Pesan Rahbar

Home » » Israel Menolak Dua Menlu RI Tapi Menerima Wartawan Indonesia, Ada Apa?

Israel Menolak Dua Menlu RI Tapi Menerima Wartawan Indonesia, Ada Apa?

Written By Unknown on Wednesday 20 April 2016 | 19:32:00

Seorang bocah Palestina dipinting lehernya oleh seorang tentara Israel dalam aksi protes yang berujung di Tepi Barat, Jumat 28 Agustus 2015 (Dok: Kompas)

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq sulit memahami apa yang telah dilakukan Israel dengan menerima delegasi wartawan Indonesia, akan tetapi menolak dua Menteri Luar Negeri Indonesia.

“Saya juga tidak mengerti bagaimana caranya mereka bisa masuk ke Israel sementara dua menlu Indonesia yaitu, Marty Natalegawa dan Retno LP Marsudi ditolak Israel ketika hendak masuk ke Palestina oleh Israel. Mungkin karena menggunakan paspor hijau biasa, mereka masuk lewat Eropa dan baru ke Israel,” ujar Mahfudz, Selasa 29 Maaret 2016.

Melansir dari Srambi Indonesia, Mahfudz pun mengecam kedatangan rombongan wartawan-wartawan senior Indonesia menemui Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel.

Mahfudz mengatakan, kunjungan tersebut jelas sangat kontradiktif ditengah sikap Indonesia yang sejak awal menentang penjajahan Israel di Palestina dan mendukung kemerdekaan Palestina.

“Terlebih Presiden Jokowi dalam sidang KTT Luar Biasa OKI yang baru saja diselenggarakan di Jakarta kembali mempertegas sikap Indonesia menentang penjajahan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina. Jokowi bahkan menyerukan untuk memboikot semua produk-produk Israel yang dihasilkan dari Tepi Barat. Israel juga tidak pernah mengacuhkan kecaman international dengan aksinya yang terus memakan korban warga sipil Palestina,” ujar politisi PKS itu.

Mahfudz sendiri tidak memahami apa agenda dari kunjungan para wartawan-wartawan senior tersebut terlebih setelah Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI. Paling tidak menurut Mahfudz, para wartawan senior itu diharapkan oleh Israel dapat membantu pembentukan opini alternatif megnenai Israel.

”Nampaknya Israel dan PM Netanjahu risau dengan sikap Presiden Jokowi dan pemerintah Indonesia. Makanya mereka berusaha mencari jalur loby yang mereka pikir akan efektif melalui wartawan-wartawan senior tersebut,” ujarnya.

Para wartawan senior tersebut menurut Mahfud tidak bisa menggunakan dalih bahwa mereka hanya sekedar memenuhi undangan Israel saja.

Kedatangan mereka jelas menggambarkan bahwa mereka tidak sensitif dan tidak responsif terhadap posisi rakyat Indonesia dan pemerintah Indonesia.

”Bukan hanya karena sikap Indonesia yang menentang penjajahan dalam bentuk apapun di seluruh dunia, juga karena sikap dan tindakan Israel terhadap bangsa Palestina sudah banyak dikecam oleh banyak sekali negara di dunia, Umat Islam dan Nasrani tidak bisa beribadah di kota suci Jerusalem,” ujarnya.

Ditanyakan adakah kemungkinan para wartawan itu membawa misi zionis Israel, Mahfudz pun menjelaskan bahwa jika dilihat pernyataan Netanyahu ketika bertemu dengan para wartawan senior Indonesia itu bahwa Israel akan memulai babak baru hubungan dengan Indonesia, itu artinya Israel menginginkan hubungan diplomatik baru dengan Indonesia.

“Dan kalau seperti ini jelas kita harus menolak karena konstitusi kita jelas menolak penjajahn Israel,” katanya.

Sebelumnya dalam lama resmi kementrian luar negeri Israel (http://mfa.gov.il/MFA/PressRoom/2016/Pages/PM-Netanyahu-meets-with-delegation-of-senior-Indonesian-journalists-28-March-2016.aspx ) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,pada Senin 28 Maret 2016 kemarin diberitakan bertemu dengan delegasi wartawan-wartawan senior Indonesia yang datang ke israel atas undangan dan inisiatif kemenlu Israel.

“Saat ini sudah saatnya untuk membangun hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. Kita memiliki banyak kesempatan untuk bekerja sama di bidang teknologi air dan lapangan.Israel memiliki hubungan yang sangat baik dengan beberapa negara di Asia seeprti China, Jepang, India dan Vietnam,” kata Netanyahu.

Israel juga sedang mendalami hubungannya dengan Afrika, Amerika Latin dan Rusia. Hubungan dengan dunia Arab juga sudah berubah termasuk bersatu dalam memerangi Islam radikal. Oleh karena itu, hubungan antara Israel dan Indonesia pun harus berubah.

“Saya sendiri memiliki beberapa teman Indonesia di Facebook. Saatnya telah tiba untuk merubah hubungan diantara kedua negara. Alasan selama ini sudah tidak lagi relevan dan saya harap kunjungan anda semua akan membantu tujuan ini,” ujar Netanyahu.

(Kompas/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: