Calon Gubernur DKI
Pada bulan Juli 2012 ini, warga Jakarta akan kembali memilih pemimpinnya dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Terdapat 6 pasang calon yang mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin terbaik bagi Jakarta, diantaranya adalah:
1.Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli pasangan calon dari Partai Demokrat.
2.Hendardji Supandji dan Achmad Riza Patria pasangan calon dari jalur independen.
3. Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama pasangan calon dari PDIP dan Gerindra.
4.Hidayat Nurwahid dan Didik J Rachbini pasangan calon dari PKS dan PAN.
5.Faisal Basri dan Biem Benyamin pasangan calon dari jalur independen
6.Alex Nurdin dan Nono Sampono pasangan calon dari Golkar, PPP, dan PDS.
Masa kampanye sendiri telah dibuka dari tanggal 24 Juni sampai 7 Juli 2012. Berbagai cara dipersiapkan oleh masing-masing tim sukses agar calon yang diusung sukses dan meraih kursi DKI-1. Ingin tahu strategi kampanye unik yang dilakukan? Berikut rangkuman nya:
1. Stand – Up Comedy ala Jokowi
Stand Up Comedy-Jokowi.
Mantan Walikota Solo ini membuktikan bahwa menjadi pemimpin tidak hanya harus tegas namun perlu berjiwa humoris. Di depan para konstituennya, Jokowi melakukan komedi tunggal atau yang sedang Trend disebut Stand up comedy. Dalam penampilannya, beliau bercerita mengenai pengawalnya yang berwajah lebih tampan darinya sehingga disebut lebih pantas menjadi walikota. Penampilannya tersebut mampu mengocok perut penonton dan telah diunggah ke situs Youtube untuk dinikmati para pendukungnya.
2. FOKE-lah Kalau Begitu
Foke-Nara.
Masih ingatkah lagu yang dipopulerkan oleh Warteg Boyz yang berjudul ‘Okelah Kalau Begitu’? Lagu tersebut begitu membekas di memori karena selain lagunya yang berlirik lucu, lagu tersebut dipakai oleh salah satu provider telekomunikasi terbesar di Indonesia. Lagu tersebut kini digunakan oleh Fauzi Bowo sebagai media kampanyenya, dengan mengadaptasi melodi lagu tersebut dan merubah liriknya menjadi ‘Fokelah kalau begitu’. Dalam lagu tersebut pasangan yang mengusung jargon ‘Jakata Maju Terus’ tersebut menyelipkan program kerja yang akan dilakukan jika terpilih kembali sebagai gubernur. Apakah lagu tersebut mampu membuatnya terpilih kembali? Kita lihat saja nanti…
3. Lagu 3 Tahun Bisa Alex-Nono
Alex-Nono.
Pasangan yang diusung oleh Partai Golkar ini melakukan pendekatan yang cukup unik. Tidak jauh beda dengan Fauzi Bowo yang mengadaptasi sebuah lagu, Alex Noerdin melakukan hal yang sama. Bedanya adalah, Alex tidak mengangkat lagu yang terinspirasi dari slogan ’3 Tahun Bisa’ tersebut menjadi iklan dan ditayangkan di TV Swasta, melainkan lebih merakyat dengan memutar lagu yang berirama seperti lagu ‘Happy Birthday’ tersebut dijalan-jalan raya sehingga masyarakat bisa mendengar langsung.
4. Menggela Bazar Garage Sale ala Faisal-Biem
Garage Sale Faisal Biem.
Bagi Anda yang suka berbelanja, pasti suka dengan metode yang dilakukan pasangan independen ini. Dalam rangka menggalang dana kampanye, pasangan Faisal Basri dan Biem Benyamin menggelar Garage Sale atau yang biasa dikenal sebagai cuci gudang. Ide ini terbilang unik dan revolusioner mengingat Warga Jakarta sangat suka berbelanja. Ide ini sekaligus merepresentasikan slogan kampanye mereka yaitu ‘Berdaya Bareng-Bareng’. Produk yang ditawarkan juga tidak tanggung-tanggung, mulai dari brand yang premium seperti Zara dan Loubotin hadir dan ditawarkan dalam harga yang miring. Garage Sale ini juga turut didukung oleh beberapa selebtwit (Public Figure di dunia Twitter).
5. Pantun Kampanye Hidayat-Didik
Hidayat-Didik.
Pasangan yang mengusung jargon ‘Ayo Beresin Jakarta’ ini memiliki cara yang ‘Jakarta Banget’ dalam berkampanye, yaitu melalui media pantun! Tampak dalam debat Pilkada DKI, Hidayat menggunakan pantun untuk memulai debat tersebut. Langkah ini dilakukan olehTim Hidayat-Didik untuk menunjukkan cinta Jakarta, mengingat pantun merupakan budaya khas Betawi dan kerap ditampilkan dalam acara-acara seperti Lenong, Pernikahan dll.
6. Jakarta tidak ‘Berkumis’ oleh Hendardji Supandji
Slogan Kampanye Hendardji-Riza.
Jika mendengar kata kumis, pastilah warga Jakarta mengenalinya sebagai Fauzi Bowo. Tetapi kini, istilah berkumis dipakai oleh pasangan Hendardji-Riza sebagai tagline kampanye nya. Kata ‘Berkumis’ merupakan kepanjangan dari Berantakan, Kumuh, Miskin yang menurut pasangan ini merupakan hal terpenting yang harus dibenahi dari Kota Jakarta. Selain ‘Berkumis’ pasangan ini juga menggunakan istilah ‘Cukur Kumis’ dalam kampanye mereka. Tagline ini sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap menyudutkan oleh pihak Fauzi Bowo, namun pihak Hendardji bersikeras tetap menggunakan jargon tersebut.
(Berbagai-Sumber-Lain/Sdhanifah/Memobee/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email