Pesan Rahbar

Home » » Bau Kejahatan Tercium dalam Peristiwa Mina (1)

Bau Kejahatan Tercium dalam Peristiwa Mina (1)

Written By Unknown on Sunday 27 September 2015 | 11:28:00


Musim haji tahun ini harus kita sebut sebagai “musin haji paling menyedihkan dalam sejarah Islam”. Pertama, peristiwa crane Masjidul Haram runtuh, dan kedua, peristiwa berdarah Mina terjadi.

Dari sejak hari Kamis ketika peristiwa menyakitkan Mina itu terjadi, para petinggi Arab Saudi berusaha untuk mendoktrinkan banyak justifikasi dan alasan. Tanpa merasa bersalah dan menyatakan permohonan maaf, mereka malah terkesan ingin membebaskan diri dari setiap bentuk tanggung jawab.

Menurut Jubir Kementerian Negara Arab Saudi, hawa panas dan keletihan yang menimpa jamaah haji adalah faktor utama peristiwa Mina itu. Menurut mereka, gerak melawan arah yang dilakukan oleh sebagian jamaah haji menyebabkan mereka berjubel dalam satu area dan peristiwa itu pun terjadi.

Jelas, pernyataan ini tidak lain hanyalah sebuah justifikasi mentah dan usaha untuk melarikan diri dari tanggung jawab. Kapankah Arab Saudi pernah mengalami cuaca dingin sehingga peristiwa itu disandarkan kepada hawa panas? Apakah keletihan para jamaah haji adalah suatu hal yang baru sehingga baru kali ini diangkat sebagai alasan untuk sebuah peristiwa menyakitkan seperti itu?

Gerak melawan arah yang dilakukan oleh sebagian jamaah haji juga hanya sebuah kebohongan belaka. Hal ini karena peristiwa itu terjadi di permulaan hari dan seluruh jamaah haji sedang bergerak menuju ke satu arah. Kalau memang terjadi gerak melawan arah, maka hal ini terjadi ketika peristiwa sedang terjadi dan setiap orang tentu ingin menyelematkan jiwanya. Apakah tanggung jawab untuk mengarahkan gerak jamaah tidak berada di tangan Arab Saudi? Mungkinkah kita mengklaim peristiwa itu terjadi lantaran benturan dua arah yang berlawanan?

Mereka yang pernah pergi melaskanakan ibadah haji tentu tahu bahwa gerak jamaah haji di Mina yang merupakan tempat berkumpul dan berjubel seluruh jamaah haji berada di tangan pihak keamanan Arab Saudi. Seluruh jalur dan jam untuk bergerak telah ditentukan dan dipastikan. Dengan ini, tak satu pun kelompok terbang bisa memilih halur dan jam gerak sesuka hati mereka.

Seandainya pun terjadi perjubelan jamaah yang tidak lumrah, pihak berwenang Arab Saudi bisa mengontrol mereka melalui kamera mutakhir yang mereka miliki dan mengarahkan para jamaah ke arah jalur keluar.

Poin kunci peristiwa Mina adalah pihak keamanan Arab Saudi mengambil sebuah kebijakan yang mengusik rasa ingin tahu kita.

Pihak Keamanan Arab Saudi menutup Jalan 204 yang banyak dilalui oleh para jamaah haji dari Iran, India, Afrika, dan Pakistan. Mereka menekan dan mengepres ratusan ribu jamaah haji dalam satu jalur yang sangat terbatas.

Sekalipun peristiwa itu terjadi tanpa sengaja, akan tetapi menutup jalur yang telah diumumkan kepada para jamaah haji sebelum itu supaya melalui jalur tersebut adalah sebuah tindakan yang sengaja dilakukan oleh pihak keamanan Arab Saudi. Mereka sengaja melanjutkan penutupan jalur tersebut sehingga ribuan jamaah haji semakin berjubel dan peristiwa itu pun terjadi.

Sebagai ganti dari menyalahkan hawa panas dan keletihan para jamaah haji, pihak berwenang Saudi harus menjelaskan mengapa mereka mengumumkan sebelumnya supaya jamaah haji bergerak dalam satu jalur, dan setelah para jamaah ini berada dalam jalur itu, mereka lantas menutupnya? Apakah jamaah haji yang masih asing di Arab Saudi mengenal jalur lain selain jalur-jalur yang telah ditentukan oleh pihak Saudi?

Pihak Arab Saudi menutup jalur yang telah dibuka sebelum itu, sedangkan mereka tahu akibat tindakan ini tidak lain adalah pembantaian para jamaah haji.

Sekalipun tahu demikian, mereka pun tetap melakukan tindakan tersebut.

Bersambung...

(Shabestan/ABNS)

Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: