Foto,
dirilis oleh kantor berita Ma’an Palestina pada 16 September, 2015,
memperlihatkan tahanan Palestina di dalam penjara Israel di Nablus pada
tahun 1968.
Pada hari Sabtu, kantor berita Ma’an Palestina merilis di situsnya foto, yang diambil pada tahun 1968.
Foto Fayiz Badr Youssef al-Ghurani, mantan tahanan Palestina dan aktivis yang saat ini tinggal di pengasingan di Yordania.
Ghurani telah mengidentifikasi tahanan yang digambarkan dalam foto itu.
Fayiz
Badr Youssef al-Ghurani, mantan tahanan Palestina dan aktivis saat ini
tinggal di pengasingan di Yordania (Foto: kantor berita Ma’an)
Pada hari Sabtu (19/9/15), Komite Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan melaporkan bahwa tujuh tahanan Palestina terus mogok makan selama 30 hari berturut-turut memprotes praktek penahanan administratif ilegal Israel.
Lembaga itu lebih lanjut mengatakan bahwa rezim Tel Aviv telah sengaja menempatkan tahanan Palestina di sel isolasi dalam upaya memaksa mereka untuk mengakhiri mogok makan, yang merupakan perlakuan yang sangat membahayakan kesehatan para narapidana.
Beberpa tahanan Palestina di penjara-penjara Israel menolak untuk mengambil makanan pada hari Sabtu untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada para pemogok makan, memperingatkan bahwa mereka juga akan melakukan pemogokan dalam kasus rezim terus mengabaikan tuntutan para tahanan.
Kembali pada bulan Juli, parlemen Israel (Knesset) meratifikasi hukum yang memungkinkan memaksa-makan para tahanan Palestina yang mogok makan di penjara-penjara Israel. Aturan itu mendapat kritik keras dari kelompok-kelompok hak asasi yang mengecam legasi tersebut sebagai bentuk penyiksaan yang membungkam para demonstran Palestina.
Penahanan administratif adalah semacam penjara tanpa pengadilan atau tuduhan yang memungkinkan Tel Aviv untuk memenjarakan warga Palestina selama enam bulan. Perintah penahanan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email