Seiring dengan tibanya bulan Rabiul Awal, suasana Haram Suci Imam Ridha as pun berubah. Bendera hitam tanda duka mulai diturunkan dan bendera hijau kembali berkibar di kubah emas Makam Suci Imam Ridha as.
Setelah bulan Shafar berlalu dan masuknya sebuah pekan yang dinamai “Pekan Wakaf” oleh Dewan Budaya, Haram Suci Razavi, dan setiap hari di pekan itu digelar beragam acara, dan ketika para peziarah yang berduka sudah kembali ke kota-kota mereka, sekarang giliran para dermawan kembali menghidupkan sunnah Wakaf dan melangkah untuk mendapat ridha Allah Swt dan senyum kegembiraan Imam Ridha as. Jika anda melihat ke sekeliling Haram Suci Razavi, di pintu masuk kantor-kantor urusan nazar, sejumlah orang berdiri menanti bantuan-bantuan dalam bentuk uang atau selainnya yang akan diberikan untuk Haram Suci Imam Ridha as dan mereka ingin turut serta dalam amal baik ini.
Wakaf dan Quran-quran yang Diwakafkan
Wakaf dalam kamus fikih berarti seseorang menyerahkan hartanya secara permanen dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari harta yang diwakafkan itu menurut syariat dan secara cuma-cuma diberikan kepada sebuah lembaga atau individu atau orang-orang tertentu. Di dalam hadis Imam Maksum as wakaf dijelaskan dalam berbagai bentuk. Termasuk yang dijelaskan Nabi Muhammad Saw sebagai berikut: ketika seorang manusia meninggal, catatan amalnya ditutup kecuali tiga perkara, sedekah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakannya. (Bihar Al Anwar, jilid 2 halaman, 22 dan 23).
Haram Suci Razavi di museum-museumnya menyimpan berbagai barang bernilai yang sebagian besarnya berasal dari wakaf para dermawan. Quran-quran yang diwakafkan mendominasi barang-barang bernilai tersebut. Sehingga dibuka museum khusus untuk Al Quran. Quran-quran yangdiwakafkan pemiliknya ke Haram Suci Razavi dengan penuh kecintaan ini, memiliki karakteristik khusus dan unik. Naskah Quran palingpenting yang disimpan di museum ini adalah beberapa lembar Al Quran tulisan tangan Imam Ali as, Imam Hassan as, Imam Hussein as, Imam Sajjad as dan Imam Ali bin Musa Al Ridha as, yang ditulis dengan khat Kufi di atas kulit binatang. Naskah-naskah Quran itu sebagian dari surat wakafnya ditulis oleh Syeikh Bahai. Naskah Quran Juz 13 adalah karya berharga lain yang ada di museum ini yang ditulis pada abad keempat Hijriyah Syamsiah dan pada tahun 382 Hs diwakafkan ke Haram Suci Razavi oleh Abul Qassem Mansouri bin Mohammad Kasir. Naskah Quran ini terhitung yang tertua dibandingkan dengan naskah-naskah Quran lainnya yang disimpan di museum ini.
Para Perempuan Pewakaf Quran
Kaum perempuan termasuk kelompok pelopor dalam wakaf yang tercatat dalam lembaran sejarah. Al Quran adalah yang paling banyak diwakafkan oleh para perempuan pewakaf sepanjang periode Haram Suci Razavi. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, naskah Quran tertua yang diwakafkan oleh seorang perempuan di Haram Suci Razavi adalah milik Zamroud Malek. Ia adalah seorang seniman perempuan dan penulis kaligrafi keluarga dinasti Seljuk, dan ayahnya, Aboul Qassem Mahmoud adalah keponakan Sultan Sanjar Seljuki. Sebuah Al Quran dari Zamroud Malek disimpan di Haram Suci Razavi yang ditulis pada tahun 540 Hs. Mehrasa Sepehbadi, Bibi Baluch, Bibi Jan Khanom, Bibi Khanom, Bigam Sahebe, Tajgol Khanom, Hajieh Soltan Safieh, Hajieh Shahzadeh Khanom, Hajieh Monavareh Khanom Hindi, Hosne Ziba, Hamide Khatoun Jan, Khazen Al Molk Yavari, Khanom Jan, putri-putri Esmail Jami Ahmadi, Delshad Mirza, Zeinab Khanom, Zeinab Nisa Khanom dan Sayideh Masoumeh Bigam, di antara perempuan-perempuan yang menjadi pewakaf di Quran selama beradab-abad lalu di Haram Suci Razavi.
Naskah-naskah Quran Putra-putra Shahrukh
Shahrukh Mirza, putra Teimur, punya tiga putra. Ulugh Beg, Baysongqor Mirza dan Ebrahim Soltan. Para pangeran Teimuri ini semasa hidupnya berperan aktif dalam menghidupkan budaya dan kesenian Islam, dan termasuk para penulis kaligrafi ternama di zamannya. Ebrahim Soltan menulis sebuah naskah Al Quran yang mencakup beberapa surat pilihan. Naskah Quran ini memiliki 16 lembar yang sangat langka berisi 12 surat pilihan Al Quran yang ditulis dengan khat Sulus pada tahun 827 Hq dan diwakafkan ke Haram Suci Imam Ridha as. Naskah Quran Ebrahim Soltan, dicetak ulang oleh Lembaga Afarinesha-ye Honari, Haram Suci Razavi dan pada tahun 1392 Hs terpilih sebagai buku terbaik Iran. Naskah Quran Baysongqor ditulis oleh Baysongqor Mirza merupakan karya tulisan tangan Quran paling menakjubkan di dunia, juga merupakan salah satu karya yang diwakafkan ke Haram Suci Razavi. Naskah Quran ini ditulis dalam beberapa ratus lembar dengan dimensi 101 x 177 cm, pada abad ke-9 Hq dan saat ini delapan lembar dari naskah itu disimpan di perpustakaan dan museum nasional Malek. Naskah ini diwakafkan oleh Haj Hossein Agha Malek dan terdiri dari ayat 26 Surat Al Isra, ayat 72,73,76 dan ayat 77 sampai 78 Surat Al Rahman. Lembaran-lembaran lain tersebar di beberapa perpustakaan dan museum besar Iran dan dunia termasuk perpustakaan pusat Haram Suci Razavi. Naskah Quran Baysongqor juga dicetak ulang oleh lembaga Afarinesha-ye Honari, Haram Suci Razavi dan tahun ini akan dipamerkan di Pekan Buku, kompleks perpustakaan Malek.
Naskah-naskah Quran, Buah Kecintaan
Haram Suci Imam Ridha as setiap hari dikunjungi oleh sejumlah banyak peziarah dari dalam dan luar negeri yang datang untuk menunjukkan kecintaan mereka kepada Imam Ridha as. Bertahun-tahun telah berlalu dan abad-abad serta tahun-tahun silih berganti. Akan tetapi kecintaan para peziarah kepada Imam Ridha as tidak pernah berkurang sedikitpun. Mereka menyerahkan harta paling berharga dan langka kakek-kakeknya yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan cinta kepada Haram Suci Razavi, dan di antara yang diwakafkan itu adalah naskah-naskah Al Quran. Masalah ini menyebabkan Haram Suci Razavi menjadi salah satu tempat terbesar dan terpenting yang menyimpan wakaf beragam Al Quran dari sisi dimensi, gambar dan ukiran. Museum Al Quran, Haram Suci Razavi juga menyimpan naskah-naskah Quran wakaf langka dalam jumlah yang terhitung banyak di tingkat dunia.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email