Da’i Wahhabi pro-Arab, Mufti Tanveer Alam Farooqi
Mufti Tanveer Alam Farooqi, pemimpin kelompok ekstrimis, dijatuhi hukuman oleh pengadilan di kota Rawalpindi dekat ibukota Islamabad pada hari Senin (5/10 /15).
Sumber pengadilan mengatakan Hakim Asif Majeed Awan mendakwanya bersalah atas “tindakannya yang ditujukan atau memungkinkan dapat membangkitkan kebencian sektarian” di negara yang didera kekerasan.
“Dia jatuhi enam bulan hukuman penjara dan denda 50.000 rupee (500 dolar),” media mengutip seorang pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya .
Farooqi diadili atas tuduhan memicu kebencian terhadap Muslim Syiah dan memiliki senjata ilegal.
Beberapa aktivis menyatakan ketidakpuasannya atas hukum yang ringan, mengatakan yang ditemukan memiliki senjata ilegal harus dijatuhkan hukuman yang lebih keras.
Farooqi terkait dengan kelompok teroris Lashkar-e-Jhangvi (LeJ) yang terlarang yang banyak terlibat dalam beberapa serangan terhadap Syiah dalam beberapa tahun terakhir di Pakistan.
Pada akhir Juli, Malik Ishaq, pemimpin terkenal dari kelompok LeJ, bersama dengan 13 gerilyawan lainnya, tewas dalam baku tembak dengan polisi di provinsi timur Punjab.
Kelompok teroris yang bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap Muslim Syiah itu didanai oleh Arab Saudi.
Kelompok yang didanai Saudi ini juga terlibat dalam serangan pada tahun 1990 di Pusat Kebudayaan Iran di Multan, menewaskan diplomat Iran Shadiq Ganji di Lahore, dan menewaskan taruna Angkatan Udara Iran yang mengunjungi Pakistan.
Relawan
Pakistan membawa jenazah di lokasi serangan terhadap Muslim Syiah di
kota barat daya Quetta pada akhir 17 Juli 2015. (Foto: AFP)
Kelompok-kelompok HAM mengatakan pemerintah Islamabad harus mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang terlibat dalam pembunuhan yang menargetkan Muslim Syiah. Syiah juga menuduh Islamabad gagal memberikan keamanan yang tepat bagi masyarakat Muslim.
Muslim Syiah merupakan sekitar sepertiga dari jumlah penduduk Pakistan yang lebih dari 180 juta.
Ribuan warga Pakistan telah kehilangan nyawanya dalam beberapa pemboman dan serangan militan lainnya selama beberapa dekade terakhir. []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email