Pesan Rahbar

Home » » Istri Jenderal Ahmad Yani Malah Beri Makan Tahanan PKI Tak Lama Setelah Peristiwa G30S

Istri Jenderal Ahmad Yani Malah Beri Makan Tahanan PKI Tak Lama Setelah Peristiwa G30S

Written By Unknown on Tuesday, 22 March 2016 | 23:16:00


Setiap tanggal 30 September dan 1 Oktober di Republik ini selalu dihangatkan dengan isu komunis dan perlukah permintaan maaf pemerintah dan rekonsiliasi antara anak-anak dari orang-orang yang dianggap terlibat PKI dan keluarga korban kebiadaban Gerakan 30 September 1965.

Kita seharusnya meneladani sikap Alm. Yayuk Ruliah Sutodiwirjo, istri mendiang Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani, yang seolah sudah menjalankan rekonsiliasi secara pribadi sejak lama, tidak lama setelah kejadian peristiwa yang merenggut nyawa suaminya.

Amelia Yani, salah satu putri Jenderal Yani, membeberkan ketika sudah sekira setahun peristiwa Gerakan 30 September (G30S) berlalu, Yayuk acap memberi makan pada para tahanan PKI.

Setelah peristiwa di rumah Jenderal Yani di Jalan Lembang D58, Jakarta Pusat pada subuh 1 Oktober 1965, keluarga Jenderal Yani tak pernah lagi menempati rumah itu.

Pada 1966, Yayuk membeli rumah di seberang rumah lama mereka. Dari situ, Yayuk sering melihat para tahanan PKI yang dibawa para personel CPM (Corps Polisi Militer) untuk sekadar bersih-bersih di rumah lama mereka yang kini, difungsikan sebagai Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Ahmad Yani.

Presiden Soekarno menyematkan bintang tanda jasa kepada Ibu Yayuk Ruliah di istana

“Dulu tahanan PKI setiap beberapa hari seminggu, naik mobil penjara ke rumah (lama) kita. Mereka di sana membersihkan rumput dan halaman sekitar,” ungkap Amelia kepada Okezone.

“Tapi ibu kemudian mengambilkan banyak piring. Diambilkan nasi dan teh manis. Disuruh makan dulu. CPM juga dikasih makan. Para tahanan itu makan dengan lahap meski sedikit masih takut-takut sama CPM. Dari situ saya tahu bahwa ibu sebenarnya sudah memaafkan. Sudah menjalankan rekonsiliasi,” tambahnya.

Tidak hanya pada para tahanan PKI, perhatian istri Jenderal Yani itu juga diberikan pada salah satu kolega dekat Jenderal Yani, yakni Mayjen Pranoto Reksosamudro. Jenderal Pranoto sempat ditahan di Penjara Blok P, Kebayoran Baru, lantaran Asisten III Menpangad bidang Personalia itu, turut dituduh terlibat G30S karena tidak menaati Soeharto agar tidak menerima jabatan Menpangad, jabatan lowong yang ditinggalkan Jenderal Yani. Pranoto datang ke istana dan dilantik oleh Bung Karno.

“Ibu juga sering membawakan makanan buat Pak Pranoto ke tahanan. Kata ibu, mesakne (kasihan). Anaknya juga disenangkan sama Ibu. Ibu berusaha anak-anaknya (Pranoto) tak ikut menderita,” pungkas Amelia.

Kita semua nampaknya memang harus meneladani sikap mulia yang ditunjukkan oleh alm. Ny. Yayuk Ruliah Ahmad Yani.

(Dari-Berbagai-Sumber/Memobee/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: