Karier petinju amatir L. Sarita Devi terancam usai setelah ia menolak menerima mendali perunggu di podium Asian Games lalu, kata pihak Organisasi Tinju Internasional (AIBA) pada Rabu (12/11).
Medali perunggu milik L. Sarita Devi dibiarkan tergeletak, karena petinju wanita asal India tersebut menolak pengalungan medali karena dianggap dicurangi wasit di semi final. (Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Perwakilan AIBA dari Taiwan, Ching-ko Wu, menyatakan bahwa hal yang dilakukan Sarita tidak bisa diterima dalam setiap kompetisi olahraga.
"Saya pikir karir tinjunya akan selesai. Komisi disiplin akan memeriksa kasus ini dan segera akan memberikan keputusan akhir," kata Ching-kuo Wu melalui sambungan telepon kepada Reuters.
Peristiwa penolakan medali oleh Sarita terjadi saat ia merasa marah setelah kalah dari petinju lokal Park Ji-na di semifinal tinju divisi perempuan kelas ringan di Asian Games.
Dibantu suaminya, Sarita lalu memprotes keputusan wasit dan hakim atas kekalahannya. Wasit dan hakim yang menolak protes Sarita lalu dituduh curang oleh tim India.
Pada hari penyerahan medali, Sarita yang sudah berdiri di podium menolak untuk mengenakan medali yang diberikan kepadanya.
Ia hanya memegang dan berusaha menggantungkan medali tersebut ke leher Park.
Ketika prosesi penyerahan berakhir, Sarita meninggalkan medali di podium, meski sudah diberitahu untuk membawanya pulang.
Atas kejadian tersebut, AIBA kemudian menangguhkan dan melarang Sarita untuk ikut dalam Kejuaraan Dunia Tinju Wanita yang akan di selenggarakan di Pulau Jeju pekan ini.
"Setiap atlet harus menghormati keputusan wasit dan hakim. Jadi petinju ini sedang menghadapi hukuman berat. Dia telah mencoreng nama negaranya sendiri," kata Wu.
Komentar Wu akan terasa mengejutkan bagi dunia tinju India, yang sedang berusaha untuk mengurangi hukuman Sarita sebelum diberangkatkan ke Olimpiade 2016 di Brazil.
(Reuters/CNN-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email