Mengetahui kabar di beberapa media online yang menyatakan bahwa dirinya menerima hadiah pedang emas dari Raja Salman, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, pedang yang diberikan Kerajaan Arab Saudi kepada dirinya beberapa waktu lalu, bukanlah emas sungguhan. Ia pun mempertanyakan jurnalis yang menuliskan hal tersebut.
“Saya koreksi, itu bukan pedang emas. Saya juga bingung siapa yang menulis soal pedang emas itu,” kata Tito usai mengunjungi Polresta Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (6/3/2017).
Mantan Kepala BNPT itu menambahkan, pedang tersebut merupakan pemberian Kerajaan Arab Saudi yang diwakili oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi. Namun, pedang itu untuk institusi Polri bukan perseorangan, atau diberikan untuk Tito selaku pribadi.
“Pedang ini sebagai bentuk cindera mata untuk Mabes Polri, bukan untuk Kapolri, tapi untuk institusi Polri,” sambungnya.
Meski demikian, ia mengakui beberapa bagian dari pedang itu memang dilapisi sepuhan emas. Rencananya, pedang itu akan disimpan di museum Polri setelah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Seperti biasa, sesuai protap kita jika ada plakat, topi, cindera mata seperti itu, nanti akan didisplay kalau tidak di museum Polri, ya di ruang penerimaan tamu di Mabes Polri. Nanti pedang ini juga akan dilaporkan ke KPK, hari ini atau besok,” tandasnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto menambahkan, pemberian dari Kerajaan Arab Saudi tersebut merupakan cinderamata yang akan menjadi milik institusi Polri.
Berdasarkan foto yang diunggah di akun Instagram Divisi Humas Polri pedang emas itu berukuran mencapai satu meter. Dalam foto itu Kapolri dan Duta Besar Arab Saudi tengah memegang peti dari pedang emas tersebut.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email