Menjelang akhir batas pendaftaran capres dan cawapres, 2 kubu sudah tenang, yaitu Prabowo dan Jokowi bahkan sejak awal Jokowi sudah tidak pernah repot memikirkan koalisi atau kerjasama partai.
ARB dan Golkar yang awalnya seperti percaya diri dan tenang sebagai pemenang no 2, sampai saat ini belum juga menemukan pasangan cawapres bahkan setelah ada ide menurunkan derajat ARB untuk menjadi cawapres sekalipun tidak ada yang mau meminangnya. Kepanikan nampak jelas saat ini di kubu Golkar. Nama ARB dianggap tidak laku dijual, bahkan untuk menjadi cawapres sekalipun. Walau sudah nampak mesra dengan Gerindra dengan pertemuan koboi dan helikopter, Prabowo sepertinya tetap menolak ARB menjadi wakilnya dan lebih memilih Hatta Rajasa.
Kemarin dalam kepanikan, ARB terpaksa menyembah kepada Jokowi dan datang ke pasar saat Jokowi sedang melakukan kunjungan. ARB menyatakan mendukung Jokowi namun pagi ini angin seperti berubah dan petinggi Golkar masih belum memastikan bergabungnya Golkar ke PDIP. Golkar adalah partai eks orde baru yang dianggap paling piawai dan licin melakukan manuver politik. Namun saat ini dengan keadaan yang ada, persepsi masyarakat semakin menurun melihat tingkat Golkar yang seakan melacurkan diri kemana-mana dan ditolak dimana-mana.
Nasdem dan PKB lebih mempunyai harga diri dengan segera memutuskan bergabung bersama PDIP dan Jokowi tanpa syarat. Jokowi membuktikan sekali lagi reputasinya dengan menggandeng kerjasama partai tanpa harus melakukan dagang sapi ala Demokrat
Bagaimana nasib Golkar, masih ada kartu truf di Demokrat. Walaupun Golkar sudah mengkhianati berkali-kali Demokrat di pemerintahan, namun peluang ini masih ada, mengingat Demokrat sepertinya sudah memasrahkan diri menjadi oposisi apabila PDIP menolak bergabung bersamanya. Demokrat adalah pasangan terbaik untuk PDIP walaupun hubungan SBY dan Megawati belum cair, berdasarkan sumber daya manusia dan kecakapan memerintah, Demokrat seharusnya menjadi pilihan yang pas.
Kita tunggu saja akhir daripada manuver politik ini khususnya Golkar yang sudah kepalang malu karena jualan tidak laku. Nasibmu Golkar.
(SC/Berbagai-Sumber-Lain/Memobee/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email