Pesan Rahbar

Home » » Taqsir (Mengunting Rambut) atau Halq (Mencukur Rambut)

Taqsir (Mengunting Rambut) atau Halq (Mencukur Rambut)

Written By Unknown on Monday, 21 September 2015 | 06:44:00


Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya

Salah satu kewajiban dalam umroh mufrodah dan haji ialah memotong atau mencukur rambut. Akan tetapi ini bukan rukun. Seorang nasik bisa berkewajiban sekali memotong atau mencukur rambut, bisa juga dua kali.

Begitu pula, saat melakukan potong / cukur bisa setelah selesai Sa’i, bisa juga setelah menyembelih kurban di Mina. Bisa pula seorang hanya berkewajiban memotong saja, dan bisa juga dia boleh memilih antara memotong atau mencukur.

Perbedaan tersebut sesuai dengan kewajiban si nasik dan jenis manasik yang dia kerjakan, apakah umroh mufrodah, umroh tamattuk, haji tamattuk atau haji qiran dan ifrad.

Taqsir / Halq dalam Umroh Mufrodah

Diriwayatkan dari Imam Shodiq a.s. :”Seseorang yang melakukan umroh mufrodah, jika dia sudah selesai thowaf wajib dan sholat dua rakaat di belakang maqom Ibrahim dan telah selesai Sa’i antara Shofa dan Marwah maka dia harus mencukur atau memotong … perempuan tidak boleh mencukur dia hanya memotong”.

Bersandar pada hadis ini dan hadis-hadis yang lain para pakar ahli fiqih bersepakat bahwa orang yang berumroh mufrodah boleh memilih antara mencukur dan memotong, bukan pada terbatas pada suatu kewajiban saja dengan syarat dia melakukannya setelah Sa’i bukan sebelumnya.

Taqsir / Halq dalam Haji Tamattuk

Orang yang melakukan haji tamattuk mempunyai dua kewajiban. Yang pertama taqsir setelah Sa’i. Yang kedua memilih memotong atau mencukur setelah menyembelih kurban di Mina akan tetapi mencukur lebih baik.

Kewajiban pertama, yaitu taqsir setelah selesai Sa’i, ditunjukkan oleh ucapan Imam Shodiq a.s. : ”Setelah selesai Sa’i didalam tamamattuk potonglah sedikit rambut dan potonglah pula kuku-kukumu.” Beliau juga berkata ;”Di dalam tamattuk tidak ada lain kecuali taqsir”.

Kewajiban kedua, yaitu takhyir antara taqsir dan halq setelah menyembelih kurban di Mina. Berdasarkan ucapan Imam Shodiq a.s. :”Orang yang baru pertama kali melakukan haji, harus mencukur rambutnya (halq), tetapi kalau dia pernah berhaji sebelumnya maka dia boleh memilih memotong atau mencukur. Dan jika rambutnya lengket satu sama lain atau dia ikat, maka dia harus mencukurnya tidak boleh memotongnya”.

Dalam riwayat yang lain disebutkan dari Imam Shodiq a.s. :”Ada tiga orang yang wajib mencukur rambutnya; Mereka yang berambut gembel, Yang baru pertama kali haji. Dan yang mengikat rambutnya.”

Sebagian besar para pakar fiqih memahami riwayat ini dan riwayat yang lain bahwa orang yang pertama kali melakukan haji dan orang yang berambut gembel sangat dianjurkan mencukur bukan diwajibkan. Sebagian yang lain berpendapat keduanya wajib mencukur.

Orang yang melakukan haji qiran atau haji ifrad maka hukumnya sama dengan hukum orang yang melakukan haji tamattuk dalam hal boleh memilih antara mencukur dan memotong setelah menembelih korban di Mina.

Hadis tentang Taqsir atau Halq

Diriwayatkan dari Abi Abdillah a.s. : “Seorang mukmin bila dia menggundul rambutnya saat di mina kemudian dia menguburkannya nanti di hari kiamat setiap helai rambutnya akan berbicara sambil bertalbiah buat si pemilik rambut”.

Diriwayatkan dari Mufadhdhol bin Sholeh dari Aban bin Taghlib daku bertanya kepada Abu Abdillah a.s. seorang yang membasuh kepalanya dengan khitmii (pencuci rambut/sampo) sebelum dia menggundulnya beliau a.s. menjawab ; “Pendekkan dulu baru dicuci”.

Diriwayatkan dari Abi Abdillah a.s. :”Rasulullah saw saat setelah memotong hewan korban (Yauman Nahr) beliau saw menggundul rambutnya, memotong kukunya merapikan kumisnya dari sisi-sisi jenggotnya”

Diriwayatkan dari Abil Hasan a.s. :”Bila Anda telah membeli hewan korban dan Anda telah menimbang harganya maka dalam perjanan haji Anda sudah mengamalkan (Al-hadya mahillah) bila Anda berkeinginan untuk menggundul rambut maka gundulkannlah”.

Diriwayatkan dari Abi Bashir daku bertanya pada Abu Abdillah a.s. tentang seorang yang tidak mengetahui tentang memendekkan rambutnya atau menggundulnya hingga dia meninggalkan Mina beliau menjawab ;”Hendaklah dia kembali ke Mina untuk memendekkan atau menggundul rambutnya”.

Diriwayatkan dari Abi Abdillah a.s. :”Hendaknya bagi yang belum pernah pergi haji hendaknya dia menggundul rambutnya, adapun bagi yang sudah pernah haji dia boleh memendekkan atau menggundul rambutnya, apabila rambutnya kempal atau lebat maka dia harus digundul tidak di pendekkan.”

Diriwayatkan dari Abi Abdillah a.s. :”Bagi yang belum pernah berhaji hendaknya dia menggundul rambutnya tidak memendekkannya, adapun yang memendekkan rambutnya bagi yang pernah berhaji”

Diriwayatkan dari Abi Shobbah Al-Kinani daku bertanya pada Aba Abdillah a.s. tentang orang yang lupa memendekkan rambutnya sedang dia sedang berhaji hingga dia meninggalkan Mina, Beliau a.s. menjawab ;”Hal itu tidak mengherankanku membiarkan rambut kecuali di Mina”, beliau a.s. membaca ayat suci Al-Qur’an : tsummalyaqdhû tafatsahum beliau menjelaskan maksud ayat tersebut adalah ;”Menggundul rambut”.

Diriwayatkan dari Abi Abdillah a.s. :”Ada seorang laki-laki yang menggundul rambutnya di Mekkah beliau a.s. menyuruh untuk mengembalikan rambut yang dicukur ke Mina”.

Diriwayatkan dari imam Ali a.s. :”Sunnah dalam menggundul rambut”

Diriwayatkan dari Abi Abdillah a.s. :”Memendekkan rambutnya bagi kaum wanita sekedarnya” . (Al-Kâfî, 4 : 503-505).

Pendapat Pakar Fiqih tentang Taqsir / Halq

Dia adalah kewajiban yang kelima dan kewwajiban terakhir dari umroh tamattuk. Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam taqsir atau halq antara lain :
Niat. Untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Misalnya : ‘uqsir li umroh tamattuk lihajjil islam alwâjib ada-an qurbatan ilallâi taâlâ’ (saya niat taqsir/memotong rambut untuk umroh tamattuk untuk haji Islam yang wajib adaan demi mendekatkan diri kepada Allah Swt.)

Yang dipotong sebagian dari rambut kepala, atau jenggot atau kumis.

Ketentuan taqsir saat setelah umroh tamattuk dan tidak dicukur, dilarang mencukur saat melakukan umroh tamattuk. Waktunya memotong / mencukur tidak wajib saat selesai sa’i, juga tidak wajib di tempat sa’i (di Marwah) dia boleh dilakukan dimana saja yang disukai, boleh juga di tempat sa’i, boleh siang atau malam.

Taqsir tentunya setelah sa’i dan tidak boleh sebelumnya, juga tidak wajib memotong sendiri, boleh dilakukan orang lain. Bila telah dipotong rambutnya dalam umroh tamattuk maka halallah baginya sesuatu yang diharamkan saat dia berihram. (Ahkam Manasik , hal. 98 -99).

Niat-niat Taqsir (Mengunting Rambut) :
Hamba berniat menggunting rambut untuk sebutkan niat umroh yang sedang dilakukan; Umroh Mufrodah atau Umroh Tamattuk dalam Haji Tamattuk untuk Haji Islam wajib, untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Hamba berniat mencukur aib-aib lahir dan batin

AdabTaqsir (Mengunting Rambut)
Hendaklah ketika akan menggunting rambut atau memotong sebagian rambut, jenggot, kumis atau memotong kuku sebagai tahallul (selesainya batas larangan ketika berpakaian ihrom) sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Abdillah a.s. : “Bila anda selesai melakukan Sa’i dalam Umroh tamattu maka pendekkan rambut yang di sampingnya atau jenggot, kumis atau kuku, dan sisakan untuk hajimu, bila selesai maka selesailah larangan ihrom bagi anda”. (Adabul Haromain)

Doa Ketika Menggunting / Mencukur Rambut

Bismillâhirrohmânirohîm, Allâhumma sholli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad, Allâhumma a’thinî bikulli sya’rotin nûron yaumal qiyâmah

Dengan asma Allah Yang Mahakasih dan Maha sayang, Ya Allah sampaikan sholawat pada Nabi Muhammad dan keluarganya, Ya Allah karuniakanlah padaku di setiap helai rambut sebagai cahaya di hari kiamat[]

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI