Psikolog Elly Risman mengatakan ancaman pornografi saat ini merupakan bencana besar bagi masa depan bangsa, khususnya karena mayoritas menyasar anak-anak dan remaja yang menyebabkan kerusakan permanen pada otak mereka.
Ia menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang diinginkan oleh para pebisnis pornografi yang perlu diketahui oleh para orang tua guna menjadi proteksi dini dan untuk menjelaskan betapa berbahayanya candu konten terlarang tersebut bagi anak.
Pertama, pelaku bisnis pornografi menginginkan anak dan remaja memiliki perpustakaan porno di otaknya.
“Sehingga anak akan mudah membayangkan pornografi dimana dan kapan saja,” ujarnya dalam kajian bertema “Mengenali dan Mengatasi Kecanduan Anak pada Games, Internet dan Pornografi” di Masjid Darul Ma’arif, Pondok Kelapa, Jakarta.
Kedua, lanjutnya, yang diinginkan bisnis pornografi adalah kerusakan otak permanen pada anak.
Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati ini mengibaratkan kerusakan permanen otak itu tak ubahnya seseorang yang mengalami tabrakan mobil sehingga kepala atau otak bagian depannya rusak atau ringsek parah akibat benturan yang sangat keras.
“Penikmat pornografi mengalami kerusakan otak yang sama seperti orang yang mengalami kecelakaan tabrakan keras,” jelasnya.
Padahal, kata dia, yang membedakan manusia dan binatang adalah karena vitalnya fungsi otak bagian depan tersebut.
“Lalu kenapa kalau ada orang gegar otak kita heboh banget, tapi kenapa kita tidak heboh jika anak-anak kita kecanduan pornografi?” gugat Elly.
Terakhir, sambungnya, yang diinginkan bisnis pornografi adalah menjadikan konsumennya sebagai pelanggan seumur hidup.
Kenapa seumur hidup?
Elly menjelaskan, ketika seseorang melihat konten pornografi, bahkan ketika itu tidak sengaja, maka pada otak bagian belakang, akan mengeluarkan cairan dopamin yang menyebabkan kecanduan.
“Kalau seseorang sudah kecanduan pronografi, maka dia akan terus menerus menginginkannya. Bahkan tidak puas dengan yang sudah dilihat, otaknya akan meminta level yang lebih lagi,” tandasnya.[]
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email