Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label kajian Pidato. Show all posts
Showing posts with label kajian Pidato. Show all posts

ISRAEL DALAM KATA-KATA AHMADINEJAD


Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Iran, kembali membuat marah Israel. Dalam orasinya pada peringatan wafatnya Ayatullah Khomeini (3 Juni 2007), Ahmadinejad, seperti dikutip Jerusalem Post, menyatakan bahwa, “…kehancuran Israel sudah dekat”. Dan seperti biasanya, pernyataan tersebut juga kontan membuat Eropa—yang tampaknya tak pernah bisa berlepas dari ‘dosa’ historis holocaust— merah padam. Menlu Spanyol dan Menlu Perancis langsung menyampaikan kecaman resmi negaranya. Bagi keduanya, kata-kata Ahmadinejad harus mendapatkan respon dunia yang keras.

Ini bukan kali pertama Ahmadinejad menyampaikan pernyataan kontroversial terhadap rezim Zionis Israel. Satu pernyataan lainnya yang memicu kontroversi internasional dan dikutip hampir seluruh media pemberitaan dunia adalah, ketika pada sebuah konferensi bertajuk “The World Without Zionism” (Oktober 2005), Ahmadinejad menyatakan, “…Israel harus dihapuskan dari peta (dunia).”
Namun, dalam konteks ini, media-media Barat, telah melakukan disinformasi terhadap, bukan hanya konteks, tetapi bahkan teksnya sekalipun.

Disinformasi yang Sistematis.

Kutipan tersohor dari pernyataan Ahmadinejad yang dalam bahasa Inggris kerap diterjemahkan sebagai “Israel must be wiped off the map” sungguh telah mengalami disinformasi yang sistematis. Mengapa demikian?

Pertama, pernyataan tersebut, seperti yang penulis kutip dari situs berbahasa Parsi ahmadinejad.ir, sebenarnya berbunyi, “Imam ghoft een rezhim-e ishghalgar-e qods bayad az safheh-ye ruzgar mahv shavad. Di sini, Nejad secuil pun tidak menyebut “Israel”, baik sebagai wilayah maupun bangsa. Ahmadinejad sebaliknya menggunakan sebuah frase spesifik, rezhim-e ishghalgar-e qods (‘rezim yang menjajah al-Quds’). Fakta ini menghadirkan perbedaan yang signifikan, karena sebuah rezim secara esensial—tidak seperti wilayah atau bangsa—tidak berkaitan dengan persoalan ‘peta dunia’.

Kedua, dalam pernyataan tersebut, tidak terdapat kata nagsheh (Parsi) sebagai padanan kata peta (map).  Ketiga, kata to wipe out (menghapus) merupakan kesalahan penerjemahan yang diakibatkan oleh ketidakpahaman akan konstruksi verba Parsi, mahv shavad, yang digunakan Nejad. Verba tersebut berfungsi intransitif, sehingga padanannya yang lebih tepat adalah to vanish from (‘hilang/lenyap’) bukan to wipe out (‘menghapus’) atau to eliminate (‘menghancurkan’).

Luar biasa, dunia sudah dibuat percaya bahwa Presiden Iran telah mengancam akan “menghapus Israel dari peta (dunia)” meskipun dia tidak pernah mengucapkan kata peta, menghapus, dan bahkan Israel.
Lantas, apa terjemahan yang mendekati pernyataan tersebut? Tepatnya, inilah yang dikatakan Ahamdinejad, “Imam (Khomeini) berkata rezim yang menjajah al-Quds ini akan lenyap dari lembaran masa (sejarah).” Sejatinya, Nejad hanya mengungkapkan sebuah logika sejarah, bahwa penguasa atau rezim yang zalim serta menindas tidak akan pernah bertahan dalam lembaran sejarah. 

Implikasi seperti itu terkait dengan konteks bahwa, dalam keseluruhan pernyataannya, Nejad menganalogikan lenyapnya rezim Zionis dengan rezim-rezim lain, seperti Shah Iran dan rezim komunis Uni-Soviet. Pertanyaanya, adakah kedua rezim itu runtuh karena bombardir militer atau serangan nuklir? Bukankah kedua rezim itu runtuh karena rakyat yang mereka tindas tidak lagi menginginkan mereka?

Dalam konteks seperti di ataslah, kita harus memahami pernyataan Nejad terbaru bahwa, “…kehancuran Israel sudah dekat.” Seperti dikutip dari IRNA, pernyataan ini terkait dengan sepak terjang Israel di Palestina dan Lebanon dalam setahun terakhir. Bagi Nejad, jika rezim Zionis tetap meneruskan penindasan terhadap bangsa Palestina dan mengulangi invasi militer ke Lebanon, maka “bangsa Palestina dan Lebanon akan menekan tombol ‘hitung mundur’ untuk membawa kehancuran bagi rezim Zionis.” Lagi-lagi logika sejarahlah yang ingin disampaikan Nejad, bahwa bangsa-bangsa terjajah yang menuntut kemerdekaan akan melawan dan menghancurkan siapa pun rezim penjajah mereka.

Konteks yang Tak Terkatakan.

Terlepas dari pernyataan-pernyataan Nejad yang mengalami disinformasi, dan yang ingin dikesankan sebagai pernyataan anti-Semit, terdapat hal-hal substansial yang luput dari pemberitaan media Barat.
Pertama, sikap Iran dalam konflik Palestina-Israel. Seperti pernah diungkapkan Nejad sendiri, “Iran bukanlah ancaman bagi negara manapun,…bahkan bagi Israel sekalipun. Kami ingin menyelesaikan persoalan di sana (konflik Palestina-Israel) secara damai, melalui referendum” (kayhannews.ir). Referendum yang diikuti setiap penduduk asli tanah Palestina, baik Muslim, Kristen, maupun Yahudi, adalah solusi yang pernah diajukan Iran secara resmi, baik dalam forum PBB maupun OKI. 

 “Solusi satu-negara” (one-state solution) bukanlah milik Iran semata. Pemikir-pemikir Yahudi, seperti Noam Chomsky dan Uri Avnery pun memandang solusi ini sebagai yang terideal, meskipun bukan yang ‘realistis’. “Solusi dua-negara” (two-state solution), seperti yang konon berlaku sekarang, bahkan dipandang banyak aktivis hak asasi manusia sebagai sebuah halusinasi, mengingat karakter rasis dan apartheid rezim Zionis. “Solusi satu-negara” melalui referendum adalah penyelesaian yang paling beradab bagi semua pihak tetapi jelas tidak bagi rezim rasis Zionis.

Kedua, fakta bahwa 30 ribu lebih orang Yahudi hidup dengan tenang dan damai di Iran, sebuah jumlah komunitas Yahudi terbesar di Timur Tengah. Terlebih lagi, mereka pun memiliki representasi di parlemen Iran. Jika memang pernyataan Nejad tersebut dipandang anti-Semit, maka apa kata dunia tentang penindasan rezim Zionis terhadap bangsa Arab Palestina? Bukankah orang-orang Arab juga anak keturunan Sem putra Nuh? Jika pernyataan Nejad dianggap sebagai pernyataan pemusuhan, maka apa kata dunia terhadap George W. Bush yang menyandingkan Islam dengan fasisme, “islamofasisme”. Apa pula kata dunia kepada senator sekaligus kandidat presiden AS, John McCain, yang menyenandungkan lagu berirama reggae, “Bom…bom…bom Iran.” Adakah dunia pernah menyebut semua itu sebagai pernyataan pemusuhan?

Dalam memperingati 40 tahun penjajahan rezim Zionis terhadap al-Quds (Perang Enam Hari 5-10 Juni 1967), sudah semestinya bangsa-bangsa di dunia, yang mencintai peradaban dan keadilan serta menghargai martabat kemanusiaan, bangkit dan menegaskan sikap untuk membantu bangsa Palestina yang tertindas serta menjaga al-Quds, sebagai tempat suci agama-agama Tuhan, dari tindakan vandalisme rezim Zionis.

Gencatan Senjata di Gaza dan Kekalahan Israel


Seperti yang banyak diprediksikan sebelumnya, kegagalan besar rezim Zionis Israel dalam perang terbarunya di Jalur Gaza akhirnya memaksa rezim ilegal ini menerima syarat yang diajukan oleh kubu Palestina untuk gencatan senjata. Sikap terpaksa rezim Zionis menerima gencatan senjat bersyarat yang diajukan oleh kubu muqawama ini dilakukan oleh Tel Aviv untuk menyelamatkan diri dari kehancuran. Sikap Tel Aviv ini sama halnya pengakuan kekalahan oleh rezim Zionis dan hal ini juga diakui oleh berbagai elit politik Israel.

Dalam hal ini, berbagai koran Israel termasuk Yediot Aharonot mencetak artikel yang dengan transparan mengakui kekalahan Israel dan kemenangan kubu muqawama Palestina. Di sisi lain, mayoritas petinggi Israel dalam beberapa hari terakhir telah mengisyaratkan kekalahan tersebut.

Ketakutan dan kekhawatiran akibat kekalahan rezim Zionis dalam perang Jalur Gaza dapat disaksikan dengan sikap tergesa-gesa petinggi Israel dalam melaksanakan gencatan senjata 72 jam yang isinya disusun berdasarkan tuntutan Palestina.

Hal terbukti dengan sikap Israel yang langsung menarik militernya dari Jalur Gaza pasca gencatan senjata 72 jam. Penarikan ini merupakan salah satu syarat yang diajukan oleh muqawama Palestina. Berbagai sumber juga mengkonfirmasikan kesepakatan awal rezim Zionis dengan seluruh syarat yang diajukan kubu muqawama Palestina termasuk pencabutan blokade Jalur Gaza dan pembebasan sekelompok tawanan Palestina.

Disebutkan bahwa rezim Zionis sebelum menerima gencatan 72 jam sesuai dengan syarat kubu muqawawa, berupaya dengan beragam cara menerapkan gencatan senjata sesuai dengan tolok ukurnya serta berdasarkan penekanan terhadap Pelestina untuk memberi konsesi besar kepada rezim ini. Oleh karena itu, Israel tidak pernah komitmen dengan gencatan senjata yang sebelumnya diterapkan dan dengan demikian gencatan sejata tersebut tidak pernah berjalan efektif.

Setelah gagal memaksakan kehendaknya terkait gencatan senjata kepada Palestina, Israel baru menerima gencatan senjata sesuai dengan syarat yang diajukan kubu muqawama. Hal ini jelas dampak dari kekalahan rezim Zionis dalam perang melawan kubu muqawama Palestina.

Dalam hal ini, petinggi Palestina menilai kemenangan muqawama di bidang militer sebagai pendahuluan bagi keberhasilan lebih besar muqawama di sektor politik serta memaksa rezim Zionis untuk tunduk pada tuntutan bangsa Palestina. Statemen ini mencerminkan keberhasilan besar muqawama di bidang militer dan politik menghadapi rezim Zionis Israel.

Dalam kondisi seperti ini, petinggi Palestina menjelaskan, secara pasti Israel di bidang politik juga tidak akan mampu menutupi dan membalas kekalahan militernya dalam menghadapi muqawama. Sikap tunduk Israel terhadap tuntutan muqawama menguatkan kekalahan militer rezim ilegal tersebut.

Mengingat reaksi luas kekalahan Israel di sektor politik dan medis, pengamat politik meyakini bahwa dampak kekalahan Tel Aviv di bidang politik nantinya akan lebih parah dari operasi militer. Masih menurut para pengamat, Israel kedepannya bakal dirundung krisis politik luas, yang mereka istilahkan dengan "Tsunami Politik".

Mencermati resistensi heroik bangsa Palestina dalam satu bulan lalu terbukti bahwa kemenangan Palestina hanya dapat diraih melalui muqawama dan perlawanan gigih bangsa ini. Dengan demikian kembali muqawama muncul sebagai permata berharga bagi bangsa Palestina. Transformasi Palestina menunjukkan bahwa bangsa ini akan mampu merealisasikan tuntutannya secara penuh termasuk pembentukan negara independen Palestina melalui muqawama.

Pidato Rahbar di hadapan Para Pejabat dan Dubes Negara-negara Islam


Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, Dunia Islam dengan mengesampingkan pertentangan-pertentangan yang ada, harus menggunakan seluruh kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan rakyat Gaza.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, hari ini, Selasa (29/7) bersamaan dengan Hari Raya Idul Fitri di Iran, dalam pertemuannya dengan pejabat, duta besar, kuasa usaha negara-negara Islam dan lapisan masyarakat lain, meminta Dunia Islam selain menghadapi kejahatan-kejahatan rezim Zionis Israel, juga menyampaikan kebencian dan berlepas diri atas para pendukungnya terutama Amerika Serikat dan Inggris.

Dengan menyampaikan selamat kepada seluruh bangsa Muslim, Rahbar menilai Hari Raya Idul Fitri tahun ini sebagai hari raya umat yang bersatu. "Sungguh disayangkan, berbeda dengan ajaran-ajaran dan pengetahuan Islam, hari ini motif-motif politik dan ambisi kekuasaan telah memecah belah umat Islam," kata Rahbar.

Rahbar mengajak para pejabat negara-negara Islam untuk meninggalkan motif-motif semacam ini dan menciptakan umat yang satu, kuat dan kokoh. Ia menambahkan, "Jika ambisi kekuasaan, ketergantungan dan kerusakan moral tidak lagi bisa memecah belah Dunia Islam, maka tidak akan ada lagi kekuatan-kekuatan imperialis yang berani melakukan intervensi dan agresi, atau memeras negara-negara Islam."

Menurut Rahbar, kelancangan rezim Zionis melakukan pembunuhan massal di Gaza adalah hasil dari perpecahan di Dunia Islam. Ia menuturkan, "Sensor rahasia di Barat tidak membiarkan negara-negara Barat memperoleh informasi-informasi mendalam terkait peristiwa yang terjadi di Gaza. Akan tetapi saking keji dan mengerikannya kejahatan-kejahatan ini, yang sebagiannya juga dipublikasikan di beberapa media Barat, telah mengguncang bangsa-bangsa Muslim dan memaksa mereka turun ke jalan."

Terkait kebutuhan rakyat Gaza atas bahan makanan, air, obat-obatan, fasilitas medis dan perbaikan rumah-rumah mereka, Rahbar mengungkapkan, "Rakyat ini juga memerlukan senjata untuk membela diri."

Berlanjutnya dukungan terbuka kubu imperialisme dunia termasuk Amerika Serikat dan Inggris serta penegasan tidak langsung atau langsung lembaga-lembaga internasional seperti PBB atas kejahatan-kejahatan rezim Israel, dinilai Rahbar sebagai keterlibatan dalam aksi-aksi kejahatan rezim ini.

Sumber: IRIB Indonesia

Rahbar: Obama Terkucil di Negara Sendiri


Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al Udzma Sayid Ali Khamenei, dalam kunjungannya ke Gilane Gharb, menyampaikan pidato di hadapan masyarakat setempat. Dalam pidatonya, Rahbar mengatakan, “Republik Islam Iran tetap akan berdiri tegap menghadapi para musuh dan tak akan mengambil langkah mundur.”

Kantor Berita Fars News melaporkan, kunjungan Rahbar ke Provinsi Kermanshah memasuki hari keempat. Di Gilan, Rahbar mendapat sambutan luar biasa oleh masyarakat setempat. Di hadapan masyarakat Gilan, Rahbar menyinggung tudingan bohong AS terbaru atas Iran dan mengatakan, ” Musuh berupaya menyudutkan bangsa Iran dan menyebarkan Iranphobia. Akan tetapi upaya itu hanya menghasilkan kebencian tak berujung bangsa Iran atas rezim AS dan kecintaan bangsa ini atas slogan-slogan Republik Islam Iran.”.


Seraya menyinggung pemberitaan media-media yang berafiliasi dengan jaringan zionisme internasional, Rahbar mengatakan, “Dengan menghubungkan Iran dengan sebuah tuduhan yang tak berdasar, mereka berupaya mencari alasan dan menjadikan Republik Islam Iran sebagai pembela terorisme yang menjadi sasaran propaganda politik. Akan tetapi konspirasi gagal bahkan berefek kontraproduktif. Sebaliknya dari apa yang mereka bayangkan, makar itu malah kian memojokkan mereka.”.

Rahbar kemudian menyinggung ketakutan Presiden AS, Barack Obama dalam kunjungan ke kawasan. Dikatakannya, “Presiden AS saat berkunjung ke Afghanistan yang di bawah kendali penuh AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tidak berani keluar dari pangkalan udara Bagram dan tidak berani berkunjung ke Kabul. Sebab, dia terkucil dan takut terhadap masyarakat.”.

Ketika menyinggung aksi demo di Wall Street, Rahbar dalam pernyataannya yang ditujukan kepada Obama mengatakan, “Anda juga terkucil di tengah masyarakat AS. Anda takut atas mayoritas masyarakat. Saat itu, Anda ingin menyebarkan kata-kata tak berdasar soal Iranphobia?!!” (IRIB/Farsnews/AR)

Rahbar: Intervensi Militer di Suriah Hanya Akan Merugikan AS


(2013/08/28 - 20:05) 
 
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, Rabu (28/8) pagi dalam pertemuan dengan Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani dan kabinet periode kesebelas mengapresiasi kerjasama parlemen yang membantu pemerintah dalam mempercepat proses pembentukan kabinet yang baru. Beliau menyebut Hassan Rouhani sebagai sosok presiden yang ideal, terpercaya dan memiliki masa lalu perjuangan revolusi yang jelas.

Seraya menjelaskan sejumlah parameter yang penting bagi pemerintahan ideal, Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan, "Prioritaskan masalah ekonomi dan sains. Dengan mengatasi inflasi, memenuhi kebutuhan rakyat yang mendesak, memarakkan sektor produksi, memacu laju ekonomi, dan menciptakan ketenangan di sektor ekonomi, harapan rakyat akan masa depan harus kalian pertahankan dan tingkatkan."

Menyinggung perkembangan di kawasan, beliau menyebut ancaman Amerika Serikat (AS) untuk menyerang Suriah sebagai tragedi yang tak terelakkan bagi kawasan.

"Intervensi militer pasti akan merugikan para pemicunya sendiri," kata beliau.

Dalam pertemuan itu, kepada para pejabat tinggi negara dan pemerintahan, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengucapkan selamat atas peringatan ‘Pekan Pemerintah' seraya mengingatkan, "Pekan pemerintah dihiasi dengan nama dua Syahid Cendekiawan yaitu Syahid Rajai dan Syahid Bahonar. Langkah semua pemerintahan selama ini dalam mengedepankan kedua syahid itu sebagai teladan tentu sangat berarti."

Beliau menambahkan, "Tak diragukan bahwa tampilnya Bapak Rouhani dengan pengalaman perjuangan dan revolusinya yang jelas serta sikap-sikapnya yang baik dalam tiga dekade ini di pucuk lembaga eksekutif adalah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh pemerintahan yang baru ini."

Menyinggung tekad Presiden untuk mengatasi semua problem dan kesulitan, Rahbar berharap optimis pemerintah dapat menyelesaikan kesulitan yang ada dengan mengandalkan tekad yang kuat.

Lebih lanjut beliau menjelaskan sejumlah parameter penting untuk sebuah pemerintahan Islam yang ideal. Parameter pertama adalah akidah atau keyakinan yang benar dan etika yang lurus. Beliau mengungkapkan, "Aqidah dan pandangan yang tepat akan realitas di tengah masyarakat ini akan membuahkan tindakan yang benar oleh pemerintah."

Mengenai hal ini Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut rangkaian pidato dan arahan dari Imam Khomeini (ra) sebagai tolok ukur paling penting. Beliau menandaskan, "Nilai-nilai dan prinsip revolusi teraplikasikan dalam bentuk kata-kata dan arahan yang disampaikan oleh Imam Khomeini, yang jika kita komitmen dengannya dan merujuk kepadanya di saat-saat kebingungan, tentu apa yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang cemerlang untuk masa depan dan kita akan terus bergerak maju."

Masih tentang aqidah yang benar, beliau menyatakan bahwa kepercayaan yang benar akan membuahkan keyakinan akan kebenaran janji-janji Ilahi. Beliau mengatakan, "Dalam banyak kasus seperti kemenangan revolusi Islam, Perang Pertahanan Suci, dan keberhasilan meredakan gejolak pemberontakan berbau etnis di awal-awal revolusi, rakyat dan para petinggi negara ini sudah merasakan sendiri kebenaran janji-janji Ilahi. Hal itulah yang menambah keyakinan akan datangnya pertolongan dan bantuan Allah."

Menyinggung pembicaraan Presiden Rouhani, Rahbar menegaskan, "Kepercayaan kepada Allah serta pandangan yang benar, logis dan bijak adalah kunci mengurai permasalahan yang ada."

Parameter kedua bagi pemerintahan Islami yang ideal adalah pengabdian kepada masyarakat. Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan bahwa filosofi keberadaan para pejabat adalah untuk mengabdi kepada rakyat. Karena itu, masalah apapun jangan sampai melalaikan para pejabat dari tugas pengabdian.

Kepada kabinet baru, beliau mengingatkan bahwa kesempatan mengabdi bakal berlalu dengan cepat. "Kepada semua kabinet saya selalu mengingatkan bahwa masa pengabdian 4 atau 8 tahun akan berlalu dengan cepat. Meski demikian, masa yang singkat ini bisa menjadi kesempatan untuk melakukan pengabdian yang tak berkesudahan kepada rakyat. Jangan sampai kesempatan ini hilang begitu saja."

Mengenai pengabdian kepada rakyat, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengimbau untuk memandangnya sebagai salah satu bentuk jihad. Namun, kata beliau, kerja dengan semangat jihad bukan berarti mengesampingkan aturan.

Parameter berikutnya bagi pemerintahan Islami yang ideal menurut beliau adalah keadilan. Beliau menegaskan, "Sudah berulang kali dikatakan bahwa kita menghendaki apa yang disebut dengan kemajuan. Tapi yang pasti kemajuan ini harus seiring dengan keadilan. Jika tidak, kita akan menjadi seperti negara-negara Barat yang dililit oleh isu kesenjangan sosial, diskriminasi dan ketidakpuasan rakyat."

Parameter keempat bagi pemerintahan ideal adalah ekonomi yang sehat dan pemberantasan korupsi. Rahbar mengingatkan bahwa jabatan di pemerintahan adalah posisi yang menggiurkan untuk berkuasa dan memperkaya diri. "Kalian harus bertindak laksana mata yang mengawasi dengan tatapan yang tajam dan terus menerus, supaya instansi yang Anda pimpin aman dari korupsi," imbuh beliau.

"Korupsi," lanjut beliau, "tak ubahnya bagai rayap. Kalian harus tegas dan bijak dalam mencegah munculnya praktik korupsi, kolusi, nepotisme, suap dan pemborosan. Dengan begitu, kalian tidak lagi menantikan campur tangan lembaga-lembaga yang bertugas sebagai pengawas di lingkungan instansi yang Anda pimpin."

Seraya menyebut para pejabat negara sebagai orang-orang yang baik dan bersih, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyayangkan adanya sedikit oknum bermasalah yang, ibarat kuman, merusak reputasi keseluruhan lembaga negara. "Ini harus dicegah," kata beliau.

Parameter berikutnya adalah kepatuhan kepada hukum dan undang-undang. "Undang-undang ibarat jalur gerak bagi pemerintah. Keluar dari jalur -dengan alasan apapun- akan merugikan negara dan rakyat," imbuh beliau.

Seraya mengakui kemungkinan adanya kekurangan dan ketidaktepatan dalam undang-undang, Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan, "Meski demikian, tidak menjalankan undang-undang itu akan lebih membahayakan dibanding pelaksanaannya. Karena itu, kalian harus mengupayakan agar budaya patuh hukum mengakar kuat di lembaga pemerintahan."

Salah satu bentuk dari budaya patuh hukum adalah dengan melaksanakan kebijakan makro negara dan dokumen Prospek 20 Tahun.

Parameter keenam untuk pemerintahan Islam yang ideal yang dijelaskan dalam pertemuan itu adalah kebijaksanaan dan kearifan. Karena itu, beliau mengimbau untuk memanfaatkan maksimal kapasitas para ahli yang ada di negara ini di berbagai bidang. Beliau mengingatkan, sebelum mengambil tindakan atau keputusan apapun harus ada telaah yang semestinya. Sebab, kerugian yang ditimbulkan oleh tindakan yang tidak matang akan sangat besar.

Parameter selanjutnya, menurut Rahbar, adalah mengandalkan kemampuan dan potensi dalam negeri secara arif. Beliau menggarisbawahi, "Mengandalkan potensi dalam negeri bukan berarti menolak apa yang datang dari luar. Poin intinya adalah jangan sampai kita mengandalkan apa yang dimiliki orang lain dan menaruh kepercayaan penuh kepadanya."

Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei mengimbau pemerintahan baru untuk memprioritaskan penanganan masalah ekonomi dan pengembangan sains. Seraya menekankan masalah ekonomi beliau mengatakan, "Tidak ada satupun orang yang bersikap fair yang menuntut penanganan problem ekonomi dengan cepat. Yang diharapkan adalah memulai langkah ini dengan bijak dan cerdas."

Mengenai kemajuan pesat sains di Iran dalam 10 tahun terakhir, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Kemajuan ini jangan sampai berhenti."

Di bagian lain pembicaraannya, beliau menyinggung kondisi kawasan yang rawan dan panas saat ini seraya mengatakan, "Kita sama sekali tak ingin mencampuri urusan dalam negeri Mesir. Tapi kita juga tak bisa menutup mata menyaksikan pembantaian yang terjadi di sana."

Beliau menambahkan, "Kami mengutuk dengan keras pembunuhan rakyat yang tidak bersenjata di Mesir. Republik Islam Iran mengecam siapapun pelakunya."

Rahbar menegaskan, "Perang saudara di Mesir harus dihindarkan. Sebab, perang saudara ini akan menciptakan tragedi bagi Dunia Islam dan bagi kawasan."

Menurut beliau, solusi bagi Mesir adalah kembali kepada aturan demokrasi dan suara rakyat. "Setelah bertahun-tahun hidup di bawah tekanan rezim otoriter, berkat kebangkitan Islam, rakyat Mesir berhasil menggelar pemilihan umum yang bersih dan proses demokrasi ini tak akan terhenti."

Berkenaan dengan perkembangan di Suriah, seraya menyebut ancaman dan kemungkinan intervensi militer AS sebagai tragedi bagi kawasan, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Jika itu terjadi, AS pasti akan mengalami kerugian yang sama dengan apa yang dialaminya saat intervensi di Irak dan Afghanistan."

Beliau menambahkan, "Intervensi kekuatan asing dan lintas kawasan di suatu negara hanya akan menyulut perang dan akan semakin menambah kebencian rakyat di sana kepada mereka."

Dalam kesempatan itu, Presiden Hassan Rouhani menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam karena dukungannya kepada pemerintahan baru yang dipimpinnya. Seraya menjelaskan kebijakan kabinet periode kesebelas, Rouhani menyatakan akan memanfaatkan pengalaman pemerintahan-pemerintahan periode yang lalu.

TEKS LENGKAP PIDATO PRESIDEN (REPUBLIK ISLAM IRAN) RII, DR MAHMUD AHMADINEJAD DI SIDANG PBB



PRESIDEN REPUBLIK ISLAM IRAN, DR MAHMOUD AHMADINEJAD
MENYAMPAIKAN SIKAP NEGARANYA
PADA SIDANG REVISI TRAKTAT NON PROLIFERASI (NPT)
HARI SENIN, 3 MAY 2010

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

الحمدلله رب العالمين و الصلوة و السلام علي سيدنا و نبينا محمد و آله الطاهرين و صحبه المنتجبين
اللهم عجل لوليک الفرج و العافية و النصر واجعلنا من خير انصاره و اعوانه والمستشهدين بين يديه

Mister ketua, mister dan misiss sekalian. Syukur kepada Allah karena Ia memberikan kesempatan untuk saling membahas isu-isu global penting.
Tidak diragukan lagi sidang NPT adalah termasuk sidang terpenting tentang pembenahan dan penyempurnaan traktat.

Rekan yang terhormat!
Pencarian keamanan yang stabil, adalah masalah esensial, fitrah, dan historis. Tidak ada satu negara pun yang tidak memerlukannya.

Para nabi dan orang-orang shaleh di bawah cahaya iman kepada Tuhan dan ajaran-ajaran- Nya menjalankan perintah yang pengamalannya akan menjamin kehidupan yang tenteram dan aman di dunia.

Menurut pandangan mereka, masyarakat yang ideal adalah masyarakat dunia yang bersandarkan pada ketauhidan dan keadilan yang sarat dengan keamanan, cinta, dan persaudaraan, dan yang dibimbing oleh hamba terbaik Allah beserta dengan Isa al-Masih dan para orang-orang shaleh. Tanpa rasa keamanan konstan tidak akan mungkin dapat melakukan perencanaan komprehensif demi kemajuan dan kesejahteraan.
Dewasa ini, meskipun sebagian besar sumber daya negara, dibelanjakan untuk namun tidak ada indikasi perbaikan kondisi dan pengurangan atmosfer ancaman. Sayangnya akibat sejumlah pemerintah telah menjauh ajaran para nabi Allah, ancaman bom nuklir telah membayangi seluruh dunia dan tidak ada pihak yang merasa aman.

Sejumlah pemerintahan dalam strategi mereka menyebut bom-bom nuklir sebagai faktor stabilitas dan keamanan dan ini adalah kekeliruan terbesar mereka. Dengan alasan apapun, produksi dan penyimpanan bom nuklir adalah tindakan yang sangat berbahaya dan pada tahap awal membahayakan negara produsen dan penyimpan senjata itu.

Anda sadar betapa bahayanya relokasi sebuah rudal yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir dengan menggunakan pesawat dari sati pangkalan ke pangkalan lain di wilayah Amerika dan betapa hal ini membuat warga Amerika khawatir.

Kedua, satu-satunya kegunaan senjata nuklir adalah menghancurkan seluruh makhluk hidup dan lingkungan, serta radiasinya akan berdampak pada generasi mendatang dan akan bertahan hingga ratusan tahun.
Bom nuklir, adalah api anti-kemanusiaan bukan senjata untuk bertahan. Kepemilikan bom nuklir bukan hanya tidak membanggakan melainkan keburukan dan sangat memalukan.

Yang lebih memalukan lagi mengancam akan menggunakannya yang tentu tidak dapat dibandingkan dengan bentuk kejahatan apapun dalam sejarah. Mereka yang untuk pertama kalinya melakukan bombardir atom, adalah pihak yang paling dibenci dalam sejarah.

Perserikatakan Bangsa-Bangsa khususnya Dewan Keamanan juga selama lebih dari 60 tahun tidak mampu mwwujudkan keamanan dan rasa aman dalam hubungan internasional dan kondisi saat ini bahkan lebih buruk dari beberapa dekade lalu.

Perang, pendudukan, agresi, dan lebih parah lagi ancaman dan penimbunan senjata nuklir serta yang terburuk kebijakan ekspansionisme sejumlah negara, telah mengaburkan wacana keamanan internasional untuk semua.

Opini dunia saat ini sangat terimbas dari perasaan ancaman dan ketidakamanan. Perlucutan senjata dan non-proliferasi nuklir tidak tercapai dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) gagal melaksanakan tugasnya.

Selama 40 tahun sejumlah negara termasuk Israel dipersenjatai dengan senjata nuklir. Apa penyebab sebenarnya?

Sebabnya harus dicari dalam kebijakan dan aksi sejumlah negara, serta inefesiensi NPT, dan tidak adanya keseimbangan dalam lemabga-lembaga yang akan saya sebutkan:

1- Pencarian Supresmasi:
Menurut para nabi Allah dan orang-orang shaleh dan berdasarkan pada semua ideolog manusia, keunggulan, kebahagiaan dan kesempurnaan manusia, bergantung pada etika, kesucian, kerendahan hati, dan pengkhidmatan pada sesama.

Sayangnya, sejumlah negara bersandarkan pada teori perjuangan untuk bertahan hidup, menilai keunggulan mereka bergantung pada kekuatan, ancaman, serta penindasan pihak lain, dan menebar benih-benih kebencian dan permusuhan serta persaingan senjata di dunia. Kesalahan mereka terbesar adalah menilai kekuatan sebagai sumber kebenaran.

2- Produksi dan Penggunaan Senjata Nuklir.
Senjata nuklir pertama diproduksi dan digunakan pertama kali oleh pemerintah Amerika Serikat. Aksi ini tampaknya membuktikan keunggulan Amerika dan sekutunya pada Perang Dunia II, namun hal itu menjadi faktor utama perluasan senjata nuklir dan persaingan senjata.

Produksi, penimbunan, dan pengembangan senjata nuklir di sebuah negara merupakan justifikasi terbaik bagi pengembangan senjata tersebut oleh pihak lain dan sayangnya hal ini berlanjut selama 40 tahun terakhir.

3- Penggunaan Senjata Nuklir Sebagai Sarana Pencegah.
Politik ini, adalah faktor utama meluasnya persaingan senjata nuklir karena pencegahan dan pertahanan membutuhkan superioritas dalam kualitas dan kuantitas senjata yang semakin mengobarkan persaingan senjata.

Berdasarkan sejumlah laporan, terdapat lebih dari 20 ribu hulu ledak nuklir di dunia yang separuhnya dimiliki Amerika Serikat. Di pihak lawan Amerika, pengembangan senjata nuklir terus berlanjut dan keduanya berarti pelanggaran NPT.

4- Ancaman Penggunaan Senjata Nuklir.
Sayangnya, pemerintah AS selain telah menggunakan senjata nuklir, dan mengancam menggunakannya terhadap sejumlah negara termasuk Iran. Sebuah negara Eropa beberapa tahun lalu juga mengemukakan ancaman yang sama. Israel juga selalu mengancam negara-negara di Timur Tengah.

5- Peralatan Dewan Keamanan dan IAEA.
Sebagian pemilik senjata nuklir menggunakan hak-hak istimewa mereka di lembaga-lembaga pengambil keputusan keamanan dunia dan secara meluas menentang IAEA dan negara-negara anggota NPT yang tidak memiliki senjata nuklir. Perlakuan yang tidak adil ini berubah menjadi tren karena sering terulang.

Hingga kini, tidak ada anggota NPT non-pemilik senjata nuklir yang dapat menikmati hakn legalnya dalam memanfaatkan energi nuklir sipil.

Meski jelas disebutkan dalam pasal enam traktat, bahkan tidak satu pun laporan dari para inspektur IAEA tentang instalasi terkait produksi senjata nuklir milik AS dan sekutunya yang dipublikasikan dan tidak ada ketetapan apapun untuk melucuti senjata mereka.

Sebaliknya, atas tekanan dari negara-negara tersebut dan dengan berbagai alasan dirilis berbagai resolusi anti-negara anggota NPT non-pemilik senjata nuklir, dengan tujuan menistakan hak-hak legal mereka.

6- Pemberlakuan Standar Ganda.
Sebagai contoh, rezim Zionis Israel yang menyimpan ratusan hulu ledak nuklir, penyebab perang bear dan yang selalu mengancam masyarakat dan negara-negara di kawasan itu dengan teror dan agresi militer, didukung penuh oleh pemerintah AS dan sekutunya serta menerima bantuan yang diperlukan untuk mengembangkan senjata nuklir.

Tapi negara-negara tersebut dengan dalih palsu kemungkinan penyimpangan dalam aktivitas nuklir damai pihak lain dan tanpa mengajukan bukti valid, memberlakuan berbagai tekanan terhadap negara-negara anggota IAEA.

7- Penyamaan Senjata Nuklir dengan Energi Nuklir.
Energi nuklir termasuk energi terbersih dan termurah. Perubahan dahsyat cuaca dan polusi akibat bahan bakar fosil, melipatgandakan tuntutan pemanfaatan energi nuklir. Produksi berkesinambungan 1.000 megawatt listrik selama tahun membutuhkan sekitar 7.000.000 barel minyak yang harganya saat ini mencapai lebih dari 500 juta dolar.

Produksi yang sama dengan menggunakan nuklir hanya menelan biaya sekitar 60 juta dolar AS. Secara keseluruhan, biaya investasi dan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir jauh lebih sedikit dari setengah biaya operasi pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Teknologi nuklir juga berguna dalam memproduksi obat, mengidentifikasi dan mengobati penyakit sulit tersembuhkan, industri, pertanian dan banyak bidang lain. Termasuk kezaliman terbesar sejumlah pemilik senjata nuklir terbesar, adalah penyamaan energi atom dengan senjata nuklir.

Apakah selain senjata, mereka ingin juga ingin memonopoli energi nuklir sipil dan dengan cara ini mereka dapat memaksakan kehendah terhadap masyarakat dunia?
Semua poin di atas bertentangan dengan prinsip NPT dan pelanggaran nyata terhadapnya.

8- Ketidakseimbangan dalam Pasal NPT dan Misi IAEA.
Misi penting NPT adalah mencegah persaingan senjata, perlucutan senajta, non-proliferasi, dan akses tanpa syarat bagi anggota untuk menggunakan energi nuklir sipil, namun dalam penyusunan peraturan dan mekanismenya, ditetapkan persyaratan sangat sulit bagi para pemohon pendayagunaan energi nuklir sipil.
Sebaliknya, tidak ada langkah efektif yang implementasi untuk menghapus potensi bahaya senjata nuklir yang merupakan tugas utama IAEA. Yang mengemuka hanya dialog tentang langkah-langkah dalam hal ini yang sama sekali tidak terjamin dan efektif.

Di saat yang terjadi harus sebaliknya, tekanan paling dahsyat IAEA ditujukan kepada anggota non-pemilik senjata nuklir, sementara para pemilik bom atom memiliki kekebalan dan hak istimewa.

Mister Presiden, rekan terhormat!
Jelas sudah bahwa produksi dan penimbunan senjata nuklir dan politik sejumlah negara pemilik senjata nuklir, serta kelemahan dan ketidakseimbangan ketentuan NPT merupakan faktor utama instabilitas dan pendorong pengembangan senjata-senjata tersebut.

Dewasa ini, perlucutan senjata nuklir, penghapusan ancaman nuklir dan pencegahan perluasannya, merupakan pengkhidmatan terbesar dalam mewujudkan keamanan dan perdamaian yang berkelanjutan serta persahabatan.

Namun pertanyaannya, apakah pemberian wewenang luar biasa di IAEA dan penyerahan masalah penting pelucutan senjata kepada para pemilik senjata nuklir adalah langkah yang benar?
Harapan tindakan sukarela yang berpengaruh dalam perlucutan sukarela dan non-proliferasi senjata nuklir oleh para pemilik senjata tersebut, adalah harapan yang irasional, karena mereka menilai senjata nuklir sebagai faktor superioritas.

Sebuah pepatah Iran mengatakan: "Pisau tidak akan membelah gaganya sendiri.".

Berharap terwujudnya keamanan dari pada penjual senjata terbesar di dunia juga harapan tidak logis.
Pemerintah AS yang menjadi tersangka utama dalam produksi, penimbunan, perluasan, dan penggunaan senjata nuklir dan ancaman menggunakannya, bersikeras memimpin revisi NPT.

Pemerintahan ini dalam politik barunya menyatakan tidak akan memproduksi senjata nuklir baru dan tidak akan melancarkan serangan nuklir terhadap negara-negara non-pemilik senjata nuklir.

Memangnya seberapa besar kepercayaan bangsa-bangsa terhadap komitmen pemerintah AS?
Apa yang menjamin pelaksanaan janji tersebut dan faktor independen uji kebenarannya?

Terjadi perselisihan antara pemerintah Amerika dengan pihak-pihak yang sebelumnya merupakan sekutunya.Dalam kebijakan terbaru, sejumlah negara yang merupakan anggota NPT juga menghadapi ancaman serangan nuklir pre-emptive. Pemerintah ini senantiasa berusaha mengalihkan perhatian opini publik terhadap pelanggaran terhadap komitmen dan ketentuannya, dengan melontarkan isu-isu distorsif.

Baru-baru ini, dengan mengemukakan ancaman bahaya terorisme nuklir, selain berupaya untuk menjustifikasi pelestarian, peningkatan dan penyempurnaan gudang-gudang nuklirnya, juga berupaya mengarahkan opini dan tekad dunia menyimpang dari perlucutan senjata menuju isu-isu ambigu, padahal pemersenjataan teroris dengan senjata nuklir hanya mungkin dilakukan oleh pemerintah yang memproduksi dan menggunakan senjata nuklir, serta yang memiliki sejarah panjang dalam mendukung kelompok-kelompok teroris.

Dalam kebijakan-kebijakan tersebut, Amerika bahkan mengugurkan serangan terhadap negara-negara pemilik senjata nuklir tekanan sehingga tekanan terfokus pada negara-negara independen.

Padahal sejumlah jaringan utama teroris didukung oleh badan-badan intelijen AS dan rezim Zionis. Terdapat data-data valid dalam hal ini yang jika diperlukan akan dikemukakan dalam sidang perang global melawan terorisme yang akan digelar di Teheran.

Dalam politik baru ini juga dikemukakan senjata nuklir tidak diperluas hanya meningkatkan kualitasnya. Peningkatan berarti eskalasi daya pembunuh dan pemusnah, dan ini berarti liferasi.
Selain itu, kebijakan yang sama juga tidak dapat diuji kebenarannya karena tidak pengawasan dari pihak independen terhadap program nuklir AS dan sekutunya.

Konferensi di Washington adalah upaya memonopoli senjata nuklir dan superioritas atas pihak lain, sementara konferensi di Teheran semua pihak mengupayakan dunia yang bebas dari senjata nuklir. Slogan konferensi Teheran "Energi nuklir untuk semua dan senjata nuklir tidak untuk siapa pun.".

Mister Presiden dan rekan terhormat!
Demi merealisasikan tujuan manusiawi perlucutan senjata nuklir dan pencegahan perluasannya serta penggunaan energi nuklir sipil, berikut ini saran yang kami ajukan:

1- Pembenahan dan Penyempunaan NPT.
Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) harus diubah menjadi perlucutan senjata dan non-proliferasi senjata nuklir. Dan perlucutan senjata tersebut harus dilakukan dengan mekanisme jelas dan mewajibkan, berpengaruh, dan dengan jaminan-jaminan pasti internasional.

2- Pembentukan sebuah kelompok independen internasional untuk menyusun program kerja dan perencanaan NPT, serta pengawasan total terhadap pelaksanaan pasal keenam perlucutan senjata nuklir dan pencegahan liferasi dengan memberikan wewenang penuh dari pihak konferensi. Kelompok ini bekerja sedemikian rupa sehingga semua negara independen dapat berpartisipasi signifikan dalam manajemen kerja, harus sedemikian rupa sehingga dengan penetapan ultimatum, para pemilik senjata nuklir memusnahkan seluruh semua senjata nuklir mereka pada waktu yang sama ditetapkan.
3- Pemberian jaminan keamanan komprehensif dan kewajiban, tanpa diskriminasi dan tanpa syarat hingga perlucutan total senjata nuklir.

4- Penghentian segera segala bentuk riset, pengembangan, dan peremajaan senjata nuklir dan instalasi terkait, serta pelaksanaan uji kejujuran kelompok yang diusulkan.

5- Penyusunan pedoman hukum yang wajib dilaksanakan untuk melarang penuh produksi, penyimpanan, perluasan, penjagaan, dan penggunaan senjata nuklir.

6- Penangguhan keanggotaan di Dewan Gubernur IAEA bagi para pengguna dan penyedia senjata nuklir. Selama ini partisipasi dan tekanan mereka serta dominasi politik mereka terhadap IAEA menghambat tugas khususnya pelaksanaan pasal empat dan enam NPT serta menyebabkan penyimpangan dari misi. Khususnya pemerintah AS yang selain telah melancarkan serangan atom terhadap Jepang, dalam perang di Irak juga menggunakan uranium yang telah diperlemah, bagaimana mungkin ia menjadi anggota Dewan Gubernur?

7- Penghentian segala bentuk kerjasama nuklir dengan negara-negara non-anggota NPT dan penyusunan langkah-langkah hukuman yang efektif terhadap negara-negara yang melanjutkan kerjasama dengan negara non-anggota NPT.

8- Pengkategorian ancaman atau segala bentuk penggunaan senjata nuklir atau serangan terhadap fasilitas nuklir sebagai pelanggaran perdamaian dan keamanan internasional dan urgensi reaksi cepat PBB terhadap negara pengancam penyerang dan pemutusan kerjasama negara anggota.

9- Implementasi sesegera mungkin dan tanpa syarat resolusi Konferensi 1995 terkait kawasan bebas senjata nuklir di Timur Tengah.

10- Pemusnahan senjata nuklir di pangkalan militer Amerika Serikat dan sekutunya di negara-negara lain, termasuk Jerman, Italia, Jepang dan Belanda.

11- Upaya kolektif untuk membenahi struktur Dewan Keamanan PBB. Struktur sekarang ini sangat tidak adil dan tidak efisien, dan menjadi faktor utama yang mendukung para pemilik senjata nuklir. Destrukturisasi Dewan Keamanan sangat penting bagi revisi dan penyempurnaan NPT dan merupakan syarat terwujudnya tujuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). 

Mister presiden dan rekan terhormat!
Mewakili bangsa besar, beradab, dan berbudaya Iran yang selalu menyeru penghambaan kepada Allah, keadilan, dan perdamaian di dunia, saya menyatakan kesiapan partisipasi Republik Islam Iran dalam realisasi usulan-usulan tersebut dan perencanaan perlucutan senjata dan non-proliferasi adil secara adil, serta pendayagunaan energi nuklir.

Dengan suara lantang saya menyatakan, bahwa bangsa besar menggembleng tokoh seperti Ferdousi, Hafez, Senai, Vahshi Bafghi, Ibnu Sina, Abu Rayhan, Shahriar dan para pemimpin penuntut kebebasan, bijaksana dan arif seperti Imam Khomeini dan telah mempersembahkannya kepada umat manusia, bangsa yang menyeru cinta dan perdamaian bagi kemanusiaan dan puisi, penyair bernama Saadi yang bersinar di dalam PBB bahwa "Anak Adam adalah anggota satu sama lain yang dalam penciptaan berasal dari satu esensi", sebuah bangsa yang telah menghapus perbudakan sekitar 2.500 tahun yang lalu, yaitu bangsa besar Iran, untuk menggapai kemajuan tidak membutuhkan bom nuklir dan tidak menilainya sebagai kehormatan dan kebanggaan.

Logika dan tuntutan bangsa Iran, adalah manifestasi tuntutan dan logika semua bangsa. Semua bangsa cinta perdamaian, persaudaraan dan ketauhidan serta menderita karena diskriminasi dan ketidakadilan.
Banyak rekan saya, kepala negara, tokoh dan pakar yang peduli dan penuntut keadilan dalam dialog dengan saya, mengungkapkan kesamaan pendapat mereka soal pentingnya perlucutan senjata global dan serta perluasan pendayagunaan damai secara menyeluruh energi bersih nuklir, serta terhapusnya monopoli seperti yang telah disebutkan dalam usulan tadi.

Ini adalah ucapan semua bangsa dan pemerintahan independen bahwa: "Energi nuklir untuk semua dan senjata nuklir tidak untuk siapa pun." Oleh sebab itu, kehadiran dan ungkapan saya di sidang ini, adalah partisipasi dan ungkapan mereka semua.

Rekan terhormat!
Sekarang saya mengatakan kepada mereka yang masih menganggap produksi dan penyimpanan senjata nuklir sebagai kehormatan dan kekuatan:
Mereka harus tahu bahwa era pengandalan pada senjata nuklir telah berakhir. Produksi, penimbunan, dan ancaman penggunaan senjata khususnya senjata nuklir, hanya untuk pihak-pihak yang tidak memiliki logika yang jernih dan pemikiran manusiawi.

Bahwa dalam menghadapi logika kokoh, harus menggunakan ancaman adalah untuk masa lalu dan sudah tidak berguna lagi.

Era ini adalah era bangsa-bangsa, pemikiran, dan budaya, adapun pengandalan senjata dalam hubungan internasional adalah warisan negara-negara tidak berlogika dan tertinggalkan sejarah. Politik imperialisme terhadap dunia terbukti gagal dan mimpi pembangunan imperium baru, menjadi kacau dan tanpa penafsiran yang jelas.

Ketimbang melanjutkan cara orang-orang terdahulu, lebih baik bergabung di laut tanpa batas dan jernih bangsa dan negara-negara independen serta budaya dan logika manusiawi. Ini lebih baik dan bermanfaat bagi mereka.

Masa depan adalah milik bangsa-bangsa serta keamanan, perdamaian, dan keadilan akan terwujud di seluruh dunia dengan bantuan manusia-manusia shaleh dan sempurna, serta logika akan mengalahkan kekuatan. Para kaum arogan tidak akan memiliki tempat di masa depan.

Gerakan bersama bangsa-bangsa dunia untuk reformasi mendasar yang berlandaskan pada ketauhidan dan keadilan dalam hubungan internasional telah dimulai.

Saya mengajak Presiden Amerika, bapak Obama yang terhormat jika masih komitmen pada slogan perubahannya, untuk bergabung dengan gerakan manusiawi ini karena besok akan terlambat untuk hal ini.
Di sini saya perlu untuk berterima kasih kepada pemimpin sidang, para hadirin, dan semua orang yang berusaha untuk mewujudkan perdamaian dan keadilan di dunia.

Sahabat dan rekan yang terhormat!
Dengan kerjasama dan solidaritan, cita-cita perwujudan dunia penuh dengan keadilan dan perdamaian, dapat dicapai, dan slogan energi nuklir ntuk semua, senjata nuklir tidak untuk siapapun akan menjadi landasan interaksi antar sesama dan juga antara manusia dan alam.

Dengan harapan suatu hari keadilan terwujud. Salam kepada keadilan dan kebebasan. Salam seahtera kepada cinta dan solidaritas. Salam sejahtera kepada para pengikut agama Sang Pengasih. Semoga kalian manusia pencinta sesama, sukses, bangga, dan pemenang.

Wassalamualaikum

Terkait Berita: