Selama ini anak-anak usia dini lebih mudah untuk menguasai huruf abjad (Latin) ketimbang huruf hijaiyah (Arab). Dari problem itulah yang mendorong dosen Unisnu Jepara, Khalimatus Sa’diyah membuat Wayang Iqra.
Bersama dengan dua dosen lain, Eko Darmawanto dan Zainul Arifin, Alat Peraga Edukatif (APE) itu didemokan di hadapan guru-guru di lingkungan RA Ianatusy Syibyan, Desa Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara.
Saat ditemui di kampus Unisnu, Senin (11/04) Khalimatus menjelaskan dibuatnya Wayang Iqra itu merupakan wahana mengenalkan huruf hijaiyah secara efektif dan menarik.
“Kalo wayang karakter kan sudah banyak mas,” kata Magister Pendidikan Islam Unwahas Semarang ini sembari memperlihatkan wayangnya yang terbuat dari kertas.
APE ini menurutnya diperliatkan kepada guru bukan murid. Hasil dari sosialisasinya kepada para guru yang berjalan 3 bulan kedepan mendapat respon yang positif.
“Setelah guru mendapatkan sosialisasi dari kami. Harapannya guru mampu mengembangkan dengan kreativitas yang lain,” harapnya.
Sembari memegang wayang huruf mim, perempuan berusia 28 tahun ini menyontohkan cara memeragakannya.
“Anak-anak ibu guru mempunyai teman baru. Namanya Mona,” contohnnya sembari memagang huruf mim.
“Mona mempunyai keluarga bernama Alif,” sambung seraya menunjukkan huruf alif kepada NU Online.
Karena baru pengenalan, wayang iqranya belum ada harakat. Kedepan wayang iqra yang memperoleh hibah dari LPPM Unisnu itu akan dikembangkan lagi.
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) Unisnu Jepara ini menjelaskan dengan hadirnya wayang iqra kreativitas guru dalam membuat APE Islami itu semakin berkembang.
“Ini juga bagian dari pembelajaran yang menarik,” pungkas putri pasangan Noor Khamid dan Saim yang juga akan mengajarkan cara bercerita kepada guru binaannya.
(Syaiful-Mustaqim/Zunus/Nu-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email