Musisi Ahmad Dhani – Foto: Kompas
Musisi Ahmad Dhani Senin 15 Februari 2016 ini akan mengunjungi kawasan Kalijodo, Jakarta. Bersama dengan pengurus GP Ansor, Ahmad Dhani ingin mendengar apa yang didinginkan warga Kalijodo terkait dengan rencana Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang akan mengubah Kalijodo menjadi ruang terbuka hijau (RTH).
Dhani yang berniat maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta ini tertarik untuk melihat langsung kawasan yang terkenal sejak era tahun 1970-an ini. “Aku mesti ke sana dulu. Rencananya Senin (hari ini -red) mau ke sana,” kata Dhani seperti dikutip dari Detik.com, Minggu 14 Februari 2016.
Dhani belum mau berpendapat soal apakah Kalijodo perlu digusur seperti keinginan Ahok. Dia mengaku ingin melihat kondisi eksisting kawasan prostitusi tersebut. “Ya makanya lihat dulu nanti. Saya ke sana sama ormas GP Ansor, Ahmad Dhani sebagai ormas, bukan cagub,” ujar pria yang dikenal sebagai musisi ini. “Ya lihat-lihat saja di sana,” sambungnya.
Secara terpisah, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor DKI Abdul Aziz membenarkan rencana tersebut. Pihaknya bersama Ahmad Dhani ingin berbincang dengan para penghuni Kalijodo. “Ya rencananya begitu. Bersama GP Ansor dan Banser (Barisan Ansor Serbaguna). Kita ingin dengar kemauan mereka. Kita akan cek lapangan, ngobrol soal apa kemauan mereka,” ucap Abdul.
Nantinya, keinginan para penghuni Kalijodo itu akan diteruskan ke Pemprov DKI. Menurut Abdul, hingga saat ini Pemprov belum pernah duduk bersama warga di sana.
Catatan kelam
Sejumlah catatan hitam menjadi bagian dari sejarah panjang pusat perjudian dan prostitusi di Kalijodo, Jakarta Utara. Polisi bahkan pernah menjadi korban dari kelamnya kawasan tersebut.
Menurut catatan, pada 18 Januari 2015, para preman di Kalijodo melawan saat polisi melakukan razia Cipta Kondisi di kawasan tersebut. Bahkan, polisi sampai melepaskan tembakan.
Dari razia tersebut, puluhan preman ditangkap. Berbagai jenis senjata tajam diamankan, termasuk narkoba jenis ganja.
Bukan hanya itu, pada 5 Januari 2014, polisi Briptu Deni Alfian Hadi ditusuk saat melerai perkelahian di Kalijodo. Anggota Polres Kota Tangerang itu meninggal, setelah dirawat di RS Sumber Waras.
Perputaran uang
Setiap hari baik siang maupun malam, kawasan yang berlokasi di antara dua wilayah, Jakarta Utara dan Jakarta Barat ini selalu ramai. Tak heran bila perputaran uang diperkirakan mencapai Rp1 – Rp 1,5 miliar/hari. Duit segede itu berasal dari penjualan minuman dan makanan, minuman keras, karaoke, diskotek, bisnis esek-esek, penjualan obat keperluan seks, dan lainnya. Belum lagi ojek, taksi dan warung makan di sekitar lokasi. “Perputaran duit di Kalijodo sehari kami perkirakan bisa Rp1 miliar,” kata satu tokoh masyarakat Kalijodo yang ogah menyebut nama lantaran takut.
PSK yang menjajakan cinta di Kalijodo bertarif antara Rp 150 ribu-Rp200 ribu/sekali kencan, jumlahnya lebih dari 500 orang. Setiap pelacur setiap harinya melayani antara empat sampai dengan lima lelaki. “Kami tak yakin Pemprov DKI bisa menghapus Kalijodo. Memang gampang apa, menertibkan bangunaan di Kalijodo,” sambungnya.
(Warta Kota/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email