"Anda tahu saya bukan orang suka melanggar janji."
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat bakal dilantik hari ini, mengaku tidak lupa dengan janjinya untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Ibu Kota Tel Aviv, Israel, ke Yerusalem.
"Tentu saja saya ingat apa yang telah saya katakan tentang Yerusalem," kata lelaki 70 tahun ini kepada surat kabar berbahasa Ibrani Israel Hayom Selasa lalu di acara Chairman's Global Dinner, berlangsung di Ibu Kota Washington DC, Amerika. "Anda tahu saya bukan orang suka melanggar janji."
Dalam pidato perpisahannya Rabu lalu, Presiden Amerika Barack Obama memperingatkan akan terjadi konflik besar bila Trump melaksanakan rencananya itu.
Selama masa kampanye tahun lalu, Trump berulang kali menyatakan akan memindahkan Kedutaan Amerika ke Yerusalem. Dalam konferensi AIPAC (Komite Urusan Publik Amerika-Israel) Maret tahun lalu, dia mengumumkan rencana pemindahan kedutaan Amerika ke ibu kota abadi bangsa Yahudi, Yerusalem.
Trump bukanlah presiden terpilih pertama melontarkan janji itu. Sebelum pemilihan presiden 1992, Bill Clinton pun berkomitmen serupa. Ketika dia gagal memenuhi janjinya setelah terpilih, Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat mengesahkan Jerusalem Embassy Act pada 1995 dengan suara mayoritas. Sejak itu, beleid ini tidak dilaksanakan oleh tiga presiden sebanyak 35 kali.
Dalam kesempatan sama, Kellyanne Conway, penasihat Trump bilang kepada Israel Hayom, "Tentu saja kami mendukung (pemindahan kedutaan). Saya kira ini perlu kami lakukan segera."
(Times-Of-Israel/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ibu Kota Tel Aviv, Israel. (Foto: Ori/Wikimedia Commons)
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat bakal dilantik hari ini, mengaku tidak lupa dengan janjinya untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Ibu Kota Tel Aviv, Israel, ke Yerusalem.
"Tentu saja saya ingat apa yang telah saya katakan tentang Yerusalem," kata lelaki 70 tahun ini kepada surat kabar berbahasa Ibrani Israel Hayom Selasa lalu di acara Chairman's Global Dinner, berlangsung di Ibu Kota Washington DC, Amerika. "Anda tahu saya bukan orang suka melanggar janji."
Dalam pidato perpisahannya Rabu lalu, Presiden Amerika Barack Obama memperingatkan akan terjadi konflik besar bila Trump melaksanakan rencananya itu.
Selama masa kampanye tahun lalu, Trump berulang kali menyatakan akan memindahkan Kedutaan Amerika ke Yerusalem. Dalam konferensi AIPAC (Komite Urusan Publik Amerika-Israel) Maret tahun lalu, dia mengumumkan rencana pemindahan kedutaan Amerika ke ibu kota abadi bangsa Yahudi, Yerusalem.
Trump bukanlah presiden terpilih pertama melontarkan janji itu. Sebelum pemilihan presiden 1992, Bill Clinton pun berkomitmen serupa. Ketika dia gagal memenuhi janjinya setelah terpilih, Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat mengesahkan Jerusalem Embassy Act pada 1995 dengan suara mayoritas. Sejak itu, beleid ini tidak dilaksanakan oleh tiga presiden sebanyak 35 kali.
Dalam kesempatan sama, Kellyanne Conway, penasihat Trump bilang kepada Israel Hayom, "Tentu saja kami mendukung (pemindahan kedutaan). Saya kira ini perlu kami lakukan segera."
(Times-Of-Israel/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email