Pesan Rahbar

Home » » Riwayat Singkat Biografi Singkat Imam Muhammad Al-Mahdi a.s

Riwayat Singkat Biografi Singkat Imam Muhammad Al-Mahdi a.s

Written By Unknown on Saturday 21 May 2016 | 17:37:00


Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya

Siapakah Imam Mahdi as Itu? Menurut pendapat para ahli sejarah dan hadis, Imam Mahdi as dilahirkan pada malam Jumat, 15 Sya’ban 255 H.

Ayahanda beliau adalah Imam Hasan al-‘Askari as dan ibunda beliau menurut beberapa riwayat bernama Narjis, Shaqil, Raihanah, atau Susan.

Akan tetapi, beragamnya nama yang dimiliki oleh ibunda beliau ini tidak mengindikasikan keberagaman diri sebagai seorang wanita. Karena, tidak menutup kemungkinan beliau memiliki nama-nama yang beragam sebagaimana layaknya orang-orang besar lainnya.

Tempat kelahiran beliau adalah Samirra`, sebuah kota besar di Irak dan pada masa kekhilafahan Bani Abbasiah pernah menjadi ibu kota kerajaan.

Silsilah nasab beliau secara terperinci adalah Muhammad al-Mahdi bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali as-Sajjad bin Husain as-Syahid bin Ali bin Abi Thalib as.

Kelahiran beliau adalah sebuah realita yang tidak dapat dipungkiri.
Banyak sekali bukti historis dan tekstual yang menegaskan hal itu.

Imam Ja’far ash-Shadiq as berkata:
“Tidak akan meninggal dunia salah seorang dari kami kecuali ia akan meninggalkan seseorang yang akan meneruskan misinya, berjalan di atas sunnahnya dan melanjutkan dakwahnya.”

Hakimah, bibi Imam Hasan al-‘Askari as pernah menggendong beliau dan melihat di bahu sebelah kanannya tertulis :”Kebenaran telah datang dan kebatilan telah sirna”.
(QS. Al-Isrâ`: 81).

Ia sempat mengalami hidup bersama ayahnya selama lima tahun.

Sayidah Hakimah binti Imam Muhammad al-Jawad as bercerita:
Abu Muhammad Hasan bin Ali (al-‘Askari) datang ke rumahku seraya berkata: “Wahai bibiku, berbuka puasalah di rumah kami malam ini. Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban.

Allah Ta’ala akan menampakkan hujjah-Nya di atas bumi pada malam ini.” Siapakah ibunya?”, tanyaku.”Narjis”, jawabnya singkat.

“Sepertinya ia tidak memiliki tanda-tanda kehamilan?”, tanyaku lagi.
“Hal itu akan terjadi seperti yang telah kukatakan”, katanya menimpali. Setelah sampai di rumahnya, kuucapkan salam dan duduk. Tidak lama Narjis datang menemuiku untuk melepaskan sandalku seraya berkata:
“Wahai junjunganku, izinkanlah kulepaskan sandal Anda.”

“Tidak! Engkaulah junjunganku.
Demi Allah, aku tidak akan mengizinkan engkau melepaskan sandalku dan berkhidmat kepadaku.

Seharusnya akulah yang harus berkhidmat kepadamu”, tegasku.

Abu Muhammad mendengar ucapanku itu. Ia berkata: “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan wahai bibiku.”

Kukatakan kepada Narjis:
“Pada malam ini Allah akan menganugerahkan kepadamu seorang putra yang akan menjadikan junjungan di dunia dan akhirat.”

Pada saat memegang tampuk imamah, ada dua tugas yang harus dilakukan oleh Imam Hasan Askari a.s.: pertama, ia harus bertindak esktra hati-hati terhadap pemerintahan yang berkuasa saat itu, dan kedua, memperkenalkan Imam Mahdi a.s. kepada para pengikutnya yang setia.

Imam Mahdi a.s. sudah harus memegang tampuk imamah pada tahun 260 H. dalam usianya yang ke-5 tahun. Kemudaan usia Imam Mahdi a.s. (ketika memegang tampuk imamah) bukanlah suatu hal yang layak untuk diherankan. Karena Nabi Yahya a.s. pada usia kanak-kanak sudah mendapat mandat kenabian.

Allah berfirman: “Wahai Yahya, ambillah (dan peganglah) kitab ini dengan erat. Dan Kami telah menganugerahkan kitab kepadanya ketika ia masih kecil”. (Maryam : 12)

Beberapa hari sebelum wafat, di sebuah pertemuan yang dihadiri oleh empat puluh orang sahabatnya yang setia yang antara lain adalah Muhammad bin Ustman, Mua’wiyah bin Hakim dan Muhammad bin Ayyub, Imam Hasan Askari a.s. berkata: “Ia adalah pemimpin dan khalifah kalian setelah aku wafat.

Gelar-gelarnya :

“Al-Mahdi”. Dalam beberapa hadis, beliau dijuluki dengan al-Mahdi. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa Rasulullah saw bersabda, “Nama al-Mahdi adalah namaku.”

Hadis serupa juga pernah diucapkan oleh Amirul Mukminin as. Mengapa beliau diujuluki demikian? Hal itu dikarenakan Allah selalu menunjukkannya kepada hal-hal ghaib yang tidak diketahui oleh siapa pun.

Berkenaan dengan hal ini Imam Muhammad al-Baqir as berkata,
“Jika al-Mahdi kami telah bangkit, ia akan membagi-bagikan (harta) dengan sama rata dan berbuat adil terhadap rakyat jelata.

Barangsiapa menaatinya, maka ia telah menaati Allah dan barangsiapa menentangnya, maka ia telah menentang Allah.
Ia diberi nama al-Mahdi, karena Ia selalu menunjukkannya kepada sesuatu yang rahasia.”

“Al-Qâ`im”. Julukan beliau ini mengungkap sebuah makna yang sangat signifikan. Al-Qâ`im adalah orang yang berdiri atau bangkit. Kebangkitan beliau kelak di akhir zaman berbeda sekali dengan seluruh kebangkitan yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Bisa diasumsikan bahwa kebangkitan beliau adalah satu-satunya kebangkitan yang belum pernah disaksikan oleh makhluk Allah.

Jika kebangkitan-kebangkitan yang pernah terjadi sepanjang sejarah hanya bersifat parsial dan teritorial, kebangkitan beliau ini bersifat universal dan mendunia.

Beliau akan menebarkan semerbak wangi kebenaran ke seluruh penjuru dunia sehingga setiap orang pasti dapat menikmatinya dengan penuh keleluasaan.

Dalam sebuah hadis Imam Ja’far as-Shadiq as pernah berkata, Ia dinamai al-Qâ`im karena ia akan menegakkan kebenaran (dengan kebangkitannya).”

Abu Hamzah ats-Tsumali pernah bertanya kepada Imam al-Baqir as:
“Wahai putra Rasulullah, bukankah kalian semua adalah orang-orang yang menegakkan kebenaran (qâ`imîn bil-haq)?”
“Ya”, jawab beliau.
“Mengapa hanya Imam Mahdi yang dijuluki al-Qâ`im?”, tanyanya lagi.
Beliau menjawab: “Ketika kakekku Husain as terbunuh, para malaikat menangis meraung-raung di hadapan Allah ‘azza wa jalla …

Setelah itu, Allah menunjukkan para imam dari keturunan Husain as (kepada mereka). Mereka menjadi gembira dengan hal itu.
(Pada waktu itu), salah seorang dari mereka sedang berdiri (qâ`im) mengerjakan shalat. Lantas Ia berfirman: “Dengan (perantara) orang yang sedang berdiri itu, Aku akan membalas dendam kepada mereka (para pembunuhnya)’.”

Imam al-Jawad as pernah ditanya:
“Wahai putra Rasulullah, mengapa ia dijuluki al-Qâ`im?”
“Karena ia akan bangkit setelah dilupakan dan mayoritas orang yang meyakini imâmahnya murtad”, jawab beliau.

“Al-Muntazhar”. Jika dalam keyakinan masyarakat dunia pekerjaan menunggu dan menanti adalah sebuah kegiatan yang menjemukan, menunggu kedatangan seorang juru penyelamat dari segala penderitaan adalah sebuah harapan yang dapat memberikan energi baru bagi kegiatan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam konteks ini beliau diberi julukan al-Muntazhar, orang yang selalu dinantikan kedatangannya.

Imam Jawad pernah ditanya : “Mengapa diberi julukan al-Muntazhar?”, Karena ia memiliki sebuah ghaibah yang sangat panjang. Orang-orang yang tulus akan selalu meunggu kehadirannya dan orang-orang yang kotor akan mengingkarinya”.
بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا حُجَّةَ اللهِ في اَرْضِهِ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا عَيْنَ اللهِ في خَلْقِهِ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا نُورَ اللهِ الَّذي يَهْتَدي بِهِ الْمُهْتَدُونَ وَيُفَرَّجُ بِهِ عَنِ الْمُؤْمِنينَ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا الْمُهَذَّبُ الْخائِفُ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا الْوَلِيُّ النّاصِحُ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا سَفينَةَ النَّجاةِ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا عَيْنَ الْحَياةِ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْكَ وَعَلى آلِ بَيْتِكَ الطَّيِّبينَ الطّاهِرينَ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ عَجَّلَ اللهُ لَكَ ما وَعَدَكَ مِنَ النَّصْرِ وَظُهُورِ الاَْمْرِ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا مَوْلايَ، اَنَا مَوْلاكَ عارِفٌ بِاُولاكَ وَاُخْراكَ اَتَقَرَّبُ اِلَى اللهِ تَعالى بِكَ وَبِآلِ بَيْتِكَ، وَاَنْتَظِرُ ظُهُورَكَ وَظُهُورَ الْحَقِّ عَلى يَدَيْكَ وَأَسْأَلُ اللهَ اَنْ يُصَلِّيَ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد وَاَنْ يَجْعَلَنى مِنَ الْمُنْتَظِرينَ لَكَ وَالتّابِعينَ وَالنّاصِرينَ لَكَ عَلى اَعْدائِكَ وَالْمُسْتَشْهَدينَ بَيْنَ يَدَيْكَ في جُمْلَةِ اَوْلِيائِكَ، يا مَوْلايَ يا صاحِبَ الزَّمانِ

صَلَواتُ اللهِ عَلَيْكَ وَعَلى آلِ بَيْتِكَ


(Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: