Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Seks. Show all posts
Showing posts with label Seks. Show all posts

Tragis! Sepasang Kekasih Ini Tewas Saat Berzina di Mobil


Tak ada yang tahu kapan, di mana dan bersama siapa, manusia itu akan meninggal dunia. Seperti yang dialami kedua pasangan ini, sudah nasibnya, keduanya tewas saat berzina di dalam mobilnya.
Sepasang kekasih ini ditemukan telah tewas secara mengenaskan dengan kondisi telanjang saat berhubungan seks di dalam mobil.

Kedua pasangan ini meninggal diduga akibat keracunan gas karbon monoksida.
Seperti dilansir Mirror, David Long (31) dan kekasihnya Violet Iles (25) diyakini telah berada di dalam kendaraan selama 90 menit dan mesin mobil dinyalakan karena udara dingin di pagi hari.
Tanpa mereka duga, gas karbon monoksida itu bocor melalui cerobong asap yang sudah berkarat dan kelelahan.

Mayat keduanya telah ditemukan pertama kali oleh saudara laki-laki Long, dia kaget saat menemukan pasangan itu sekitar pukul 06:40 pagi di Glencoe, Kentucky, Amerika Serikat (AS).
”Saya berusaha menariknya dan melakukan CPR kepada saudara saya dan pihak paramedis memberikan instruksi itu melalui telepon, tapi sudah terlambat” kata saudara laki-laki Long.

Polisi mengatakan kasus ini sebagai peringatan kepada siapapun agar menurunkan kaca mobil ketika mesin masih hidup.

Hasil laporan toksikologi akan memberikan kesimpulan apakah Long atau Iles, ibu dua anak ini- apakah memiliki obat terlarang atau alkohol di dalam tubuh mereka.

Sumber:Mirror/grilfromcelebesonline

(Source)

Hubungan Dua Saudara Kandung ini Berujung Hamilnya Sang Adik

ILUSTRASI - Anggota dewan cabul yang diamankan polisi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Awang Azhari

KUALA TUNGKAL - Kabar terjadinya tindakan asusila kembali menghangatkan kuping masyarakat Tanjung Jabung Barat, parahnya kali ini dilakukan oleh dua orang bersaudara yang usianya sudah cukup dewasa.

Kejadian ini di Desa Taman Rajo, Kecamatan Batang Asam, seorang lelaki didapati menggauli adik kandungnya, parahnya lagi perbuatan haram itu berujung dengan hamilnya sang adik.
Pelakunya RT (25) dan adik sedarahnya RN (22). Hubungan itu diketahui sudah berlangsung beberapa kali, bahkan ketika mereka melakukan pernah dipergoki warga.

Hal ini tentu membuat resah, warga khawatir ulah dua bersaudara kandung itu akan membuat desa sial atau terkena balak dan musibah, mengingat menurut mereka tindakan itu bertentangan dengan hukum agama, adat dan hukum positif.

Karena masyarakat setempat secara beramai-ramai berniat menghukum kedua pelaku, beruntung tak sampai ke tindakan anarkis karena niat warga terdeteksi, sehingga RT dan RN langsung kabur melarikan diri ke desa tetangga, tepatnya ke Kelurahan Tungkal Ulu.

Lurah Tungkal Ulu, Nasrun saat dihubungi via ponsel, Rabu (20) membenarkan adanya kabar persetubuhan yang dilakukan pasangan bersaudara itu, dan kini diakui kedua orang itu masih berdiam di salah satu rumah warganya.
"Saya sudah cek ke rumah warga itu, benar mereka ada disana," jelas Kades.

Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, dirinya sudah meminta warga tersebut untuk segera mengusir kedua pelaku. "Ini terpaksa kita lakukan untuk mencegah aksi anarkis warga, yang merasa tidak ingin kampungnya dikotori," pungkas Nasrun.
Penulis: awang
Editor: deddy

(Source)

Lagi bukti-bukti kegiatan homoseks di kalangan pemimpin Wahabi

Sebelum ini terlalu banyak kabar angin tentang aktiviti homoseks yang sering dilakukan oleh golongan Wahabi. Ini adalah salah sati buktinya:

Video: Syeikh Wahabi mengaku liwat 


Ritual Seksualitas Dalam sejarah


Tradisi di sejumlah wilayah di Indonesia melibatkan aktivitas seksual secara heteroseksual maupun homoseksual. Ia punya makna lain ketimbang sekadar mencari kepuasan seksual.
OLEH: DEVI FITRIA

SEKSUALITAS menjadi bagian dari setiap fase kehidupan manusia. Di sejumlah daerah di Indonesia, ada proses inisiasi bagi remaja lelaki maupun perempuan sebelum memasuki jenjang perkawinan. Ini menjadi bagian dari proses pendewasaan diri, yang punya makna religi atau berkaitan dengan dunia gaib.
Dalam tradisi Islam, sunatan merupakan bagian dari ritual inisiasi bagi remaja lelaki maupun perempuan untuk menapak jenjang kedewasaan. Di sejumlah daerah di Indonesia, juga negara lain, sunat juga dilakukan terhadap perempuan dengan alasan yang tak masuk akal: mengurangi libido dan menjauhkan perempuan dari perzinahan –sekalipun sejak 2006 Departemen Kesehatan sudah melarangnya.

Praktik sunat juga hidup pada tradisi masyarakat Atoni Pah Meto dan Ema Belu (Orang Belu), dua suku besar di Timor Barat. Ia dilakukan secara turun-temurun. Biasanya seorang pria yang melewati masa akil balik disunat dengan alat sederhana: pisau dan penjepit dari belahan bambu. Tujuannya, selain untuk memasuki alam kedewasaan, juga untuk kepuasan seksual. Usai disunat, ketika luka belum sembuh, dia diwajibkan melakukan hubungan seks dengan perempuan untuk membuang “panas” (sial, penyakit) sekaligus menguji potensi seksualnya. Ironisnya, perempuan yang dijadikan “tempat pembuangan” kemudian malah dikucilkan masyarakatnya sendiri. Ada bias gender dalam praktik semacam ini.

Di tempat lain, ritual inisiasi juga berfungsi sebagai perantara dengan dunia arwah. Di Maluku, upacara sakral pendewasaan diri mengharuskan remaja laki-laki digauli oleh “dukun”, yang juga laki-laki, sebelum mengarungi bahtera perkawinan. Di Papua, seorang anak laki-laki yang beranjak dewasa harus melalui ritual berhubungan fisik dengan laki-laki yang lebih tua. Dipercaya “asupan kekuatan” dari laki-laki dewasa itu akan membantu si remaja  tumbuh menjadi pria yang maskulin. Gilbert H. Herd dalam bukunya Ritualized Homosexuality in Melanesia mengatakan bahwa upacara homoseksual ini ditemukan pada beberapa suku di pantai selatan Papua antara Pantai Kasuari, di kabupaten Asmat, Kolepom, Marind-Anim, juga beberapa tempat di Sungai Fly, Papua Nugini.

Sementara bagi perempuan di suku Kelepom, Papua, yang memasuki masa puber melakukan hubungan seks secara heteroseksual dengan lelaki yang sudah menikah. Ia menjadi suatu pelengkap dalam upacara inisiasi untuk membuktikan masa kedewasaan perempuan.

Ketika ritual inisiasi dilangsungkan, seorang lelaki atau perempuan dianggap sudah menjadi bagian dari masyarakat yang siap memegang tanggung jawab dan menikah. Di sejumlah daerah, ritual pernikahan ini melibatkan bukan hanya aktivitas heteroseksual tapi juga homoseksual.

Adat lama perkawinan di Ponorogo menghidupkan tradisi gemblak. Setelah resepsi perkawinan, mempelai perempuan tidur dengan keluarganya. Maklum, mereka kawin karena perjodohan orangtua sehingga belum saling kenal. Untuk menemani pengantin lelaki, pihak mempelai perempuan menyediakan gemblak. Kedua mempelai baru berkumpul setelah beberapa malam. Gemblak adalah  lelaki muda yang menjadi peliharaan dan pelampias hasrat seksual seorang warok karena tak boleh berhubungan seks dengan perempuan.

Jan Boelaars dalam bukunya Manusia Irian menulis bahwa orang-orang suku Marind lebih menyukai bentuk hubungan homoseksual dan di malam pertama perkawinan mereka akan ditemani rekan (pria) satu sukunya. Ini diakibatkan, karena orang-orang Marind menyadari kekuatan ekonomis dan sosial perempuan, terjadi semacam kompleks kastarasi yang menyebabkan orang-orang Marind tak bisa “menyerahkan” diri sepenuhnya kepada seorang perempuan.

Persetubuhan heteroseksual sebelum menikah juga merupakan bagian dari upacara adat dalam kebudayaan Papua, terutama di kalangan orang Purari, Kiwai, Marind, Kolepom, dan Asmat. Di kalangan orang Marind, misalnya, persetubuhan ditegaskan untuk menghasilkan cairan seksual guna meningkatkan kesuburan, mempersiapkan diri sebelum memasuki kehidupan perkawinan (konsep kedewasaan), membuka kebun, awal kegiatan pengayauan, keseimbangan lingkunggan, pengobatan, kekuatan magi, dan kepemimpinan. Ia mempunyai makna untuk menata kehidupan warganya.

Menurut A.E. Dumatubun dalam “Pengetahuan, Perilaku Seksual Suku Bangsa Marind-Anim” yang dimuat di Jurnal Antropologi Papua, April 2003, dasar utama dari berbagai aktivitas seksual, baik secara homoseksual maupun heteroseksual, di kalangan suku Marind-Anim itu berlandaskan pada konsep “kebudayaan semen“ atau “kebudayaan sperma”. Sperma merupakan kekuatan yang diperoleh dari seorang pria yang perkasa dan kuat. Sperma berhubungan dengan konsep kesuburan, kecantikan, kekuatan penyembuhan, dan kekuatan mematikan. Sehingga di dalam aktivitas hidup suku Marind-Anim konsep sperma memainkan peranan penting.

Ketika sebagian masyarakat mempersoalkan tradisi semacam ini, layaklah apa yang ditulis Clifford Geertz dalam Tafsir Kebudayaan: manusia dengan kebudayaan ibarat binatang yang terperangkap dalam jerat-jerat makna yang dia tenun sendiri.

Kisah Perempuan Pakistan Korban Perdagangan Seks di UAE

Zunera dan Shaista (blur oleh redaksi). (Foto: AFP)

PAKISTAN – Zunera, perempuan berusia 16 tahun asal Pakistan pernah bermimpi menjadi seorang insinyur komputer. Namun perempuan bermata cerah itu telah ditipu dalam prostitusi di Uni Arab Emirat (UAE), dan mengalami mimpi buruk dalam empat tahun kekejaman, kekerasan dan perkosaan.

Pakistan telah lama menjadi sumber penting tenaga kerja murah bagi negara Teluk itu, khususnya pada sektor konstruksi yang mengalami pertumbuhan besar. Namun menurut para pegiat dan pejabat, ratusan perempuan muda Pakistan juga diperdagangkan setiap tahun untuk memasok perdagangan seks yang berkembang di rumah bordil dan klub malam di Dubai. Zunera dan adiknya, Shaista, adalah dua dari mereka.

Lebih dari setahun setelah ia melarikan diri, Zunera masih merasakan sakit dan trauma akibat kekerasan, dan tubuhnya masih menyisakan bekas pukulan.

Bekas luka terlihat pada kakinya dari pergelangan kaki hingga ke pinggul, bekas operasi dari luka  ditembak tiga kali yang dilakukan oleh geng yang memperdagangkannya.

Zunera dan Shaista berhasil melarikan diri penyiksa mereka pada tahun 2013, namun dia hidup dalam persembunyian di sebuah rumah dua kamar di permukiman kumuh. Keduanya takut mendapat serangan balas dendam. AFP, menyamarkan nama lengkap mereka dan keberadaan mereka untuk keselamatan mereka.

Penderitaan mereka dimulai di kampung halamannya di Provinsi Punjab, ketika keluarga mendapat kesulitan uang, dan tetangga mereka bernama Ayesha menawarkan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga.

Setelah beberapa waktu  Ayesha menyarankan dia bekerja sebagai di Dubai di sebuah salon kecantikannya. Dan dia, membuat surat palsu untuk membantu Zunera yang umurnya belum cukup untuk meninggalkan Pakistan dan bekerja di luar

Shaista begitu trauma dengan pengalamannya, sehingga dia hampir tidak bisa menceritakan siksaan yang mengerikan. Dengan menahan tangis, Zunera mengungkapkan kengerian yang  mereka alami  di Dubai.
Melayani Klien di Bandara

"Aisyah membawa kami ke toilet di bandar udara dan memberitahu kami bahwa kami akan melayani klien untuk seks," kata Zunera kepada  AFP.

"Kami mulai menangis dan kemudian dia mengatakan kepada kita bahwa kita berwisata untuk membuat dokumen palsu, dan jika kami mengatakan apa-apa, kami akan diserahkan kepada polisi di sana," kata dia menambahkan.

Dihadapkan dengan alternatif lain, para mereka pergi dengan Ayesha, dan berpikir mereka hanya berusaha menghindari melayani berhubungan seks dengan klien.

"Pertama kali, dia sendiri hadir di dalam ruangan dan membuat kami melakukan apa yang klien inginkan. Kami diperkosa di depannya dan dengan bantuannya," kata Zunera.

Setelah itu, Aisyah mengatakan kepada klien untuk menjaga telepon seluler mereka terhubung ke nomor teleponnya selama hubungan seksual, sehingga dia bisa mendengar apa yang terjadi , dan mengetahui jika mereka menolak untuk bekerja sama.

"Dia digunakan untuk menyiksa kami setiap kali kami menolak untuk melakukan tindakan seksual tertentu, dan dia mengatakan kepada kami bahwa dia tahu apa yang terjadi di dalam kamar tidur," kata Zunera.

Para wanita itu tidak diizinkan untuk pergi keluar atau bahkan berbicara satu sama lain secara bebas. Mereka bisa berbicara dengan keluarga mereka di Pakistan melalui telepon sesekali, tapi di bawah pengawasan.

"Dia menggunakan untuk mengalahkan salah satu dari kami, dan meminta adik yang lain untuk berbicara di telepon dengan orangtua kami, serta mengancam akan membunuh kami jika kami mengungkapkan  tentang rumah bordil," kenang Zunera.
Bebas dengan Tebusan

Dari waktu ke waktu Aisyah membawa perempuan kembali ke Pakistan untuk memperbaharui visa mereka, menakut-nakuti  mereka dan mengancam akan membunuh seluruh keluarga mereka jika mereka mengungkapkan kehidupan mereka yang telah ditipu.

Tapi pada akhirnya Maret 2013, mereka mendapatkan keberanian untuk menceritakan penderitaan mereka kepada  kakak mereka, Qamar. Akhirnya mereka memperoleh kebebasan, tetapi  dengan biaya sebagai tebusan.

"Saudara laki-laki Ayesha dan adik dari suaminya datang ke rumah kami. Mereka menembakkan tiga tembakan yang mengenai saya," kata Zunera.

"Di rumah sakit, dia mengirim polisi yang melecehkan saya dan meminta saya untuk mulai berjalan meskipun fakta bahwa kaki saya baru saja dioperasi operasi."

Keluarganya melarikan dia dari rumah sakit dan bersembunyi, karena tetangga mereka juga mulai melecehkan mereka untuk menjadi "pelacur".
Koneksi Pejabat

Keluarga Zunera membawa ke pengadilan kasus itu untuk mencoba untuk menghentikan lingkaran perdagangan manusia yang dijalankan Ayesha dan suaminya, Ashfaq. Pengadilan memerintahkan Badan Investigasi Federal (FIA) untuk bertindak, tetapi hanya  membuat sedikit kemajuan.

Pengacara Zulfiqar Ali Bhutta, yang berjuang untuk kasus Zunera, mengatakan bahwa geng perdagangan manusia itu sering memiliki koneksi  dengan para politisi dan polisi berpengaruh.

"Beberapa geng menyelundupkan puluhan perempuan muda dari Pakistan ke Dubai untuk dipaksa dalam rostitusi setiap minggu. Tidak ada yang mengambil tindakan terhadap mereka," kata Bhutta.

"Tersangka utama dalam kasus ini, Ashfaq, melarikan diri dari pengadilan di depan pejabat FIA. Mereka tidak menangkapnya meskipun pengadilan membatalkan jaminan itu," kata dia.

Sebuah laporan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat terbaru  tentang penyelundupan manusia mengatakan pemerintah UEA melakukan upaya yang signifikan untuk mengatasi perdagangan seks, menyarankan penuntutan serta perlindungan bagi korban.

Pada 2013, laporan AS juga mengatakan, pemerintah UEA mengidentifikasi 40 korban dan menyebut mereka dibawa ke tempat penampungan yang didanai negara.  Tetapi upaya  yang dilakukan pemerintah UEA, tidak dilakukadi Pakistan, karena memerintah tidak peduli.

"Memang benar bahwa ratusan perempuan sedang dibawa ke Dubai untuk bekerja di salon kecantikan, dan menjadi bagian kelompok musik dan tari, tetapi tidak ada bukti bahwa salah satu dari mereka telah diselundupkan untuk prostitusi,"  kata Syed Shahid Hassan, Wakil Direktur FIA Faisalabad, kepada AFP.

Untuk kasus Zunera dan Shaista, penderitaan mereka telah mereda, tapi  trauma tidak berakhir. Ayesha telah menyerah kepada pengadilan, tapi dia dibebaskan dengan jaminan. Para perempuan itu sekarang hidup dalam ketakutan bahwa seorang pria bersenjata akan datang kembali untuk membalas mereka.

Sumber:  SATUHARAPAN.COM

Terkait Berita: