kegirangan. Ini jelas sangat menyakitkan.
Tapi
saya katakan kepada Anda semua bahwa kabar gembira dari Allah
sedemikian banyak yang dengannya kesedihan apapun akan terkikis dari
hati. Berita gembira dari Allah itu sedemikian banyak. Jangan
beranggapan bahwa menyingkirnya segelintir orang yang punya masa lalu
revolusioner dari karavan revolusi dapat membuat revolusi ini menjadi
terasing. Tidak demikian. Semua revolusi, pemikiran dan gerakan sosial
pasti akan mengalami kerontokan sebagian anasirnya dan di saat yang sama
akan muncul tunas-tunas yang baru. Artinya, ada pertumbuhan yang
mengiringi kerontokan.
Coba
Anda perhatian apa yang terjadi di awal sejarah Islam. Di masa
keterasingan Islam ketika Imam Ali (as) terasing, siapakah yang tampil
menjadi pembela Amirul Mu'minin? Mereka umumnya bukan para sahabat yang
terdahulu masuk Islam. Sahabat terdahulu adalah semisal Thalhah, Zubair,
Sa'd bin Abi Waqqash dan lainnya. Sebagian mereka meninggalkan Ali
seorang diri sebagian bahkan memerangi beliau. Inilah yang disebut
dengan proses keguguran. Sementara proses pertumbuhan juga ada yang
melahirkan orang-orang seperti Abdullah bin Abbas, Muhammad bin Abi
Bakr, Malik Asytar, dan Maitsam Tammar. Mereka tak dikenal atau belum
ada di masa Nabi Saw. Mereka tumbuh ketika Islam terasing. Kalian bisa
melihat bagaimana besarnya pengaruh Malik Asytar dalam sejarah Islam.
Memang proses keguguran anasir internal adalah fenomena menyedihkan.
Ketika para sahabat memberikan pedang Zubair (yang terbunuh dalam perang
Jamal, pent) kepada Imam Ali (as), beliau memandangnya dan menitikkan
air mata. Memang menyedihkan ketika melihat ada sebagian orang yang
pernah bergabung dengan revolusi Islam, di barisan Imam Zaman, di
kelompok Islam dan Al-Qur'an tapi kini memisahkan diri dari barisan ini.
Namun meski ada proses keguguran seperti itu ada juga proses
pertumbuhan. Bermunculanlah orang-orang seperti Malik Asytar dan
Abdullah bin Abbas. Di medan perang ketika Amirul Mukminin memerlukan
lisan seseorang, Abdullah bin Abbas maju untuk membela beliau. Ketika
yang diperlukan pedang, Malik Asytar tampil ke depan front. Orang-orang
semisal Malik Asytar, Abdullah bin Abbas, Muhammad bin Abi Bakr dan
semisalnya bukan satu, dua atau seribu orang jumlahnya, tapi beribu-ribu
orang banyaknya. Jadi meski ada segelintir orang yang meninggalkan
barisan ini, kehilangan stamina atau kehabisan bekal perjalanan jangan
lantas Anda mengira bahwa gerakan ini akan terhenti. Memang ada sebagian
orang yang kehabisan bekal di tengah perjalanan. Ada orang-orang lemah
yang keletihan dan tak mampu melanjutkan perjalanan padahal baru
berjalan dua atau tiga kilometer saja. Ini jelas bukan kebanggaan tapi
cela dan ketertinggalan.
الم تر كيف ضرب اللَّه مثلاً كلمة طيبة كشجرة طيبة اصلها ثابت و فرعها فى السماء. تؤتى اكلها كلّ حين باذن ربّها
"Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Tuhannya.." (Q.S. Ibrahim: 24-25)
Tapi
ingat bahwa gerakan revolusi ini punya akar yang kuat dan cabangnya
semakin rindang dari hari ke hari. Muncul cabang-cabang yang baru.
Menurut saya, soal keguguran dan pertumbuhan ini perlu dibahas dari sisi
sosiologi, psikologi dan sejarah, yang tentunya akan menjadi pembahasan
menarik. Sayangnya, saya tidak punya kesempatan yang cukup untuk
membahasnya.
Saya
katakan kepada Anda semua bahwa hari ini pilar-pilar paling vital di
negara ini ada di tangan Islam dan revolusi. Landasan yang paling inti
dari kekuasaan di negeri ini -yakni rakyat- punya kecenderungan kuat
kepada Islam, revolusi, jejak Imam Khomeini (ra), dan nilai-nilai Ilahi
dan Islami. Begitulah kondisi para pemuda, mahasiswa, kelompok usia
baya, ruhaniawan, pedagang, buruh, pejabat, dan elemen-elemen lain
bangsa ini. Alhamdulillah, para pemimpin negara dan pemimpin tiga
lembaga penting negara semuanya benar-benar mengabdi untuk Islam.
Sebagian orang tidak mengenal realita yang sebenarnya di sini. Di sisi
lain, saat berbicara tentang negara ini musuh mengumbar pernyataan yang
berbeda dengan fakta. Ada baiknya jika mereka mengenal kondisi yang
sebenarnya. Dua tahun lalu, tanggal 2 Khordad, rakyat mementaskan sebuah
fenomena akbar dalam pemilu kepresidenan. 30 juta orang ambil bagian
dalam memberikan suara. Padahal, sebelum pelaksanaan pemilu media-media
asing getol menebar propaganda miring terhadap pemilu. Berulang kali
mereka mengatakan bahwa pemilu ini bakal sarat kecurangan. Tujuannya
supaya melemahkan animo rakyat untuk mengikuti pemilu.
Banyak
fakta terselubung akan terkuak jika Anda memerhatikan apa yang ditulis
dan disiarkan oleh media-media cetak dan radio asing dalam tiga atau
empat bulan menjelang pemilu 2 Khordad. Cara mereka berbicara
menampakkan adanya upaya untuk membuat orang pesimis dan tidak bernafsu
mendatangi kotak-kotak suara. Tapi rakyat menuruti kata-kata mereka yang
punya kepedulian besar kepada bangsa dan negara ini. Hasilnya, 30 juta
orang ikut ambil bagian dalam pemilu. Sungguh, ini fenomena yang sangat
agung dan prestasi besar yang dibukukan oleh bangsa Iran dan
pemerintahan Republik Islam. Ketika pemungutan suara berakhir terbukti
bahwa partisipasi rakyat sangat besar dan hasil pemilu pun jelas,
media-media memutar haluan dan mengubah retorika. Mereka berbicara
seakan gerakan 2 Khordad adalah hasil karya mereka dan sampai kinipun
mereka terus gencar menyuarakan hal yang sama, padahal pemilu sudah kita
lewati hampir dua setengah tahun. Mereka terus berpropaganda khususnya
terkait pribadi bapak Presiden [Khatami].
Saya
perlu menceritakan satu hal. Di hari-hari pertama setelah pelaksanaan
pemilu presiden 2 Khordad, Bapak Presiden Khatami meminta waktu untuk
bertemu saya. Beliau datang dan kamipun bertemu. Kepada beliau saya
katakan bahwa saya tidak tahu apakah beliau punya waktu menyimak
pemberitaan dalam beberapa hari ini terkait pemilu dan mendengarkan
siaran radio-radio asing? Tapi saya menyimaknya. Radio-radio asing
mengesankan bahwa gerakan 2 Khordad (kubu Reformis, pent) adalah gerakan
kontra revolusi, anti Imam Khomeini dan anti Islam. Memang begitulah
caranya media dalam berpropaganda. Saya ingin supaya beliau dalam
pembicaraan perdananya langsung menohok ke muka musuh dan menunjukkan
bahwa realita tidak seperti yang mereka dengungkan. Gerakan ini adalah
gerakan yang mengikuti jejak Imam Khomeini dan revolusi. Tiga atau empat
hari setelah pertemuan itu beliau hadir dalam sebuah wawancara pers.
Setelah itu dalam pertemuannya kembali dengan saya beliau mengatakan
bahwa untuk wawancara itu beliau sudah mempersiapkan banyak materi untuk
dibicarakan tapi semuanya hilang dari ingatan beliau. Hanya satu hal
yang beliau ingat yaitu apa yang saya katakan sebelumnya agar beliau
menohok muka musuh. Dan itulah yang beliau lakukan. Alhamdulillah,
sampai hari inipun Presiden, Ketua Parlemen, Ketua Mahkamah Agung dan
para pejabat negara semuanya menyerukan sikap yang mendukung revolusi
Islam, Imam, Islam dan loyalitas kepada nilai-nilai ajaran Islam. Ini
merupakan kebanggaan bagi kita, dan ini bisa menjadi salah satu faktor
pemersatu bangsa dan yang bisa merapatkan hati rakyat. Saya sering dan
berulang-ulang menekankan supaya hati kita semua saling merapat dan
bersatu. Saya juga menekankan kepada seluruh kelompok yang ada untuk
saling merapatkan barisan.
Kita
tengah menyongsong pemilu. Insya Allah di lain kesempatan saya akan
berbicara soal pemilu secara rinci. Yang ingin saya katakan saat ini
adalah jadikan pemilu ini sebagai pentas membanggakan bagi bangsa
seperti pemilu 2 Khordad. Partisipasi luas masyarakat harus bisa
menggagalkan konspirasi musuh. Kita semua bersyukur kepada Allah yang
selalu membimbing bangsa ini dengan kemurahan, keutamaan, rahmat dan
perlindunganNya. Seperti yang saya katakan bahwa para pejabat negara,
seluruh elemen masyarakat, umat Hizbullah ini, para pemuda mukmin, para
relawan Basij, dan semua orang di negeri ini siap mengabdi kepada Islam
dan siap terjun ke gelanggang ketika Islam dan Muslimin memerlukan
kehadiran mereka. Alhamdulillah, hari ini kekuatan Islam dan
pemerintahan Islam lebih kokoh berkat adanya dukungan afeksi, pemikiran
dan suara rakyat. Insya Allah, Allah Swt akan selalu mengayomi bangsa
ini dengan kasih sayang dan rahmatNya.
بسماللَّهالرّحمنالرّحيم
اذا جاء نصراللَّه و الفتح. و رأيت النّاس يدخلون فى دين اللَّه افواجا. فسبّح بحمد ربّك و استغفره انّه كان توّابا
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.