Turki mendeportasi 22 warga Indonesia pada 31 Januari lalu.
Sejak serangan teror dilakukan seorang anggota ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), tahun baru lalu, Turki memperketat pengamanan sekaligus meningkatkan perburuan terhadap jaringan teroris di negara itu.
Serangan teror di klub malam Reina, Kota Istanbul, menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai 60-an lainnya.
Dalam jumpa pers di kantornya kemarin, juru bicara Kementerian Luar negeri Arrmanatha Nasir menjelaskan dalam beberapa pekan terakhir Turki getol memburu lokasi-lokasi persembunyian anggota ISIS. Banyak yang ditangkap, termasuk warga negara asing.
"Yang Indonesia tertangkap 45. Terus ada lagi 33 orang," kata Arrmanatha. "Ini diproses oleh pihak keamanan mereka dan dideportasi secara bertahap."
Dia menambahkan Turki baru memberitahukan pendeportasian warga Indonesia terlibat ISIS itu kepada KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Ibu Kota Ankara. Terakhir, Turki memulangkan 22 warga Indonesia terkait ISIS pada 31 Januari lalu.
Arrmanatha tidak menyebut apakah 22 orang dideportasi itu termasuk 17 orang dan satu keluarga pegawai Kementerian Keuangan.
Arrmanatha bilang karena aparat keamanan Turki terus memburu jaringan ISIS, jumlah warga asing ditangkap pun terus bertambah. Sebab itu, dia tidak bisa memastikan berapa warga Indonesia terkait ISIS tengah dalam tahanan aparat keamanan Turki.
Sejak teror tahun baru, Turki memutuskan memperpanjang keadaan darurat hingga April mendatang.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Klub malam Reina di Kota Istanbul, Turki. (Foto: gcprive.com)
Sejak serangan teror dilakukan seorang anggota ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), tahun baru lalu, Turki memperketat pengamanan sekaligus meningkatkan perburuan terhadap jaringan teroris di negara itu.
Serangan teror di klub malam Reina, Kota Istanbul, menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai 60-an lainnya.
Dalam jumpa pers di kantornya kemarin, juru bicara Kementerian Luar negeri Arrmanatha Nasir menjelaskan dalam beberapa pekan terakhir Turki getol memburu lokasi-lokasi persembunyian anggota ISIS. Banyak yang ditangkap, termasuk warga negara asing.
"Yang Indonesia tertangkap 45. Terus ada lagi 33 orang," kata Arrmanatha. "Ini diproses oleh pihak keamanan mereka dan dideportasi secara bertahap."
Dia menambahkan Turki baru memberitahukan pendeportasian warga Indonesia terlibat ISIS itu kepada KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Ibu Kota Ankara. Terakhir, Turki memulangkan 22 warga Indonesia terkait ISIS pada 31 Januari lalu.
Arrmanatha tidak menyebut apakah 22 orang dideportasi itu termasuk 17 orang dan satu keluarga pegawai Kementerian Keuangan.
Arrmanatha bilang karena aparat keamanan Turki terus memburu jaringan ISIS, jumlah warga asing ditangkap pun terus bertambah. Sebab itu, dia tidak bisa memastikan berapa warga Indonesia terkait ISIS tengah dalam tahanan aparat keamanan Turki.
Sejak teror tahun baru, Turki memutuskan memperpanjang keadaan darurat hingga April mendatang.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email