Pesan Rahbar

Home » » Intoleransi di Bangil, Kontras Tuntut Tindak Tegas Kapolres dan Jajaran Pemda Pasuruan

Intoleransi di Bangil, Kontras Tuntut Tindak Tegas Kapolres dan Jajaran Pemda Pasuruan

Written By Unknown on Sunday 3 April 2016 | 18:32:00

Sejumlah kaum Syiah saat mendapat pengawalan ketat oleh pihak keamanan usai melaksanakan kegiatan memperingati Milad Siti Fatimah di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jumat 1 April 2016. (Foto: Kompas)

Upaya pembubaran acara keagamaan peringatan hari kelahiran Sayyidah Fatimah putri Nabi Muhammad saw di Bangil Pasuruan Jawa Timur oleh kelompok intoleran menjadi sorotan Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya.

Koordinator Bidang Pekerja KontraS Surabaya Fatkhul Khoir Fatkhul meminta agar Kepala Polri dan Menteri Dalam Negeri memberikan sanksi tegas kepada polisi dan aparat pemerintah daerah Pasuruan yang turut aktif dalam membubarkan acara tersebut.

Menurut Fatkhul desakan itu dikarenakan polisi dan pemerintah daerah setempat terkesan membiarkan aksi pembubaran yang dilakukan oleh kelompok intoleran yang mengaku sebagai ormas Aswaja Bangil. (Aparat seperti memberikan kesempatakan kepada massa untuk melancarkan intimidasi dan ujaran kebencian kepada peserta kegiatan tersebut. Padahal sebagian besar peserta tersebut adalah ibu-ibu dan anak-anak.

Dan yang lebih memprihatinkan, sambungnya, koordinator massa yang menentang pengajian adalah seorang anggota DPRD Kabupaten Pasuruan. Dengan lantang, wakil rakyat itu mendesak agar acara keagamaan ini dibubarkan.

“Bahkan dalam kelompok intoleransi itu terdapat anggota DPRD Pasuruan,” katanya, Jumat 1 April 2016 malam.

Sebagaimana diberitakan, massa bersurban dari kelompok intoleran membubarkan pengajian yang digelar oleh Islamic Women Center (IWOC) di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Pengajian itu dalam rangka memperingati kelahiran putri Nabi Muhammad SAW.

Fatkhul mengatakan, acara tersebut sedianya digelar di Gedung Diponegoro, Bangil sekitar pukul 08.00 WIB. Namun, tiba-tiba datang ratusan orang yang mengatasnamakan Ormas Aswaja Bangil.

“Acara tersebut akhirnya dibubarkan,” kata pria yang akrab disapa Juir.

Karena dibubarkan paksa, ritual yang digelar di kawasan RT 2 RW 11 Kelurahan Kalirejo dan diikuti sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak perempuan itu akhirnya berakhir pukul 09.30 WIB. Acara semestinya berlangsung hingga pukul 12.30 WIB.

Saat acara dibubarkan, peserta ritual harus keluar dari lokasi kegiatan dengan melewati kerumunan massa intoleran yang meneriaki mereka dengan perkataan kebencian, pengkafiran, dan sebagainya.

Desakan pembubaran acara tersebut juga dilakukan kelompok intoleran sehari sebelum acara digelar. “Kepala daerah juga sempat meminta acara tersebut bubar, namun penyelenggara menolak dan hanya memindah tempat acara,” kata dia.

Kontras di laman resminya kontrassurabaya.org merilis siara persnya terkait aksi pembubaran kegiatan keagamaan oleh kelompok intoleran.

(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: