رُوِیَ عَن عَلِیِّ اَمیرِالمُؤمِنینَ عَلَیهِ السَّلامُ قالَ:
اِنَّ اَولِیاءَ اللهِ تَعالی کُلُّ مُستَقرِبٍ اَجَلَهُ وَ مُکَذِّبٍ اَمَلَهُ کَثیرٍ عَمَلُهُ قَلیلٍ زَلَلُهُ[1]
Diriwayatkan Imam
Ali as berkata,"Orang-orang yang termasuk wali Allah adalah mereka yang
melihat akhir hidupnya dekat sekali, yang menilai harapan hidupnya
adalah kebohongan, yang berbuat banyak kebajikan dan sedikit tergelincir
[berbuat dosa].".
Ayatullah Mujtaba
Tehrani menjelaskan hadis tersebut dan mengatakan bahwa wali Allah
adalah mereka yang memiliki hubungan dan kecintaan batin kepada Allah
Swt, mereka memiliki empat kriteria, dua di antaranya batiniah, dan dua
lainnya lahiriah.
Dua tanda-tanda batiniah itu adalah:
Pertama:dia
ingin agar kehidupannya segera berakhir dan keluar meninggalkan dunia
ini menuju Allah Swt. Karena dalam pandangannya, segala hal tidak
berarti dan kecil selain daripada Allah Swt. Dia bukan saja tidak takut
terhadap alam kubur dan kiamat, karena itu semua indah di matanya.
Karena dengan melalui tahap ini, berarti dia semakin dekat dengan Sang
Kekasih.
Kedua: dia
menilai segala harapan dan angan-angan di dunia ini adalah kebohongan
dan dia menolak semuanya. Di matanya, itu semua adalah mimpi,
fatamorgana, semu dan ... orang yang melihat akhir hidupnya masih jauh,
maka dia akan menyusun banyak rencana. Akan tetapi orang yang
berkata,"Aku akan pergi",maka dia tidak memiliki harapan dan angan-angan
panjang. Dia menjauhkan setiap angan-angan yang menghampirinya.Karena
dia sedang menanti pertemuan dengan Sang Kekasih.
Dua ciri lahiriah seorang wali adalah:
Pertama:dia
melakukan banyak amal kebajikan di dunia, karena dia menyukai beramal
dan berbuat kebajikan. Dia berusaha menarik perhatian dan keridhaan Sang
Kekasih dengan perbuatan baik dan juga untuk mendekati-Nya.
Post a Comment
mohon gunakan email