Ada yang tidak biasa pada pelaksanaan salat jumat di Masjid Nurul Hasanah yang berada di kawasan Kalijodo, Jakarta, Jumat 26 Februari 2016.
Ustadz Rusbiudin, yang bertugas sebagai khatib menyampaikan salam perpisahan kepada jemaahnya sebelum memulai khotbah. Beberapa anggota jemaah Masjid Nurul Khasanah di Kalijodo tampak menitikkan air mata.
“Perkenankanlah saya, Khatib Masjid Nurul Hasanah, mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita dalam ibadah Shalat Jumat, menyusul pemberitaan dan keputusan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” kata Rusbiudin, yang juga menjadi imam shalat Jumat di masjid itu.
Dalam khotbahnya, Rusbiudin menyampaikan pesan singkat mengenai tiga contoh sosok ahli surga sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits, yakni pemimpin yang adil dan baik, muslim penyayang sesama manusia dan orang miskin yang tidak meminta-minta.
“Yang dimaksud pemimpin yang adil dan baik itu, haruslah mengutamakan cara-cara merangkul serta mengadakan pembicaraan yang baik dalam keputusannya, yang bertujuan akhir untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Shalat Jumat di Masjid Nurul Hasanah kali ini mungkin menjadi yang terakhir kali karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menertibkan kawasan itu untuk mengembalikannya sebagai kawasan hijau pada Senin 29 Februari 2016.
Kalijodo yang dikenal sebagai kawasan prostitusi itu rencananya akan direlokasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas perintah Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau sering dipanggil Ahok.
Penggusuran ini menyusul kecelakaan pengemudi yang menewaskan empat orang setelah bermalam dan mabuk di kawasan yang terbagi ke dua daerah ini, Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Jelang pelaksanaan penggusuran, Pemprov DKI pun sudah memutus aliran listrik terhadap beberapa tempat hiburan dan pemukiman di Kalijodo, termasuk Masjid Nurul Khasanah.
Para jemaah mengaku menyayangkan pemutusan arus listrik tersebut, yang membuat mereka kerepotan mempersiapkan ibadah salat Jumat. Mereka kemudian terpaksa menyambung arus listrik dari bangunan warga yang masih dialiri listrik untuk mengoperasikan mikrofon dan kipas angin di masjid dua lantai ini.
“Listrik sudah mati dari jam 2:00 WIB pagi tadi, jadi kami terpaksa menyambung dari garasi di belakang masjid,” kata salah seorang warga yang tak berkenan disebutkan namanya saat ditemui Antara selepas ibadah.
Rusbiudin juga turut menyayangkan pemutusan arus listrik menjelang ibadah salat Jumat tersebut.”Seharusnya pemerintah memahami bahwa masih ada ibadah salat Jumat di sini untuk hari ini,” ujar Rusbiudin.
Lain dari biasanya, kali ini masjid yang bisa menampung sekitar 200 orang itu tidak hanya dipenuhi oleh warga serta pekerja di kawasan Kalijodo. Personel kepolisian, tentara, Satuan Polisi Pamong Praja dan petugas Dinas Perhubungan ada di antara mereka.
(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email